Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENETAPAN HARGA DALAM ISLAM

Kelompok 6
1. Atani Salma
2. Hanifah Ratih Prastiwi
3. Moh. Nur

Ilmu Ekonomi Syari’ah


Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Definisi harga.........................................................................................................2
B. Teori harga..............................................................................................................3
C. Konsep harga yang adil dalam ekonomi islam.......................................................3
D. Faktor yang memengaruhi harga............................................................................4
E. Penyebab rusaknya harga.......................................................................................5
F. Penetapan harga......................................................................................................5
G. Peran pemerintah dalam penetapan harga..............................................................6
H. Dasar hukum...........................................................................................................7
I. Mekanisme penetapan harga..................................................................................7
BAB III..............................................................................................................................8
KESIMPULAN.................................................................................................................8
A. Kesimpulan.............................................................................................................8
B. Saran.......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam ilmu ekonomi kita sering dengar kata harga. Dalam hal ini kaitannya
adalah bagaimana nilai dapat menjadi transaksi antara penjual dan pembeli sebagai
pengganti barang atau jasa yang ditukar. Namun penetapan harga harus mengikuti
prosedur yang ada, dan beberapa pihak intervensi harga telah bertugas mencegah
harga naik diatas harga pasar dan harga yang tidak seimbang antara biaya produksi
dengan keuntungan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kedzoliman antar
masyarakat. Penentuan harga jugs tidak boleh dilakukan secara sepihak melainkan
harus dengan kesepakatan penjual dan pembeli dengan kata lain harga ditetapkan
jika suka sama suka rela sama rela ikhlas sama ikhlas.
Kata harga tidak lagi asing karena disetiap transaksi kita pasti menjumpai harga
dalam bentuk apapun. Harga merupakan aspek penting yang mempengaruhi laku
tidaknya suatu produk yang ditawarkan, harga berperan penting dalam
menghasilkan keuntungan dan pendapatan dalam suatu transaksi oleh karena itu
kesalahan dalam menentukan harga akan berakibat pada penawaran produk.
Harga juga menunjukan bahwa penjual adalah pedagang yang bermoral, yang
dimaksud pedagang yang bermoral adalah ketika penjual melakukan transaksi yang
tidak merugikan kedua belah pihak, tidak adanya unsur pemaksaan atau poenipuan
serta tidak menimbun barang dengan mengorbankan kepentingan makhluk sosial,
tidak menyembunyikan informasi terkait untuk menaikan keuntungan individu dan
tidak mengurangi timbangan. Dan larangan-larangan tersebut adalah haram.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja kaidah yang diperlukan dalam menetukan harga?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi harga suatu produk?
3. Bagaimana pandangan ekonomi Islam terhadap harga sebagai unsur penting
transaksi?
C. Tujuan
1. Menjelaskan kaidah-kaidah penentuan harga.
2. Mencari faktor yang dapat memengaruhi harga suatu barang dan jasa.
3. Mendefinisikan harga sebagai unsur penting transaksi menurut perspektif para
ahli.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi harga
Menurut Philip Kotler definisi harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran
yang menghasilkan pendapatan serta unsur-unsur pemasaran yang menghasilkan
biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan
termasuk ciri dari produk, saluran, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak
waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan
tersebut kepada pasar tentang produk dan merknya. 1Bisa kita ketahui dari pendapat
Philip Kotler bahwa harga adalah unsur perdagangan (bauran pemasaran) dari
suatu barang yang dapat menghasilkan pendapatan. Yang dimaksud dengan bauran
pemasaran adalah sesuatu yang mencakup harga, produk, saluran, dan promosi atau
yang lebih dikenal dengan istilah 4P (price, product, place, dan promotion). Harga
bagi suatu badan usaha dapat menghasilkan pendapatan (income) dan bauran
lainnya menimbulkan biaya yang ditanggung badan usaha itu sendiri.
Menurut Batsu Swasta dan Irwan definisi harga adalah jumlah uang yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi produk. Terdapat berbagai
macam istilah dalam penyebutan harga yang disesuaikan kepada situasi dan kondisi
pemasaran.2 Yang dimaksud dengan perbedaan harga dalam situasi dan kondisi
tertentu, misalnya harga sandang dan pangan meningkat menjelang hari-hari besar,
harga sandang dan pangan menyesuaikan kualitas produksi, dan harga akan turun
ketika produk banyak dipasarkan.
Fandi Tjiptono menyatakan harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah
seperti; iuran, tarif, sewa, bunga, upah, gaji, SPP, dan lain-lain. Dari sudut pandang
pemasaran harga merupakan satuan moneter dalam ukuran barang dan jasa yang
ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan
jasa. Konsep ini bisa juga disebut pertukaran (exchange) yang berkaitan dengan
pemasaran.3
Menurut Henry Faizal Noor harga adalah biaya tambahan, margin dan merk up
biaya (cost plus pricing) dan harga jual berasal dari biaya ditambah keuntungan.
Penetapan harga jual didasarkan pada besarnya biaya pengeluaran ditambah
keuntungan yang dikehendaki produsen.4
Thomas J menyatakan bahwa harga adalah unsur penting dalam menentukan
pendapatan perusahaan, karena pendapatan perusahaan (total revenue) adalah hasil
kali dari harga (price) dengan kuantitas yang terjual. Tinggi rendahnya harga akan
mempengaruhi jumlah barang yang dijual.5

