Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SESI 06

MODUL MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

Dosen Pengajar
DR.dr. Andry, MM. MHKes

Disusun Oleh :
dr. Ruri Nur Indah
(NIM 20210309013)
Kelas A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
TAHUN 2021
1
Tugas Kuliah MFK 6

1. Sebutkan dan jelaskan Langkah- Langkah PCRA.

Pre-Construction Risk Assesment (PCRA) adalah penilaian risiko yang digunakan untuk
menilai perkerjaan konstruksi dan renovasi bangunan. Kontruksi/pembangunan baru di
sebuah rumah sakit dapat berdampak pada setiap orang di rumah sakit dan pasien dengan
kerentanan tubuhnya dapat menderita dampak terbesar. Kebisingan dan getaran yang
terkait dengan kontruksi dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien dan
istirahat/tidur pasien dapat pula terganggu. Debu konstruksi dan bau dapat mengubah
kualitas udara yang dapat menimbulkan ancaman khususnya bagi pasien dengan
ganggungan pernapasan.
Karena itu, rumah sakit perlu melakukan asemen risiko setiap ada kegiatan kontruksi,
renovasi maupun demolisi/pembongkaran bangunan. Asesmen risiko harus sudah
dilakukan pada waktu perencanan atau sebelum pekerjaan kontruksi, renovasi, demolisi
dilakukan, sehingga pada waktu pelaksanaan, sudah ada upaya pengurangan risiko
terhadap dampak dari kontruksi, renovasi, demolis tersebut.
Dalam rangka melakukan asesmen risiko yang terkait dengan proyek konstruksi baru,
rumah sakit perlu melibatkan semua departemen/unit/instalasi pelayanan klinis yang
terkena dampak dari kontruksi baru tersebut, konsultan perencana atau manajer desain
proyek, Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K-3 RS), Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Bagian Rumah Tangga/Bagian Umum,
Bagian Teknologi Informasi, Bagian Sarana Prasarana/IPSRS dan unit atau bagian lainnya
yang diperlukan.
Risiko terhadap pasien, keluarga, staf, pengunjung, vendor, pekerja kontrak, dan entitas
diluar pelayanan dapat bervariasi tergantung pada sejauh mana kegiatan konstruksi dan
dampaknya terhadap infrastruktur dan utilitas. Sebagai tambahan, kedekatan
pembangunan ke area pelayanan pasien dapat berdampak pada meningkatnya tingkat

2
risiko. Misalnya, jika konstruksi melibatkan gedung baru yang terletak terpisah dari
bangunan yang menyediakan pelayanan saat ini, maka risiko untuk pasien dan
pengunjung cenderung menjadi minimal.
Risiko dievaluasi dengan melakukan asesmen risiko pra-konstruksi, juga dikenal sebagai PCRA
(Pra-Contruction Risk Assessment). Asesmen risiko pra konstruksi secara komprehensif dan
proaktif digunakan untuk mengevaluasi risiko dan kemudian mengembangkan rencana agar
dapat meminimalkan dampak kontruksi, renovasi atau penghancuran (demolish) sehingga
pelayanan pasien tetap terjaga kualitas dan keamanannya.
Asesmen Risiko Pra Kontruksi (PCRA) meliputi area – area sebagai berikut:

a) kualitas udara;

b) pengendalian infeksi;

c) utilitas;

d) kebisingan;

e) getaran;

f) bahan berbahaya;

g) layanan darurat, seperti respon terhadap kode; dan

h) bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan, dan layanan.

Selain itu, rumah sakit memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan, dan
didokumentasikan. Sebagai bagian dari penilaian risiko, risiko pasien infeksi dari konstruksi
dievaluasi melalui asesmen risiko pengendalian infeksi yang juga dikenal sebagai ICRA
(infection control risk assessment) PCRA --> ICRA plus
Pelaksanaan tidak lengkap atau tidak efektif dari PCRA dapat meningkatkan biaya konstruksi
untuk rumah sakit dan menempatkan pasien, anggota staf dan pengunjung beresiko. Maka
lebih baik untuk merencanakan kemungkinan apapun dan mengelola proses dari awal sampai
akhir
Telah diketahui bahwa renovasi, konstruksi, dan beberapa kegiatan pemeliharaan & perbaikan
memiliki potensi untuk mempengaruhi proses perawatan pasien dalam lingkungan pelayanan.
Tujuan dari proses penilaian risiko Pra-Konstruksi ini adalah untuk mengidentifikasi potensi
risiko yang bisa timbul dari kegiatan ini dan untuk mengembangkan
3
Langkah awal dari seluruh kegiatan adalah mengidentifikasi elemen penilaian yang digunakan
untuk menilai proses pre construction. Pada akhir proses penilaian risiko akan menghasilkan
rekomendasi mitigasi risiko (RMR). RMR ini akan ditinjau oleh individu atau pihak yang
menyelesaikan pekerjaan dan akan menjadi bagian dari dokumentasi proyek.
Penanggungjawab dari proses ini adalah :
1. Tim Pelaksana

2. Tim Pengawas

3. Tim Perencana

4. Tim Teknis Rumah Sakit

5. Tim PPK Rumah Sakit

6. Tim K3 (RS dan Tim Pelaksana)

7. Tim PPI

8. Bagian Sanitasi Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

9. Unit Kerja yang terkena dampak proses konstruksi

❖ ELEMEN RISIKO PENILAIAN

a. Keselamatan Keamanan Konstruksi

Harap tinjau masing-masing kategori berikut ini yang sesuai dan menunjukkan
apakah kategori tersebut berlaku untuk lingkup pekerjaan yang direncanakan.

NO ELEMEN PENILAIAN
Jalur Keluar Aman
1.
Apakah proyek memiliki jalur keluar aman ? minimal 2 jalur
keluar aman

Ya Tidak

4
Jalur Keluar Aman
2.
Apakah proyek memiliki potensi bahaya yang mempengaruhi
akses jalur keluar aman yang telah ditentukan ?

Ya Tidak
Jalur Keluar Aman
3.
Apakah jalur keluar aman proyek dapat digunakan oleh orang lain
selain pekerja konstruksi ?

Ya Tidak
Pencegahan Kebakaran
4.
Apakah kegiatan proyek dapat berdampak pada sistem deteksi
kebakaran di rumah sakit?
Ya Tidak
Pencegahan Kebakaran
5.
Apakah kegiatan proyek dapat memberikan dampak
terhadap sistem penanggulangan kebakaran di rumah
sakit?
Ya Tidak
Pencegahan Kebakaran
6.
Apakah kegiatan proyek memiliki tambahan fasilitas atau
peralatan pemadaman kebakaran yang tersedia di area proyek ?
Ya Tidak
Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
7.
Apakah pemilik proyek mengharuskan seluruh staf untuk
mendapatkan pelatihan mengenai langkah pemadaman
kebakaran?

Ya Tidak
Pelatihan Penanggulangan Kebakaran
8.
Apakah pemilik proyek menjamin sudah pernah melakukan

7
pelatihan / simulasi penanggulangan kebakaran ?
Ya Tidak
Bahan Berbahaya Beracun
9.
Apakah proyek memiliki tempat penyimpanan khusus untuk
Bahan Berbahaya dan Beracun ?
Ya Tidak
Kompartemen
10.
Apakah proyek membutuhkan partisi tahan asap sementara ?
Partisi tersebut harus bebas asap dan terbuat dari material yang
tidak mudah terbakar
Ya Tidak
Dampak Terhadap Struktur Bangunan
11.
Akankah aktifitas proyek akan mempengaruhi struktur bangunan
rumah sakit dan berdampak pada proteksi kebakaran seperti
pintu dan dinding?
Ya Tidak
Pengawasan Terhadap Potensi Bahaya
12.
Akankah pemilik proyek akan melakukan peningkatan terhadap
inspeksi dan pengawasan bahaya terhadap aktifitas proyek
Ya Tidak Frekuensi berkala:
Harian

Mingguan

Bulanan
Hot Work
13.
Apakah terdapat pekerjaan yang dapat menimbulkan panas dan
percikan api selama proses proyek berlangsung ?
Ya Tidak
Area Posting
14.

8
Apakah terdapat media informasi terkait standar keselamatan
dan kesehatan kerja yang tertempel di area proyek ?
Ya Tidak

b. Pengendalian Infeksi dan Kualitas Udara

TIPE KONSTRUKSI
TIPE A TIPE B
Proses Inspeksi (non-invasif). Termasuk Pekejaan dengan skala kecil, kegiatan

kegiatan yang tidak menghasilkan debu durasi


atau pekerjaan yang tidak memerlukan pendek, yang hanya akan membuat debu
pemotongan dinding, pengeboran, minimal.Termasuk, namun tidak terbatas
pengamplasan atau akses ke langit-langit pada :
selain untuk inspeksi visual seperti:
a. Pemasangan instalasi telepon dan
a. Memindahkan plafon untuk inspeksi jaringan komputer
visual (batasan < 5 m2) b. Melakukan pembongkaran dinding
b. Pengecatan (bukan pengamplasan) atau langit – langit dimana debu
masih dapat dikontrol
c. Pekerjaan jaringan elektrik
c. Memperbaiki area kecil pada dinding
d. Pekerjaan pipa air (memutus
d. Pekerjaan pipa air (memutus
sementara pipa air ≤ 15 menit di
sementara
area tertentu).
suplai air ≤ 30 menit dilebih dari 1
e. Perbaikan pipa kecil tanpa solder dan
area perawatan)
bor
e. Maksimal 4 plafon pengganti genteng
f. Kegiatan yang tidak menghasilkan
dalam 50 kaki persegi
debu atau membutuhkan
f. Melakukan pemotongan/ pengelasan
pembongkaran dinding atau langit –
dengan durasi pendek, pengeboran,
langit selain untuk inspeksi visual
atau pengamplasan dari daerah yang
g. Kerja dengan kebutuhan listrik kecil
sangat kecil di mana dapat
h. Perbaikan Hardware pintu dan jendela menciptakan debu kecil dan dapat

9
i. Perbaikan penggantian

j. Melukis dinding

TIPE KONSTRUKSI
TIPE C TIPE D
Setiap pekerjaan yang menghasilkan Kegiatan yang menghasilkan banyak

tingkat debu dengan jumlah sedang - debu


banyak. Dansetiap pekerjaan yang dan termasuk juga kegiatan
membutuhkan pembongkaran atau pembongkaran besar / re-konstruksi
penghapusan komponen bangunan tetap serta konstruksi mayor. Termasuk
atau rakitan, pekerjaan dengan perekat, pekerjaan :
cat, pelarut, pengencer dan pembersih
a. Kegiatan yang membutuhkan
yang kuat, pekerjaan yang mengambil
pekerjaan shift berturut – turut (lebih
lebih dari satu shift (8 jam perhari) untuk
dari 1 sift)
menyelesaikan. Termasuk, jenis
b. Membutuhkan pembongkaran berat
pekerjaan :
c. Memindahkan seluruh area langit –
a. Pengamplasan dinding untuk
langit / plafon
pengecatan dinding
d. Pekerjaan pipa air (memutus
b. Pembongkaran ubin pada lantai dan
sementara suplai air > 1 jam dan
langit – langit ruangan dengan luas
dilebih dari 1 area perawatan pasien)
20% dari total luas
e. Pembongkaran Major
c. Pembangunan dinding, lantai dan langit
f. Konstruksi mayor yang
– langit yang baru
membutuhkan waktu selama
d. Pekerjaan elektrik diatas langit – langit
beberapa hari.
(minor) dan pekerjaan pemasangan
g. Konstruksi baru dikendalikan Perbaikan
mekanik kecil.

10
11

Anda mungkin juga menyukai