SUMBER WARAS
Medika Hospitals Group
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT SUMBER WARAS
Nomor : 112.1/SK/Dir-RSSW/XI/2019
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI RS SUMBER
WARAS CIREBON
DIREKTUR RS SUMBER WARAS CIREBON,
Menimbang :
a. bahwa dalam upaya pemberian pelayanan Farmasi yang optimal, menjamian
kepentingan dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Sumber Waras, maka
diperlukan adanya Kebijakan Pelayanan Farmasi;
b. bahwa untuk memenuhi point a diatas, perlu Kebijakan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit
Sumber Waras ditetapkan dengan Keptutsan Direktur Rumah Sakit SumberWaras
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009, Tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014, Tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor: 51, Tahun 2009, tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 679, Tahun 2003,
tentangRegistrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 58 Tahun 2014, tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 573 Tahun 2008, tentang Standar
Profesi Asisten Apoteker;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 1157 Tahun 2008, tentang Alat
kesehatan yang berfungsi sebagai obat bagi pelayanan program kesehatan pemerintah;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 632, Tahun 2011, tentang Harga
Eceran Tertinggi obat generik tahun 2011;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor: 889,Tahun 2011, tentang
Registrasi, Izin Praktik,dan izin Kerja Tenaga Kefarmasian;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Repubrik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
12. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 24 Tahun 2021 tentang
Pengawasan Pengelolaaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
RSSumber Waras ~ +62231341079
Farmasi Di ~ InfoDesk@UniMcdika.com
FasilitasUPnieMlaedyiakanaHnosKpitealfsaGrmrouap o www.UniMedika.com
sian
JI. Urip Sumoharjo No.5, Ciwaringin
Cirebon, Jawa Barat 45167 3
R4lREVIOl 20.<)
RUMAH SAKIT
SUMBER WARAS
Medika Hospitals Group
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Dikeluarkan di Cirebon
Pada Tanggal : 17 Oktober 2019
RS_ SUMBER WARAS
Direktur
Tembusan :
1. Yth. Direktur PT. Sinarya Bersaudara
RS Sumber Waras
UniMedika Hospitals Group
e 62231 341 079
JI. Urip Sumoharjo No.5, Ciwarinqin E:> InfoDesk@UniMedika.com
Cirebon, Jawa Barat 45167 o www.UniMedika.com
4
Lampiran : Keputusan Direktur RS. Sumber WarasNomor : 112.1/SK/Dir-RSSW/XI/2019
Tanggal : 17 Oktober 2019
A. Kebijakan umum
1. Instalasi Farmasi adalah unit kerja fungsional yang berada dibawah Direktur Rumah Sakit dan
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan perbekalan farmasi yang optimal meliputi suatu
proses yang dimulai dari seleksi, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan administrasi serta pelayanan farmasi klinik
2. Perbekalan farmasi terdiri dari obat, bahan obat, bahan medis habis pakai, reagensia, film
rontgen, dan gas medis.
3. Instalasi farmasi dipimpin oleh Apoteker, berijazah sarjana farmasi yang telahlulus sebagai
apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yangtelah memilliki Surat Tanda
Registrasi Apoteker (STRA) dan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA). Serta dibantu oleh
apoteker pendamping dan tenaga teknis kefarmasian yang telah memiliki Surat Tanda
Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) dan Surat Izin Kerja Tenaga Teknis
Kefarmasian (SIKTTK).
4. Kepala Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-
peraturan farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan proses distribusi di rumah
sakit.