1
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran (edisi ke sebelas). Jilid 2. (Jakarta: Gramedia, 2005)
2
Batsu Swasta dan Irwan. Manajemen Pemasaran Modern. (Yogyakarta: Liberty, 2005) Cet. 2
3
Fandi Tjiptono. Strategi Pemasaran. (Yogyakarta: Andi, 1997) Cet. 2
4
Henry Faizal Noor. Ekonomi Manajerial. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) Cet. 1
5
Thomas J. Pemasaran dan Pasar. (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) Cet.1

2
B. Teori harga
Teori harga merupakan teori yang menjelaskan tentang naik turunnya harga yang
dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran.
1. Permintaan
Perilaku permintaan salah satu perilaku ekonomi yang mendominasi dalam
praktek ekonomi mikro, tetapi berlaku juga pada ekonomi makro. Determinasi
harga terhadap permintaan dengan mengansumsi faktor-faktor yang
mempengaruhinya dianggap tetap (ceteris paribus) mengahsilkan hukum
permintaan, sedangkan permintaan yang menentukan harga maka disebut teori
permintaan(tanpa asumsi ceteris paribus)
a. Hukum permintaan
“semakin rendah harga suatu barang maka, semakin banyak permintaan”
sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang maka, semakin sedikit
permintan terhadap barang tersebut”
2. Penawaran
Permintaan saja belum merupakan syarat yang cukup mewujudkan transaksi
dalam pasar. Permintaan yang wujud hanya dapat dipenuhi apabila para penjual
dapat menyediakan barang-barang yang diperlukan tersebut. penawaran adalah
banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu pada
periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu.
a. Hukum penawaran
Pada dasarnya hukum penawaran adalah “semakin tinggi harga sesuatu
barang, maka semakin banyak jumlah penawarannya begitu juga sebaliknya
semakin rendah harga suatu barang, maka semakin sedikit jumlah
penawaran”6
D. Konsep harga yang adil dalam ekonomi islam
Islam sangat menjujung tinggi keadilan (al-adl/justice) termasuk juga dalam
penentuan harga. Terdapat beberapa terminologi dalam bahasa arab yang maknanya
menuju kepada harga yang adil, seperti; si’r al mitsl, tsaman al mitsl dan qimah al-
adl. Adanya suatu harga yang adil telah menjadi pegangan yang mendasar dalam
transaksi yang islami. Pada prinsipnya transaksi bisnis harus dilakukan pada harga
yang adil, sebab ia adalah cerminan dari komitmen syari’ah islam terhadap keadilan
yang menyeluruh. Secara umum harga yang adil ini adalah harga yang tidak
menimbulkan eksploitasi atau penindasan ehingga merugikan salah satu pihak dan
menguntungkan pihak yang lain. Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli
da penjualnya secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan
pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarkan.
Konsep harga yang adil didasarkan atas konsep equivalen price jelas lebih
menunjukan pandangan yang maju dalaSitim teori harga dengan konsep just price.
Konsep just price hanya melihat harga dari sisi produsen sebab mendasari pada
biaya produksi saja. Konsep ini jelas memberikan rasa keadilan dalam perspektif

