Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmatnya sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kita kirimkan shalawat dan taslim atas junjungan kita Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari lembah kehinaan menuju lembah kemuliaan. Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan. Dimana di dalam makalah ini akan dibahas mengenai kelainan yang terjadi pada air ketuban seperti: oligohidramnion, ketuban pecah dini. Terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing dalam hal ini dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini, begitu juga dengan teman-teman dan semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Jika dalam makalah ini terdapat kesalahan kami memohon maaf karena kita sebagai manusia biasa tidak lupu dari kesalahan. Moga makalah ini dapat bermamfaat bagi para pembaca.

OLIGOHIDRAMNION A. Definisi Air ketuban memiliki beberapa peranan yang penting diantaranya melindungi bayi dari trauma, terjepitnya tali pusat, menjaga kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi, membuat bayi bisa bergerak sehingga otot2nya berkembang dengan baik serta membantu perkembangan saluran cerna dan paru janin Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc. VAK (Volume Air Ketuban) meningkat secara stabil saat kehamilan, volumenya sekitar 30 cc pada 10 minggu dan mencapai puncaknya 1 Liter pada 34-36 minggu, yang selanjutnya berkurang. Rata-rata sekitar 800 cc pada akhir trisemester pertama sampai pada minggu ke-40. Berkurang lagi menjadi 350 ml pada kehamilan 42 minggu, dan 250 ml pada kehamilan 43 minggu. Tingkat penurunan sekitar 150 ml/minggu pada kehamilan 38-43 minggu. . Mekanisme perubahan tingkat produksi AFV belum diketahui dengan pasti, meskipun diketahui berhubungan dengan aliran keluar-masuk cairan amnion pada proses aktif. Cairan amnion mengalami sirkulasi dengan tingkat pertukaran sekitar 3600 mL/jam. 3 faktor utama yang mempengaruhi AFV : 1) Pengaturan fisiologis aliran oleh fetus 2) Pergerakan air dan larutan didalam dan yang melintasi membrane 3) Pengaruh maternal pada pergerakan cairan transplasenta Oligohidramnion lebih sering ditemukan pada kehamilan yang sudah cukup bulan karena VAK biasanya menurun saat hamil sudah cukup bulan. Ditemukan pada sekitar 12 % kehamilan yang mencapai 41 minggu. B. Etiologi Adapun penyebab terjadinya oligohidramnion Fetal: Kromosom Congenital Hambatan pertumbuhan janin Kehamilan poster Premature ROM (Rupture of amniotic membranes) Maternal: Dehidrasi Insufisiensi uteroplasental Preeklamsia Diabetes Hypoxia kronis C. Patofisiologi Secara umum, oligohidramnion berhubungan dengan : 1. rupture membrane amnion / rupture of amniotic membranes (ROM) 2. gangguan congenital dari jaringan fungsional ginjal atau obstructive uropathy. 3. keadaan-keadaan yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin ke kantung amnion.

menurut

beberapa

ahli

yaitu:

4. fetal urinary tract malformations: seperti renal agenesis, cystic dysplasia, dan atresia uretra. 5. reduksi kronis dari produksi urin fetus sehingga menyebabkan penurunan perfusi renal. 6. Sebagai konsekuensi dari hipoksemia yang menginduksi redistribusi cardiac output fetal. 7. Pada growth-restricted fetuse, hipoksia kronis menyebabkan kebocoran aliran darah dari ginjal ke organ-organ vital lain 8. Anuria dan oliguria. Namun dari beberapa kepustakaan juga menyatakan bahwa mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan dengan adanya sindroma potter dan fenotip pottern, dimana, Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit). Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal. Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi. Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter. Gejala Sindroma Potter berupa : Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang). Tidak terbentuk air kemih Gawat pernafasan, D.Manifestasi Klinis Beberapa gejala klinis yang timbul pada kasus oigohidramnion yaitu: 1.Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen. 2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak. 3. Sering berakhir dengan partus prematurus. 4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas. 5. Persalinan lebih lama dari biasanya. 6. Sewaktu his akan sakit sekali. 7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar. Selain itu terdapat beberapa factor-faktor yang sangat berisiko pada wanita yang dapat meningkatkan insidensi kasus oligohidramnion yaitu: Anomali kongenital ( misalnya : agenosis ginjal,sindrom patter ). Retardasi pertumbuhan intra uterin. Ketuban pecah dini ( 24-26 minggu ). Sindrom pasca maturitas

E. Epidemiologi: US : merupakan komplikasi pada 0,5 5,5% kehamilan. Severe oligohydramnion terjadi pada 0,7% kehamilan.

F. Komplikasi Congenital malformations Pulmonary hypoplasia Fetal compression syndrome Amniotic band syndrome Abnormal fetal growth or IUGR Decreased fetal blood volume, renal blood flow, and, subsequently, fetal urine output Fetal morbidity

G. Penatalaksanaan Dokter dapat mengusahakan untuk membenarkan posisi dengan cara versi external menjadi letak membujur dan presentasi kepala. Kecenderungan pengembalian posisi letak lintang menjadi posisi letak memanjang sulit dan seringnya beberapa dokter tidak menganjurkan versi chepalik eksternal sebelum kelahiran direncanakan, atau waktu datangnya persalinan.resiko versi chepalik eksternal adalah terjadinya KPD dan tali pysat menumbung, atau persalinan prematur. Bidan dapat mendeteksi presentasi bahu dengan cara pemeriksaan abdomen seperti yang dijelaskan diatas dan pemeriksaan vagina. Bahu janin dapat dikenali dengan merasakan tulang rusuk atau tangan. Pemeriksaan vagina tidak boleh dilakukan jika ada indikasi plasenta previa. Jika ada kegawat daruratan,bidan seharusnya merujuk ke dokter atau ke pelayanan kegawat daruraan obstetri. Dalam persalinan, jika mendapatka kesulitan untuk membenarkan letak janin setelah selaput ketuban pecah ini tidak mungkin dilanjutkan. Tindakan SC merupakan bentuk kelahiran yang paling aman.

DAFTAR PUSTAKA Manuaba Gde Bagus, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arcan, Jakarta, 1999. Wiknjosastro Haanifa, Ilmu Kebidanan, YBP-SP, Jakarta, 2005. Wiknjosastro Hanifa, buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBPSP, Jakarta, 2006. http://www.indogamers.com/f253/ketuban_pecah_dini_buat_yang_ce_yang_istrinya_lagi_hamil12429/ http://www.klikdokter.com/illness/detail/134 http://www.drdidispog.com/2009/06/oligohidramnion-air-ketuban-sedikit.html http://tutorialkuliah.wordpress.com/2009/01/14/oligohidramnion/ http://info.gexcess.com/id/Askeb_%28Asuhan_Kebidanan%29/Kelainan_Air_Ketuban_Polihidr amnion.info http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/polihidramnion.html http://ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/2103/gejala-dan-bagaimana-cara-menanggulangioligohidramnion.

Anda mungkin juga menyukai