5. Ditunjuk Apoteker Super Visi untuk melakukan supervisi semua kegiatan pelayananan farmasi.
6. Instalasi Farmasi memberikanpelayananselama24jam.
7. Pengelolaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Sumber Waras diselenggarakan dengan
sistem satu pintu
8. Rumah Sakit Sumber Waras Tidak mengelola obat sampel
9. Rumah Sakit Sumber WarasTidak menyimpan radioaktif
10. Instalasi Farmasi RS Sumber Waras Cirebon menyediakan dan melayani obat-obat kanker
5
B. KEBIJAKAN KHUSUS
I. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1. Seleksi
a. Memilih PBF/ rekanan yang memiliki izin edar sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku
b. Pemilihan dan perencanaan perbekalan farmasi harus berpedoman kepada formularium
rumah sakit, data catatan medik, anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, siklus
penyakit, sisa persediaan dan data pemakaian periode sebelumnya.
c. Komite farmasi dan terapi salah satu tugasnya adalah menyusun formularium rumah
sakit yang dijadikan dasar penulisan resep
dalammemberikanpelayanankepadapasiendilingkungan RS Sumber Waras Cirebon
d. Formularium Rumah Sakit Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon adalah daftar obat yang
telah disepakati oleh seluruh staf medik fungsional (SMF) Rumah Sakit Sumber Waras
Cirebon yang terdiri dari daftar obat yang terdapat formularium nasional dan obat diluar
formularium nasional
e. Formularium rumah sakit direvisi setiap 1 tahun sekali
f. Obat baru yang ditambahkan dalam daftar formularium Rumah Sakit, akan dilakukan
monitoring selama 3 bulan oleh instalasi farmasi terhadap efek samping obat tersebut
2. Pengawasan penggunaan obat dan pengamanan obat
a. Penggunaan obat harus sesuai dengan daftar obat formularium yang ada di rumah sakit.
b. Instalasi Farmasi melaksanakan pelayanan kefarmasian dalam rangka meningkatkan
penggunaan obat secara rasional.
c. Instalasi Farmasi mengatur dan mengendalikan penggunaan obat diseluruh unit/bagian
rumah sakit sesuai ketentuan perundang-undangan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
d. Dilakukan pengawasan/monitoring terhadap formularium, kesalahan pemberiaan obat
(medication error) dan kejadian nyaris cedera (KNC) oleh Komite Farmasi dan
terapi
e. Untuk menghindari kehilangan perbekalan farmasi di RSSW dipasang beberapa CCTV
dititik penyimpanan perbekalan farmasi, serta dilakukan Stok Opname secara priodik
minimal 1 tahun sekali
f. Area penyimpanan perbekalan farmasi tidak boleh dimasuki oleh personel selain petugas
farmasi atau dibawah pengawasan petugas farmasi dan dilakukan control secara berkala
oleh petugas keamanan (Satpam) RS Sumber Waras pada saat gudang farmasi tutup.
6
3. Pengadaan perbekalan farmasi
a. Proses pemesanan/pengadaan perbekalan farmasi mengacu kepada formularium rumah
sakit
b. Menggunakan surat pesanan, yang ditandatangani oleh Apoteker Penanggung Jawab
dengan mencantumkan nama lengkap dan nomor SIPA, nomor dan tanggal SP, dan
kejelasan identitas pemesan dan stempel
c. Proses pengadaan perbekalan farmasi dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari
Wadir keuangan Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon
d. Pengadaan obat narkotika kepada PBF milik negara yang memiliki izin khusus
sebagaidistributortunggal obatnarkotika yaitu PT. Kimia Farma
e. Pengadaan psikotropika kepada distributor resmi yang berizin
f. Bila terjadi obat yang dibutuhkan tidak tersedia,maka petugasfarmasi melakukan
konfirmasi kepadadokter pembuat resep tentangkekurangan atau kekosongan obat
yang diminta dan saransubstitusinya. Dan apabila obat tersebut tidak ada substitusinya
maka pengadaan dilakukan melalui apotek rekanan dalam hal ini Apotek Pratiwi.
g. Pengadaan obat diapotek rekanan dilakukan apabila obat yang dimaksud masuk kedalam
daftar obat Formularium Rumah Sakit
h. Pemesanan dilakukan kepada PBF yang memiliki izin edar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
i. Bahan baku obat harus disertai Sertifikat Analisa;
j. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet (MSDS);
k. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus mempunyai
Nomor Izin Edar; RSSW berhak untuk meninjau kesarana penyimpanan kefarmasian di
PBF
l. Expired date minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan Farmasi tertentu
(vaksin, reagensia, dan lain-lain).