6
Siti Muflikhatul Hidayah. Penentuan Harga Jual Beli Dalam Ekonomi Islam. (Surakarta: 2007). Jurnal
Uiversitas Muhammadiyah Surakarta

3
yang lebih luas, sebab konsumen juga memiliki penilaian tersendiri atas dasar harga
yang terbentuk atas dasar kekuatan permintaan dan penawaran dipangsa pasar.7
Islam menghargai hak penjual dan pembeli untuk menentukan harga sekaligus
melindungi hak keduanya. Islam membolehkan bahkan mewajibkan pemerintah
melakukan intervensi harga, bila kenaikan harga disebabkan oleh distorsi terhadap
permintaan dan penawaran. Kebolehan intervensi harga antara lain:
1. Intervensi harga yaitu melindungi penjual dalam hal tambahan keuntungan
(profit margin) serta melindungi pembeli dalam hal membeli (purchasing
power).
2. Jika tidak dilakukan intervensi harga maka pihak pejual akan menaikan harga
dengan cara ihtikar atau mendzalimi pembeli.
3. Pembeli biasanya mewakili masyarakat secaraluas, sedangkan penjual mewakili
kelompok masyarakat secara sempit. Sehingga intervensi harga berarti
melindungi masyarakat yang lebih luas.

Suatu intervensi harga dianggap dzalim apabila harga maximum (celling price)
ditetapkan dibawah harga keseimbangan yang terjadi melalui mekanisme pasar
yaitu atas dasar suka sama suka, rela sama rela. Dapat dikatakan bahwa harga
minimum yang ditetapkan sebagai harga keseimbangan kompetitif adalah dzalim8

E. Faktor yang memengaruhi harga


Ketentuan harga dalam negara islam diantaranya;
1. Kenaikan harga sebenarnya
Kenaikan harga sebenarnya ini bisa terjadi karena bertambahnya persedian
uang, berkurangnya produktivitas, bertambahnya kemajuan aktivitas, dan
berbagai pertimbangan kebijakan fisikal dan moneter.
2. Kenaikan harga buatan
Kenaikan harga buatan ini terjadi karena para pengusaha serakah atau para
pengusaha yang sengaja menimbun sedangkan menimbun itu dilarang
rosulullah dalam hadisnya yaitu; “Sa’id Ibnul Musayyib telah menceritakan
sesungguhnya Ma’mar berkata Rosulullah bersabda barang siapa yang
menimbun maka dia telah berbuat dosa” (HR. Muslim, no.1605)9
Contoh kenaikan harga buatan:
a. Najsy, yaitu sebuah praktek dagang yang dimana seorang berpura-pura
menawarkan barang dagangannya dengan maksud hanya menaikan harga
b. Bay’ Ba’dh ‘Ala Ba’dh, yaitu melakukan lompatan atau penurunan harga
oleh seseorang dimana kedua belah pihak masih terlibat akad tawar
menawar dan baru akan menyelesaikan penetapan harga.10
c. Talaqqi Al-Rukbari, yaitu perbuatan seseorang dimana dia mencegat orang-
orang yang membawa barang dari desa dan membelinya sebelum tiba
dipasar.11
7
Yusuf Qardawi. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. Bab Al-Buyuu’ (Jakarta: Robbani
Press, 2004) Hadis ke4. Cet.4
8
Heri Sudarsono. Konsep Ekonomi Islam suatu Pengantar (Yogyakarta: Ekonomisia, 2002)
9
Syaikh Muhammad Nashiruddin. Shahih At-Taghrib Wa At Tarhib. Hadits-Hadits Shahih Tentang
Anjuran dan Janji Pahala, ancaman dan dosa. (Jakarta: Pustaka Sahifa, 2008). Cet.1
10
Mustaq Ahmad. Etika Bisnis dalam Islam. (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2001). Cet.1
11
Asyari. Kamus Istilah Ekonomi Syariah. (Padang: PT. Al Maarif, 2003)

