Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

Metodologi Penelitian
“Pengumpulan Data”
Disusun Oleh :
Aulia Tavian 616080717005
S1-Keperawatan TK.III

Dosen Pengampu :
Nelli Roza, S.Kp. M.Kes.
Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian. Langkah-
langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan teknik
instrument yang digunakan. Selama proses pengumpulan data (jika diperlikan),
memerhatikan prinsp-prinsip validitas dan reliabilitas, serta menyelesaikan masalah-
masalah yang terjadi agar data dapat terkumpul sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. (Nursalam,2015)
– Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer.Data primer yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data yang langsung diambil di responden dengan menggunakan metode
angket atau kuesioner. Metode angket atau kuesioner adalah cara pengumpulan data
melalui pengajuan item pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian,
responden atau sumber dan jawabannya diberikan secara tertulis. Dalam penelitian ini
metode angket atau kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan data sudah ada.
Dalam penelitian ini data sekunder didapat dari bagian diklat RSU PKU Muhammadiyah
Bantul Yogyakarta data berupa profil lokasi penelitian.
Metode Pengolahan
1.Pengolahan Data
Peneliti melakukan proses pengolahan data ini melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Editing
Editing dilakukan peneliti setelah data terkumpul, dengan meneliti kembali catatan data yang ada
sehingga bila terjadi kekurangan atau ketidaksesuaian dapat segera dilengkapi atau
disempurnakan. Pada tahap ini saat pengumpulan lembar kuesioner didapatkan dua responden
yang belum lengkap pengisiannya.Peneliti mengembalikan kembali ke responden untuk
dilengkapi jawaban yang kurang setelah diberikan penjelasan ketidaklengkapan jawaban
kuesioner yang dikumpulkan.Setelah data yang terkumpul lengkap maka peneliti melakukan
scoring.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit, selanjutnya diberikan pengkodean, yakni mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pernyataan positif (favorable)
yaitu 4 sama dengan sangat setuju, 3 sama dengan setuju, 2 sama dengan tidak 50 setuju, 1 sama
dengan sangat tidak setuju. Pernyataan negatif (unfavorable) maka sebaliknya dari pernyataan
NEXT…
c. Scoring
Kegiatan pemberian skor (nilai) terhadap jawaban yang telah ditulis oleh responden
berdasarkan kunci jawaban yang ada. Jawaban pada kuesioner supervisi kepala ruang
keperawatan, pengetahuan, motivasi kerja dan kepemimpinan masing-masing setiap
pernyaatan diberi nilai berdasarkan pernyataan responden kemudian diberikan skor
disetiap responden.
d. Tabulasi (tabulating)
Kegiatan pada tahap ini adalah usaha peneliti menyajikan data, terutama pengolahan data
yang berbentuk analisa kuantitatif, dimana pengolahan data tersebut umumnya
menggunakan tabel seperti tabel distribusi frekuensi. Proses tabulasi dilakukan secara
manual dengan menggunakan bantuan program yang ada di komputer. e. Out Put Upaya
prosesor data untuk menampilkan hasil pengolahan data dalam bentuk lembar cetak (print
out), kemudian ditafsirkan pembacanya oleh peneliti. (Notoatmodjo, 2010)
Jenis-jenis Instrumen Jenis instrumen penelitian yang dapat dipergunakan pada ilmu keperawatan dapat
diklasifikasikan menjadi 5 bagian, yang meliputi pengukuran (1) biofisiologis; (2) observasi; (3) wawancara,
(4) kuesioner, dan (5) skala (Nursalam, 2008).
Pada penyusunan instrumen penelitian tahap awal perlu dituliskan data-data tentang karakteristik responsden:
umur, pekerjaan, sosial ekonomi, jenis kelamin, dan data demografi lainnya. Meskipun data tersebut tidak
dianalisis, tetapi akan sangat membantu peneliti jika sewaktu-waktu dibutuhkan daripada harus kembali
mencari responsden lagi.
a. Pengukuran Biofisiologis Pengukuran biofisiologis adalah pengukuran yang dipergunakan pada tindakan
keperawatan yang berorientasi pada dimensi fisiologi. Contoh, pengukuran aktivitas dasar klien, perawatan
