XII
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal I
PENJELASAN PEKERJAAN
1.2.2. Unsur penunjang lain yang tidak termasuk namun erat hubungannya
dengan pekerjaan tersebut (Biaya Pajak dan Ijin Membangun dan lain-
lain).
1.2.3. Seluruh pelaksanaan pekerjaan termasuk penyediaan bahan-bahan,
peralatan dan tenaga kerja.
Spesifikasi Teknis
1
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Rencana Kerja :
Spesifikasi Teknis
2
2.3.3.Pada tempat tertentu harus dibuat tugu patokan dasar (peil 0,00) yang
terbuat dari balok beton ukuran penampang 20x20 cm2 dengan
menancap kuat ke dalam tanah (agar tidak berubah letak maupun
ketinggiannya).
2.3.4.Bouwplank dari papan kayu kelas II (tebal minimun 2 cm) permukaan
atas diserit rata, kering dan lurus selama penggunaannya. Pada setiap
jarak maksimum 1,5 m papan bouwplank dipakukan pada balok kayu
5/7 atau kayu dolken yang ditancapkan kuat ke dalam tanah. Selama
penggunaan bouwplank harus dijaga kestabilannya dari pengaruh
perubahan/pergeseran letak (akibat tumpukan galian tanah dan
sebagainya).
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN
b. Macam Pekerjaan
1. Perataan tanah dimana akan didirikan bangunan,
jalan, pengerasan, landscaping dan struktur site lainnya.
2. Melengrangka GRCi dan menyediakan tenaga kerja
terlatih, equipment dan peralatan yang diperlukan untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3. Menyusun rencana kerja secara grafis yang disertai
penjelasan-penjelasan tentang jenis, kualitas dan rangka
Spesifikasi Teknis
3
GRCasitas equipment yang akan digunakan, metode kerja, cara
pengangkatan dan distribusi tanah dari tempat-tempat
penimbunan dan penyimpanan, lokasi gedung-gedung, los kerja
yang digolongkan dalam tingkatan keterampilan.
4. Mengerjakan penyaluran (stripping) dan drainage
sementara untuk menjaga erosi, memperbaiki keadaan tanah
bangunan (jika perlu), membentuk muka permukaan tanah
(grading) menurut garis-garis kedalaman, ketinggian dan
kemiringan sesuai dengan gambar rencana.
5. Mengadakan koordinasi kerja sebaik-baiknya dengan
pekerjaan lain yaitu :
- Pekerjaan tanah untuk struktur
- Pekerjaan galian/urugan tanah untuk utilitas.
Persyaratan
Spesifikasi Teknis
4
lapisan penutup, seperti uraian diatas sesuai dengan
instruksi konsultan pengawas dan biaya yang diakibatkan
dianggap telah termasuk dalam kontrak dan tidak akan
diajukan sebagai tambahan biaya.
1.3. Humus dinyatakan sebagai setiap lapisan tanah yang
langsung berada diatas permukaan tanah dapat berisi
atau berubah warna oleh akar atau bahan organis lainnya
menurut pendapat konsultan pengawas akan
mempengaruhi stabilitas dan setiap bangunan yang akan
dibangun diatas tanah sesudah pembersihan halaman,
lapisan atas, tanah liat, tumbuh-tumbuhan dan lumpur
harus dihilangkan.
1.4. Bilamana lapisan humus telah digali dan cocok untuk
digunakan sebagai bahan lapisan lereng-lereng, sisi-sisi,
humus tersebut harus dikumpulkan dulu untuk digunakan
kembali. Sisa tanah humus harus diambil dan dibuang
keluar halaman, pembuangan dan pengangkutan adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor. Biaya apapun untuk
pembuangan dan pengangkutan dianggap sudah
termasuk dalam kontrak.
1.5. Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan
panjang kedalaman, kemiringan dan lingkungan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan atau seperti
diperlukan untuk pemindahan tanah macam apapun yang
ada dan tidak dibutuhkan serta galian tanah tersebut
akan digunakan baik untuk urugan atau dibuang
tergantung instruksi konsultan pengawas.
1.6. Persetujuan terhadap pengambilan tanah. Semua tempat
pengambilan tanah untuk memenuhi kebutuhan tanah,
pekerjaan pengurugan seluruhnya harus dari kualitas
yang sama hanya dipakai jika ada persetujuan dari
konsultan pengawas terlebih dahulu.
Kontraktor harus memberikan keterangan yang
lengrangka GRC kepada konsultan pengawas tentang
Spesifikasi Teknis
5
jumlah, kualitas dan keragaman dari tempat penggalian
yang dimaksud, sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari
sebelum mulai penggalian ditempat dan harus
menyerahkan kepad konsultan pengawas contoh-contoh
tanah yang diambil dari tempat tersebut menurut cara
yang disetujui.
b. Pekerjaan Urugan
1. Setelah lapisan tanah dikupas, daerah bangunan tersebut harus
dipadatkan hingga mencapai 40 % maksimum, kepadatan
maksimum paling sedikit sedalam 15 cm sebelum urugan
dilaksanakan.