m. Instalasi Farmasi RS. Sumber Waras bekerja sama dengan apotek lain dalam hal ini
apotek pratiwi untuk kasus tertentu, dalam hal pemenuhan kebutuhan akan obat-obatan
jika PBF yang bersangkutan sedang mengalami kekosongan dan obat tersebut benar-benar
sangat dibutuhkan oleh pasien, sedangkan instalasi farmasi belum tersedia.
n. Pengadaan untuk instalasi radiologi dan instalasi laboratorium dilakukan oleh instalasi
farmasi berdasarkan permintaan dari instalasi yang bersangkutan dengan estimasi
pemakaian untuk satu bulan.
7
o. Pengadaan Obat Anti Tuber Kulosa dan Anti HIV beserta reagennya berasal dari Dinkes
Kab. Cirebon.
8
h. Gas medis disimpan dalam posisi berdiri, lokasi penyimpanan terpisah dari gudang
perbekalan farmasi, jauh dari sumber panas, listrik dan ventalasi harus baik.
i. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) disimpan pada lemari terpisah, diberi label khusus
disesuaikan dengan klasifikasi B3serta dilengkapi dengan MSDS (MaterialSafety Data
Sheet).
j. Obat emergency tidak bercampur dengan obat lain disimpan pada troli emergency di
seluruh ruang perawatandengan akses yang mudah dijangkau serta pada kondisi terkunci
mengunakan kunci disposible yang mempunyai nomor registrasi.
k. Obat yang dibawa pasien dari rumah dicatat dalam formulir rekonsiliasi obat dan disimpan
di instalasi farmasi kemudian diserahkan kembali pada saat pasien pulang.
l. Seluruh perbekalan farmasi yang disimpan harus dilakukan pemantauan secara berkala
setiap
1 bulan sekali untuk memastikan obat disimpan dengan benar.
d. Obat emergensi tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk kebutuhan lain, bila
dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti, dicek secara berkala apakah ada
yang kadaluwarsa dan dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.
e. Penggunaan obat-obat emergensi diruangan harus diawasi dan dievaluasi secara rutin 1
bulan sekali
1
f. Daftar Obat Emergensi di Ruang Poliklinik
- Obat-obatan
NO Nama Obat JML NO Nama Obat JML
1 AMINOPHILLIN INJ 2 15 PHENITOIN INJ 1
2 ASAM TRANEKSAMAT 500 2 16 PETHIDINE INJ 1
3 BUSCOPAN INJ 2 17 RANITIDIN INJ 2
4 DEKSAMETHASON INJ 2 18 SULFAS ATROPIN INJ 2
5 DIAZEPAM 10 MG INJ 2 19 VIT K INJ 2
6 DIPHENHIDRAMIN INJ 2 20 DEXTROSE 40% 4
7 DOBUTAMIN INJ 2 21 KCL 2
8 DOPAMIN INJ 2 22 MEYLON 1
9 EPHINEPRIN/ADRENALIN INJ 2 23 MGSO4 1
10 FUROSEMIDE 2 24 SALBUTAMOL TAB 4
11 HALOPERIDOL INJ 1 25 ASPIRIN TAB 4
12 CA GLUCONAS INJ 2 26 CPG 75 MG TAB 4
13 LIDOCAIN INJ 2 27 KCL 2
14 NOREPHINEFRIN INJ 2
No Nama Obat JML NO Nama Obat JML
1 SPUIT 1 CC 3 12 MICRODRIP 1
2 SPUIT 3 CC 3 13 VENFLON 18 1
3 SPUIT 5 CC 3 14 VENFLON 20 1
4 SPUIT 10 CC 3 15 VENFLON 22 1
5 SPUIT 20 CC 2 16 VENFLON 24 1
6 INFUS SET 1 17 NEEDLE 23 G 1
7 ABBOCATH 16 1 18 ALKOHOL SWAB 2
8 GUDEL 1 19 HYPAVIX 1
