Anda di halaman 1dari 12

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/43170034

EVALUASI SISTEM PERANGKUTAN SAMPAH


KOTA JEMBER

Conference Paper · November 2009


Source: OAI

CITATIONS READS

0 273

3 authors, including:

Nunung Nuring Hayati Sindu Widodo


Universitas Jember Texas Instruments Inc.
24 PUBLICATIONS 0 CITATIONS 12 PUBLICATIONS 39 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

GITEWS Project View project

All content following this page was uploaded by Nunung Nuring Hayati on 17 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

EVALUASI SISTEM PERANGKUTAN SAMPAH KOTA JEMBER


F.X. Dwi Susanto Nunung Nuring Hayati, ST., MT. Jojok Widodo S., ST., MT.
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Univ. Jember Fakultas Teknik Univ. Jember Fakultas Teknik Univ. Jember
Jl. Slamet Riyadi 62 Jember 68111 Jl. Slamet Riyadi 62 Jember 68111 Jl. Slamet Riyadi 62 Jember 68111
e-mail: nunung.nh@gmail.com e-mail: sofiwis@yahoo.co.id

ABSTRAK
Amount of garbage volumes proportional to level consumptionn every individual to used goods. DPU Cipta
Karya Kabupaten Jember can be reserve garbage transportation for Kecamatan Kaliwates equal to 39% from
amount arise garbages 141,37 m3 / day, for Kecamatan Patrang 26.6% from amount arise garbages 130,57 m3 /
day, and for Kecamatan Sumbersari 44.2% from amount arise garbages 154,19 m3 / day, less than goal
achievement of service coverage 60% resident. Intention of this research analyzes garbage transportation system
in Town of Jember. Method which used in analyze is transportation model and tree network analysis. Result of
research indicate that average of garbage transported in Kecamatan Kaliwates 55,28 m3/ day, pursuant to amount
arise yielded garbages can be compared to DPU Cipta Karya and city Planning of Jember only can transport
39,1% from amount arise garbages in Kecamatan Kaliwates. Average of garbage volume transported by
Kecamatan Patrang equal 34,73 m3. Base on amount of arise yielded garbages, garbage volume able to be
transported in Kecamatan Patrang only 26,6% from arise garbage that happened. Average of garbage volume
transported in Kecamatan of Sumbersari equal to 68,13 m3. Amount of arise garbages that happened, DPU
Cipta Karya and City Planning of Jember only can transport 44,18% arising garbage. According to target of
RPJMN. For the service of Town of Jember not yet reached target equal to 60% resident. Therefore, to be
earning target of RPJMN, need the existence of improvement garbage service. in this case is rising the
performance of garbages transportation in Jember city.
Keyword: transportation system, transportation model, tree network analysis.

1. PENDAHULUAN
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Menurut Hadnyanawati
(2003:1), sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Jumlah atau volume
sampah adalah sebanding dengan tingkat konsumsi setiap individu terhadap barang yang
digunakan.
Wilayah Kota Kabupaten Jember terdiri dari tiga kecamatan yaitu kecamatan Kaliwates,
Patrang, dan Sumbersari. Saat ini penanganan sampah kota Jember dilakukan oleh Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember. Kecamatan Kaliwates
memiliki luas wilayah 24,94 km2 dengan kepadatan penduduk 3.779,50 jiwa/km2, kecamatan
Sumbersari memiliki luas 37,05 km2 dengan kepadatan penduduk 2.774,64 jiwa/km2,
kecamatan Patrang 36,99 km2 dengan kepadatan penduduk 2.353,06 jiwa/km2 (Badan Pusat
Statistik Kabupaten Jember, 2008). Sampah dari tiga kecamatan tersebut seluruhnya dibuang
di TPA Kertosari, desa Kertosari Kecamatan Pakusari.
Data Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember Tahun 2008
menyebutkan jumlah armada pengangkutan sampah yang beroperasi yaitu 12 unit dump truck
dengan total ritasi adalah 18 ritasi/hari. Laju timbulan sampah per kecamatan adalah 1,5
liter/jiwa/hari, dengan jumlah timbulan sampah untuk kecamatan Kaliwates adalah 141,37
m3/hari, kecamatan Patrang 130,57 m3/hari dan kecamatan Sumbersari 154,19 m3/hari.
Sedangkan volume sampah terangkut untuk kecamatan Kaliwates adalah 55,27 m3/hari
(39%), kecamatan patrang 34.73 m3/hari (26.6%) dan untuk kecamatan Sumbersari 68,13
m3/hari (44.2%). Angka tersebut masih jauh dari sasaran utama kebijakan persampahan yang
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 – 2009 yaitu
pencapaian sasaran cakupan pelayanan 60% penduduk (Menteri Pekerjaan Umum, 2006).
Mengacu pada peraturan dan perundangan yang berlaku tentang sasaran utama kebijakan
persampahan guna meningkatkan volume sampah terangkut dengan mengoptimalkan fasilitas
yang telah ada, maka diperlukan suatu studi guna mengevaluasi sistem pengangkutan sampah