2. Untuk daerah bukan bangunan, sebelum pelaksanaan harus
digiling mencapai 80 % kepadatan maksimum sedalan 15 cm
guna memanfaatkan kembali kerusakan tanah akibat
pengurugan.
3. Untuk dapat menentukan kadar air optimum dan jumlah gilasan
yang dibutuhkan guna mencapai kepadatan harus dilakukan
“pemadatan percobaan” dengan bahan timbunan dan equipment
yang akan digunakan.
Spesifikasi Teknis
6
3. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan membuat
“bertangga” pada lereng tersebut untuk memberikan kaitan yang
kokoh terhadap tanah urugan.
4. Pemadatan subgrade khusus termasuk pasir kerikil, dan batu
atau seluruhnya dipadatkan hingga mencapai 90 % kepadatan
maksimum, ini meliputi semua daerah (bangunan dan bukan
bangunan) untuk jalan pengerasan aspal dan dibawah medan,
didalam batas areal yang harus dilaksanakan.
d. Pembukaan Muka Tanah (Finish grading)
1. Muka tanah dimana bangunan akan berdiri diatasnya harus
dibentuk dengan rata dan baik sesuai dengan garis ketinggian
atau kedalaman menurut gambar rencana.
2. Daerah-daerah yang akan menerima slabs, basecourt atau
pengerasan pembentukan muka terakhir tidak bolah
menyimpang dari 1,5 cm dari ketinggan yang ditetapkan.
3. Daerah yang akan ditanami atau dibiarkan terbuka,
penyimpangannya tidak boleh lebih dari 3 cm dari ketinggian
yang ditentukan.
4. Untuk mencegah longsor dan erosi harus dibuatkan parit
sementara dan dibuat dengan kemiringan 2 %.
e. Pengawasan Pekerjaan
1. Selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus diadakan
tindakan pencegahan baik terhadap genangan air sekitar area
yang dapat menyebabkan terjadinya erosi, pencegahan ini
termasuk pembuatan tanggul-tanggul dan parit-parit sementara,
sumur-sumur penampung, pompa air dan tindakan lain yang
dapat diterapkan guna mencegah pekerjaan atau penundaan
pekerjaan, termasuk pencegahan masuknya air hujan atau air
tanah dari daerah sekitarnya dan sebagainya.
2. Kontraktor harus menjaga kerusakan semua sarana umum yang
masih digunakan seperti saluran air dan air minum, gas, listrik
dan lain-lain yang dijumpai. Bila sampai terjadi kerusakan
Spesifikasi Teknis
7
kontraktor harus memperbaiki atau bila karena terdapatnya
sarana-sarana itu kelancaran pekerjaan akan terganggu, harus
memindahkannya tanpa adanya biaya tambahan.
3.2. Pekerjaan Tanah Untuk Struktur
a. Bahan
Semua bahan pekerjaan tanah halaman.
b. Macam Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, equipment dan bahan-bahan untuk pekerjaan
galian urugan kembali struktur sesuai dengan gambar rencana.
c. Syarat Pelaksanaan
1. Pengukuran dan Pengupasan
Sisa-sisa kayu, akar, batu-batuan dan unsur-unsur pengganggu lainnya
harus disingkirkan dan dikeluarkan sebelum dilakukan pengupasan
tanah lapisan bagian teratas (top soil) daerah yang akan dibangun
hingga minimal 1 meter diluar garis rabat harus dikupas sedalam 20 cm
(kedalaman retak) untuk tanah dikupas ledeng sedang untuk hasil
kupasan ini hanya boleh untuk mengurug daerah-daerah rendah yang
tidak akan didirikan bangunan diatasnya(fungsi taman).
2. Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil maka lapisan atas ini harus
digali sampai kedalaman tertentu dan diganti dengan tanah yang baik
atau pasir dan batu yang dipadatkan dengan menggunakan stamper.
d. Pembentukan Muka Tanah
a. Muka tanah dimana akan didirikan bangunan diatasnya harus
dibentuk dengan rata menurut garis-garis dan ketinggian yang
ditentukan didalam gambar rencana.
b. Pada pembentukan tanah yang bertangga atau akibat dari perataan
terjadi suatu talud (tebing) maka harus diusahakan pengamanan
pada tebing yang rawan untuk mencegah terjadinya longsoran dan
Spesifikasi Teknis
8
harus diusahaka pengamanan pula agar air hujan / air tanah tidak
melimpah kedaerah bangunan yang lebih rendah dengan kata lain
daerah kerja harus selalu bebas banjir.
c. Galian Tanah
1. Galian tanah digunakan untuk semua pasangan struktur
pondasi dan semua pasangan lainnya dibawah tanah seperti rollag atau
sloof pengalasan lantai, semua saluran-saluran, septictank dan
pembebasan penanaman pohon dan lain-lain yang nyata-nyata harus
dilakukan sesuai dengan rencana gambar.
2. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang
ditentukan dan ini bila terjadi pengurugan kembali harus dilakukan
dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari
Pemberi Tugas.
3. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat didalam
atau didekat tanah galian seperti akar atau tunas pohon, sisa kayu,
bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagainya harus segera
dikeluarkan dan disingkirkan.
4. Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor
pemborong harus mengadakan tindakan pencegahan dengan
memasang papan-papan penahan atau cara lainnya dan untuk tanah
yang berlumpur maka harus dipasang kayu racuk (perancah),
kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah dengan alasan
apapun menjadi tanggungan kontraktor.
f. Urugan Tanah
Spesifikasi Teknis
9
2. Sebelum pekerjaan lantai dipasang, lapisan harus dipadatkan dengan
diberi air dan diratakan.
3. Pasir urugan dibersihkan dari akar-akar dan kotoran lainnya.
4. Untuk semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus
dipakai tanah yang bersih dari tanaman-tanaman, akar-akaran,
brangkal-brangkal, puing-puing dan segala macam kotoran lainnya.
Pasal 4
URUGAN DAN PEMADATAN
Spesifikasi Teknis
10
Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan dan ditempatkan pada
daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh Konsultan
Pengawas. Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus
dengan cara stripping setebal + 30 cm.
6.3. PENGURUGAN.
6.3.2. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat
membusuk, sisa bongkaran, dan atau yang dapat
mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urugan dapat diambil
dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang
tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut di atas dan
atau telah disetujui Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis
11
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus
dihilangkan dengan dikeruk, sebelum pekerjaan pengurugan
dimulai.
Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus
dikeringkan.
6.4. PEMADATAN.
Spesifikasi Teknis
12
6.4.3. Kontraktor / Pemborong harus menetukan jenis ukuran dan
berat dari alat yang paling sesuai untuk pemadatan bahan
urugan yang ada.
Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
Spesifikasi Teknis
13
Pasal 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG
.1 LINGKUP PEKERJAAN
3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang akan
terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.
Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh PBI 1971
Dalam hal ini direksi Proyek / Pengawas harus diberitahu terlebih dahulu.
Spesifikasi Teknis
14
4.2 BAHAN
4.2.2 Semen
Semen merupakan material yang bersifat pozzolanik yang mampu mengikat bahan
lain. Bahan pengikat atau matrik dalam beton biasa disebut pasta sedangkan dalam
ferosemen lebih dikenal sebagai mortar, yang merupakan campuran semen portland
dan pasir. Beberapa macam semen telah dikembangkan untuk mendapatkan
ketahanan beton dan mortar yang lebih baik pada kondisi sekeliling yang berbeda-
beda.
Semen yang digunakan untuk penelitian ini adalah semen PC tipe I. Tipe ini
merupakan semen untuk kegunaan secara umum tanpa persyaratan khusus dan
tidak ditujukan untuk konstruksi yang lebih banyak mendapat serangan senyawa
sulfat dalam tanah, air tanah, air laut dan konstruksi yang menerima kenaikan
temperatur yang tinggi pada hidrasi. Semen tipe I lebih sesuai untuk keadaan
sekeliling yang mengandung kadar sulfat rendah dan lebih sering digunakan pada
iklim yang panas karena panas yang ditimbulkan selama hidrasi tidak sebanyak
yang ditimbulkan tipe lain.
a. Digunakan Portland Cement Type I menurut NI-8 tahun 1972 dan
memenuhi S-400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
Spesifikasi Teknis
15
b. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu
zak semen, tidak diperkenankan untuk digunakan sebagai bahan campuran.
c. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab maka alas semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan semen paling
tinggi 2 m.
Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada
agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam keras, bebas dari bahan-bahan organik,
lumpur dan kotoran (sampah) serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam standar ASTM C-33, PBI - 1971
dan SK-SNI 1991 telah diuji di laboraturium bahan.
Pasir merupakan pasir dengan gradasi seimbang dengan nilai modulus kehalusan
(FM = Finness Modulity) = 2 s/d 3 dan tidak mengandung lumpuh ataupun bahan
organik lain lebih dari 5 %.
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971 dan telah diuji di laboratorium
bahan. Pemilihan gradasi kerikil harus diperhatikan agar masuk ke dalam sepasi
tulangan dan di sarankan menggunakan kerikil 1 : 3
Spesifikasi Teknis
16
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material
yang tepat.
Direkomendsikan kerikil yang mempunyai tektur terpecah (kerikil dari batu gunung)
pada semua bidang yang ada.
4.2.5 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Besi beton yang digunakan terdiri besi untuk tulangan struktur utama balok, kolom,
pondasi besi ulir berkarakteristik fy = 400 Mpa atau U-40 dan sengkang terbuat dari
besi polos bercap karakteristik fy = 240 Mpa atau U-24 Krakatau Steel. Apabila ada
kejanggalan dalam gambar mengenai pemakaian besi akibat dengan pelambangan
yang berbeda harus dikonfirmasikan dengan konsultan pengawas. Kontraktor tidak
diperkenankan mengganti ukuran besi atau menurunkan diameter pemakian besi.