9 CANUL OKSIGEN 1
1
- Cairan Infus
NO Nama Obat JML
1 DEXTROSE 40% 4
2 NACL 100 CC 1
3 RL 1
4 DEXTROSE 5 % 1
- Alat Kesehatan
No Nama Obat JML NO Nama Obat JML
1 SPUIT 1 CC 3 11 FOLLEY CATHETE R 1
2 SPUIT 3 CC 3 12 MICRODRIP 1
3 SPUIT 5 CC 3 13 VENFLON 18 1
4 SPUIT 10 CC 3 14 VENFLON 20 1
5 SPUIT 20 CC 2 15 VENFLON 22 1
6 INFUS SET 1 16 VENFLON 24 1
7 ABBOCATH16 1 17 NEEDLE 23 G 1
8 GUDEL 1 18 ALKOHOL SWAB 2
9 CANUL OKSIGEN 1 19 HYPAVIX 1
10 FOLLEY 1
1
- Cairan Infus
NO Nama Obat JML
1 DEXTROSE 40%
2 NACL 100 CC
3 RL
4 DEXTROSE 5 %
- Alat Kesehatan
No Nama Obat JML NO Nama Obat JML
1 SPUIT 1 CC 3 12 MICRODRIP 1
2 SPUIT 3 CC 3 13 VENFLON 18 1
3 SPUIT 5 CC 3 14 VENFLON 20 1
4 SPUIT 10 CC 3 15 VENFLON 22 1
5 SPUIT 20 CC 2 16 VENFLON 24 1
6 INFUS SET 1 17 NEEDLE 23 G 1
7 ABBOCATH16 1 18 ALKOHOL SWAB 2
8 GUDEL 1 19 HYPAVIX 1
9 CANUL OKSIGEN 1
1
- Cairan Infus
NO Nama Obat JML
1 DEXTROSE 40% 4
2 NACL 100 CC 1
3 RL 1
4 DEXTROSE 5 % 1
1
9. Penyimpanan obat yang dibawa oleh pasien sebelum masuk rumah sakit
a. Pasien ke rumah sakit dengan membawa obat-obatan dari rumah yang telah
digunakan pasien sebelumnya.
b. Obat-obatan tersebut diserahkan kepada petugas ruangan yang bertanggung jawab
terhadap obat yang dibawa oleh pasien dan akan disimpan di Rumah Sakit dan
menghubungi Instalasi farmasi untuk melakukan rekonsiliasi
c. Apoteker melakukan rekonsiliasi kemudian obat hasil rekonsiliasi tersebut (obat
yang dilanjutkan penggunaannya) disimpan diruang perawatan. Sedangkan
untuk obat yang tidak dilanjutkan penggunaannya disimpan di Instalasi Farmasi
pada tempat penyimpanan obat khusus terpisah dari penyimpanan obat lainnya.
d. Tempat penyimpanan obat harus memenuhi kriteria meliputi : kebersihan, suhu,
kelembaban, pencahayaan, dan keamanan sehingga memastikan obat yang
disimpan tetap terjaga kestabilannya
e. Obat-obatan disimpan dengan mencantumkan identitas pasien
f. Obat-obatan yang dibawa oleh pasien dari rumah dapat dikembalikan kepada
pasien atas persetujuan dokter serta pengecekan oleh Apoteker / Farmasis yang
telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
1
d. Nama obat, kekuatan, volume dan jumlah obat / zat aktif dalam setiap
dosis dan tanggal kadaluarsa obat.
e. Aturan pakai / waktu minum.
f. Tidak boleh menggunakan singkatan atau sinonim yang tidak
lazim. d. Pencampuran obat steril dilakukan oleh petugas farmasi yang
bersertifikat.
12. Produksi
Instalasi farmasi RS. Sumber Waras belum melakukan produksi
13. Pendistribusian
a. Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan pada Apotek Rawat Jalan yg berada
di gedung Irene dan Apotek Rawat Inap yang berada di gedung Yosephat
berdasarkan KPO (resep) yang berasal dari dokter yang diberi wewenang oleh
Direktur RS. Sumber Waras yang memiliki STR dan SIP di RS. Sumber Waras.