1392
Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

di Kota Jember sebagai langkah awal optimalisasi kebersihan lingkungan di Kabupaten


Jember.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Sampah perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan organik dan zat
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang timbul di kota (Departemen
Pekerjaan Umum, 2002).

2.1. Volume/Produksi Sampah


Produksi sampah domestik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
QsampahD = qsampah x ∑ P ........................ (1)
3
Dimana : QsampahD = volume/produksi sampah domestik suatu kota (m /hari)
qsampah = laju timbunan sampah (m3/hari)
∑P = jumlah populasi terlayani di area pelayanan (jiwa)
Menurut Tchobanoglous (1977:125) waktu yang dibutuhkan tiap trip adalah sama dengan
penjumlahan waktu pick up, at site, dan haul, dengan persamaan sebagai berikut:
THCS = PHCS + s + h . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)
Dimana : THCS = waktu tiap trip untuk HCS
PHCS = waktu pick up tiap trip untuk HCS
s = waktu at site tiap trip
h = waktu haul tiap trip
Jumlah trip yang dibutuhkan tiap hari dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan
berikut:
V
Nd = d . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
(v.r )
Dimana : Nd = jumlah trip pengumpulan tiap hari, trip/hari
Vd = tingkat penimbulan sampah harian, m3/hari
v = volume kendaraan pengumpul, m3/trip
r = rasio pemadatan

2.2. Model Transportasi


Ada sejumlah jenis persoalan linier yang dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur
perhitungan lain yang lebih efisien daripada metode simpleks. Salah satu diantaranya adalah
metode transportasi. Metode ini lebih efisien dalam memecahkan persoalan transportasi dan
persoalan penugasan, yang merupakan bentuk khusus dari persoalan transportasi (Levin, et al.
1995).

a1 C11;x11 b1
1 1
a2 b2
2 2
am bm
m n
Cmn;xmn
Sumber Tujuan
Gambar 1. Model Transportasi (Marpaung, 2006)

1393
Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

Persamaan matematis model transportasi adalah:


m n
Maks / Min..z = ∑ .∑ cij xij ........................ (4)
i =1 j −1

Dimana fungsi kendala:


n

∑x
j =1
ij ≤ ai i = 1, 2, 3, ..., m ........................ (5)
m

∑x
i =1
ij ≤ bj j = 1, 2, 3, ..., n ........................ (6)

xij ≥ 0 ........................ (7)


2.3. Pemilihan Rute
Dalam pemilihan rute ada salah satu tahapan yang cukup penting yaitu pembentukan pohon.
Pohon dapat juga digunakan untuk menghasilkan informasi pada saat pasangan Asal-Tujuan
sudah pasti memilih rute tertentu. Fasilitas ini sering disebut analisis ruas terpilih,
memungkinkan mengenali pengendara yang terpengaruh mengenai jaringan. Analisis jaringan
pohon dapat menggunakan metode all-or-nothing. Metode ini mengasumsikan bahwa
proporsi pengendara dalam memilih rute yang diinginkan hanya bergantung pada ciri fisik
setiap ruas jalan yang dilaluinya, dan tidak bergantung pada tingkat kemacetan (Tamin,
2000:290).

3. METODE PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja sistem perangkutan sampah eksisting
kota Jember. Metode yang digunakan dalam analisis data adalah model transportasi metode
kuantitatif. Pengambilan data dilakukan pada 14 transfer depo selama satu minggu yang
diasumsikan mewakili gambaran sistem pengangkutan sampah di kota Jember. Diagram alir
penelitian dapat dilihat pada gambar 2.