4
3. Kenaikan harga kebutuhan pokok
Suatu agama yang mengatur dan mengawasi makanan kita dengan maksud
menjadikan manusia murni, tidak mengabaikan kenaikan harga pangan karena
ini merupakan kebutuhan pokok. Sebab itulah hasil dari bumi harus dijual
dipasar sedemikian rupa sehingga ia dapat dibeli dengan harga murah.
4. Harga monopoli
Monopolisasi adalah upaya perusahaan yang relative besar dan memiliki posisi
dominan untuk mengatur atau meningkatkan kontrol terhadap pangsa pasar
dengan berbagai praktek anti kompetitif, sehingga jenis pasar yang bersifat
monopoli hanya terdapat satu penjual. Sementara itu praktek monopoli adalah
pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang
mengakibatkan penguasaan produksi dan pemasaran atas barang dan jasa
tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat dan dapat
merugikan kepentingan umum.12

F. Penyebab rusaknya harga


Dalam perspektif ekonomi islam semua orang berhak berbisnin namun tidak boleh
melakukan distorsi atau mendistorsi pesaing lain yang bisa merusak harga. Dalam
islam melarang praktek-praktek jual beli yang dapat merusak harga seperti:
1. Penipuan
Kolusi produsen dan distributor dalam menetapkan harga (conpiratorial price
fixing), ketidaktahuan konsumen, penyalahgunaan kuasa dan memanipulasi
emosi atau menggunakan kondisi psikologi orang yang sedang berkabung.
2. Gharar
Jual beli yang tidak memenuhi perjanjian, tidak dapat dipercaya, dalam
keadaaan bahaya, tidak diketahui harga, barang, dan keselamatannya, kondisi
barang, dan waktu diperolehnya.
3. Ghaban fahisy, gabhn, dan tadlis
Ghaban fahisy adalah menjual diatas harga pasar. Ghabn adalah selisih antara
harga yang disepakati penjual dan pembeli dengan harga yang disepakati
penjual dan pembeli dengan harga pasar akibat ketidaktahuan pembeli akan
harga. Dan tadlis adalah penipuan pada pihak penjual dan pembeli dengan
menyembunyikan cacat transaksi13

G. Penetapan harga
Zaman Rasulullah Penetapan harga dalam kehidupan masyarakat menjadi masalah
sosial karena kebingungan masyarakat dalam menetapkan harga. Pengertian
penetapan harga sendiri adalah apabila penguasa atau wakilnya atau siapa saja yang
memimpin umat islam memerintah pelaku pasar untuk tidak menjual barangnya
kecuali dengn harga tertentu. Penetapan harga juga didefinisikan suatu nilai tukar
atau nominal yang menunjukkan nilai jual beli atas barang yang akan dipasarkan
oleh konsumen dengan ketentuan tertentu dan tetap mengikuti prosedur terkait.
Biasanya disebut juga dengan ta’sir atau penetapan harga oleh pemimpin atau
12
Mustafa Kamal Rokan. Hukum Peraingan Usaha: teori dan Praktiknya di Indonesia. (Jakarta: rajawali
pers, 2012). Cet. 2
13
Muhammad dan Alimin. Etika dan Perlindungan dalam Ekonomi Islam. (Yogyakarta: BPEF
Yogyakarta, 2004)

5
wakilnya. Penetapan harga baiknya dilakukan oleh orang yang menjual barang
tersebut tidak ditetapkan oleh pihak lain atau pemerintah.14