Dan menggunakan E-Resep
b. Pendistribusian obat rawat inap menggunakan resep KPO (resep)dengan
menggunakan sistem One Day Dose Dispensing (ODDD) :
1. KPO (resep) merupakan sistem yang dipakai dalam penggunaan obat diruang
rawat inap.
2. Penulisan KPO (resep) dengan form yang telah disediakan dilakukan oleh dokter
spesialis yang merawat atau dokter umum ruangan berdasarkan instruksi
pengobatan dari dokter penanggungjawab pasien atau dokter spesialis
menggunakan sistem ODDD
3. Staff Instalasi farmasi berkewajiban berkonsultasi dengan DPJP apabila terdapat
obat yang tidak sesuai dengan stok yang ada.
4. Penyimpan KPO (resep) dimasukkan kedalam arsip Farmasi.
c. Pendistribusian obat rawat jalan meggunakan Resep harus ditulis dengan jelas dan
lengkap. Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, petugas
farmasi melakukan konfirmasi kepada dokter pembuat KPO (resep)
d. Penulisan KPO (resep) bila perlu “prn” maka harus mencantumkan secara
maksimal pemberian dan tidak diperkenankan menggunakan istilah dan singkatan
yang tidak lazim digunakan.
1
e. Sebelum menulis KPO (resep) harus melakukan penyelarasan obat, dimana
membandingkan antara daftar obat yang sedang digunakan pasien dan obat yang
akan diresepkan agar tidak terjadi duplikasi atau terhentinya terapi suatu obat
f. Ketorolac termasuk dalam daftar automatic stop order, dimana obat-obat tersebut
harus dievaluasi dan ditinjau secara konsisten. Maksimal penggunaan ketorolac
adalah 5 hari. Apabila melebihi, secara otomatis akan dihentikan penggunaannya
oleh instalasi farmasi.
g. Pengguan E-Resep dapat dilakukan oleh dokter untuk pasien rawat jalan dan rawat
inap pada masing-masing akun DPJP, setelah itu staf farmasi akan mendownload
resep tersebut dimenu farmasi distribusi, resep direview oleh apoteker sebelum
dilayani.
1
1. Instalasi Farmasi tetap akan berusaha melaporkan kepada distributor untuk
dicarikan jalan keluar yang baik.
2. Apabila tidak berhasil maka akan dibuatkan berita acara mengenai obat-obat yang
kadaluarsa tersebut.
3. Kemudian obat-obatan tersebut akan diserahkan kepada Komite Farmasi dan terapi
K3RS untuk dimusnahkan dan dibuatkan berita acara pemusnahannya.
15. Pemusnahan
a. Pengelolaan perbekalan farmasi yang rusak dan kadaluarsa berada di bawah
pengawasan penunjang medis dan dikoordinasikan dengan Kepala Instalasi
Farmasi agar tidak disalah gunakan. Pemusnahan perbekalan farmasi rusak atau
kadaluarsa bekerja sama dengan bagian Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit,
dimana perbekalan farmasi yang rusak tersebut di inventaris kemudian dibuatkan
berita acara pemusnahan dan diserah terima kan pada bagian Kesehatan
Lingkungan RS untuk dimusnahkan.
1
b. Interaksi obat.
c. Reaksi alergi.
4. Sebagai upaya peningkatan keselamatan pasien di RS. Sumber Waras maka
seluruh proses peresepan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Penulisan resep harus lengkap, seluruh isian dalam lembar resep pasien terisi
lengkap, dapat terbaca dengan mudah dan jelas. Apabila ditemukan resep tidak
lengkap, tidak jelas dan tidak terbaca maka dilakukan klarifikasi dengan dokter
penulis resep baik langsung maupun melalui telepon, hingga diperoleh
kejelasan untuk dapat dilakukan pelayanan.
b. Penulisan nama obat dalam resep tidak boleh disingkat, kecuali telah ada
singkatan internasional yang berlaku berdasar struktur kimia atau sesuai
singkatan yang berlaku di RS. Sumber Waras.
c. Penulisan resep obat diutamakan dengan nama generic, terutama untuk pasien
kelas III atau BPJS PBI. Obat paten ditulis apabila sediaan obat belum tersedia
sediaan generiknya.
d. Permintaan obat golongan narkotika, psikotropika dan kemoterapi tidak boleh
dilakukan melalui telepon.
e. Seluruh peresepan obat pada pasien pediatric harus menuliskan berat badan.
f. Instruksi khusus dapat ditulis dalam resep yaitu pada kolom intruksi khusus
antara lain :
1).Cito = hendaknya di buat segera untuk pelayanan gawat darurat.
