Tafsir Tarbawi
Tentang:
Puasa, Haji, Umrah dan Ayat Tentang Toleransi Serta Etika Beragama
Oleh kelompok IV
Dosen pembimbing:
1445H/2023M
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
PENDAHULUAN........................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
A. Makna dan Kandungan Ayat – Ayat tentang ketentuan puasa....................................5
B. Makna dan Kandungan Ayat – Ayat Tentang Ketentuan Haji dan Umrah....................8
C. Makna dan Kandungan Ayat – Ayat Tentang Toleransi dan Etika Beragama.............17
BAB III.....................................................................................................................................29
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis, Kelompok IV
PENDAHULUAN
Puasa, Haji dan Umroh merupakan dua praktik keagamaan penting dalam
agama Islam. Puasa adalah ibadah wajib yang dilakukan oleh umat Muslim di seluruh
dunia selama bulan Ramadan. Selama bulan ini, umat Muslim menahan diri dari
makan, minum, dan kegiatan lainnya dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Puasa memiliki makna spiritual yang mendalam, di mana umat Muslim berusaha
untuk meningkatkan kesadaran diri, mengendalikan hawa nafsu, dan mendekatkan
diri kepada Allah.
Haji Umroh, di sisi lain, adalah ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim yang
mampu secara finansial dan fisik untuk melakukan perjalanan ke Mekah, Saudi
Arabia. Haji Umroh terdiri dari serangkaian ritual yang harus dilakukan oleh jamaah
haji di tempat- tempat suci, seperti Masjidil Haram dan Ka'bah. Ibadah ini merupakan
salah satu dari lima rukun Islam dan dianggap sebagai salah satu momen puncak
dalam kehidupan seorang Muslim.
Toleransi dan etika beragama merupakan dua hal yang sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks agama, toleransi merujuk pada sikap saling
menghormati dan menerima perbedaan keyakinan agama antara individu atau
kelompok. Sementara itu, etika beragama mengacu pada prinsip-prinsip moral dan
perilaku yang diikuti oleh penganut agama dalam interaksi mereka dengan sesama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja makna dan kandungan ayat – ayat tentang ketentuan puasa ?
2. Apa saja makna dan kandungan ayat – tentang ketentuan haji dan umrah ?
3. Apa saja makna dan kandungan ayat tentang toleransi ?
4. Apa saja kandungan ayat tentang etika beragama ?
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
(علَى الَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون َ ِيأيها الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ُكت
َ ِب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت
َ ب
)183
َت فَ َمن َكانَ ِمن ُكم ِّم ِريضًا َأوْ َعلَى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن َأي ٍَّام ُأ َخ َر َو َعلَى الَّ ِذين ٍ َأيَّا ًما َم ْع ُدودَا
ين فَ َمن تَطَ َّو َع َخ ْيرًا فَهُ َو َخ ْي ٌر لَّهُ َوَأن تَصُو ُموا َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ِإن ِ ي ُِطيقُونَهُ فِ ْديَةٌ طَ َعا ُم ِم ْس ِك
)184(َ ُكنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون
97. “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam
Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di
antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji
ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke
sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa
Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”
ِ َّلِلن
yang pertama kali dibangun untuk manusia bagi kepentingan ibadah ( اس
ض َع ٍ ) ِإ َّن َأ َّو َل بَ ْيyang terletak di bakkah ( َ ) لَلَّ ِذي بِبَ َّكةyaitu Makkah. Ayat
ِ ت ُو
ini membantah orang-orang Yahudi yang mengecam umat Islam yang
berkiblat ke Mekah. Orang-orang Yahudi menduga bahwa Baitu Maqdis,
yaitu kiblat mereka lebih utama dari Ka‟bah.
ق َواَل ِجدَا َل فِي ا ْل َح ِّج ۗ َو َماَ سو ُ ُض فِي ِهنَّ ا ْل َح َّج َفاَل َرفَ َث َواَل ف َ ش ُه ٌر َم ْعلُو َماتٌ ۚ فَ َمنْ فَ َر ْ ا ْل َح ُّج َأ
)197( ب ِ ون يَا ُأولِي اَأْل ْلبَا
ِ ُتَ ْف َعلُوا ِمنْ َخ ْي ٍر يَ ْعلَ ْمهُ هَّللا ُ ۗ َوتَزَ َّودُوا فَِإنَّ َخ ْي َر ال َّزا ِد التَّ ْق َو ٰى ۚ َواتَّق
196. “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ´umrah karena Allah. Jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah)
korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum
korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit
atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya
berfid-yah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu
telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan ´umrah
sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang
mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak
mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari
(lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang
sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang
yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang
yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.”