H. Peran pemerintah dalam penetapan harga


Berkembangnya zaman dan keberagaman agama di Indonesia pemerintah memiliki
peran dalam penetapan harga antara lain:
1. Regulasi harga
Regulasi harga adalah pengaturan yang dilakukan pemerintah terhadap harga-
harga barang. Regulasi bertujuan untuk memelihara kejujuran dan
memungkinkan penduduk bisa memenuhi kebutuhan pokoknya. Beberapa
ulama tidak setuju adanya penetapan harga oleh pemerintah antara lain Ibnu
Qadamah, Imam Hambali, dan Imam Syafi’i bahwa penetapan harga dari
pandangan ekonomis mengindikasi tidak menguntujngkan bentuk pengawasan
atas harga. Namun, beberapa ahli fiqih islam mendukung regulasi harga walau
ditetapkan ketika darurat.
2. Intervensi harga dalam islam
Dalam pandangan imam yahya bin umar kebebasan ekonomi ditentykan oleh
kekuatan pasar yakni kekuatan penawaran (supply) dan permintaan (demand).
Namun, ia menambahkan bahwa mekanisme harga itu harus tunduk kepada
kaidah-kaidah. dalam kaidah tersebut pemerintah berhak untuk melakukan
intervensi pasar ketika terjadi tindakan sewenang-wenang dalam pasar yang
dapat menimbulkan kemudaratan bagi masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah
berhak mengeluarkan pelaku tindakan itu dari pasar. Hukuman ini berarti
melarang pelaku melakukan aktivitas ekonominya di pasar, bukan merupakan
hukuman maliyah. Intervensi harga ini bertujuan untuk mewujudkan kerelaan
dan mencegah kezaliman. Kewajiban intervensi harga dengan saddu al-dzara’i
(mencegah terjadinya kerusakan) yaitu negara mempunyai hak melakukan
intervensi harga apabila terdapat ekploitasi harga terhadap komoditas yang ada
atau kebutuhan pokok masyarakat, dengan menaikkan harga tanpa adanya
justifikasi yang dibenarkan oleh hukum. Dalam kondisi ini pedagang tidak
boleh menjual komoditas kecuali dengan harga yang adil. Islam menghargai
hak penjual dan pembeli untuk menentukan harga sekaligus melindungi hak
keduanya. Islam membolehkan, bahkan mewajibkan pemerintah melakukan
intervensi harga, bila kenaikan harga disebabkan adanya distorsi terhadap
permintaan dan penawaran.15

14
Hendra Pertaminawati. Analisis Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Mekanisme Pasar dan Penetapan
Harga dalam Perekonomian Islam. (Jakarta, 2016). Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama
Islam
15
Rifa’at Al Audi. Min Al Turats: Al Iqtishad Li Al Muslimin. (Mekkah: Rabithah ‘Alam Al Islami,
1985). Cet.4

6
I. Dasar hukum
Dalil penetapan harga atau ta’sir terdapat dalam Al-Qur’an surat an-Nisa ayat 29:

َ ‫اض ِم ْن ُك ْم ۚ َواَل تَ ْقتُلُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم ۚ إِ َّن هَّللا‬ ْ


ٍ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَأ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل إِاَّل أَ ْن تَ ُكونَ تِ َجا َرةً ع َْن تَ َر‬
)٢٩( ‫َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman,janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar). Kecuali dengan jalan perdagangan
yang berlaku atas suka sama suka.16
Hadits riwayat anas bin malik

‫ يارسول هللا غال السعر‬:‫ فقال الناس‬,‫ غال السعبر على عهد ريول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن أنسي بن ملك قال‬
‫ وإنى الرجو أن‬،‫ إن هللا هوالمسعر القابض الباسط الرازق المسعر‬:‫ فقال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬,‫فسعر لنا‬
)‫ألقى هللا وليس احد منكم يطالبني بمظلمة في دم والمال(رواه الخمسة اال النسائي وصححه الترمذي‬

Artinya: Dari Anas bin Malik, ia berkata: orang-orang berkata, “Wahai Rasulullah,
harga telah naik, maka tetapkanlah harga untuk kami.” Laku Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya Allah yang menetapkan harga, yang mempersempit, dan
memperluas, dan aku berharap bertemu dengan Allah sedangkan salah seorang dari
kalian tidak menuntutku karena kedzaliman dalam darah atau harta”. (HR Imam
lima selain al-Nasai. Dishahihkan oleh al Tirmidzy)17
J. Mekanisme penetapan harga
Menurut Abu Yusuf Mekanisme penetapan harga adalah suatu cara pertimbangan
yang digunakan untuk menentukan bagaimana suatu produk atau barang yang dijual
bisa laku dipasaran setelah adanya intraksi permintaan dan penawaran dan juga
untuk bisa bersaing dengan perusahaan atau pedagang lainya. Menurutnya
mekanisme dalam penetapan harga tidak terlepas dari mekanisme pasar dan
peningkatan dan penurunan produksi dalam kaitannya dengan perubahan harga,
pemahamannya saat itu bahwa bila tersedia sedikit barang maka harga akan mahal
dan demikian sebaliknya.18

BAB III
16
Departemen Agama RI. Al Hikmah; Alqur’an dan Terjemahannya
17
Euis Amalia. Mekanisme Pasar dan Kebijakan Penetapan Harga Adil. (Jakarta: Al Iqtishad, 2013).
Jurnal UIN Syarif Hidayatullah
18
Nurul Huda. Ekonomi Makro Islam. (Jakarta: Kencana, 2008). Cet. 1