2). Iter = hendaknya diulang. Instruksi ini tidak boleh untuk obat narkotika
dan psikotropika.
3). No repetatur ( non rep ) = jangan diulang.
4). Signa Pro Renata ( Sprn ) = untuk digunakan apabila diperlukan.
5. Bila tidak terdapat nama-nama staff medis sebagaimana yang tercamtum dalam
lampiran, maka harus ada surat tugas atau pendelegasian dari direktur
1
b. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi
1. Identitas penulis resep / nama dokter.
2. Tanggal penulisan resep.
3. Identitas pasien : nama pasien, nomor medical record, tanggal lahir, NIK, berat
badan jika diperlukan, khususnya untuk pasien anak-anak.
4. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan item resep atau item obat.
5. Nama obat (generik atau paten bila diperlukan), satuan dosis/kekuatan, rute
atau bentuk sediaan, jumlah obat, signa obat dituliskan dengan jelas.
6. Penulisan k/p, atau prn harus disertai dengan indikasi penggunaan atau kapan
diperlukannya, misalnya : prn sakit kepala atau prn mual.
7. Bila ada permintaan obat yang tulisannya mirip dengan obat lain ( lihat daftar
obat NORUM ), beri tanda garis bawah atau huruf kapital.
8. Tandatangan / paraf dokter penulis resep dibagian akhir penulisan resep sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.
9. Tanda seru atau paraf dokter untuk resep obat yang mengandung obat dengan
jumlah dosis yang melebihi dosis maksimum.
10. Kecepatan pemberian tetesan infus
11. Instruksi khusus tentang titrasi dosis, tapering tentang dosis
2
18. Penulisan Resep Khusus
Penulisan obat khusus kemoterapi, narkotika dan psikotropika terdapat batasan khusus:
a. Penulisan obat kemoterapi diresepkan oleh dokter konsultan onkologi atau dokter
spesialis penyakit dalam yang telah mendapatkan gelar Finasim.
b. Obat narkotika injeksi hanya diresepkan oleh dokter anastesi, narkotika
oral/patch/psikotropika dapat diresepkan oleh DPJP.
c. Dokter umum boleh menulis resep khusus jika DPJP tidak dapat menulis secara
langsung.
19. Tindakan terkait tentang penulisan resep dan pemesanan yang tidak terbaca
a. Resep yang kurang jelas penulisannya didiskusikan terlebih dahulu bersama staf
apotek dan membaca riwayat pengobatan pasien.
b. Jika resep belum jelas maka apoteker mengkonfirmasikan ke perawat dan meminta
perawat yang menangani pasien tersebut agar melihat status pemberian obat.
c. Jika resep belum jelas maka apoteker menghubungi dokter untuk memperoleh
kejelasan resep.
d. Apabila dokter tidak dapat dihubungi maka dapat menghubungi ke bagian pelayanan
medik untuk selanjutnya meneruskan informasi ke dokter/SMF/ dokter jaga apakah
resep tersebut obatnya harus diganti.
21. Pengelolaan Obat Yang Dibawa Pasien Kerumah Sakit Untuk Penggunaan Sendiri
Pasien yang membawa obat dari luar rumah sakit harus dilakukan proses penyelarasan
obat atau rekonsiliasi obat oleh Apoteker yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kesalahan Obat (medication error) seperti Obat tidak diberikan, duplikasi,
kesalahan dosis atau interaksi Obat. Kesalahan Obat (medication error) rentan terjadi
pada pemindahan pasien dari satu Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain, antar ruang
2
perawatan, serta pada pasien yang keluar dari Rumah Sakit ke layanan kesehatan
2
23. Pembatasan jumlah resep
1. Batasan penulisan resep adalah dokter yang memiliki SIP, dokter umum,
dokter gigi, dan dokter spesialis.
