Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH KABUPATEN ENREKANG

RUMAH SAKIT UMUM MESSENRAMPULU

Jl. Jend. Sudirman Keppe Telp. (0420) 22128 Fax. 21770 Enrekang

KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MESSENREMPULU

KABUPATEN ENREKANG

NOMOR: /RSUM/SK/X/2011

TENTANG

PENETAPAN BERLAKUNYA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM MASSENREMPULU ENREKANG

DIREKTUR RSU MASSENREMPULU ENREKANG

Menimbang:

a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan khususnya Bagisn


Instalasi Farmasi RS, maka perlu ditetapkan berlakunya Keputusan
Direktur Massenrempulu tentang Standar Operasional Prosedur
Instalasi Farmasi di RSU Massenrempulu Enrekang.
b. Bahwa untuk keperluan poin “a” diatas maka perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur RSU Massenrempulu Enrekang

Mengingat:

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 2009 tenteng


Pokok-pokok Kesehatan.
2. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
983/Menkes/SK/x/2004 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
Umum.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1197/MENKES/SK/x/2004, tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin
Kerja Tenaga Kefarmasian.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
889/MENKES/SK/II/2008, tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehtan Republik Indonesia Nomor:
129/MENKES/SK/II/2008, tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
MEMUTUSKAN

Menetapkan:

PERTAMA : Pemberlakuan Standar Operasional Prosedur Instalasi Farmasi di Rumah


Sakit Umum Massenrempulu Enrekang.

KEDUA : Direktur Rumah Sakit Umum Massenrempulu Enrekang mengatur,


Mengawasi dan Mengendalikan pelaksanaan serta tindak lanjut dari
penerapan standar ini.

KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : ENREKANG

PADA TANGGAL : 12 OKTOBER 2011

DIREKTUR

Dr. H. SISWANDI, M.Kes

NIP. 19641218 199903 1 001


PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN ½


RSU
MASSENREMPULU
ENREKANG
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR TETAP Direktur RSU Massenrempulu

Dr. H. SISWANDI, M.Kes

PENGERTIAN Pengelolaan Perbekalan Farmasi adalah Pengelolaan


Perbekalan Farmasi sesuai dengan ketentuan yang dimuat
dalam SK MENKES NO: 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur dalam hal Pengelolaan
Perbekalan Farmasi yang efektif dan efisien.
KEBIJAKAN 1. SK Panduan pelayanan dan pengorganisasian RSUD
Massenrempulu Enrekang
PROSEDUR 1. Pemilihan
Memilih perbekalan farmasi dengan memprioritaskan obat
esensial, standarisasi sampai menjaga dan memperbaharui
standar obat. Pemilihan perbekalan farmasi dilakukan oleh
Instalasi Farmasi bersama-sama dengan Komite Farmasi
Terapai.
2. Perencanaan
Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara
optimal untuk menghindari kekosongan obat dengan
menggunakan metode yang dapat diperanggungjawabkan
dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan.
a. Perencanaan pebekalan farmasi dilaksanakan oleh
instalasi farmasi.
b. Perencanaan perbekalan farmasi dilaksanakan untuk
kebutuhan satu tahun, satu triwulan, satu bulan dan
satu minggu sesuai dengan anggaran yang tersedia.
c. Perencanaan perbekalan farmasi dibuat berdasarkan
jumlah stok barang terakhir, data pemakaian dan
usulan instalasi farmasi yang telah disetujui oleh
direktur rumah sakit.
d. Perencanaan perbekalan farmasi meliputi obat-
obatan, alat kesehatan habis pakai, bahan
laboratorium, bahan radiologi dan gas medik.
e. Jenis obat yang direncanakan sesuai didasarkan pada
formularium rumah sakit, formularium nasional dan
kebijakan direktur rumah sakit.
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI

RSU
MASSENREMPULU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 2/2
ENREKANG
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR TETAP Direktur RSU Massenrempulu

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP: 19641218 199903 1 001
PROSEDUR 3. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi berpedoman pada
perencanan yang telah dibuat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
a. Pengadaan perbekalan farmasi dilaksanakan oleh
Pejabat si Pelaksana Teknis kegiatan.
b. Pengadaan perbekalan farmasi sesuai dengan usulan
dari instalasi farmasi
4. Produksi
Proses produksi perbekalan farmasi dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit.
5. Penerimaan
Penerimaan perbekalan farmasi disesuaikan dengan
spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Panitia
Pemeriksa dan Penerima Barang.
6. Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi disesuaikan dengan
spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.
a. Penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan oleh
Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
b. Penyimpanan perbekalan farmasi diklasifikasikan
berdasarkan jenis dan sifat barang dan disusun secara
alfabetis dengan system penyimpanan FIFO (First In
First Out).
7. Pendistribusian
Pendistribusian perbekalan farmasi di Rumah Sakit
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan individu
dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
serta untuk menunjang pelayanan medis.
Unit Terkait - KF
- KFT
- PBF

PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI

RSU Massenrempulu NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/1


Enrekang

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


Direktur RSU Massenrempulu

PROSEDUR TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP: 19641218 199903 1 001
PROSEDUR Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang
telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui
pembelian langsung, tender, konsinyiasi atau sumbangan.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur dalam hal penerimaan
perbekalan farmasi.
KEBIJAKAN 1. Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004, yaitu:
a. Pabrik harus mempunyai sertifikat analisa.
b. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet
(MSDS).
c. Expire date minimal 2 Tahun.
2. Pelayanan farmasi untuk memastikan kualitas dan
keamanan barang pada saat diterima dari suplier di
gudang farmasi.
PROSEUR 1. Petugas gudang farmasi menerima perbekalan farmasi
sesuai SP.
2. Petugas melakukan pemeriksaan jumlah dan kualitas
perbekalan farmasi dan kesesuaiannya dengan surat
pesanan, kemudian menyimpan barang sesuai dengan
tata cara penyimpanan barang.
3. Barang yang tidak sesuai pesanan / catat dikembalikan
(diretur) ke suplier.
4. Penyimpanan obat berdasarkan pada sifat dan bentuk
sediaan obat secara alfabetis dengan memperhatikan
masa daluwarsa.
5. Petugas mencatat per jenis barang dalam kartu stok
barang.
UNIT TERKAIT - PBF
- Gudang Farmasi
- KF

TEMPAT PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN ½


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi yang
didasarkan pada syarat dan ketentuan yang berlaku. Proses
penyimpanan perbekalan farmasi terutama obat sangat
dipengaruhi oleh sifat dan Janis obat, suhu dan kelembaban.
Penyimpana yang salah dapat memberi pengaruh yang buruk
pada pasien dikarenakan berkurangnya efektivitas dari obat.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur mengenai tempat
penyimpanan perbekalan farmasi.
KEBIJAKAN 1. Mengacu KEPMENKES RI Nomor 1187/MENKES/SK/X/2004/
2. Pelayanan farmasi untuk memelihara mutu sediaan farmasi.
PROSEDUR 1. Persyaratan ruang penyimpanan perbekalan farmasi:
a. Accessibility, ruang penyimpanan harus mudah dan cepat
diakses
b. Utilities, ruang penyimpanan harus memiliki sumber air,
AC dan fasilitas lain.
c. Communication, ruangan penyimpanan harus memiliki
alat komunikasi.
d. Drainase, ruang penyimpanan harus berada di lingkungan
baik dengan system pengairan yang baik pula.
e. Size, ruang penyimpanan harus memiliki ukuran yang
cukup untuk menampung barang yang ada.
f. Security, ruang penyimpanan aman dari resiko pencurian
dan penyalahgunaan serta hewan pengganggu.
2. Penyimpanan dilakukan secara alfabetis dari kiri ke kanan.
3. Dalam setiap kelompok jenis obat pengaturan persediaan
sesuai abjad nama generic.
4. Beri cukup ruang untuk setiap barang.
5. Tulis nama generic pada label, kemudian tempelkan didepan
barang diatas rak.
6. Simpan obat dalam kelompok berikut: obat luar, oral dan
suntikan.
7. Simpan obat sesuai tanggal kadaluarsa dengan menggunakan
prosedur FEFO (First Expire Firs Out), yang lebih dahulu
kadaluarsa dikeluarkan terlebih dahulu.
8. Tanggal kadaluarsa yang tercetak dilabel menunjukkan kapan
obat kadaluarsa, yaitu kapan obat tidak lagi manjur.

TEMPAT PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 2/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PROSEDUR 9. Simpan obat tanpa tanggal kadaluarsa dengan menggunakan
prosedur FIFO (First In First Out).
10. Tempatkan barang yang sudah diterima dibelakang barang
yang sudah terlebih dahulu diatas rak.
11. Mungkin ada tanggal pembuatan pada wadah, tanggal ini
akan membantu untuk mengidentifikasi barang lama yang
harus dikeluarkan terlebih dahulu.
12. Gunakan lemari pendingin untuk menyimpan obat dan
sediaan yang peka terhadap panas.
13. Catat suhu setiap hari, periksa apakah tersedia cukup ruang
dilemari pendingin, agar udara bergerak bebas.
14. Penyimpanan narkotika harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Lemari penyimpanan harus seluruhnya terbuat dari kayu
atau bahan lain yang kuat.
b. Harus mempunyai kunci yang kuat.
c. Narkotika disimpan dalam lemari khusus yang terdiri dari
dua bagian dengan kunci yang berlainan. Bagian pertama
digunakan untuk menyimpan morfin, petidin dan garam-
garamnya sedangkan bagian yang kedua untuk
menyimpan narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari.
d. Tempat khusus penyimpanan narkootika dikunci dengan
baik, lemari khusus ini tidak boleh dipergunakan untuk
penyimpanan barang-barang selain narkotika. Kunci
lemari dipegang oleh asisten apoteker penanggungjawab
narkotika dan dupllikasinya dipegang oleh apoteker.
Lemari narkotika disimpan ditempat yang aman dan tidak
terlihat oleh umum.
UNIT TERKAIT - KF
- Gudang Farmasi
- PBF

KEBERSIHAN INSTALASI FARMASI

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN ½


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Kebersihan tempat dan lingkungan merupakan syarat mutlak
untuk penyimpanan dan pengaturan obat. Obat harus disimpan
pada tempat yang bersih dan rapi setiap saat untuk menjaga mutu
dan kualitas obat.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur dalam hal kebersihan
instalasi farmasi.
KEBIJAKAN Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004
tentang standar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
PROSEDUR 1. Merncang dan mendesain jadwal membersihkan.
2. Membersihkan lantai Instalasi Farmasi setiap hari atau
sekurang-kurangnya satu kali sehari.
3. Membersihkan tempat penyimpanan obat sekurang-kurangnya
sekali dalam seminggu. Selama pembersihan, singkirkan debu
yang melekat pada botol dan boks obat.
4. Bersihkan keseluruhan ruangan, utamanya pada tempat
dispensing dilakukan.
5. Pastikan tempat konseling bersih dan rapi untuk membuat
pasien nyaman.
6. Secara berkala bersihkan tempat karantina dan guadang
tempat penyimpanan.
7. Bersihkan lemari pendingin secara berkala untuk menjaga
stabilitas obat.
8. Menjaga sanitasi utamanya daerah toilat agar tetap bersih.
9. Menyediakan peralatan kebersihan untuk staf dan juga tempat
penyimpanan peralatan.
10. Membebankan tanggungjawab membersihkan pada petugas
sesuai prosedur.
11. Mencatat dokumentasi prosedur pembersihan.

UNIT TERKAIT - KF

PEMELIHARAAN KESEHATAN PERSONAL

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN ½


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Obat merupakan bahan yang sangat penting untuk mengurangi ,
mencegah dan mengobati suatu penyakit. Sebagai petugas
pengelola obat, kebersihan personal seorang farmasis harus
senantiasa terjaga dengan baik.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur dalam hal pemeliharaan
kesehatan personal seorang farmasis.
KEBIJAKAN Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004
tentang standar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
PROSEDUR 1. Ketika memasuki apotek, cucilah tangan dengan sabun atau
larutan desinfektan
2. Setelah makan siang atau masuk kamar kecil, cuci tangan
dengan sabun atau larutan desinfektan.
3. Tidak makan ditempat penyerahan obat atau mengunyah
permen karet selama bekerja.
4. Memelihara kebersihan personal setiap saat, jaga agar kuku
tetap bersih dan rapi.
5. Memastikan bahwa tidak ada personal diarea penyiapan yang
mengalami infeksi atau luka terbuka pada bagian tubuh
tertentu.
6. Sebelum dan sesudah melakukan suatu pekerjaaan, tangan
senantiasa harus dibersihkan.
7. Pada wastafel sebaiknya tersedia lotion pencuci tangan,
larutan desinfektan dan handuk.

UNIT TERKAIT KF

KEBERSIHAN LANTAI TEMPAT MERACIK

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN ½


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Kebersihan dalam dunia farmasi berkaitan dengan nilai estetika
dan kualitas dari sebuah produk. Kebersihan mencerminkan mutu
perawatan yang dilakukan seorang farmasis. Oleh sebab itu, lantai
tempat meracik obat harus senantiasa terpelihara kebersihannya.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur mengenai kebersihan lantai
tempat meracik.
KEBIJAKAN 1. Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tetntang Standar pelayanan farmasi
di rumah sakit.
2. Pelayanan farmasi untuk memberikan pelayanan farmasi yang
dapat menjamin efektifitas, keamanan dan efisiensi
penggunaan obat.
PROSEDUR 1. Membersihkan lantai beberapa kali dalam sehari.
2. Gunakan kain bersih dan atau alat lainnya untuk
membersihkan.
3. Hati-hati dalam membersihkan wilayah lantai.
4. Hilangkan noda pada lantai dengan menggunakan air jika
diperlukan. Air yang digunakan hendaknya mengandung
desinfektan.
5. Buang air yang kotor pada wastafel, letakkan kembali alat
kebersihan pada tempat yang telah disediakan, agar mudah
ditemukan.
6. Pastikan semua wilayah lantai telah bersih.
7. Pastikan kegiatan pembersihan dilakukan secara kontinyu dan
berkesinambungan.
UNIT TERKAIT KF

PEMBERSIHAN LEMARI PENDINGIN

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/1


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Kestabilan produk obat sangat dipengaruhi oleh factor
suhu/temperature. Beberapa jenis obat tertentu memerlukan
temperatur yang sangat dingin (dibawah suhu ruangan) agar tetap
stabil. Karena itu, di tempat penyimpanan obat diperlukan adanya
lemari pendingin. Pemeliharaan temperature dan kebersihan pada
lemari pendingin harus senantiasa dilakukan untuk menjaga
stabilitas dan kualitas obat yang tersimpan didalamnya,
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur mengenai proses
pembersihan lemari pendingin.
KEBIJAKAN 1. Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tetntang Standar pelayanan farmasi
di rumah sakit.
2. Melakukan proses pembersihan lemari pendingin sesuai
dengan standar yang berlaku.
PROSEDUR 1. Matikan lemari pendingin sebelum melakukan proses
pembersihan.
2. Pindahkan semua produk dari lemari pendingin dengan cepat
kedalam wadah kosong. Hindari kontak langsung produk
dengan lantai.
3. Jika tersedia lemari pendingin cadangan, pindahkan produk
kedalam lemari cadangan.
4. Setelah lemari pendingin kosong, bersihkan mulai dari bagian
dalam lemari kemudian bagisn luar. Gunakan sabun/detergen
jika diperlukan.
5. Setelah bersih tutup lemari pendingin, kemudian nyalakan.
6. Biarkan sekitar setengah jam, periksa apakah temperature
lemari pendingin telah sesuai dengan temperature yang
dibutuhkan dengan menggunakan thermometer.
7. Pindahkan kembali dengan cepat semua produk obat kedalam
lemari pendingin dengan rapi.
8. Tutup segera lemari pendingin, kemudian isi slip pada lemari
pendingin dengan waktu, tanggal dan paraf t/tandatangan staf
yang membersihkan. Sertakan juga tandatangan supervisor.
9.
10. Lakukan pencatatan pada lembaran khusus pemeliharaan
sebagai bukti bahwa telah dilakukan pembersihan oleh staf.
UNIT TERKAIT KF

PELAYANAN RESEP

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN ½


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Pelayanan resep adalah suatu proses pelayanan terhadap
permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, kapada Apoteker
untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien sesuai
peraturan perundangan yang berlaku. Pelayan resep harus
mendapat perhatian khusus untuk agar pasien bisa menerima obat
yang benar dengan dosis yang tepat sehinnga memberikan efek
terapi yang optimal bagi kesembuhan penyakitnya.
TUJUAN Menetapkan suatu standar prosedur mengenai pelayanan resep.
KEBIJAKAN 1. Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tetntang Standar pelayanan farmasi
di rumah sakit.
2. Pelayanan farmasi untuk memberikan pelayanan yang dapat
menjamin efektifitas, keamanan dan efisiensi penggunaan
obat.
PROSEDUR 1. Menerima resep dan memberi nomor.
2. Melakukan skrining resep yang meliputi:
a. Pemeriksaan kelengkapan administrative resep, yaitu:
nama dokter, nomor surat izin praktek (SIP),
paraf/tantangan dokter, tanggal penulisan resep, nama
obat, jumlah obat, aturan pakai, nama pasien, umur, jenis
kelamin, berat badan, dan alamat serta no telppon pasien.
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetika, yaitu: bentuk
sediaan, dosis, potensi, inkompanbilitas, cara dan lama
penggunaan obat. Pertimbangan klinik seperti kesesuaian
indikasi, alergi, efek samping, interaksi dan kesesuaian
dosis.
3. Narkotika hanya dapat diserahkan berdasarkan resep asli
rumah sakit, puskesmas, apotek lainnya, balai pengobatan dan
dokter. Salinan resep narkotika dalam tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali.
4. Jika ada keraguan tentang resep hendaknya dikonsultasikan
kepada dokter penulis resep dengan memberikan
pertimbangan dan alternative seperlunya.
5. Lakukan pengecekan masa kadaluarsa obat pada saat
pengambilan.
6. Penulisan nama dan cara pemakaian pada etiket obat harus
sesuai dengan resep.

PELAYANAN RESEP

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 2/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PROSEDUR 7. Obat diberi wadah yang sesuai, kemudian dilakukan
pemeriksaan kembali jenis dan jumlah obat berdasarkan resep.
8. Lakukan pemeriksaan akhir kesesuaian antara penulisan etiket
dengan resep sebelum melakukan penyerahaan. Pada saat
penyerahan harus disertai dengan penjelasan tentang aturan
pakai dan dosis penggunaan, jenis diet dan tindakan
pencegahan khusus. Sampaikan harapan anda akan
kesembuhan pasien.
UNIT TERKAIT - Rawat Jalan
- Rawat Inap
- UGD
- KFT
- KF

PERACIKAN OBAT

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN ½


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Merupak kegiatan yang berkaitan perubahan bentuk atau
penyerahan obat dengan maksud kesehatan.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur mengenai tata cara peracikan
obat.
KEBIJAKAN 1. Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tetntang Standar pelayanan farmasi
di rumah sakit.
2. Pelayanan farmasi untuk mendapatkan dosis yang aman dan
tepat
PROSEDUR 1. Membersihkan tempat dan peralatan kerja.
2. Mengambil obat dan bahan obat dari wadahnya menggunakan
alat yang sesuai, misalnya sendok/spatula dengan takaran yang
sesuai dengan permintaan. Periksa kualitas bahan secara
organoleptis dan cek masa kadaluarsa obat atau bahan obat.
3. Untuk sediaan:
a. Sirup kering
Sediaan sirup kering harus dalam keadaan sudah
tercampur dengan air matang sesuai dengan takarannya
pada saat diserahkan kepada pasien.
b. Obat racikan
Untuk sediaan obat racikan dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
- Menghitung kesesuaian dosis.
- Menyiapkan pembungkus atau wadah obat racikan
sesuai dengan kebutuhan.
- Menyiapkan dan mengambil obat sesuai dengan
takaran yang dibutuhkan.
- Menghindari penggunaan alat yang sama untuk
mengerjakan sediaan yang mengandung beta laktam
dengan non betalaktam.
- Menggerus obat yg jumlahnya sedikit terlebih dahulu,
lalu digabungkan dengan obat yang jumlahnya lebih
banyak.digarus sampai homogeny.
- Membagi obat sma rata.
- Mengemas racikan obat sesuai dengan permintaan
dokter.
- Puyer tidak disediakan dalam jumlah yang besar
sekaligus.

PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PROSEDUR 4. Menuliskan nama pasien, tanggal, nomor dan aturan pakai
pada etiket yang sesuai resep dengan jelas dan dapat dibaca.
Etiket putih untuk obat oral, etiket biru untuk obat luar.
Gunakan label kocok dahulu untuk sediaan emulsi dan
suspensi.
5. Memriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai dengan
permintaan obat pada resep, lalu masukkan kedalam wadah
yang sesuai agar terjamin mutunya.
UNIT TERKAIT - Rawat Jalan
- Rawat Inap
- UGD
- KFT
- KF

PENGEMASAN OBAT

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Pengemasan dilakukan untuk melindungi kandungan/isi dari
sediaan obat sehinnga cukup kuat untuk sampai kepada pasien.
Sebelum diserahkan kepada pasien, obat-obatan harus dikemas
dengan baik, sesuai resep.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur mengenai pengemasan obat.
KEBIJAKAN 1. Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tetntang Standar pelayanan farmasi
di rumah sakit.
PROSEDUR 1. Menyiapkan item obat yang dibuthkan berdasarkan peraturan
yang berlaku, standar etika, standar praktek dan ilmu
kefarmasian.
2. Pengemasan obat diveriferifikasi oleh apoteker.
3. Setelsh diverifikasi, obat desrahkan kepada pasien.
4. Pada saat obat diserahkan harus disertai dengan penjelasan
mengenai pemeliharaan dan tempat penyimpanan yang sesuai.
UNIT TERKAIT - Rawat Jalan
- Rawat Inap
- UGD
- KFT
- KF

PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat
yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosi dan terapi.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur mengenai pemantauan dan
pelaporan efek samping obat,
KEBIJAKAN 1. Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tetntang Standar pelayanan farmasi
di rumah sakit.
2. Pelayanan farmasi untuk menemukan Eek Samping Obat (ESO)
sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal dan
frekuensinya jarang.
PROSEDUR 1. Menerima laporan efek samping obat dari pasien atau tenaga
kesehatan lain.
2. Mengumpulkan data medic dan atau data penunjang medic
yang diperlukan.
3. Menganalisis laporen sfsk samping obat yang terjadi.
4. Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai
resiko tinggi mengalami efek samping obat.
5. Mengisi formulir efek samping obat.
6. Berkolaborasi dengan profesi kesehatan lainnya untuk
mencegah, mengurangi atau menghilangkan efek samping dari
obat tersebut.
7. Mendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan secara
sistematik.
UNIT TERKAIT - Rawat Jalan
- Rawat Inap
- UGD
- KFT
- KF

PELAYANAN INFORMASI OBAT

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Suatu jenis pelayanan yang harus dilakukan oleh apoteker untuk
memberikan informasi dan konsultasi secara akurat, tidak bias,
factual, terkini, mudah dimengerti, etis dan tidak bijaksana.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur dalam hal Pelayanan
Informasi Obat.
KEBIJAKAN 1. Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tetntang Standar pelayanan farmasi
di rumah sakit
2. Pelayanan farmasi untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat dalam hubungannya dengan penggunaan obat.
PROSEDUR 1. Luas ruangan yang dibutuhkan untuk pelayanan informasi
obat:
200 tempat tidur : 30 meter
400-800 tempat tidur : 40 meter
1300 tempat tidur : 70 meter
2. Memberikan informasi obat kepada pasien berdasarkan resep
atau kartu pengobatan pasien (medical record) atau kondisi
kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis.
3. Melakukan penelusuran literature bila diperlukan untuk
memberikan informasi.
4. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah
dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana.
5. Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet, dll)
6. Penyediaan informasi oleh Komite Farmasi dan Terapi / Panitia
Penyusunan Formularium Rumah Sakit.
7. Bersama dengan PKMRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi
pasien rawat jalan dan rawat inap.
8. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi.
9. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayana informasi obat
secara sistematis.
UNIT TERKAIT - Rawat Jalan
- Rawat Inap
- UGD
- KFT
- KF

KONSELING

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Merupakan suatu proses yang sistematis untuk mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan
pengambialan dan pengguanan obat pasien rawat jalan dan rawat
inap.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur mengenai ko0nseling.
KEBIJAKAN 1. Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tetntang Standar pelayanan farmasi
di rumah sakit
2. Pelayanan farmasi untuk memberikan pemahaman yang benar
mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan lainnya.

PROSEDUR 1. Memulai proses konseling dengan mengucapkan salam dan


menyebutkan nama pasien didikuti dengan memperkenalkan
diri.
2. Membuka komunikasi antara pasien / keluarga pasien.
3. Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang diberikan
oleh dokter dengan metode open-ended question.
- Apa yang telah dikatakan dokter mengenai obat itu
- Cara pemakaian (bagaimana cara dokter menerangkan
cara pemakaian obat tersebut)
- Apa yang diharapkan dalam pengobatan ini.
4. Memperagakan dan menjelaskan mengenai tata cara
pemakaian obat-obat tertentu (inhaler, suppositoria, dll)
5. Melakukan verifikasi akhir dengan mengecek pemahaman
pasien
6. Mendokumentasikan setiap kegiatan konseling dengan
sistematis
UNIT TERKAIT - Rawat Jalan
- Rawat Inap
- UGD
- KFT
- KF

ROUNDE/VISITE PASIEN

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap bersama tim
dokter dan tenaga kesehatan lainnya,
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur mengenai Visite pasien.
KEBIJAKAN 1. Mengacu pada KEPMENKES RI Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tetntang Standar pelayanan farmasi
di rumah sakit
2. Pelayanan farmsi untuk meningkatkan kepatuhan pasien
terhadap terapi obat, menilai kemajuan pasien dengan
bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain.
PROSEDUR 1. Apoteker harus memperkenalkan diri dan menerangkan
maksud kunjungan tersebut terhadap pasien.
2. Untuk pasien yang baru dirawat, apoteker harus menanyakan
terapi obat terdahulu dan memperkirakan masalah yang
mungkin terjadi.
3. Apoteker memberikan keterangan pada formulir resep untuk
menjamin penggunaan obat yang benar.
4. Melakukan pengkajian terhadap catatan perawat akan berguna
untuk pemberian obat.
5. Setelah kunjungan membuat catatan mengenai permasalahan
dan penyelesaiannya dalam suatu buku, dan buku ini
digunakan setisp apoteker yang berkunjung ke ruang pasien
untuk menghindari pengulangan kunjungan.
UNIT TERKAIT - KF
- KFT
- Rawat Inap

PENGELOLAAN RESEP

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan
manajemen perbekalan farmasi serta penyusunan perbekalan
laporan yang berkaitan dengan perbekalan farmasi.
TUJUAN Menerapkan suatu standar prosedur mengenai pengelolaan resep.
KEBIJAKAN Pelayanan farmasi untuk mendapkandata yang lengkap dan akurat
serta tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran dan
laporan.
PROSEDUR 1. Resep dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan
diurutkan sesuai dengan nomor resep.
2. Resep yang berisi narkotika dipisahkan dan digarisbawahi
dengan tinta merah.
3. Resep yang berisi psikotropika digaris bawahi dengan tinta
biru.
4. Resep dibundel sesuai kelompoknya.
5. Pada bundle resep ditulis tanggal, bulan dan tahun resep,
kemudian disimpan ditempat yang telah ditentukan.
6. Penyimpanan bundle resep dilakukan secara berurutan dan
teratur sehingga memudahkan untuk penelusuran resep
7. Resep yang diambil pada saat penelusuran harus dikembalikan
pada bundle semula tanpa merubah urutan.
8. Resep yang telah disimpan selama tiga tahun dapat
dimusnahkan.
UNIT TERKAIT - KF
- Rawat jalan
- Rawat Inap
- UGD

PEMUSNAHAN RESEP

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN Merupakan kegiatan penyelesaian akhir resep sesuai dengan
prosedur yang berlaku,
KEBIJAKAN Mengacu pada KEPMENKES RI No. 280/MENKES/V/1981 tentang
ketentuan tata cara pengelolaan apotek.
PROSEDUR 1. Memusnahkan resep yang telah tersimpan selama tiga tahun.
2. Tata cara pemusnahan:
a. Resep narkotika dihitung lembarannya.
b. Resep lain ditimbang.
c. Resep dihancurkan, lalu dikubur atau ditimbang.
3. Membuat berita acara pemusnahan sesuai format terlampir
yang disaksikan oleh 2 orang dari instansi terkait dan
ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit.
4. Mengirim berita acara pemusnahan resep ke Dinas Kesehatan
setempat dengan tembusan ke Balai POM.
UNIT TERKAIT - Dinas Kesehatan
- Balai POM
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1/2


Massenrempulu
Enrekang
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh:
Dierektur RSU Massenrempulu1
PROSEDUR
TETAP

Dr. H. SISWANDI, M.Kes


NIP. 19641218 199903 1 001
PENGERTIAN

Anda mungkin juga menyukai