7
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Harga merupakan pendapatan atau pemasukan bagi pengusaha yang ditinjau dari
segi konsumen, harga juga suatu pengeluaran yang akan dikeluarkan konsumen
demi mendapatkan yang ia inginkan. Harga ditetapkan sesuai dengan pertimbangan
antara kualitas dan kuantitas, karena jika harga itu tinggi pembeli akan berpikir
bahwa kualitasnya bagus dan baik begitu juga sebaliknya jika harga produk rendah
maka menandakan bahwa kualitasnya kurang bagus. Dan jika harga suatu produk
tinggi dan ternyata konsumen tidak puas dengan kualitasnya maka berakibat pada
kerugian terhadap pihak pembeli, begitu juga jika harga yang ditawarkan rendah
sedangkan kualitasnya sangat bagus dapat berakibat kerugian juga terhadap pihak
produsen. Oleh karena itu harga harus ditetapkan secara seimbang dengan kata lain
tidak terjadi kerugian atau keuntungan disalah satu pihak.

B. Saran

Dari makalah ini kami mengaharapkan para pengusaha atau produsen dapat
mempertimbangkan kaidah-kaidah tertentu dalam penetapan harga, sehingga tidak
ada lagi yang merasa dicurangi oleh kedua belah pihak. Dan semoga kedepannya
kenaikan harga pangsa pasar bisa diminimumkan atau dihitung lebih detail antara
keuntungan dan pengeluaran. Selain itu para masyarakat juga dapat memenuhi
kebutuhannya tanpa takut dirugikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran (edisi ke sebelas). Jilid 2. (Jakarta:


Gramedia, 2005)

Swasta, Batsu dan Irwan. Manajemen Pemasaran Modern. (Yogyakarta: Liberty,


2005) Cet. 2

Tjiptono, Fandi. Strategi Pemasaran. (Yogyakarta: Andi, 1997) Cet. 2

Noor, Henry faizal. Ekonomi Manajerial. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)
Cet. 1

Thomas J. Pemasaran dan Pasar. (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) Cet.1

Hidayah, Siti Muflikhatul. Penentuan Harga Jual Beli Dalam Ekonomi Islam.
(Surakarta: 2007). Jurnal Uiversitas Muhammadiyah Surakarta

Qardawi, Yusuf. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. Bab Al-
Buyuu’ (Jakarta: Robbani Press, 2004) Hadis ke4. Cet.4

Sudarsono, Heri. Konsep Ekonomi Islam suatu Pengantar (Yogyakarta:


Ekonomisia, 2002)

Nashiruddin, Syaikh Muhammad. Shahih At-Taghrib Wa At Tarhib. Hadits-


Hadits Shahih Tentang Anjuran dan Janji Pahala, ancaman dan dosa. (Jakarta: Pustaka
Sahifa, 2008). Cet.1

Ahmad, Mustaq. Etika Bisnis dalam Islam. (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2001).
Cet.1

Asyari, Kamus Istilah Ekonomi Syariah. (Padang: PT. Al Maarif, 2003)

Rokan, Mustafa kamal. Hukum Peraingan Usaha: teori dan Praktiknya di


Indonesia. (Jakarta: rajawali pers, 2012). Cet. 2

Muhammad dan Alimin, Etika dan Perlindungan dalam Ekonomi Islam.


(Yogyakarta: BPEF Yogyakarta, 2004)

9
Hendra Pertaminawati, Hendra. Analisis Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Mekanisme
Pasar dan Penetapan Harga dalam Perekonomian Islam. (Jakarta, 2016). Jurnal
Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam

Rifa’at Al Audi. Min Al Turats: Al Iqtishad Li Al Muslimin. (Mekkah: Rabithah


‘Alam Al Islami, 1985). Cet.4

Departemen Agama RI. Al Hikmah; Alqur’an dan Terjemahannya

Amalia, Euis. Mekanisme Pasar dan Kebijakan Penetapan Harga Adil. (Jakarta:
Al Iqtishad, 2013). Jurnal UIN Syarif Hidayatullah

Huda, Nurul. Ekonomi Makro Islam. (Jakarta: Kencana, 2008). Cet. 1

10

Anda mungkin juga menyukai