2. Resep yang ditulis oleh petugas yang berwenang dalam hal penulisan item
obat dalam satu lembar resep dibatasi maximal 5 item.
2
5. Interaksi obat
6. Data alergi obat pasien
7. Polifarmasi
Kriteria resep yang harus ditelaah di RS. Sumber
Waras:
1. Resep untuk anak.
2. Resep yang lebih dari lima komponen obat
(polifarmasi).
3. Resep racikan.
Penelaahan atau pengkajian ketepatan obat dapat dikecualikan atau tidak mutlak
dilakukan pada :
1. Kondisi / keadaan darurat atau
2. Bila dokter pemesan hadir untuk pemesanan, pemberian dan monitoring pasien (di
kamar bedah dan IGD), atau
3. Dalam tindakan radiologi intervensional,
atau
4. Diagnostic imaging dimana obat merupakan bagian dari
prosedur
Apabila ditemukan suatu temuan selama telaah resep harus dicatat dan dilakukan
evaluasi.
B. DispensingObat
Seluruh resep yang masuk ke Instalasi Farmasi akan dilayani seluruhnya sesuai
dengan prosedur mulai dari pencampuran, peracikan, pengemasan sampai penyerahan
kepada pasien rawat jalan atau perawat untuk pasien rawat inap oleh seluruh petugas
farmasi yang dinas sesuai dengan wewenangnya masing-masing.Dispensing Sediaan
Steril harus dilakukan dengan teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan
stabilitas produk dan melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta
menghindari terjadinya kesalahan pemberian Obat.Dispensing sediaan
steril di RS SUMBER WARAS CIREBON, baru dilaksanakan pada
pencampuran obat sitostatika.
C.Penyerahan obat
Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 7 (tujuh) benar untuk
mencapai medication safety :
1. Benar identitas pasien
Kebenaran nama pasien
Kebenaran nomor rekam medis pasien
2
Kebenaran tanggal lahir pasien
2
Kebenaran Nomor Induk Kependudukan
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar rute pemberian
5. Benar waktu dan frekuensi pemberian
Dikeluarkan di Cirebon
Pada Tanggal : 17 Oktober 2019
2
Lampiran 1. Daftar Obat HIGH ALERT
GOLONGAN OBAT NAMA GENERIK NAMA DAGANG
POTASSIUM CHLORIDA KCL 7,46%
ELEKTROLIT PEKAT
NATRIUM CHLORIDA NaCL 3%
BICARBONAT NATRIUM MEYLON 8,4 %
MAGNESIUM SULFAT MGSO4 20% & 40%
DEXTROSE D 40
FRESOFOL 1% INJ
PROPOFOL LIPURO INJ
PROPOFOL
RECOFOL INJ
ANESTESI UMUM SAFOL INJ
KETAMIN KTM INJ
DESFLURANE SUPRANE
SEVOFLURANE SEVORANE
INVICLOT INJ
HEPARIN NATRIUM HEPAGUSAN
TROMBOLITIK / OBAT WARFARIN NATRIUM SIMARC TAB 2 MG
YANG MEMPENGARUHI ENOXAPARINE SODIUM LOVENOX INJ
DARAH STREPTASE INJ
FIBRION INJ
STREPTOKONASE INJ ACTILASE INJ
ARIXTRA
FONDAPARINUX DIVITI
OMNIPAQUE
OBAT KONTRAS
IOHEXOL
TRACRIUM
PENGHAMBAT ATRACURIUM BESILAT FARELAX