Data sekunder diperoleh dari data yang sudah ada sebelumnya yang didapat dari kantor Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Jember dan Badan Pusat Statistik Kabupaten
Jember. Data-data tersebut antara lain: volume timbulan sampah, jumlah penduduk kota
Jember, peta pelayanan pengangkutan sampah, dan lokasi transfer depo. Data primer
dilakukan dengan cara mendata secara langsung kondisi yang terjadi di lapangan. Survei yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah survei volume sampah terangkut kota Jember dan survei
waktu pengangkutan sampah mulai dari waktu pengambilan sampah, waktu pengangkutan
sampah, dan waktu pembuangan sampah.

1394
Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

MULAI Studi kepustakaan dan Observasi lapangan

Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan Data Primer

Karakteristik Sampah: Karakteristik Kendaraan: Karakteristik T. Depo:


Laju timbulan sampah Ukuran tipe (C) Volume sampah (V)
Jumlah penduduk Kecepatan kend. (v) Jarak Depo - TPA (d)

Analisis Timbulan Sampah: Analisis Rute


Karakteristik Operasional :
Timbulan sampah Pengangkutan Sampah
Waktu Tempuh per Trip Angkut (Rni)
Sasaran sampah terangkut dengan metode
Total Waktu Pengangkutan (Rnt)
Sampah terangkut All - or - nothing

Karakteristik Operasional Ya Eliminasi Rnt menjadi Rni


Rnt > Rmak
Jam Kerja ( Rmak ) dimana Rni < Rmak

Tidak

Daftar Rni

Urutkan nilai Rni,


Ambil nilai terbesar (Rni)

Hitung Rsi

Identifikasi Rsi+n

Rsi - S Rsi+n Tidak


Sudah minimal?

Ya

Rngab = Rni + S Rsi+n = Rmak


Ya

Tidak
Rni habis ?

Daftar Rngab

TBA = ?
Nilai SBA
(Total Biaya Angkut)

C1 C2 C3 Cx

TBA tot Kondisi optimal SELESAI

Gambar 2. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

1395
Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Analisis Timbulan Sampah
Data yang digunakan dalam analisis timbulan sampah menggunakan data sekunder dari Badan
Pusat Statistik Kabupaten Jember dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Jember dengan laju timbulan sampah tiap jiwa 1,5 liter/orang/hari dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Analisis Timbulan Sampah Kota Jember (m3)
No. Kecamatan Jumlah Laju Timbulan Jumlah timbulan
penduduk Sampah sampah (m3)
1 2 3 4 5
1 Kaliwates 94.248 0,0015 141,37
2 Sumbersari 102.794 0,0015 154,19
3 Patrang 87.049 0,0015 130,57
Jumlah 426,13
Sumber : Pengolahan data, 2009

Sesuai dengan sasaran RPJMN 2004-2009, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata
Ruang Kabupaten Jember wajib melayani 60% dari jumlah timbulan sampah yang terjadi,
yaitu untuk kecamatan Kaliwates adalah 85 m3, kecamatan Sumbersari adalah 92,51 m3 dan
kecamatan Patrang adalah 78,34 m3.
Volume sampah terangkut merupakan data kondisi eksisting yang diperoleh dari pencatatan
harian di masing-masing transfer depo. Survei yang dilakukan pada setiap transfer depo
selama satu mingggu diasumsikan mewakili gambaran volume sampah yang terangkut setiap
harinya. Hasil survei tersebut disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Volume Harian Sampah Terangkut (m3)
Nama Depo Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Rata2 Jml.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mangli 10,3 11,5 9 10,6 10 11,1 10,5 10,43
Mojopahit 5,5 6,2 4,6 6,3 5,1 6,1 6,6 5,77
Kenanga 5,2 5,5 5,3 3,8 4,8 4,9 4,1 4,80 55,28
GOR 5,3 6,8 6,6 6,9 6,8 6,1 7,6 6,59
Talangsari* 31,8 29,1 28,3 24,6 26,9 25,6 27,5 27,69
Wijaya Kusuma* 13,6 13,3 12,5 14,1 12,9 15,1 16 13,93
Manggar 11,8 11,5 9,8 10,5 9,8 10,3 9,3 10,43
34,73
Cendrawasih 3,6 3,8 3,7 3,3 4,2 3,9 3,7 3,74
Perum Patrang 6,3 6,9 6,2 6,9 5,7 7,3 7,1 6,63
Mastrip* 13,1 13 13,1 14,7 11,4 12,3 15,8 13,34
Sumbersari 14,8 14,6 14,9 13,3 13,2 13,9 13,9 14,09
Sukorejo 4,8 4,3 5 4,6 4,5 4,5 4,3 4,57 68,13
Kebonsari* 23,5 24 23,4 23,4 22,3 24,3 22,9 23,40
Muktisari 12,3 12,7 12,1 12,9 13,1 13,1 12,9 12,73
* : untuk 2 kali ritasi
Sumber : Pengolahan data, 2009