kebersihan mulut, perawatan dekubitus, infeksi kontrol sehubungan dengan pemasangan kateter, dan
perawatan trakeostomi. Meskipun pengukuran tersebut sangat sederhana, untuk mendapatkan hasil yang valid
membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi. Instrumen pengumpulan data pada fisiologis dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu:
– 1) In-vivo: Observasi proses fisiologis tubuh, tanpa pengambilan bahan/spesimen dari tubuh klien.
Misalnya pengukuran penurunan tekanan darah pada penelitian pengaruh penggunaan obat jenis anestesi
X terhadap penurunan tekanan darah pada klien selama laparostomi.
– 2) In-vitro: Pengambilan suatu bahan/spesimen dari klien. Misalnya tingkat stres pada klien IMA laki-laki
dan perempuan (pengambilan urine untuk memeriksa kadar hormon stres: kortisol, katekolamin, dan
b. Pengukuran Observasi: Tidak Terstruktur dan Terstruktur Beberapa jenis masalah keperawatan memerlukan
suatu pengamatan atau observasi untuk mengetahuinya. Pengukuran tersebut dapat dipergunakan sebagai fakta
yang nyata dan akurat dalam membuat suatu kesimpulan.
Jenis pengukuran observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur.
– 1) Tidak terstruktur Pada pengukuran observasi ini peneliti secara spontan mengobservasi dan mencatat
apa yang dilihat dengan sedikit perencanaan. Metode observasi ini meliputi penjelasan informasi yang lebih
banyak dipergunakan untuk menganalisis data secara kualitatif daripada kuantitatif. Peneliti (observer)
menggunakan pedoman sesuai pertanyaan penelitian tetapi peneliti tidak hanya mengobservasi pada hal-hal
yang ada pada pedoman. Pada penelitian keperawatan biasanya peneliti ikut terlibat sebagai peserta dalam
suatu kelompok yang diobservasi. Pada jenis penelitian partisipasi observasi, peneliti ikut terlibat secara
penuh dan berhubungan dengan subjek khususnya terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Contoh jenis pengukuran ini dapat dilihat pada Focus Group Discussion (FGD).
– 2) Terstruktur Pengukuran observasi secara terstruktur berbeda dari jenis observasi yang tidak terstruktur
yaitu peneliti secara cermat mendefinisikan apa yang akan diobservasi melalui suatu perencanaan yang
matang. Peneliti tidak hanya mengobservasi faktafakta yang ada pada subjek, tetapi lebih didasarkan pada
perencanaan penelitian yang sudah disusun sesuai pengelompokannya, pencatatan, dan pemberian kode
terhadap hal-hal yang sudah ditetapkan.
Instrumen observasi: Checklist dan Rating Scale
Pada suatu pengukuran, peneliti menggunakan pendekatan berdasarkan kategori sistem yang telah dibuat oleh peneliti
untuk mengobservasi suatu peristiwa dan perilaku dari subjek. Hal yang sangat penting pada teknik pengukuran dengan
adanya sistem kategori adalah adanya definisi secara hati-hati terhadap perilaku yang diobservasi. Setiap kategori harus
dijelaskan secara mendalam dengan definisi operasional supaya observer dapat mengkaji kejadian yang timbul.
Menurut Polit & Back (2012) yang mengembangkan instrumen observasi pada posisi tubuh dan aktivitas motorik
terdiri atas suatu sistem kategori. Misalnya, pengamatan kinerja perawat dalam pemasangan infus. Hal-hal yang perlu
diobservasi adalah kemampuan perawat dalam komunikasi, memasukan jarum, memberikan cairan parenteral serta
kompetensi lainnya.
c. Wawancara
1) Tidak terstruktur Jenis pengukuran ini dipergunakan pada penelitian deskriptif dan kualitatif. Pertanyaan yang
diajukan mencakup permasalahan secara luas yang menyangkut kepribadian, perasaan, dan emosi seseorang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menggali emosi dan pendapat dari subjek terhadap suatu masalah penelitian.
Terdapat beberapa jenis pengukuran pada jenis wawancara ini:
(a) Wawancara secara langung tanpa adanya suatu topik khusus yang dibicarakan. Tujuan dari wawancara adalah
untuk menggali persepsi subjek secara umum tanpa adanya intervensi jawaban dari peneliti. Misalnya penelitian
Robertson (1992) tentang pendapat 23 ras Afrika yang tinggal di Amerika “Apa arti ketidakpatuhan klien terhadap