Ibadah haji adalah rukun Islam yang kelima. Haji mulai diwajibkan
bagi umat Islam pada tahun ke enam Hijri. Sebelumnya, Rasulullah saw
pernah beribadah haji sebagai ibadah sunah. Di samping ibadah haji ada pula
ibadah umrah. Kedua-duanya wajib dikerjakan umat Islam, sekali seumur
hidup. Ibadah haji dan umrah lebih dari sekali, hukumnya sunah. Namun
Imam Malik bin Anas berpendapat bahwa ibadah umrah setahun dua kali
hukumnya makruh. Ibadah haji dan umrah tidak harus segera dikerjakan,
boleh dikerjakan bila keadaan telah mengizinkan. Siapa yang mampu
mengerjakan ibadah haji dan umrah sebaiknya ia segera menunaikannya.
Tempat mengerjakan ibadah haji dan umrah itu hanya di tanah suci
Mekah dan sekitarnya. Mereka yang diwajibkan pergi mengerjakan ibadah
haji dan umrah ialah mereka yang dalam keadaan sanggup dan mampu, yaitu
biaya cukup tersedia, keadaan jasmaniah mengizinkan dan keamanan tidak
terganggu. Perbedaan ibadah haji dengan umrah ialah haji rukunnya lima,
yaitu: niat, wukuf, tawaf, sa’i, dan tahallul, sedangkan umrah rukunnya hanya
empat: niat, tawaf, sa’i, dan tahallul.
Amal-amal dalam ibadah haji ada yang merupakan rukun, ada yang
wajib dan ada yang sunah. Amal-amal yang merupakan rukun ialah jika ada
yang ditinggalkan maka ibadah haji dan umrah tidak sah. Amal-amal yang
wajib ialah jika ada yang ditinggalkan, maka dikenakan denda (dam) tetapi
haji dan umrah sah. Amal-amal yang sunah jika ada yang ditinggalkan, maka
haji dan umrah sah dan tidak dikenakan dam.
Ibadah haji dan umrah mempunyai beberapa segi hukum. Oleh karena
itu, siapa yang akan mengamalkan ibadah itu seharusnya lebih dahulu
mempelajarinya. Amalan-amalan ini biasa disebut manasik. Ayat 196 ini
diturunkan pada waktu diadakan perdamaian Hudaibiah pada tahun ke-6 Hijri
sama dengan turunnya ayat 190 tentang izin berperang bagi kaum Muslimin.
Dalam hal ini Allah swt memberikan ketentuan sebagai berikut: orang
yang telah berihram untuk haji dan umrah lalu dihalangi oleh musuh sehingga
haji dan umrahnya tidak dapat diselesaikan, maka orang itu harus
menyediakan seekor unta, sapi, atau kambing untuk disembelih.
Waktu untuk mengerjakan haji itu sudah ada ketetapannya yaitu pada
bulan-bulan yang sudah ditentukan dan tidak dibolehkan pada bulan-bulan
yang lainnya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan sudah berlaku di dalam
mazhab Abu Hanifah, Syafi’i dan Imam Ahmad, bahwa waktu mengerjakan
haji itu ialah pada bulan Syawal, Zulkaidah sampai dengan terbit fajar pada
malam 10 Zulhijah. Ketentuan-ketentuan waktu haji ini telah berlaku dari
sejak Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
3. QS. Al-hajj 27 – 29
ت ع َٰلى َما َرزَ قَ ُهمۡ ِّم ۡۢن بَ ِه ۡي َم ِة ااۡل َ ۡن َع ِام ۚ فَ ُكلُ ۡوا لِّي ۡشهد ُۡوا منَافع لَهمۡ وي ۡذ ُكروا ۡ هّٰللا
ٍ ٰاس َم ِ فِ ۡۤى اَ يَّ ٍام َّم ۡعلُ ۡوم ُ ََ ُ َ ِ َ َ َ
َ س ۡالفَقِ ۡي ۡ
ـر ِٕ َِم ۡن َها َواَط ِع ُمو̃ا ۡالب
َ ٓاٮ
ۡ ِ ض ۡوا تَفَثَ ُهمۡ َو ۡليُ ۡوفُ ۡوا نُ ُذ ۡو َرهُمۡ َو ۡليَطَّ َّوفُ ۡوا بِ ۡالبَ ۡي
ُ ثُ َّم ۡليَ ۡـق
ِ ت ال َعتِ ۡي
ق
27. “Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang
kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jau,”
Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka
28. “menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan 1
atas
rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka
makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara dan fakir.”
