Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu pada Mata Kuliah Fiqih Ibadah pada
Program Studi Perbandingan Madzhab Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA)
Makassar
Oleh:
Dosen Pengampu:
BAB I
PENDAHULUAN
Dari ayat diatas kita telah mengetahui bahwa puasa juga telah diperintahkan
kepada umat-umat terdahulu sebelum umat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam.
Puasa sendiri merupakan salah satu ibadah mahdhah yang telah ditentukan syarat,
rukun dan ketentuannya, sehingga dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan.
Bagi orang beriman ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk
mencapai takwa dan salah satu sebab untuk mendapatkan pegampunan atas dosa-dosa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah pada tulisan ini adalah
sebagai berikut:
a. Apa pengertian puasa?
b. Apa jenis-jenis puasa wajib?
1
Q.S. Al-Baqarah/ 2:183.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan Ash Shiyaam ( )الصيامatau Ash Shaum (
)الصوم. Secara bahasa Ash Shiyam artinya adalah al imsaak ( )اإلمساكyaitu menahan diri,
sedangkan menurut istilah adalah menahan diri dari segala hal yang dapat
membatalkannya, mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari dengan disertai
niat dan syarat tertentu.2
1. Puasa Ramadhan
Puasa ini hukumnya wajib berdasarkan Al Qur’an, hadits, dan ijma’
ulama.
Adapun dalil dari Al Qur’an, yaitu Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
2. Puasa Kafarat
Puasa sebagai penebusan atau denda yang dikarenakan pelanggaran
terhadap suatu hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban
2
"Ringkasan Fikih Puasa Ramadhan - Muslim.or.id." 6 Apr. 2022, https://muslim.or.id/28133-
ringkasan-fikih-puasa-ramadhan.html. Diakses pada 7 Sep. 2022.
3
Ahmad Abu Al Majd, Terjemah Bidayah Al Mujtahid wa Nihayah al Muqtashid, (Semarang: Asy-
Syifa, 1997), h. 584.
4
Q.S. Al-Baqarah/ 2:183.
3
misalnya seseorang yang melakukan hubungan suami istri di siang hari pada
saat berpuasa dibulan ramdhan. Adapun denda bagi yang melakukannya yaitu:
a. Puasa dua bulan berturut-turut, atau
b. Memerdekakan seorang budak, atau
c. Memberi makan orang miskin sebanyak enam puluh orang.
3. Puasa Nadzar
Ialah puasa yang dilakukan karena pernah berjanji atau bernadzar untuk
berpuasa atas suatu pencapaian atau hal tertentu. Jika keinginannya tersebut
tercapai maka puasa yang telah dijanjikan harus atau wajib dilaksanakan.
Para ulama telah bersepakat bahwa nadzar mutlak untuk mendekatkan diri
kepada Allah wajib ditunaikan, kecuali yang diriwayatkan dari sebagian
pengikut madzhab Imam Syafi’i.5 Kewajiban menunaikan nadzar berdasarkan
keumuman firman Allah SWT,
۟ ُٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا َأوْ ف
وا بِ ْٱل ُعقُو ِد َ
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad (perjanjian itu)”6
BAB III
5
Ahmad Abu Al Majd, Terjemah Bidayah Al Mujtahid wa Nihayah al Muqtashid, (Semarang:
Asy-Syifa, 1997), h. 886.
6
Q.S Al-Mā’idah/ 5:1.
4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian serta penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut:
a) Puasa menurut bahasa berarti menahan diri, sedangkan menurut istilah adalah
menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkannya, mulai dari terbitnya fajar
hingga terbenamnya matahari dengan disertai niat dan syarat tertentu.
b) Puasa wajib terbagi atas tiga, yaitu:
1. Puasa yang terikat waktu yaitu puasa Ramadhan selama sebulan
2. Puasa yang wajib karena ada illat, yaitu puasa sebagai kafarat
3. Puasa yang dilakukan karena pernah berjanji untuk berpuasa atas suatu
pencapaian atau hal tertentu yaitu puasa nadzar
DAFTAR PUSTAKA
5
Al Qur’an Al Karim
Al Majd, Ahmad Abu. 1997. Terjemah Bidayah Al Mujtahid wa Nihayah al Muqtashid.
Semarang: Asy-Syifa.
Purnama, Yulian. (2022, April 06). Ringkasan Fiqih Puasa Ramadhan. Dipetik September 7,
2022, dari Muslim.or.id: https://muslim.or.id/28133-ringkasan-fikih-puasa-ramadhan