Anda di halaman 1dari 5

RUMAH SAKIT HATI KUDUS LANGGUR

JL. J E N D S U D I R M A N  (0916)-21071/21638  (0916)-21638


L A N G G U R - K A B. M A L U K U T E N G G A R A
Email : rs_hk.langgur@yahoo.com

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HATI KUDUS LANGGUR


Nomor : 07/Kep-Dir/RSHKL/PKPO/IX/2018
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI

DIREKTUR RUMAH SAKIT HATI KUDUS LANGGUR


MENIMBANG :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Hati Kudus Langgur,
maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Farmasi yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Hati Kudus Langgur dapat terlaksanan
dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Hati Kudus Langgur
sebagai landasan bagi penyelenggara pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Hati Kudus
Langgur;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu
ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Hati Kudus Langgur.

MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 988/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi,
Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 988/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi,
Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian

MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Pertama KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HATI KUDUS LANGGUR
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI

Kedua Kebijakan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Hati Kudus Langgur sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Ketiga Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Farmasi Rumah Sakit


Hati Kudus Langgur dilaksanakan oleh bagian Penunjang Medik Rumah Sakit
Hati Kudus Langgur.

Keempat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Langgur
Pada tanggal 17 September 2018
Direktur RS Hati Kudus Langgur

dr. Yessi V Lasol

Surat Keputusan ini dan lampirannya diserahkan kepada:


1. Ketua Yayasan St. Lukas.
2. Pegawas RS Hati Kudus Langgur.
3. Staf Direksi RS Hati Kudus Langgur.
4. Arsip.
Lampiran
Keputusan Direktur RS Hati Kudus Langgur
Nomor : 07/Kep-Dir/RSHKL/PKPO/IX/2018
Tanggal : 17 September 2018

KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI


DI RS HATI KUDUS LANGGUR

A. KEBIJAKAN UMUM

1. Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kaliberasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, untuk menjamin semua sediaan farmasi tetap dalam kondisi
yang baik.
2. Pelayanan di instalasi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
opersional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
6. Pelayanan instalasi dilaksanakan dalam 14 jam kerja, selanjutnya untuk permintaan
obat di atas jam 21.00 dialihkan ke IGD (Instalasi Gawat Darurat)
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.

B. KEBIJAKAN KHUSUS

1. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan,


produksi, penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan
pemantauan.
2. Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi / perbekalan
farmasi yang beredar di rumah sakit.
3. Pelayanan farmasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah
sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat.
4. Pelayanan farmasi dilaksanakan dengan sistem satu pintu.
5. Instalasi Farmasi dipimpin oleh Apoteker, berijazah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang telah
memilliki Surat Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Kerja.
6. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan
peraturan-peraturan farmasi baik terhadap administrasi, sediaan farmasi dan
pengawasan distribusi.
7. Sediaan farmasi / perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan obat, alat kesehatan,
reagensia, dan gas medis.
8. Mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran
sediaan farmasi, kepala instalasi sebagai penanggung jawab dapat dibantu oleh
apoteker pendamping dan / atau tenaga teknis kefarmasian.
9. Obat hanya dapat diberikan berdasarkan resep atau pesanan dari dokter, dan apoteker
menganalisa secara kefarmasian.
10. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi :
 Nama , umur, jenis kelamin, berat badan pasien
 Nama, nomor izin, alamat dan paraf dokter
 Tanggal resep.
11. Obat pasien rawat inap dikembalikan jika alergi atau pasien meninggal dunia atau hal
lain dengan persetujuan dokter
12. Penyediaan obat didasarkan pada formularium rumah sakit.
13. Setiap ruang perawatan harus mempunyai penanggung jawab obat.
14. Besarnya persediaan obat/ alkes di logistik farmasi ditentukan maksimum untuk
pemakaian satu bulan, kecuali untuk obat-obat yang dikategorikan “fast moving”
persediaan dapat ditingkatkan sampai dengan maksimum untuk tiga bulan.
15. Formulir pemakaian obat pengganti resep harus ditandatangani oleh Kepala Instalasi
farmasi.
16. Jumlah persediaan obat / alkes ditentukan maksimum untuk penjualan satu minggu.
17. Penerimaan obat / alkes dari logistik farmasi dengan kadaluarsa paling lambat satu
tahun hanya untuk obat-obat yang digolongkan “ cito “ dan segera pakai.
18. Untuk menjaga kualitas, semua obat atau alkes dari pedagang besar farmasi (PBF)
yang resmi.
19. Jika stok kosong dan tidak ada obat substitusi maka dibuatkan resep luar kepada
pasien
20. Apoteker atau penanggungjawab pemesanan segera memesan obat yang persediaannya
telah kosong di ruang farmasi pada PBF atau supplier obat yang telah mengadakan
kerja sama dengan pihak rumah sakit
21. Permintaan narkotika di tulis dokter atau dokter yang berwenang dengan
mencantumkan nomor Surat Izin Praktek (SIP) dan alamat lengkap.
22. Jika pasien dipindahkan atau dipulangkan maka perawat wajib meyertakan formulir
pencatatan obat pasien dalam rekam medik pasien tersebut.

Direktur RS Hati Kudus Langgur

dr. Yessi V Lasol

Anda mungkin juga menyukai