Besi beton yang telah tertutup dengan adukan kering atau bahan lain untuk
pelaksanaan pengecoran lanjutan harus dibersihkan dulu dan dipastikan bahwa
adukan tersebut dapat menempel pada besi.
Spesifikasi Teknis
17
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
di udara terbuka dalam jangka waktu panjang yang dapat menyebabkan perlemahan
bahan.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan:
Spesifikasi Teknis
18
d) Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton
harus menggunakan plywood ketebalan minimum 15 mm tipe 1 (WBT) atau
plat baja ketebalan minimum 1 mm, balok 5/7, 6/10 dolken 8-12 cm atau
bahan-bahan lainnya yang disetujui oleh Direksi.
e) Kontraktor harus menyerahkan perencanaan dan data-data
teknis untuk penggunaan slip form 3 hari sebelum pelaksanaan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan; pengusulan sub kontraktor spesialis /
nominted harus disertai supporting data dari perusahaan yang
bersangkutan / referensi untuk pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.
a) Definisi
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan Dan beton yang belum
mengeras. Kontraktor harus mengajukan perancangan perhitungan dan
gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi. Segala biaya yang
perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pekerjaannya harus
sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
b) Pelaksanaan
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar
dari bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri
harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor
harus memperhitungkan dalam membuat langkah-langkah persiapan yang
perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya-gaya yang bekerja
padanya sedemikian rupa hingga pada akhir-akhir pekerjaan beton,
permukaan dan pentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan
bentuk yang seharusnya. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang
bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal itu tidak
diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran
beton berlangsung menunjukkan tanda-tanda penurunan yang berlebihan
sehingga menurut Direksi hal itu menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai
dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membiayakan
dari segi konstruksi, maka pengawas proyek yang ditunjuk oleh Pemberi
Spesifikasi Teknis
19
Tugas dapat memerintahkan untuk membeongkar pekerjaan beton yang
sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat
perancah tersebut dianggap cukup kuat. Biaya rancangan dan sistem
pondasinya atau sistem lainnya secara detail, termasuk perhitungannya,
harus diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk oleh Direksi untuk disetujui
dan dikerjakan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar
rancangan tersebut disetujui.
c) Pembongkaran
Sehubungan dengan beban pelaksanaan maka beban pelaksanaan harus
didukung oleh struktur-struktur penunjangannya dan untuk itu kontraktor
harus melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan
pembongkaran perancah.
d) Perancangan Perancah
Beban untuk didesain perancah didasarkan pada ACI – 347
Spesifikasi Teknis
20
4.3 PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus 15
x 15 x 15 cm atau silinder yang mempunyai ukuran tinggi 2x ukuran diameter
silinder benda uji. msesuai PBI 1971
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump test dimana nilai
slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI 1971 kecuali
ditentukan oleh Direksi
Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili satu volume rata-rata tidak
boleh lebih dari 5 m^3 atau 10 adukan truk drum (diambilkan volumenya terkecil)
disamping itu sejumlah maksimum dari beton yang terkena penolakan akibat
setiap keputusan yaitu 30 m ², kecuali ditentukan Direksi
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14, dan
28 hari
Hasil pengujian beton harus diserahkan sebelum pelaksanaan dilaksanakan,.
Yaitu khusus dengan pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah .
Sedangkan pengujuan beton diluar ketentuan tersebut harus diserahkan kepada
direksi dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 1971 dilakukan dilokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh direksi. Apabila digunakan metode
pengecoran yang harus disaksikan oleh direksi mengunakan pompa (Concrete
Pump) maka pangambilan contoh segala macam jenis pengujian di lapangan
harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa pada lokasi
yang akan dilaksanakan.
Spesifikasi Teknis
21
b) Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus atau
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang disesuaikan
dengan persyaratan yang tercantum pada PBI 1971. Kecuali ada petunjuk
yang lain dari perencana.
c) Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan untuk
dan tempat pengecoran berlangsung.
d) Toleransi pembuatan dan pemasngan tulangan disesuaikan dengan
persyaratan PBI 1971.
e) Batang-batang baja yang lunak harus mempunyai keluluhan bawah tekan
minimum = 2400 kg/cm2 dan 4000/cm2 untuk batang-batang baja yang
diprofilkan seperti yang disarankan dalam gambar-gambar struktur.
f) Sambungan tulangan dan perjangkaran harus dilaksanakan sesuai
persyaratan untuk itu yang tercantum dalam PBI 1971.
g) Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atas mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan
sertifikat resmi dari laboratorium khusus ditujukan pada keperluan proyek
ini.
h) Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi.
i) Semua pengujian tersebut diatas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboraorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT)
Serpong atau laboratorium lainnya yang direkomendasikan oleh Direksi
dan minimal sesuai dengan SII-031-84 salah satu standart uji yang dapat
dipakai adalah ASTMA-615.
j) Semua standart bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus
diperpanjang sampai dengan 40 D diatas taraf (peil) dari yang ditentukan
dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Spesifikasi Teknis
22
a) Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
b) Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor, nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
5. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
di atas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan-papan berkaki-kaki yang tidak dibebani tulangan.
Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya
harus disetujui oleh direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus
tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat
kasar kemudian diberi Styrobond ( Perekat sambungan adukan beton) atau
bila dibutuhkan perlu waktu percepatan atau perlambatan pengerasan maka
dapat dicampur bahan additive dengan mengikuti petunjuk pemakaian. Pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.
6. Perawatan beton
a) secara umum harus memenuhi persyaratan PBI 71 Bab. 6.6
b) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang
belum saatnya dengan cara mempertahankan dimana kondisi kehilangan
kelembaban minimal adalah minimal suhu yang konstan dalam jangka
waktu yang diperlukan dalam waktu proses hidrasi semen serta
pengerasan beton.
c) Perawatan beton dimulai segera pengecoran beton selesai dilaksanakan
dan harus berlangsung terus menerus paling sedikit dua minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan
tidak melebihi 30 ocelsius selanjutnya untuk daerah-daaerah dimana terdiri
dari beton yang bersangkutan untuk setiap 10 m 3 . Pengukuran harus
terus dilakukan 3 kali sehari setiap hari setelah sampai pembukaan
cetakan, pembukaan baru dapat dilakukan setelah temperatur beton
terhadap cuaca di sekeliling tidak lebih dari 30 oC . Demikian perawatan
Spesifikasi Teknis
23
beton tetap dilakukan terus menerus dan dapat dihentikan bila ada
temperatur beton terhadap cuaca disekeliling tidak lebihd dari 30 oC.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan adukan beton harus tetap
dalam keadaan basah, apabila cetakan dan acuan beton dibuka selama
sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan
membasahi beton terus menerus dengan menutupi dengan karung –
karung bawah atau yang disetujui direksi.
Spesifikasi Teknis
24
pengawasannya untuk mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagian
tersebut.
c) Nilai slump beton adalah (10 + 2) cm.
d) Sebelum pengecoran pelat, maka harus terlebih dahulu dibuatkan atau
sementara yang akan melindungi beton yang baru dicor terhadap terik
matahari dan hujan.
e) Selama 14 (empat belas) hari beton pelat harus dipelihara tetap dibasahi
(direndam air).
f) Bekisting untuk dinding hanya boleh dibuka bila beton sudah berumur 3 (tiga)
hari. Setelah bekisting dibuka, dinding beton harus tetap ditutup oleh karung
basah. Penyiraman dinding beton dilakukan minimal 3 kali, selama 14 ahri
berturut.
g) Water stop harus dipasang diikat dengan baik, sehingga terjamin tidak akan
terlepas dapat saat pengecoran.
h) Sambungan pengecoran, harus dichipping dan dibersihkan gumpalan-
gumpalan semen. Sebelum pengecoran maka sambungan harus dilapis
dengan calbond.
i) Penutupan dinding bekisting harus disetujui Direksi.
j) Pengujian sifat kedap air dilakukan setelah beton berumur 21 hari. Pengujian
dilakukan dengan memasukan air pada kolam dan bak penampung.
Pengamatan dilakukan selama minimal 3 hari berturut-turut.
k) Bila dijumpai keropos atau rembesan pada dinding maupun sambungan
pengecoran, maka kontraktor harus memperbaiki kebocoran tersebut dengan
grouting ataupun injeksi, atas biaya kontraktor.
l) Kontraktor bertanggunga jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat
kedap airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan air maka biaya
perbaikannya untuk mengembalikan sifat kedap air tersebut adalah menjadi
tanggung jawab kontraktor.
m) Pemadatan tanah yang berada dibawah pelat harus menggunakan mesin
gilas guna mendapatkan pemadatan yang merata pada seluruh daerah.
4.4.4 Cacat pada Beton
Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan Direksi mempunyai
wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
1. Konstruksi beton yang keropos.
Spesifikasi Teknis
25
2. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti direncanakan
atau posisinya tidak sesuai gambar.
3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
5. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi dan konsultan
menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang
ditimbulkan tersebut. Untuk itu kontraktor harus mengajukan usulan-
usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti / diperiksa dan disetujui
bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
4.4.5 Pemasangan Pipa, Saluran Listrik Dan Lain-Lain Akan Tertanam Di Dalam
Beton
a) Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengurang kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI
1971 – Bab 5.7
b) Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian-
bagian struktur beton bila tidak ditunjukan secara detail di dalam
gambar. Didalam beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat
yang dilewati pipa.
c) Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukan di dalam gambar,
tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
d) Apabila dalam pemasangan pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang
tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan
yang terpasang, maka kontraktor harus segera mengkonsultasikan hal
ini dengan Direksi.
e) Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan
baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam
melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi
4.4.6 Benda-Benda yang Ditanam dalam Beton
a) Semua bagian-bagian / peralatan yang ditanam dalam beton seperti
angkur-angkur, kait dan pekerjaan lainnya yang ada hubungannya
Spesifikasi Teknis
26
dengan bekerjaan beton harus sudah dipasang sebelum pengecoran
beton dilaksanakan.
b) Bagian-bagian / peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada
posisinya yang diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran
beton dilaksanakan.
c) Kontraktor utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan
kepada pihak lain untuk memasang bagian-bagian / peralatan tersebut
sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
d) Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong
dapat benda / peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana
rongga diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain
yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.