29. “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran1 (yang ada di
badan) mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka dan melakukan tawaf
sekeliling rumah tua (Baitullah).”
4. Al Kahfi ayat 29
ق ِمنْ َربِّ ُك ْم فَ َمنْ شَا َء فَ ْليُْؤ ِمنْ َو َمنْ شَا َء فَ ْليَ ْكفُ ْر ِإنَّا َأ ْعتَ ْدنَا لِلظَّلِ ِمينَ نَا ًرا َأ َحاطَ بِ ِه ْم ُّ َوقُ ِل ا ْل َح
۲۹ سا َءتْ ُم ْرتَفَقًا َ اب َوُ ش َر َ ِش ِوي ا ْل ُو ُجوهَ ب
َّ ْئس ال ْ َستَ ِغ ْيثُوا يُ َغاثُوا بِ َما ٍء َكا ْل ُم ْه ِل ي
ْ َس َرا ِدقُ َها َواِنْ ي ُ
5. Al Hujurat 10-13
َ ِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُونَ ِإ ْخ َوةٌ فََأصْ لِحُوا بَ ْينَ َأ
10) َخَو ْي ُك ْ|م َوا تَقُوا هللاَ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون
يََأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوْ ا اَل يَ ْسخَرْ قَوْ ٌم ِم ْن قَوْ ٍم َع َسى َأ ْن يَ ُكونُوا َخ ْيرًا ِم ْنهُ ْم َواَل نِ َسا ٌء ِم ْن
ِ َواَل ت َْل ِم ُزوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َواَل تَنَابَ ُزوا بِاَأْل ْلقَا، نِ َسا ٍء َع َسى َأ ْن يَ ُك َّن َخ ْيرًا ِم ْنه َُّن
َ ب بِْئ
س ااِل ْس ُم
11) َك هُ ُم الظَّلِ ُمون َ ق بَ ْع َد اِإْل ْي َما ِن َو َم ْن لَ ْم يَتُبْ فَُأ ول ْي
ُ ْالفُسُو
ْْض الظَّنَ اثُ َّم َواَل تَ َج َّسسُوا| َواَل يَ ْغتَب َ يََأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا| َكثِيرًا ِمنَ الظَّ ِن اِ َّن بَع
ض ُكم بَ ْعضًا َأيُ ِحبُّ َأ َح ُد ُك ْم َأ ْن يَْأ ُك َل لَحْ َم َأ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هللاَ تَ َّوا
ُ ب ْع
12)ب َّر ِحي ٌم
َ يَايُّهَا النَّاسُ ِإنَّا خَ لَ ْقنَ ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوُأ ْنثَى| َو َج َع ْلنَ ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَاِئ َ|ل لِتَ َع
ارفُوا| ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْ|م
13)ٌِع ْن َد هللاِ ا ْنقُ ُك ْم ِإ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِير
Artinya:”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,
karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (10)Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum
yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik
dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-
perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi
perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang
mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan
janganlah saling memanggil dengan gelar gelar yang buruk. Seburuk-
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman.
Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim.(11).Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara
kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu
merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha
Penerima Tobat, Maha Perryayang.(12).Orang-orang Arab Badui
berkata, "Kami telah beriman." Katakanlah (kepada mereka), "Kamu
belum beriman, tetapi katakanlah "Kami telah tunduk (Islam)," karena
iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah
dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sediki pun (pahala) amalmu.
Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."(13)
Pada ayat 10 Allah menegaskan bahwa orang-orang mukmin
adalah bersaudara. Meskipun berbeda bangsa, adat, warna kulit, bahasa,
kedudukan, social-ekonomi, tetapi mereka itu satu ikatan persaudaraan
islam. Oleh karennya sesama orang mukmin harus mempunyai jiwa
peraudaraan yang kokoh sebagaimana diajarkan agamanya yaitu islam.
Kandungan ayat 11 merupakan konsekuensi logis dari makna
yang terkandung pada ayat 10. Pada ayat 10 orang mukmin itu
bersaudara, maka konsekuensinya orang-orang mukmin tidak boleh
saling mengolok-olok. Sebab boleh jadi orang-orang mukmin yang
diperolok-olok itu lebih baik dari oarng yang mengolok-olok. Demikian
juga orang mukminah.
Olok-olok disini dapat berupa ejekan atau perkataan, sindiran
dan kelakar yang bersifat merendahkan diri atau menghinanya. Itu semua
dapat menimbulkan pertengkaran atau perkelahian. Oleh karena itu Allah
melarang orang-orang mukmin saling memperolok-olok yang lain agar
terbina persaudaraan, kesatuan, persatuan dikalangan orang mukmin.
Pada ayat 11 juga orang mukmin dilarang mengolok-olok diri
sendiri. Ahli tafsir menjelaskan mengolok-olok diri sendiri maksudnya
mengolok sesama mukmin karan antara sesama muslim itu satu tubuh.
Begitupun di ayat ini Allah melarang orang mukmin memanggil orang
mukmin lain dengan panggilan atau sebutan yang buruk. Yaitu sebutan
yang tidak disukai oleh orang yang dipanggil atau digelarinya. Seperti
memanggil orang beriman dengan panggilan "hai Fasik" atau "hai Kafir".
Dalam ayat ini Allah memperingatkan kepada orang yang berbuat
kesalahan harus segera taubat.
Masih dalam kerangka membina persaudaraan orang-orang
mukmin. Dalam ayat 12 Allah melarang orang-orang yang beriman cepat
berperasangka. Sebab sebagian perasangka itu adalah dosa, karena itu
harus di jauhi. Dalam ayat ini juga Allah melarang oarng mukmin
mencari-cari kesalahan orang lain, menggunjing, menceritakan keburukan
orang lain (ghibah).Allah menggambarkan orang yang begitu bagaikan
seseorang yang makan daging mentah, yang sebenarnya dia sendiri tidak
menyukainya.
Al-Qur'an surat al-hujarat ayat 13 menegaskan kepada semua
manusia bahwa ia diciptakan Allah dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan. Menciptakan manusia secara pluralistic, beraneka bangsa,
suku, bahasa, budaya dan warna kulit. Keanekaragaman dan
kemajemukan manusia seperti itu adalah bukan untuk berpecah belah,
saling membanggakan kedudukan, yang satu lebih terhormat dari yang
lainnya akan tetapi supaya saling mengenal,
bersilaturahmi,berkomunikasi, saling member dan menerima. Suatu hal
penting bahwa semua manusia itu sama di hadapan Allah, yang
membedakan derajat mereka adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Contoh dalam surat al hujarat ayat 10-13 :
Abu bakar Ash-siddiq, beliau persaudarakan dengan haritsah bin
zaid, umar bin khattab, beliau bersaudara dengan itbah bin malik.
demikian dengan sahabat yang lainnya. Rasulullah yang
mempersaudarakn kaum muhajirin (dari mekkah) dan kaum ansar
(penduduk asli madinah).
6. Yunus 40 -41
40( َُّك َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْف ِس ِدين
|َ َو ِم ْنهُ ْم َم ْن يُْؤ ِمنُ بِ ِه َو ِم ْنهُ ْم َم ْن اَّل يُْؤ ِمنُ بِ ِه َو َرب
ك فَقُلْ لِي َع َملِي َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم َأ ْنتُ ْم بَ ِريتُونَ ِمنَا َأ ْع َم ُل َوَأنَا بَ ِري ٌء ِمهَا َ َوِإ ْن َك َّذبُو
41( َتَ ْع َملُون
PENUTUP