NEUROMUSKULER ROKURONIUM BROMIDA ROCULAX
DUROGESIC PACTH
FENTANYL FENTANYL INJ
ANALGESIC NARKOTIK MORPHIN MORPHIN INJ
PETHIDINE PETHIDIN INJ
27
GOLONGAN OBAT NAMA GENERIK NAMA DAGANG
ACARBOSE 50
ANTI DIABETIK ORAL ACARBOSE 100
GLIBENCLAMID
GLICLAZID
GLIARIDE
GLIMEPERIDE 1 GLAMAROL 1
GLIMEPERIDE 2 GLAMAROL 2
GLIMEPERIDE 3 GLAMAROL 3
GLIMEPERIDE 4 GLAMAROL 4
GLIQUIDONE GLURENORM
METFORMIN 500
ERAPHAGE
METFORMIN 850 FORBETES
INOTROP
DOBUTAMIN
OBAT
DOPAMINE INDOP
JANTUNG/INOTROPIK
CETADOP
KENDARON INJ
AMIODARON INJ KENDARON TABLET
ANTI ARITMIA
LIDOCAIN
28
Lampiran 2 Daftar Obat LASA
29
No. NAMA OBAT NAMA OBAT KET
28. LEVOfloxacin 500 mg LEVOfloxacin 750 mg
29. LISInorpril 5 mg LISInopril 10 mg
30. LIXIana 15 mg LIXIana 30 mg, 60 mg
31. Lovenox 0,4 Lovenox 0,6
32. MELOxicam 7,5 mg MELOxicam 15 mg
33. METHYL prednisolon 4 mg METHYL prednisolon 8, 16 mg
34. MICROgest 100 mg MICROgest 200 mg
35. MINosep 0,1 % MINosep 0,2 %
36. Neurohax Neurohax 5000
37. OLANzapin 5 mg OLANzapin 10 mg
38. ONDANsentron 4 mg ONDANsentron 8 mg
39. ONDANsentron 4 mg inj ONDANsentron 8 mg inj
40. PIRAcetam 800 mg PIRAcetam 1200 mg
41. PROpanolol 10 mg PROpanolol 40 mg
42. PROvelyn 50 mg PROvelyn 75 mg, 150 mg
43. PROve D3 1000 PROve D3 5000
44. RAMIpril 2,5 mg RAMIpril 5 mg
45. RIFAmpicin 450 mg RIFAmpicin 600 mg
46. RISperidon 2 mg RISperidon 3 mg
47. SIMvastatin 10 mg SiMvastatin 20 mg
48. SALbutamol 2 mg SALbutamol 4 mg
49. SOROquin 200 mg SOROquin 300 mg, 400 mg
49. SPIROnolacton 25 mg SPIROnolactone 100 mg
50. SPIrola 25 mg SPIrola 100 mg
51 STESOlid 5 mg supp STESOlid 10 mg supp
52. THYrozol 5 mg THYrozol 10 mg
53. VALIsanbe 2 mg VALIsanbe 5 mg
30
B. Mirip Bunyi
1 Dopamin Dobutamin
2 Amitriptyllin Aminophyllin
3 Intrizin Interhistin
4 Asam Mefenamat Asam Tranexamat
5 Losartan Valsartan
6 Ciprofloxacin Levofloxacin
7 Gentamicin Kanamicin
8 Diazepam Lorazepam
9 Renogen Renoguard
10 Meropenem Imipenem
11 Metformin Metronidazole
12 Omeprazole Fluconazole
13 Hepagusan Hishipagen
14 Interflox Interzol
15 Stelosi Stesolid
16 Osfit Ossovit
C. Mirip Kemasan
1. Mecobalamin Omeprazole
Gabapentin
Lansoprazole
Acetylsistein
Fluconazole
2. Cefixime capsul Cefadroxil capsul
3. Sandepril Stelosi
Merlopam
4. Opilax Sirup Otopan Sirup
5. Ondansentron inj Antrain inj
6. Oxytocin inj Ketorolac inj
7. Dexketoprofen inj Furosemid Inj
8. Asam valproat syrup Sucralfate syrup
9. Asam tranexamat inj Citicoline inj
10. Eperisone Aripiprazol
11. Cendo mycos salep mata Cendo gentamicin salep mata
12. Acarbose 50, 100 mg Ramipril 2,5 , 5 mg
31