Pasal 6
PEKERJAAN BAJA
a) Profil baja serta plat baja yang dipakai harus mempunyai tegangan
lebih dari 2.400 kg/cm dan kekuatan tegangan batas minimal 4.100
kg/cm – 5.200 kg/cm.
b) Dapat digunakan baja produksi Kratau Steel atau dan Nippon Steel
Corp serta dapat menunjukkan sertifikat tentang mutu baja apabila
diperlukan.
c) Kuda-kuda Baja induk menggunakan baja (PBI 1971). Semua
bagian bahan baja yang akan digunakan harus baru dari jenis sama
kualitas, dalam hal ini dipakai baja mutu ST-37 menurut PBI 1971
atau Japanees standar Class SR 24 atau Britist Standard No.
785.1938.
Spesifikasi Teknis
27
d) Batang baja harus disediakan yang sesuai dengan penampang
yang digunakan baik bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-
detailnya sesuai dengan gambar.
Ukuran :
Spesifikasi Teknis
28
a. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua
pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran,
tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus
mempunyai ukuran yang tepat sehingga dalam
pemasangannya tidak akan memerlukan pengisi
kecuali bila gambar detail menunjukkan hal tersebut.
b. Semua detail dan hubungan arus dibuat dengan teliti
dan dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan
tampak yang rapih sekali. Semua perlengrangka
GRCan atau barang-barang pekerjaan lain yang perlu
demi kesempurnaan pemasangan walaupun tidak
secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau
dipersyaratkan disini, namun harus
diadakan/disediakan, kecuali jika diperlihatkan atau
dipersyaratkan lain.
c. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran
sesungguhnya ditempat pekerjaan dan tidak hanya
dari gambar-gambar kerja untuk memasang
pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian
yang terhalang oleh benda lain.
d. Setiap bagian pekerjaan yang buruk atau tidak
memenuhi persyaratan, akan ditolak dan harus
diganti, kemudian untuk setiap bagian pekerjaan
struktur yang telah selesai harus bebas dari puntiran-
puntiran, bengkokan dan sambungan-sambungan
berongga.
e. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera
dilindungi terhadap pengaruh udara, hujan dan lain-
lain dengan cara yang memenuhi syarat.
f. Sebelum bagian dari konstruksi baja dipasang, maka
harus dibersihkan semua bagian dari karat serta
dilakukan pengecatan terlebih dahulu.
Spesifikasi Teknis
29
6.1.3.2 Penyambungan dan Pemasangan
a. Sambungan las listrik harus dilaksanakan sesuai
dengan tata cara pelaksanaan yang baik, memenuhi
persyaratan dari PPBBI 1978, AWS, E 70 dan lain-
lain.
b. Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati,
logam yang dipakai mengelaabrus bebas dari retak
dan cacat lainnya yang akan mengurangi kekuatan
sambungan dan permukaannya harus halus.
Permukaan-permukaan dilas harus sama dan rata
serta kelihatan teratur, las-las yang menunjukkan
cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya
kontraktor.
c. Pekerjaan las sebaik mungkin dilakukan didalam
bengkel, pekerjaan las yang dilakukan dilapangan
harus sama standarnya dengan pekerjaan las yang
dilakukan dibengkel. Dan tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan las dalam keadaan basah atau
hujan.
d. Untuk penyambungan las lumer permukaan yang
akan dilas harus bebas dari kotoran minyak, cat dan
lain-lain.
e. Penyambungan dengan las berupa las tumpul
(Grooved Weld) atau las sudut (Filled Weld), harus
didahului dengan pekejaan persiapan yaitu untuk las
tumpul berupa pemotongan miring tepi-tepi profil yang
akan disambung harus dilaksanakan dengan gurinda
sehingga didapat bidang-bidang potongan yang rata
dengan kemiringan yang diperlukan yaitu 45° atau 60
° sesuai dengan ketebalan profil yang bersangkutan.
Pemotongan dengan cara melelehkan dengan alat las
acetytene tidak diperkenankan.
Spesifikasi Teknis
30
f. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las
dengan busur listrik).
Tebal las minimum : 3,50 mm
Panjang las minimum : 40,00 mm
Panjang las maksimum: 40 x tebalnya
Spesifikasi Teknis
31
4. Untuk konstruksi rangka GRC sebelumnya
harus diberikan lendut (kontra zeeg) sebesar
1/6000 kali panjang bentangan.