Dari hasil analisis volume sampah terangkut, diketahui bahwa volume rata-rata sampah
terangkut kecamatan Kaliwates per harinya adalah 55,28 m3, berdasarkan jumlah timbulan
sampah yang dihasilkan di kecamatan Kaliwates (tabel 1) maka dapat dibandingkan bahwa
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember hanya mampu
mengangkut 39,1% dari jumlah timbulan sampah yang ada di kecamatan Kaliwates. Volume
rata-rata sampah terangkut kecamatan Patrang sebesar 34,73 m3. Berdasarkan jumlah
timbulan sampah yang dihasilkan di kecamatan Patrang, maka volume sampah yang dapat
terangkut di kecamatan Patrang hanya 26,6% dari timbulan sampah yang terjadi. Volume
1396
Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

rata-rata sampah terangkut kecamatan Sumbersari sebesar 68,13 m3. Dari jumlah timbulan
sampah yang terjadi, DPU Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember hanya mampu
mengangkut 44,18% timbulan sampah.
Sesuai dengan sasaran RPJMN tersebut, kota Jember belum mencapai sasaran cakupan
pelayanan sebesar 60% penduduk. Oleh karena itu, agar dapat terwujud sasaran RPJMN
tersebut, diperlukan adanya peningkatan pelayanan sampah dalam hal ini adalah peningkatan
kinerja pengangkutan sampah kota Jember.
4.2. Analisis Rute Pengangkutan Sampah
Metode yang digunakan dalam menganalisis rute pengangkutan sampah adalah metode all-or-
nothing. Metode ini mengasumsikan bahwa setiap rute yang dilalui oleh kendaraan memiliki
bobot yang sama dan tidak dipengaruhi oleh efek tundaan. Nilai yang digunakan sebagai
bobot dalam perhitungan adalah jarak tempuh dan waktu tempuh kendaraan. Sebagai
pembanding, digunakan pula alternatif-alternatif rute yang dapat dilalui kendaraan. Rute-rute
pengangkutan dibentuk menjadi sebuah jaringan yang terdiri dari beberapa simpul yang
menghubungkan antara tempat asal dan tujuan.
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa tidak semua rute eksisting
pengangkutan sampah kota Jember yang ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya
dan Tata Ruang kabupaten Jember memiliki lintasan efektif (lintasan terpendek). Dari
perbandingan antara rute eksisting dengan rute alternatif yang dibuat, diketahui bahwa
kendaraan bernopol P 9982 LM dan P 9976 N memiliki lintasan terpendek pada rute alternatif
daripada rute eksisting. Hasil analisis rute pengangkutan sampah menggunakan metode all-or
nothing dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Analisis Rute Pengangkutan Sampah dengan Metode All-or-nothing
No. Kendaraan Rute Pengangkutan Transfer depo Jarak (km) Keterangan
1 2 3 4 5 6
1. P 8004 QP Ma – 1 – 2 – 3 – TPA Mangli 17,5 Eksisting
2. P 9994 LM Mo – 1 – 2 – 3 – 4 – TPA Mojopahit 15,3 Eksisting
3. L 9634 CH K – G – 4 – 5 – 3 – TPA Kenanga, GOR 17,8 Eksisting
4. P 8020 TP T – 1 – 2 – 3 – TPA Talangsari 12,4 Eksisting
5. P 8021 QP W – 1 – 2 – TPA Wijaya Kusuma 11,8 Eksisting
6. P 9982 LM M – 1 – 5 – 6 – 3 – TPA Manggar 13,0 Alternatif III
7. P 9979 N C – P – 1 – 2 – TPA Cendrawasih, Patrang 11,3 Eksisting
8. P 9978 N M – 1 – 2 – 3 – TPA Mastrip 10,7 Eksisting
9. P 8003 RP Sbr – Skr – TPA Sumbersari, Sukorejo 8,1 Eksisting
10. P 8020 SP K – 1 – 2 – 3 – TPA Kebonsari 10,6 Eksisting
11. P 9976 N M – 1 – 2 – 3 – 4 – TPA Muktisari 11,0 Alternatif I
Keterangan : 1, 2, 3, .... merupakan titik simpul (lihat lampiran 8)
Sumber : pengolahan data, 2009
4.3. Analisis Sistem Pengangkutan Sampah
Data yang digunakan dalam analisis pengangkutan sampah adalah data primer yang diperoleh
pada waktu survei waktu kendaraan pengangkut sampah melakukan satu kali ritasi. Survei
yang dilakukan pada setiap transfer depo selama satu mingggu diasumsikan mewakili
gambaran pengangkutan sampah setiap harinya. Hasil survei tersebut disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Total Waktu dalam Satu Ritasi (Jam)
No DEPO Jarak (km) Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Rata2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Mangli 17,5 3,77 3,82 3,83 3,77 3,64 3,78 3,77
2 Mojopahit 15,3 3,88 3,84 3,88 3,85 3,70 3,86 3,84
3 Kenanga 11,6 0,94 0,92 0,98 0,93 0,91 0,89 0,93
4 GOR 14,4 2,85 2,78 2,83 2,75 2,71 2,85 2,79
5 Talangsari 12,4 2,68 2,66 2,68 2,68 2,67 2,64 2,67
6 Wijaya Kusuma 12,0 2,95 2,92 2,85 2,96 2,86 2,86 2,90

