REFERAT
NECROTIZING ENTEROCOLITIS
ENTEROCOLITIS
Disusun oleh:
Pembimbing:
BAB I
PENDAHULUAN
disembuhkan. Insiden NEC, morbiditas, dan mortalitas tidak pernah berubah atau
bahkan meningkat. Estimasi tingkat kematian sekitar 20-30% dengan tingkat tertinggi
pada bayi yang membutuhkan intervensi bedah. Berdasarkan salah satu database dari
Amerika Serikat dan Kanada menunjukkan prevalensi kelainan ini adalah sekitar 7% di
antara bayi lahir dengan berat badan 500-1500 gram.
Proses inflamaasi berlebih dimulai pada usus dengan hipereaktivitas imun yang
menyebabkan perkembangan penyakit ini menjadi sistemik, sehingga kejadian ini dapat
menginvasi otak dan menyebabkan keterlambatan perkembangan saraf. Bahkan bayi
yang sembuh dari NEC mempunyai kemungkinan mengalami mikrosefali sebesar
(1)
25%. Hal tersebut menjadikan NEC membutuhkan eksplorasi lebih lanjut untuk
mengatasi penyakit ini dan paham akan pencegahannya.
"
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Necrotizing enterocolitis (NEC) adalah sebuah penyakit traktus gastrointestinal
(3)
2.2 Anatomi
2.2.1 Usus halus
Bagian ini berperan sebagai organ pencernaan utama yang mampu melakukan
berbagai fungsi digestif dan mengabsorbsi nutrien. Usus halus memiliki panjang 3.05
meter dengan bentuk tubuler yang dibagi menjadi tiga segmen, yaitu duodenum,
#
untuk menerima bahan sisa yang telah dicerna oleh ileum serta mengabsorbsi air dan
garam. Appendix vermiformis adalah bagian tubuler yang melekat pada cecum, terdiri
dari jaringan limfoid yang berfungsi sebagai imunitas. Cecum akan berlanjut menjadi
colon, dimana colon sendiri terbagi menjadi beberapa bagian: ascenden, transversus,
descenden, dan sigmoid.
Setelahnya, residu makanan yang telah melewati colon akan masuk ke rectum
yang berada di dalam pelvis, dekat vertebra sacrum ketiga dan membentang secara
anterior terhadap sacrum dan coccyx. Meski rectum berarti “lurus”, strukturnya
mengikuti kontur sacrum dan memiliki rectal valves yang membantu pembagian feses
dengan gas untuk mencegah pasase feses dan gas secara simultan.
Anus merupakan bagian akhir dari usus besar yang terletak di luar cavum
abdominopelvic dan memiliki dua sfingter, yaitu (1) sfingter ani interna yang terdiri dari
otot halus dan (2) sfingter ani eksterna yang terdiri dari otot skelet.
$
(3)
Gambar 3. Teniae coli, haustra, dan epiploic appendages pada
appendages pada usus besar
Ciri khas usus besar adalah adanya teniae coli, haustra, dan epiploic appendages.
appendages. Teniae
coli adalah ikatan otot polos yang membentuk lapisan muskularis longitudinal dari usus
besar. Kontraksi tonik dari teniae coli membentuk kantung bernama haustra yang
menyebabkan bentuk colon menjadi seperti keriput. Epiploic appandages adalah
kantung peritoneum viseral berukuran kecil yang berisi lemak dan menempel pada
teniae coli. Namun, ketiga hal ini tidak dapat ditemukan pada rectum ataupun anus.
(3)
2.3 Fisiologi
2.3.1 Usus halus
Gerakan peristaltik otot lurik dan segmentasi usus halus disebut sebagai
kompleks motilitas migrasi. Bahan makanan yang berada di usus halus dicampur
dengan gerakan maju-mundur dikarenakan kontraksi-relaksasi dari kumparan beruang
otot lurik. Segmentasi pada usus halus mencampurkan kimus dengan enzim dan
mendorong nutrien ke dinding mukosa untuk diserap. Duodenum memegang peran
utama dalam segmentasi. Duodenum mampu melakukan segmentasi sebanyak 12 kali
per menit, sedangkan ileum sekitar 8 kali per menit.
Ketika kimus diserap, dinding usus halus menjadi sedikit kempis. Pada saat
ini gerakan transportasi kimus dimulai. Mukosa duodenum mensekresi hormon motilin
%
yang berfungsi sebagai inisiator gerakan peristaltik dalam bentuk kompleks motilitas
migrasi. Kompleks ini mendorong kimus untuk berjalan melalui usus halus hingga di
ileum. Selain itu, sekitar 90% air (dalam bentuk cair maupun di dalam makanan padat
yang dikonsumsi) diserap di dalam usus halus.
bagian lainnya. Terakhir, pergerakan massa adalah gelombang kuat sepanjang colon
transversus dan mendorong residu menuju rectum. Motilitas gerakan ini distimulasi
oleh distensi pada lambung dan pemecahan makanan di usus halus yang menyebabkan
reflex gastrocolic.
Usus besar juga memegang peranan dalam penyerapan air, sehingga dapat
memadatkan kimus yang cair menjadi feses semi-solid. Feses terdiri dari residu
makanan yang tidak dapat dicerna, substansi makanan yang tidak dapat diserap, bakteri,
sel epitel dari mukosa traktus gastrointestinal, garam anorganik, dan sedikit air untuk
melancarkan evakuasi feses dari tubuh.
(1)
2.4 Epidemiologi
Sekitar 5-10% bayi prematur dengan berat badan di bawah 1500 gram mengalami
NEC, sedangkan bayi cukup bulan mempunyai faktor risiko spesifik seperti penyakit
jantung bawaan, sepsis, dan tekanan darah rendah dapat
dapat mengalami NEC.
&
(4)
2.5 Etiologi
Penyebab pasti NEC masih belum diketahui dengan jelas, tetapi prematuritas
adalah salah satu faktor risiko yang memegang peranan penting terhadap terjadinya
NEC. Imaturitas sawar darah sel epitel intestinal dan sistem imun membuka peluang
terjadinya perkembangan penyakit. Sebelum lahir, fetus mempunyai suasana intestinal
yang steril. Namun, kolonisasi bakteri cepat terjadi seketika setelah lahir. Kolonisasi ini
dapat mengakibatkan gangguan perkembangan sel epitel intestinal, translokasi bakter,
dan mencetuskan respon inflamasi. Selain itu, iskemia merupakan faktor penting
lainnya terhadap perkembangan NEC. Dengan sedikitnya persediaan oksigen ke dinding
usus, jaringan akan segera rusak dan mengalami nekrosis.
(1)
2.6 Patofisiologi
Terjadinya NEC masih belum diketahui dengan jelas, tetapi NEC diduga diawali
oleh faktor multifactorial seperti kombinasi antara genetik, imaturitas intestinal, dan
'
(
(5)
2.7.2 Pemeriksaan Fisik
• Letargis
• Apnea
• Instabilitas suhu
• Perfusi buruk
Seluruh manifestasi klinis yang ada dapat menyebabkan gagal nafas dan
gangguan kardiovaskuler, sehingga membutuhkan ventilasi mekanis dan
vasopressor.
o
Darah lengkap: Leukosit dapat normal atau meningkat dengan shift to
atau leukopenia. Trombositopenia sering ditemukan.
the left atau
o
C-Reactive Protein (CRP): Menunjukkan respon peradangan.
o
Kultur darah: Mencari mikroba (bakteri atau jamur).
o
Kultur tinja: Mencari rotavirus atau enterovirus.
Elektrolit: Memantau ketidakseimbangan elektrolit.
o
o
Analisis Gas Darah (Arteri): Memantau asidosis metabolik.
• Radiografi(6)
(6)
)
macam proyeksi untuk melihat jelas penemuan pada foto polos BNO, yaitu foto
anteroposterior (AP) dan left lateral decubitus (LLD), yang dilakukan secara
berkala terutama pada 48 jam pertama setelah didiagnosis sebagai suspek NEC
untuk melihat adanya perforasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada foto polos BNO pasien suspek
NEC adalah jumlah dan distribusi udara yang meliputi udara intraluminal, udara
intramural, udara vena porta, dan udara intraperitoneal.
*
Gambar 7. Penebalan dinding usus disertai akumulasi cairan di dalam lumen atau di
(6)
dalam kavum peritoneum
"+
Perburukan ini dapat ditandai oleh perubahan dari dilatasi menyeluruh menjadi
dilatasi asimetris, dimana dilatasinya terbatas pada satu lokasi tertentu. Hal ini
menunjukkan nekrosis dan dapat menjadi tanda peritonitis.
Perlu diperhatikan bahwa dilatasi usus saja kurang spesifik untuk
menegakkan diagnosis NEC. Terlebih gambaran tersebut dapat ditemukan pada
bayi prematur (terutama dengan berat badan sangat rendah) yang memiliki riwayat
ri wayat
intoleransi makan atau neonatus dengan ileus yang disebabkan oleh sepsis atau
ketidakseimbangan elektrolit.
(6)
Gambar 8. Udara intramural
(a) Udara intramural (panah hitam) di lapisan serosa dinding usus berwarna
radiolusen dan submukosa dan mukosa (panah putih) kontras dengan udara
intramural serta udara intraluminal.
(b) Gambaran udara intramural (panah putih) berwarna radiolusen yang disertai
dengan cairan dalam lumen usus.
""
(6)
Gambar 9. Foto LLD neonatus dengan NEC
Terdapat gambaran dilatasi usus dengan udara dan cairan, serta udara intramural
(panah). Kumparan usus berdilatasi dengan adanya cairan digambarkan oleh udara
intramural (panah hitam), sedangkan kepala panah dan panah putih
menggambarkan air-fluid level .
10. Bubbly pattern(6)
Gambar 10. Bubbly
Dilatasi usus dengan udara intramural yang terlihat sebagai bubbly pattern yang
disebabkan oleh adanya udara intramural pada submukosa usus.
"#
Gambar 11. Udara vena porta di atas hepar pada neonatus dengan NEC
(a) Foto supine (b) Foto LLD(6)
Foto supine (b)
Udara vena porta bukan merupakan tanda dini dari udara intramural.
Namun, udara vena porta dapat muncul dan menghilang dengan cepat seperti udara
intramural.
(6)
"$
o
USG abdomen
Manfaat dari pemeriksaan ini adalah USG dapat memberikan gambaran
struktur abdomen, terutama usus, dan cairan di dalam kavum peritoneum. USG
abdomen dan warna Doppler mampu memperlihatkan ketebalan dinding usus,
ekogenisitas, peristaltik, dan perfusi pada neonatus.
"%
a. b.
Gambar 15. Udara intraluminal dan udara intramural pada USG abdomen(6)
(a) Udara intraluminal dikelilingi oleh dinding usus yang menebal. Di dalam
dinding usus terdapat titik hiperekoik (panah putih) yang menandakan udara
intramural.
(b) Kumparan usus dengan jumlah udara intramural yang banyak (panah putih).
Hasil ini memberikan gambaran udara berupa granula dan menimbulkan adanya
artefak posterior.
"&
(6)
Gambar 16. Udara bebas intraperotenal pada USG abdomen
Udara bebas intraperitoneal dalam jumlah yang banyak, terlihat sebagai area
ekogenitas yang panjang dan lurus (panah)
( panah) di dinding abdomen dan menyebabkan
artefak posterior.
(7)
2.8 Staging NEC
Nectrotizing enterocolitis dapat dibagi menjadi tiga keompok ( stage
stage)) berdasarkan
tenderness
"'
IIB - Intermediate Sama seperti IA + Sama seperti IIA + Sama seperti IIA +
stage asidosis metabolik selulitis abdomen udara vena porta
ringan, atau massa kuadran dengan/tanpa
trombositopenia kanan bawah ascites
ringan
IIIA - Advanced Sama seperti IIB + Sama seperti IIB + Sama seperti IIA +
stage (usus intak) hipertensi, DIC, tanda peritonitis, udara vena porta
neutropenia, distensi abdomen dengan ascites
asidosis respiratorik
dan metabolik
IIIB - Advanced Sama seperti IIIA Sama seperti IIIA Sama seperti IIIA +
stage (perforasi) pneumoperitoneum
Gambaran radiografi yang ditemukan pada NEC Stage I adalah distensi atau
dilatasi usus yang kurang spesifik, sehingga dibutuhkan bantuan USG untuk
mengevaluasi lebih lanjut.
(8)
Gambar 13. Distensi usus
"(
")
Gambaran titik hiperekoik ini menandakan adanya pasase udara dari lumen
usus sebagai hasil dari rusaknya barrier mukosa. Pada early stage,
stage, udara yang
ditemukan pada USG masih dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga tidak dapat
terlihat pada pemeriksaan radiografi.
perforasi usus).
Gambar 21. Pneumatosis intestinal (kepala panah) dan udara subdiafragma (panah) (7)
"*
Gambar 22. Gelembung udara kecil di dalam vena porta pada USG (7)
#+
Gambar 25. Penipisan dinding usus (panah) yang dikelilingi oleh cairan bebas
(kepala panah)(7)
(1)
2.9 Tatalaksana
Intervensi medis biasanya meliputi dekompresi abdominal, bowel rest , antibiotik
spektrum luas secara intravena, dan hiperalimentasi intravena. Pembedahan umumnya
dilakukan pada pasien dengan indikasi perforasi intestinal atau perburukan gejala atau
status biokimia (mis: syok, menurunnya trombosit atau neutrofil atau keduanya).
Prosedur pembedahan melibatkan
melibatkan laparotomi eksploratif dengan reseksi usus,
enterostomi dengan pembuatan stoma, dan pengeringan. Dua metode yang sering
digunakan untuk mengatasi NEC dengan perforasi intestinal adalah laparotomi dan
drainase peritoneum primer tanpa laparotomi.
2.9.1 Suspected
2.9.1 Suspected NEC
NEC
• Observasi adanya peningkatan distensi abdomen dan intoleransi makan.
• Dekompresi usus dan pemberhentian makan secara singkat (mis: 24 jam);
radiografi BNO AP dan LLD; monitor leukosit, trombosit, dan hitung jenis
#"
2.9.2 Definitive
2.9.2 Definitive medical ( proven)
proven) NEC
• Dekompresi abdomen dan pemberhentian makan secara enteral selama 7-
10 hari.
• Monitor leukosit, hitung jenis darah, dan trombosit; kultur darah dan
antibiotic intravena selama 7-10 hari; radiografi BNO AP dan LLD
berkala.
2.9.3 Surgical
2.9.3 Surgical (advanced ) NEC
• Laparotomi eksploratif dengan reseksi jika diperlukan.
(5)
2.10 Komplikasi
• Rekurensi NEC dapat terjadi pada 5% kasus.
• Short bowel syndrome dapat
syndrome dapat terjadi pada bayi dengan riwayat reseksi usus.
• Striktur colon dapat terjadi pada 10-20% kasus dan disertai dengan distensi
abdomen dan intoleransi makan persisten.
(10)
2.11 Prognosis
Pada kasus tertentu, jaringan parut dapat timbul dan menyebabkan penyempitan
lumen usus (obstruksi) atau timbulnya ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrien
dengan baik (malabsorbsi).
##
BAB III
KESIMPULAN
prematuritas dan berat bayi lahir rendah. Diagnosis dapat ditegakkan dari hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, terutama radiologis sebagai
modalitas utama. Tatalaksana nectrotizing enterocolitis meliputi dekompresi abdominal,
bowel rest , antibiotik spektrum luas secara intravena, hiperalimentasi intravena, dan
bedah.
#$
DAFTAR PUSTAKA
2018.
9. Ramanathan S, Ojili W, Vassa R, Nagar A. Large Bowel Obstruction in the
Emergency Department: Imaging Spectrum of Common and Uncommon
Causes. J Clin Imaging Sci 2017;7:15.
10. Cleveland Clinic. Necrotizing Enterocolitis: Outlook / Prognosis. Available at
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10026-necrotizing-
enterocolitis/outlook--prognosis.. Accessed on April 10, 2018
enterocolitis/outlook--prognosis