5. Bagian-bagian profil baja harus diangkat
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi puntiran-
puntiran. Bila perlu digunakan ikatan-ikatan
sementara, untuk mencegah timbulnya tegangan
yang melewati tegangan yang diijinkan dan ikatan
sementara tersebut dibiarkan terpasang sampai
pemasangan seluruh konstruksi selesai.
6. Pengelasan diatas harus dilaksanakan pada
saat konstruksi telah dalam keadaan diam.
Spesifikasi Teknis
32
1. Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya
boleh dilakukan pada bagian-bagian non struktural.
Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan-
gilingan lengkung. Melengkungkan plat dalam
keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak boleh 3
kali tebal plat, demikian juga untuk batang-batang
dibidang plat badannya.
2. Melengkungkan batang-batang menurut jari-
jari yang kecil dilakukan dalam keadaan panas.
3. Melengkungkan dalam keadaan panas harus
dilakukan setelah bahannya dipanaskan menjadi
merah tua.
4. Melengkungkan dan memukul dengan martil
tidak boleh dilakukan setelah bahannya
dipanaskan menjadi tidak lagi menyinarkan
cahaya.
PASAL 7
PEKERJAAN BETON NON STRUTUR
Spesifikasi Teknis
33
2.1.1 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil
yang baik dan sempurna.
2.1.2 Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring balok,
beton kolom struktur, balok beton, plat lantai, pembuatan beton sikat, canopy
untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan
pekerjaan bekisting/acuan dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur,
seperti yang ditunjukan pada gambar.
2.2.4 Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahn lain yang dapat merusak
Spesifikasi Teknis
34
beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi
pekerjaan/Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya air
yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan
atas biaya kontraktor.
2.3.2 Pembesian
Spesifikasi Teknis
35
2.3.2.1 Pembuatan Tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring),
persyaratannya harus sesuai dengan PBI 1971.
2.3.2.2 Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai
dengan gambar konstruksi.
2.3.2.3 Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus
bebas papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut
beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971.
2.3.2.4 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis
36
2.3.4.4 Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada
hari berikutnya maka tempat pemberhentian tersebut harus
disetujui oleh Direksi pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis
37
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas.
2.3.6.2 Contoh-contoh yangbtelah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/ menerima material yang dikirim
oleh kontraktor kesite.
2.3.7 Syarat-Syarat Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan
2.3.7.1 Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh
dan tidak bercacat.Beberapa bahan teretntu harus masih didalam
kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
2.3.7.2 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup,
kering, tidak lembab dan bersih sesuaidengan persyaratan yang
telah ditentukan pabrik.
2.3.7.3 Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
2.3.7.4 Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, kontraktor wajib
mengganti atas beban kontraktor.
Spesifikasi Teknis
38
2.3.8.5 Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas secepatnya.
2.3.8.6 Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan
tersebut, menjadi tanggung jawab kontraktor.
PASAL 8
PEKERJAAN PEMASANGAN BATU BATA
Spesifikasi Teknis
39
Pasangan dinding WC setinggi 1,80 cm diatas permukaan
lantai.
Pasangan bata seperti gambar dengan mengikuti notasi yang
ada.
Spesifikasi Teknis
40
3.3.5 Pemasangan batu bata harus sedemikian hingga siar-siar tegak tidak
segaris
3.3.6 Setelah bata terpasang dengan adukan, nad/siar – siar harus dikerok
sedalam 6 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3.3.7 Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar – siar telah dikerok dan dibersihkan.
3.3.8 Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap , setiap tahap
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis
3.3.9 Bidang dinding setengah batu yang luasnya lebih besar dari 12 m
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x
12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 12 mm, beugel diameter 8 mm
jarak 20 cm.
3.3.10 Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali
tidak diperkenankan.
3.3.11 Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik
pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan
bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
3.3.12 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 5%
bata yang patah lebih dari dua tidak boleh digunakan.
3.3.13 Pasangan batu bata untuk dinding setengah bata harus menghasilkan
dinding satu bata, finish setebal 13 cm dan untuk dinding satu bata, finish
adalah 23 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,rapi, dan benar-benar
tegak lurus.
3.3.14 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari.
Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis
yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
3.3.15 Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yangb ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum
diplaster).
Spesifikasi Teknis
41
3.3.16 Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan
plasteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama –
sama dengan plasteran seluruh bidang tembok.
3.3.17 Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok
dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah
terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara
terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya, ditentukan
dalam gambar detail.
PASAL 9
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
Spesifikasi Teknis
42
6.1.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Spesifikasi Teknis
43
e) Semua jenis adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan
belum mengering Diusahakan agar jarak waktu pencampuran
aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi
30 menit terutama untuk adukan kedap air.
6.1.3.5 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah
pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh
bangunan.
6.1.3.6 Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan
dari sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek (scratch) terlebih
dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengkat bekisting harus
ditutup aduk plester.
6.1.3.7 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang
yang akan difinish dengan cat dan dipakai plesteran halus (acian
diatas permukaan plesterannya).
