Anda di halaman 1dari 3

RSU Putri Bidadari Langkat

Jl. Stabat-T. Pura Desa Jendera Kecamatan Wampu

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PUTRI BIDADARI LANGKAT


NO: 34/SK/DIR/RSUPB/I/2017
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PUTRI BIDADARI LANGKAT

Menimbang:
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Putri Bidadari
Langkat maka diperlukan penyelenggaraan Pelayanan Farmasi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Umum Putri Bidadari Langkat dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Putri Bidadari Langkat
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Umum Putri
Bidadari Langkat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Putri Bidadari Langkat.

Mengingat:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197 /Menkes/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit

M E M U T U S K A N:

Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PUTRI BIDADARI


LANGKAT TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT
UMUM PUTRI BIDADARI LANGKAT

Kedua : Kebijakan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Umum Putri Bidadari Langkat
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Langkat
Pada tanggal 31 Januari 2017
Rumah Sakit Umum Putri Bidadari Langkat
Direktur

Dr. Riza Evantina


RSU Putri Bidadari Langkat
Jl. Stabat-T.Pura Desa Jendera Kecamatan Wampu

Lampiran :
Keputusan Direktur Nomor : 34/SK/DIR/RSUPB/I/2017
Tentang : Kebijakan Pelayanan Farmasi

1. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan, produksi,


penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan pemantauan.
2. Unit Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi / perbekalan farmasi yang
beredar di rumah sakit.
3. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang
utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
4. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
5. Unit Farmasi dipimpin oleh Apoteker, berijazah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang telah memilliki Surat Tanda Registrasi
Apoteker dan Surat Izin Kerja.
6. Kepala Unit Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan
farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan pengawasan distribusi .
7. Sediaan farmasi/perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan obat, alat kesehatan, reagensia,
radiofarmasi, dan gas medis.
8. Mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan farmasi
kepala instalasi sebagai penanggung jawab dapat dibantu oleh apoteker pendamping dan/atau
tenaga tehnis kefarmasian.
9. Obat hanya dapat diberikan berdasarkan resep atau pesanan dari dokter, dan apoteker menganalisa
secara kefarmasian.
10. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi :
 Nama , umur, jenis kelamin, berat badan pasien
 Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter
 Tanggal resep
11. Obat pasien rawat inap dikembalikan jika alergi atau pasien meninggal dunia atau hal lain dengan
persetujuan dokter.
12. Penyediaan obat didasarkan pada formularium rumah sakit dan standar obat karyawan.
13. Setiap ruang rawat harus mempunyai penanggung jawab obat.

RSU Putri Bidadari Langkat


Jl. Stabat-T.Pura Desa Jendera Kecamatan Wampu

14. Besarnya persediaan obat/alkes di logistik farmasi ditentukan maksimum untuk pemakaian satu
bulan, kecuali untuk obat-obat yang dikategorikan “fast moving” persediaan dapat ditingkatkan
sampai dengan maksimum untuk tiga bulan.
15. Formulir pemakaian obat pengganti resep harus ditandatangani oleh Kepala Unit farmasi.
16. Jumlah persediaan obat/alkes ditentukan maksimum untuk penjualan satu minggu.
17. Penerimaan obat/alkes dari logistik farmasi dengan kadaluarsa paling lambat satu tahun hanya
untuk obat-obat yang digolongkan “ cito “ dan segera pakai.
18. Untuk penagihan resep pasien rekanan dan pasien karyawan diperlukan selain foto cofy resep juga
tanda tangan asli dari cetakan slip pembelian obat (SPO) atau dari kuitansi manual.
19. Untuk resep pasien umum atau asuransi perlu persetujuan dari pasien/keluarga pasien dengan
menandatangani di Surat Perintah Kerja (SPK) bahwa obat tidak dapat dikembalikan.
20. Untuk menjaga kualitas, semua obat atau alkes dari pedagang besar farmasi (PBF) yang resmi.
21. Permintaan narkotika di tulis dokter atau dokter yang berwenang dengan mencantumkan nomor
Surat Izin Praktek (SIP) dan alamat lengkap.
22. Tidak menyediakan alkohol 70% dijual bebas.
23. Memberikan pelayanan selama 24 jam terus menerus ke seluruh unit kerja terkait seperti IGD,
rawat inap, rawat jalan, dan rawat intensif.

Rumah Sakit Umum Putri Bidadari Langkat


Direktur,

dr. Riza Evantina

Anda mungkin juga menyukai