program pengobatan pada klien dengan penyakit kronis” (Polit dan Back, 2012).
(b) Focus interview. Jenis ini dipergunakan oleh peneliti kepada subjek yang menggunakan pertanyaan
secara luas. Jenis pertanyaan biasanya berhubungan dengan suatu dorongan agar subjek bersedia berbicara
secara terbuka, tidak hanya pertanyaan ya dan tidak. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Flaskerud &
Calvillo (1991) dalam Polit dan Back (2012) tentang pendapat 59 wanita Latin dengan sosial ekonomi
rendah tentang “Apa kepercayaaan wanita Latin tentang penyebab dan pengobatan penderita yang mengidap
AIDS”.
(c) Focus Group Discussion (FGD) adalah suatu teknik penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi (perasaan, pikiran) berdasarkan pengamatan subjektif dari sekelompok sasaran
terhadap suatu situasi/produk tertentu. Sasaran diskusi biasanya homogen dengan jumlah kelompok berkisar
6-12 orang, diskusi berakhir 1-2 jam dipimpin oleh moderator. Moderator berusaha menjalin hubungan yang
akrab dengan responsden sehingga responsden dapat mengemukakan secara jujur/terbuka terhadap hal-hal
yang menyangkut kepribadian, perasaan, dan emosi yang sesungguhnya. Jenis pengukuran ini juga
digunakan pada penelitian di perusahaan/instansi. Jumlah subjek biasanya cenderung sedikit (pimpinan atau
orang yang dianggap dapat mewakili kelompoknya) (Nursalam, 2008).
(d) Riwayat hidup. Jenis penelitian ini merupakan penjabaran tentang pengalaman hidup seseorang.
(e) Catatan kehidupan (diaries) Penelitian ini digunakan untuk menanyakan kepada subjek tentang
kehidupan yang terjadi selama ini berdasarkan catatan kehidupannya.
(2) Terstruktur , Pengukuran wawancara terstruktur meliputi strategi yang memungkinkan
adanya suatu kontrol dari pembicaraan sesuai dengan isi yang diinginkan peneliti. Daftar
pertanyaan biasanya sudah disusun sebelum wawancara dan ditanyakan secara urut. Untuk jenis
wawancara terstruktur yang lebih ketat, peneliti hanya diperkenankan bertanya apa adanya sesuai
dengan pertanyaan yang telah disusun. Jika responsden tidak jelas, peneliti hanya boleh
mengulang pertanyaan yang sama.
Tahapan penyusunan wawancara terstruktur meliputi a) menyusun pertanyaan, b) pilot testing, c)
latihan,
d) persiapan, e) pengulangan (probing), dan f) recording.
d. Kuesioner Pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek
untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan dapat juga dibedakan
menjadi pertanyaan terstruktur, peneliti hanya menjawab sesuai dengan pedoman yang sudah
ditetapkan dan tidak terstruktur, yaitu subjek menjawab secara bebas tentang sejumlah pertanyaan
yang diajukan secara terbuka oleh peneliti. Pertanyaan dapat diajukan secara langsung kepada
subjek atau disampaikan secara lisan oleh peneliti dari pertanyaan yang sudah tertulis. Hal ini
dilakukan khususnya kepada subjek yang buta huruf, lanjut usia, dan subjek dengan kesulitan
Macam kuesioner adalah sebagai berikut.
1) Open ended questions
Misal: Apa yang Anda lakukan apabila Anda diketahui terkena AIDS?
2) Closed ended questions
(a) Dichotomy question, Misal: Apakah Anda pernah masuk rumah sakit
( ) Ya ( ) Tidak
(b) Multiple choice, Misal : Seberapa pentingkah bagi Anda untuk menghindari hamil pada
saat sekarang ini? ( ) Sangat penting ( ) Penting ( ) Biasa saja ( ) Tidak penting
3) Rating question Misal: Pada skala 1 sampai dengan 10, di mana 0 menandakan sangat
tidak puas dan 10 sangat memuaskan, bagaimanakah kepuasan tanggapan Anda terhadap
pelayanan keperawatan di rumah sakit selama dirawat disini?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4) Cafetaria questions, Misal: Setiap orang memiliki perbedaan dalam hal penggunaan terapi
estrogenreplacement pada menopause. Pernyataan di bawah ini manakah yang mewakili
pendapat Anda?
( ) Estrogen-Replacement (E-R) sangat berbahaya dan harus dilarang
( ) E-R mempunyai efek samping sehingga memerlukan pengawasan yang ketat dalam
pemakaiannya
( ) Saya tidak mempunyai pendapat tentang penggunaan E-R

