MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 988/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi,
Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 988/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi,
Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Pertama KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HATI KUDUS LANGGUR
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI
Kedua Kebijakan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Hati Kudus Langgur sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Keempat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Langgur
Pada tanggal 17 September 2018
Direktur RS Hati Kudus Langgur
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Peralatan di instalasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kaliberasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, untuk menjamin semua sediaan farmasi tetap dalam kondisi
yang baik.
2. Pelayanan di instalasi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
opersional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
6. Pelayanan instalasi dilaksanakan dalam 14 jam kerja, selanjutnya untuk permintaan
obat di atas jam 21.00 dialihkan ke IGD (Instalasi Gawat Darurat)
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.
B. KEBIJAKAN KHUSUS