6.1.3.8 Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen dengan
memakai spesi kedap air.
6.1.3.9 Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek
(scratch) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
6.1.3.10 Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m dipasang tegak
dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk
patokan kerataan bidang.
6.1.3.11 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding / kolom yang dinyatakan dalam gambar atau sesuai peil-
peil yang diminta gambar.
6.1.3.12 Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan plesteran
melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan
yang diijinkan Direksi Pekerjaan Konsultan pengawas.
6.1.3.13 Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya bertemu
dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan
Spesifikasi Teknis
44
ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm kecuali bila ada petunjuk
lain dalam gambar.
6.1.3.14 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap
jarak 2 m. Jika melebihi, kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor.
6.1.3.15 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
6.1.3.16 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak
baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan
Pengawas dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
6.1.3.17 Selama tujuh hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus
selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2
kali setiap hari.
6.1.3.18 Selama pemasangan dinding atau batu bata / beton bertulang
belum difinish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya
terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
6.1.3.19 Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan wajib diperbaiki.
6.1.3.20 Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua minggu).
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN
Spesifikasi Teknis
45
1.2 Pekerjaan pengecatan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, hasil
pekerjaan tidak menggelombang, mengelupas dan cacat lainnya.
1.3 Jika terjadi cacat seperti tersebut pada butir 1.2 Kontraktor harus melakukan
perbaikan (pengecatan ulang) hingga disetujui oleh Direksi Pekerjaan /
Konsultan Pengawas.
1.4 Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengecatan dinding (cat dinding
yang tidk dilapisi dengan bahan pelapis apapun), cat langit-langit expose
dan ruang, peralatan pipa instalasi, alat (mesin) dll yang seperti dinyatakan /
ditunjukkan dalam gambar.
Data Teknis :
- Type : Acrylic Emultion
- Warna : ditentukan kemudian
- Kepadatan : 37 - 49 %
- Daya sebar teoritis : 10 – 14 m/lt
- Waktu pengeringan pada 25o C
Kering sentuh : 30 menit
Kering keras : 2 jam
Spesifikasi Teknis
46
- Minimum selang
Waktu pengecatan : 1 jam
- Maksimum selang
Waktu pengecatan : tidak kritis
Spesifikasi Teknis
47
2.4 Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam
kemasan 5 (lima) kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Direksi Pekerjaan.
Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari agen / distributor yang
menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya.
Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak
palsu dan sesuai dengan RKS.
2.5 Warna
2.6.1.2.1 Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan
pengecatan Kontraktor mengajukan daftar bahan
pengecatan kepada : Pemilik Proyek.
2.6.1.2.2 Pemilik proyek melalui Konsultan Pengawas / Direksi
Pekerjaan menentukan warna pilihannya Kontraktor
menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan
contoh, atas biaya Kontraktor.
11. 3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. UMUM
a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit
dan lantai telah selesai dikerjakan.
b. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
1. Dinding atau bagian yang akan di cat selesai dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas / Direksi Pekerjaan.
2. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel
dibersihkan.
3. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena
masih basah atau lembab.
4. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
c. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan
pengecatan akhir.
d. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat cat tersebut.
Spesifikasi Teknis
48
2. PEKERJAAN PENGECATAN DASAR PLESTERAN (CAT TEMBOK)
a. Cat Tembok Dalam dan langit-langit expose
1. Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu
untuk mengering. Kadar air tembok yang diizinkan 15 % dan PH 8.
Setelah permukaan tembok kering, maka persiapan dilakukan
dengan membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap
pengkristalan / pengapuran (efflorence) yang biasanya terdapat pada
tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-
benar bersih.
2. Selanjutnya dilapis tipis dengan wall filler / wall seller, (tidak diizinkan
untuk dinding pada bagian luar) merk DECOR AR 300 atau setara.
3. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan
rembesan air harus diberi lapisan wall sealer. Produk Propan.
4. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus.
5. Kemudian dicat yang terdiri dari 1 (satu) lapis Alkali Resistance
sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis Acrilic Emulsion dengan
kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I encer (20 %)
- Lapis II kental (10 %)
- Lapis III kental (tanpa campuran)
6. Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan
diamplas halus setelah kering.
Pasal 11
PEKERJAAN ORNAMEN SIGER GRC
Spesifikasi Teknis
49
luar sesuai dengan Gambar Kerja.
20.2.2. Accessories (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet), sealant
dan lain-lain harus mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.
20.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta
petunjuk cara pemasangan.
20.2.5. Lembaran aluminium diangkut ke atas rangka baja menara hanya apabila
akan dipasang.
20.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti dan seksama serta memastikan
bahwa permukaan atas semua bagian sudah satu bidang.
Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan dan
pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama
jika jarak penyangga kecil.
20.2.10. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi
Spesifikasi Teknis
50
dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke arah
horizontal maupun vertikal, menghasilkan penampilan yang baik.
Spesifikasi Teknis
51