CLINICAL SCIENCE
“PEMBUATAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT”
Dosen : Dra. apt. Emma Surachman, M.Si
Sintya Agustina
24043121033
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat yang tiada putus-putusnya,sehingga penyusunan Formularium Obat Rumah Sakit A-
33 Garut 2021 ini terselesaikan dengan baik dan lancar. Revisi Formularium Obat merupakan
salah satu tugas dari Tim Farmasi dan Terapi (TFT) untuk membantu Pimpinan Rumah Sakit
dalam menentukan kebijakan penggunaan obat dan pengobatan secara rasional. Atas
persetujuan Pimpinan Rumah Sakit dan hasil rapat TFT, maka ditetapkan bahwa
Formularium Obat Rumah Sakit disusun berdasarkan Daftar Obat Essensial Nasional
(DOEN), Formularium Nasional (Fornas) beserta perubahannya, E-catalog obat dan obat-
obat di luar Fornas/Perubahan Fornas yang diusulkan oleh SMF/DPJP untuk dimasukkan ke
dalam Formularium Obat Rumah Sakit. Formularium yang telah disusun ini merupakan
perwujudan kesepakatan dalam pilihan obat dan kebutuhan informasi SMF/Instalasi
mengenai obat yang digunakan untuk pasien di Rumah Sakit A-33 Garut. Oleh karena itu,
ketaatan dan kedisiplinan penulisan resep obat-obatan yang ada di dalam Formularium Obat
Rumah Sakit adalah standar kepatuhan terhadap kesepakatan yang telah dibuat. Atas kerja
sama yang baik selama ini dari seluruh anggota TFT dengan SMF/Instalasi serta semua pihak
yang telah memberikan bantuan hingga penerbitan Formularium Obat ini dapat terlaksana,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Dan dengan selalu berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, kami selalu terbuka untuk pengkajian ulang dan
revisi demi kesempurnaan Formularium Obat Rumah Sakit. Semoga dengan terbitnya
formularium obat ini, mutu pelayanan di Rumah Sakit A-33 Garut semakin meningkat.
3. Automatic Stop Order Automatic stop order diterapkan pada obat-obat kategori
tertentu yang dianggap sebagai obat yang kuat atau poten dan obat-obat yang
memerlukan review misalnya anti infeksi, anti viral, antifungi, dan ketorolac. Petugas
farmasi akan mengingatkan perawat jika penggunaannya telah mencapai 5 hari.
Pengobatan akan dilanjutkan setelah dinyatakan secara tertulis oleh Dokter yang
bersangkutan. Pembatasan resep obat:
a. Fentanyl
Injeksi: hanya untuk nyeri sedang hingga berat dan harus diberikan oleh
staf medis yang dapat melakukan resusitasi. Peresepan maksimal 5
amp/kasus.
Patch: Untuk nyeri kronik pada pasien kanker yang tidak terkendali dan
Tidak untuk nyeri akut. Peresepan maksimal 10 patch/bulan.
c. Pethidin Hanya untuk nyeri sedang hingga berat pada pasien yang dirawat di
Rumah Sakit dan Tidak digunakan untuk nyeri kanker. Peresepan maksimal 2
amp/hari (Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.
HK.01.07/MENKES/813/2019 tentang Formularium Nasional)
2. TATA NAMA
2.1 Nama obat ditulis dengan nama generik sesuai dengan Farmakope Indonesia Edisi
IV Tahun 1995.
2.2 Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempunyai nama generik, ditulis
dengan nama lazim. Misalnya : garam oralit.
2.3 Obat kombinasi ditulis dengan nama generiknya masing-masing komponen zat
berkhasiatnya disertai kekuatan masing-masing komponen.
2.4 Untuk beberapa hal yang dianggap perlu, nama sinonim ditulis diantara tanda
kurung.
2. Kolom NO URUT OBAT, dimaksudkan adalah nomor urut obat dari subkelas terapi
sesuai dengan Formularium Nasional dengan modifikasi.
3. Tanda (*) dalam no urut obat merupakan obat yang tidak masuk ke dalam Formularium
Nasional.
6. Kolom BENTUK SEDIAAN DAN KEKUATAN berisi bentuk sediaan obat disertai
dengan kekuatan sediaan obat. Pada kolom ini juga dipisahkan, mana bentuk sediaan
yang masuk dalam Fornas (F) dan mana yang tidak(NF)
7. Kolom NAMA DAGANG berisi nama dagang produk obat yang disetujui masuk dalam
formularium adalah 1 (satu) obat didampingi maksimal 3 (tiga) obat paten yang
didalamnya minimal terdapat 1 (satu) obat yang masuk ke dalam ecatalog
NO. KLS NO NAMA GENERIK BENTUK SEDIAAN NAMA DAGANG MANUFAKTUR KETERANGAN (RETRIKSI MAKSIMAL
TERAPI DAN KEKUATAN OBAT DALAM FORNAS) PERESEPAN
SEDIAAN
2. Sufentanil F : Inj 5 mcg/mL (i.v.) (Belum tersedia) - Hanya untuk tindakan anestesi 3 vial/kasus
yang diberikan dokter anestesi.
2. Anastetik
2.1. Anastetik Lokal
1. Bupivakain Heavy F : Inj 0,5% & glukosa Bupivakain Spinal Dexa Medica PT. Khusus untuk analgesia spinal.
8% Heavy Inj 0,5 % @ 4 Ml -
NF : Inj 0,5% & Bunascan Spinal 0,5% Fahrenheit PT - -
glukosa 8% Heavy Inj 100 mg/20 mL
@ 4 ml
2. Lidocain F : Inj 2%, gel 2%, Lidocain Inj 2% @ 2 mL Phapros Tbk. PT. ; - -
spray topical 10% Quantum
NF : Inj 2%, gel 2%, Xylocain Gel 2% @ 10 AstraZeneca Indonesia - -
spray topical 10% gr Pehacain Inj PT.
Haemocain Oint Phapros Tbk. PT.
Galenium Pharmasia
Laboratories PT.
3. Antialergi dan Obat Untuk Anafilaksis
1. Dexamethason F : Inj 5 mg/mL Dexametason inj 5 Meprofarm PT.; Phapros - 20 mg/hari
mg/ml @ 1 mL PT.; Bernofarm PT.;
Tropica Mas
Pharmaceuticals
-
NF : tab 150 mg, tab Irvell Tab 150 mg, Tab Novell Pharmaceutical -
300mg 300 mg Laboratories PT.
DAFTAR PUSTAKA