1397
Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

7 Mastrip 10,7 3,13 3,06 3,13 3,15 3,01 3,08 3,09


8 Sumbersari 8,1 0,81 0,83 0,83 0,78 0,79 0,78 0,80
9 Sukorejo 6,1 0,92 0,91 0,92 0,87 0,91 0,89 0,91
10 Manggar 13,4 3,12 3,06 3,06 3,02 2,99 3,44 3,11
11 Cendrawasih 11,3 1,02 0,95 0,97 0,93 0,93 0,97 0,96
12 Patrang 9,2 1,97 1,92 1,95 1,90 1,85 1,90 1,91
13 Kebonsari 8,48 2,49 2,48 2,48 2,49 2,48 2,49 2,48
14 Muktisari 14,5 3,06 3,05 3,03 3,03 3,05 3,04 3,04
Sumber : Pengolahan data, 2009

Analisis pengangkutan sampah dalam penelitian ini menggunakan model transportasi. Sistem
pengangkutan sampah kondisi eksisting menggunakan tipe transfer depo. Perhitungan jam
operasional untuk kondisi eksisting Rmaks diasumsikan 8 jam operasional.

500
450
Satuan Biaya Angkut

400
350
(Rp/km/m3)

300 V = 40 km/jam
250 V = 30 km/jam
200 V = 25 km/jam
150
100
50
0
8 10 12 14 16
Ukuran Tipe Kendaraan (C)

Gambar 1. Grafik Hubungan Ukuran Tipe Kendaraan (C) dan Satuan Biaya Angkut
(Marpaung, 2006)

Tabel 5. Perhitungan Kendaraan Kecamatan Kaliwates (Rmaks = 8 jam operasional)


Jarak Volume Bak V/ Jumlah Waktu tempuh per trip Total Total
No DEPO
( km) Sampah (m3) K Trip Trip 1 Trip 2 Trip 3 waktu Truk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kenanga 11,6 4,8 8 0,6 1 0,93 - - 0,93 1
2 Talangsari 12,4 27,69 8 2,8 2 - 2,5 2,5 5 1
3 GOR 14,4 6,59 8 0,8 1 2,79 - - 2,79 1
4 Mojopahit 15,3 5,77 8 0,7 1 3,84 - - 3,84 1
5 Mangli 17,5 10,43 8 1,3 1 - 3,77 - 3,77 1
55,28 6 7,56 6,27 2,5 16,65 5
Sumber: Pengolahan data, 2009

Tabel 5 merupakan hasil perhitungan sistem pengangkutan sampah kondisi eksisting


kecamatan Kaliwates. Kolom 3 menunjukkan nilai jarak dari transfer depo ke TPA. Kolom 4
menunjukkan volume sampah terangkut dari transfer depo. Kolom 5 menunjukkan kapasitas
bak truk pengangkut sampah. Kolom 6 merupakan nilai dari perbandingan antara volume
sampah dengan kapasitas angkut. Kolom 7 merupakan nilai realisasi dari nilai pada kolom 6.
Kolom 8, 9, dan 10 merupakan nilai waktu tempuh per trip dari transfer depo ke TPA yang
merupakan nilai dari fungsi kendala dalam model transportasi. Kolom 11 menunjukkan total
waktu tempuh dalam sehari. Kolom 12 menunjukkan jumlah kendaraan yang beroperasi. Nilai
pada kolom 5 dan 7 akan digunakan untuk menentukan nilai cs, selain nilai pada kolom 5 dan
7, digunakan pula nilai Satuan Biaya Angkut dengan menggunakan pendekatan grafik
hubungan ukuran tipe kendaraan dengan satuan biaya angkut.

1398
Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

Dari pengamatan di lapangan tentang karakteristik kendaraan pengangkut sampah dan


pemilihan rute yang sebagian besar melewati jalan perkotaan, maka kendaraan pengangkut
sampah di kota Jember dengan kapasitas 8 m3 cenderung beroperasi dengan kecepatan 25
km/jam sehingga satuan biaya angkut diasumsikan Rp 500,00/km/m3.
Nilai pada kolom 5 dan 7 dari tabel 4 disubstitusikan pada persamaan sebagai berikut:
c s = SBAxkapasitasxjumlahtrip
c1 = 500 x8 x1 = 4000
Sesuai dengan contoh perhitungan persamaan diatas, maka diperoleh nilai c1 = Rp 4.000,00
/km, c2 = Rp 8.000,00 /km, c3 = Rp 4.000,00 /km, c4 = Rp 4.000,00 /km, dan c5 = Rp 4.000,00
/km. Nilai c1, c2, c3, c4, dan c5 serta nilai pada kolom 3 sebagai nilai ΣTt kemudian
disubstitusikan ke dalam persamaan sebagai berikut:
z = c1 .∑ Tt 1 + c 2 .∑ Tt 2 + c 3 ∑ Tt 3 + c 4 ∑ Tt 4 + c 5 ∑ Tt 5

z = ( 4000 .11,6 ) + (8000 .12 , 4 ) + ( 4000 .14 , 4 ) + ( 4000 .15 ,3) + ( 4000 .17 ,5 )
z = 46400 + 99200 + 57600 + 61200 + 70000
z = 334400
Nilai persamaan sebesar Rp. 334.400,00 merupakan nilai biaya operasional pengangkutan
sampah kondisi eksisting di kecamatan Kaliwates. Biaya tersebut kemudian ditambahkan
dengan biaya pengambilan sampah sebesar Rp. 200.000,00 sehingga total biaya operasional di
kecamatan Kaliwates adalah Rp. 534.400,00 /hari.
Tabel 6. Perhitungan Kendaraan Kecamatan Patrang (Rmaks = 8 jam operasional)
Jarak Volume Bak V/ Jumlah Waktu tempuh per trip Total Total
No DEPO
( km) Sampah ( m3 ) K Trip Trip 1 Trip 2 Trip 3 waktu Truk
1 Perumnas 9,2 6,63 8 0,8 1 1,91 - - 1,91
1
2 Cendrawasih 11,3 3,74 8 0,5 1 - 0,96 - 0,96
3 Wijaya K. 11,8 13,93 8 1,7 2 2,9 2,9 - 5,8 1
4 Manggar 13,4 10,43 8 1,3 1 3,11 - - 3,11 1
34,73 5 7,92 3,86 11,78 3
Sumber: Pengolahan data, 2009