5) Rank order question, Misal: Orang hidup mempunyai pandangan yang berbeda. Berikut ini daftar
tentang prinsip-prinsip hidup. Silahkan menuliskan angka sesuai prioritas yang menurut Anda
benar, 1 yang Saudara anggap sangat penting, 2 kurang penting, dan seterusnya.
( ) Karier dan sukses ( ) Sehat
( ) Baik hati dan social ( ) Uang/materi
( ) Berhasil dalam berkeluarga
( ) Agama
6) Forced-choiced question
Misal: Pernyataan manakah yang mewakili perasaan Anda sekarang?
( ) Apa yang sedang terjadi dengan saya saat ini?
( ) Kadang-kadang saya merasa tidak bisa mengendalikan diri dalam hidup saya

e. Skala Pengukuran, Skala psikososial merupakan jenis instrumen self-report yang digunakan
oleh peneliti perawat yang dikombinasikan dengan jenis pengukuran wawancara dan kuesioner.
Skala merupakan bagian dari desain penilaian penomoran terhadap pendapat subjek mengenai
hal-hal yang dirasakan ataupun keadaan fisiologis subjek. Jenis pengukuran ini sering
dipergunakan kepada subjek tentang kecemasan, konsep diri, koping, depresi, harapan, distres
menstruasi, nyeri, kepuasan, dukungan sosial, dan stres (contoh-contoh instrumen dapat dilihat
pada bagian pembahasan tentang instrumen).
1) Visual Analog Scale (VAS) dan
Pengukuran Nyeri Lainnya (Nursalam,
2011) Nyeri sangat berat 100

Jenis pengukuran ini dipergunakan untuk


mengukur pengalaman subjektif, misalnya
Garis ukur
nyeri, mual dan sesak. Jenis ini dapat sampai 100
diukur dengan menggunakan suatu garis
dimulai dari garis paling awal (paling
ringan) sampai garis paling akhir (paling
berat). Pengunaan VAS pada nyeri
biasanya digambarkan seperti di bawah ini Tidak nyeri 1
dengan nilai mulai dari 0 sampai 100:
2) Likert Scale Responsden diminta pendapatnya mengenai setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu
hal. Pendapat ini dinyatakan dalam berbagai tingkat persetujuan (1 - 5) terhadap pernyataan yang
disusun oleh peneliti.
Contoh: Riset merupakan salah satu tugas perawat.
( ) Sangat tidak setuju ( ) Tidak Setuju ( ) Sangat Setuju
( ) Tidak tahu ( ) Setuju
3) Semantic Differential (SD), Responsden diminta untuk memberikan tanda (v) pada skala yang
sesuai pada 7 poin skala.
Contoh:
Riset Keperawatan
Penting !_7_!___!___!___!____!____!_1_! Tidak penting
Menyenangkan !_7_!___!___!___!____!____!_1_! Membosankan
Mudah !_7_!___!___!___!____!____!_1_! Sulit
Murah !_7_!___!___!___!____!____!_1_! Mahal
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam,2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skiripsi, Tesis,dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta:Salemba
Medika

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:


Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam, 2015. METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN


Pendekatan Praktis.Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai