Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi
Dosen Pengampu: TIM
Disusun Oleh:
Dwi Sinta Lestari
JNR0200103
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, dan
Karunianya yang telah Engkau berikan kepada penulis. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan modul kasus ileus obstruktif dalam bentuk maupun
isinya yang mungkin sangat sederhana.
Dalam proses penulisan modul kasus ileus obstruktif ini tidak selalu
berjalan dengan lancar, banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi.
Sehingga sering timbul perasaan penat serta jenuh, namun dengan adanya
berbagai pihak yang memberi motivasi, bantuan, bimbingan, dan pengarahan
yang tak ternilai harganya, sehingga alhamdulillah akhirnya penulisan modul
kasus ileus obstruktif ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan modul ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan modul kasus ileus obstruktif masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk maupun penyusunan materinya. Karena
itu kritik dan saran dari pembaca, penulis harapkan. Agar membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Cirebon, Januari 2021
Penulis
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan penulis dan pembaca
mampu memahami dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan ileus obstruktif.
2. Tujuan Khusus
a. Menguraikan anatomi dan fisologi sistem pencernaan
b. Menjelaskan konsep ileus obstruktif
c. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan ileus obstruktif
B. Anatomi dan Fisiologi
Saluran pecernaan adalah sistem organ dalam
manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan
energi, mneyrap zat-zat gizi dalam aliran darah,
serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna yang merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Panjang saluran cerna ini
sekitar 9 meter dan di bawah kontrol sistem saraf
otonom (McGrath dalam Haryanto dan Anik
Maryunani, 2016).
Organ saluran pencernaan terdiri atas mulut, faring (tenggorokan),
esofagus (kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Selain
itu, sistem pencernaan juga meliputi organ tambahan seperti gigi, lidah,
kandung empedu, kelenjar ludah dan pencernaan, serta hati dan pankreas
(Marieb dalam Haryanto dan Anik Maryunani, 2016).
1. Usus halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian darisaluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Panjang usus halur bervariasi, mulai
dari 2 meter samapai 10 meter atau rata-rata 6,5m. Usus halus memiliki
diameter sekitar 2,5cm (McGrath dalam Haryanto dan Anik Maryunani,
2016). Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zar-zat
6. Komplikasi
normal
normal, dada simetris, sonor (kanan kiri), tidak ada wheezing dan
distensi abdomen.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d distensi abdomen d.d mengeluh nyeri pada bagian
abdomen, tampak meringis, skala nyeri 6, abdomen teraba kencang
b. Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan mengabsorpsi nutrien d.d mual
muntah, bising usus hiperaktif, membran mukosa pucat
c. Resiko ketidakseimbangan cairan b.d obstruksi intestinal, mual dan
muntah
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi :
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon nyeri non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan meringankan nyeri
5) Berikan teknik terapi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
6) Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri.
7) Kolaborasi pemberian analgetik
b. Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan mengabsorpsi nutrien d.d mual
muntah, bising usus hiperaktif, membran mukosa pucat, nafsu makan
menurun.
Tujuan Umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Tujuan khusus: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 7 jam
diharapkan rasa mual berkurang, sedikit makan tapi sering
Kriteria hasil:
1) Porsi makan yang dihabiskan meningkat
2) Menurunnya nyeri abdomen
Intervensi:
1) Identifikasi status nutrisi
2) Berikan makanan selagi hangat
3) Berikan makan sedikit tapi sering
c. Resiko ketidakseimbangan cairan b.d obstruksi intestinal, mual dan
muntah
Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi.
Tujuan khusus: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 7 jam
diharapkan mual-muntah berkurang
Kriteria hasil:
1) Meningkatnya asupan cairan
2) Haluaran urin meningkat
3) Kelembaban membrane mukosa meningkat
4) Mual muntah menurun
Intervensi:
1) Identifikasi faktor resiko ketidakseimbangan cairan
2) Monitor status hidrasi
3) Monitor tanda-tanda vital
4) Catat intake output dan hitung balance cairan 24 jam
5) Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
6) Berikan cairan intravena