Tabel 6 merupakan hasil perhitungan sistem pengangkutan sampah kondisi eksisting


kecamatan Patrang. Nilai pada kolom 5 dan 7 disubstitusikan ke dalam persamaan sebagai
berikut:
c s = SBAxkapasitasxjumlahtrip
c1 = 500 x8 x1 = 4000
Sesuai dengan contoh perhitungan persamaan diatas, maka diperoleh nilai
c1=Rp 4.000,00/km, c2=Rp 4.000,00/km, c3=Rp 8.000,00/km, c4=Rp 4.000,00/km. Nilai c1,
c2, c3, dan c4, serta nilai pada kolom 3 sebagai nilai ΣTt kemudian disubstitusikan ke dalam
persamaan sebagai berikut:
z = c1 .∑ Tt 1 + c 2 .∑ Tt 2 + c 3 ∑ Tt 3 + c 4 ∑ Tt 4

z = ( 4000 .9 , 2 ) + ( 4000 .11,3) + (8000 .11,8 ) + ( 4000 .13 , 4 )


z = 36800 + 45200 + 94400 + 53600
z = 230000
Nilai persamaan sebesar Rp. 230.000,00 merupakan nilai biaya operasional pengangkutan
sampah kondisi eksisting di kecamatan Patrang. Biaya tersebut kemudian ditambahkan
dengan biaya pengambilan sampah sebesar Rp. 128.000,00 sehingga total biaya operasional di
kecamatan Patrang adalah Rp. 358.000,00 /hari.
1399
Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

Tabel 7. Perhitungan Kendaraan Kecamatan Sumbersari (Rmaks = 8 jam operasional)


Jarak Volume Bak V/ Jumlah Waktu tempuh per trip Total Total
No DEPO
( km) Sampah ( m3 ) K Trip Trip 1 Trip 2 Trip 3 waktu Truk
1 Sukorejo 6,1 4,57 8 0,6 1 0,91 - - 0,91 1
2 Sumbersari 8,1 14,09 8 1,8 1 0,8 - - 0,8
3 Kebonsari 8,48 23,4 8 2,9 2 - 2,48 2,48 4,96 1
4 Mastrip 10,7 13,34 8 1,7 2 3,09 3,09 - 6,18 1
5 Muktisari 14,5 12,73 8 1,6 1 3,04 - - 3,04 1
68,13 7 7,84 5,57 2,48 15,89 4
Sumber: Pengolahan data, 2009

Tabel 7 merupakan hasil perhitungan sistem pengangkutan sampah kondisi eksisting


kecamatan Sumbersari. Nilai pada kolom 5 dan 7 disubstitusikan ke dalam persamaan sebagai
berikut:
c s = SBAxkapasitasxjumlahtrip
c1 = 500 x8 x1
c1 = 4000
Sesuai dengan contoh perhitungan persamaan 3.1 diatas, maka diperoleh nilai c1=Rp
4.000,00/km, c2=Rp 4.000,00/km, c3=Rp 8.000,00/km, c4=Rp 8.000,00/km, dan c5=Rp
4.000,00/km. Nilai c1, c2, c3, c4, dan c5 serta nilai pada kolom 3 sebagai nilai ΣTt kemudian
disubstitusikan ke dalam persamaan sebagai berikut:
z = c1 .∑ Tt1 + c2 .∑ Tt 2 + c3 ∑ Tt 3 + c4 ∑ Tt 4 + c5 ∑ Tt 5

z = (4000.6,1) + (4000.8,1) + (8000.8,48) + (8000.10,7) + (4000.14,5)


z = 24400 + 32400 + 67840 + 85600 + 58000
z = 268240
Nilai persamaan sebesar Rp. 268.240,00 merupakan nilai biaya operasional pengangkutan
sampah kondisi eksisting di kecamatan Sumbersari. Biaya tersebut kemudian ditambahkan
dengan biaya pengambilan sampah sebesar Rp. 140.000,00 sehingga total biaya operasional di
kecamatan Sumbersari adalah Rp. 408.240,00 /hari.
Tabel 8. Rekapitulasi Total Biaya Operasional
Tipe Transfer Depo
No Kecamatan Volume sampah Total Biaya Operasi/hari
%
(m3) (Rp)
1. Kaliwates 55,27 39,1 534.400,-
2. Patrang 34,78 26,6 358.000,-
3. Sumbersari 68,13 44,2 408.240,-
1.300.640,-
Sumber: Pengolahan data, 2009

Tabel 8 menyajikan rekapitulasi hasil perhitungan dari tabel 5 hingga tabel 7. Diketahui
bahwa volume sampah terangkut untuk kecamatan Kaliwates memiliki selisih 29.75 m3 atau
35% dari total sampah yang harus diangkut Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Kabupaten Jember yaitu 85,02 m3.
Volume sampah terangkut untuk kecamatan Patrang memiliki selisih 43,56 m3 atau sebesar
55,6% dari total sampah yang harus diangkut oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Kabupaten Jember yaitu 78,43 m3.

1400
Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

Berdasarkan tabel 8, volume sampah terangkut untuk kecamatan Sumbersari memiliki selisih
24,38 m3 atau sebesar 26,35% dari total sampah yang harus diangkut oleh Dinas Pekerjaan
Umum dan Tata Ruang Kabupaten Jember yaitu 92,51 m3.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa:
a. saat ini, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Jember hanya
melayani timbulan sampah kota Jember masing – masing untuk kecamatan Kaliwates,
Patrang, dan Sumbersari adalah 55,28 m3 (39,1%), 34,73 m3 (26,6%), dan 68,13 m3
(44,18%).
b. Kinerja sistem pengangkutan sampah kota Jember saat ini masih belum optimal.
c. Tidak semua rute eksisting pengangkutan sampah kota Jember yang ditangani oleh Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang kabupaten Jember memiliki lintasan efektif
(lintasan terpendek). Dari perbandingan antara rute eksisting dengan rute alternatif yang
dibuat, diketahui bahwa kendaraan bernopol P 9982 LM dan P 9976 N memiliki lintasan
terpendek pada rute alternatif daripada rute eksisting.
6. SARAN
a. Perlu ditingkatkan optimalisasi kebersihan lingkungan oleh DPU Cipta Karya dan Tata
Ruang Kabupaten Jember dengan pengoptimalan sistem pengangkutan sampah di kota
Jember sehingga sasaran kebijakan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2004-2009 tercapai.
b. Perlunya analisis tambahan mengenai sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat
sehingga di masa mendatang masyarakat sendiri dapat bertanggung jawab terhadap
kebersihan dan pengelolaan sampah di lingkungannya sampai dengan transfer depo,
sehingga keterbatasan sumber daya yang ada pada DPU Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Jember dapat terbantu.
7. UCAPAN TERIMA KASIH
a. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala DPU Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Jember beserta staf, atas dukungan data selama pelaksanaan kegiatan
penelitian.
b. Terima kasih pula disampaikan kepada Bapak Sonya Sulistyono, ST., MT. atas masukan-
masukannya dalam pelaksanaan analisis selama pelaksanaan penelitian.
8. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum. 1990, SK SNI T-13-1990-F tentang Tata Cara Pengelolaan
Teknik Sampah Perkotaan,Yayasan LPMB, Bandung.
Hadnyanawati, H. 2003, Diktat Mata Kuliah IKGM dan IKGPI Pengelolaan Sampah,
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Jember.
Levin, Rubin, Stinson, Gardner. 1995. Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif
(Quantitative Approaches to Management). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Marpaung, H. S. M. 2006, Model Permasalahan Transportasi Antara Beberapa Sumber
dan Satu Tujuan; Studi Kasus Transportasi Angkutan Sampah. Jurnal Natur
Indonesia 9(1). 20 Juli 2006,Universitas Riau, Riau.
Tamin, O. Z. 1997, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Tchobanoglous, George, Thiessien, Hilary, Eliassen, Rolf. 1977, Solid Waste Engginering
Principles and Management Issues. Mc. Graw Hill Kogakusha Ltd, Tokyo.
Departemen Pekerjaan Umum. 2002, SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik
Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan [serial online].
http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/pdf/SNI19-2454-2002.pdf
[16 Oktober 2008]

1401
Simposium Nasional FSTPT XII, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 Nopember 2009

Menteri Pekerjaan Umum. 2006, Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem
Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP). [Serial online]
http://ciptakarya.pu.go.id
[16 Oktober 2008]

1402

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai