Dosen Pembimbing :
TIM
Disusun Oleh:
Puspa Kartika Mulya
JNR0200117
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak
lupa sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw.
karena atas rahmat dan karunia Allah tugas ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, dan teman teman semua
yang telah berpartisipasi dalam pembuatan Modul ini. Tugas ini dibuat untuk
memenuhi tugas akademik Profesi Ners terstruktur. Dengan harapan dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Kami menyadari bahwa modul ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, semua krtik dan saran senantiasa
kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih baik.
1. Tujuan umum
untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa/i tentang glaukoma dan
tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit glukoma.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
glaukoma
b. Mahasiswa mampu memahami etiologi glaukoma
A. Anatomi
Struktur dasar mata yang berhubungan dengan aqueous humour adalah korpus
siliaris, sudut Camera Oculi Anterior (COA) dan sistem aliran aqueous
humour (Lubis, 2009)
.
a. Korpus siliaris
Korpus siliaris atau badan siliar yang terletak di belakang iris
menghasilkan cairan bilik mata (aqueous humour), yang dikeluarkan
melalui
trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera
(Ilyas,
2007). Korpus siliaris memiliki panjang 6 mm, berbentuk segitiga pada
potongan melintang, membentang ke depan dari ujung anterior koroid
kepangkal iris (Lubis, 2009).
b. Camera okuli anterior
Camera Oculi Anterior (COA) yang dibentuk jaringan kornea-sklera
ditutupi pangkal iris. Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik
mata. Bila terdapat hambatan pengaliran aqueous humour akan terjadi
penimbunan cairan pada kamera okuli di dalam bola mata, sehingga TIO
meninggi atau glaukoma. COA ini berdekatan dengan jalinan trabecular
meshwork (TM), kanalis Schlemm, garis Schwalbe dan jonjot iris
c. Sistem aliran aqueous humour
Sistem aliran aqueous humour melibatkan jalinan trabekulum, kanalis
Schlemm, saluran kolektor (Lubis, 2009):
1.) Jalinan trabekulum
Jalinan yang menyerupai saringan ini ada di sudut COA, dilewati
90% aqueous humour saat keluar dari mata
2.) Kanalis Schlemm
Dinding bagian dalam kanalis Schlemm dibatasi oleh sel endotel
yang irregular yang memiliki vakuola yang besar. Dinding terluar
dari kanalis dibatasi oleh sel rata yang halus dan mencakup
pembukaan saluran pengumpul yang meninggalkan kanalis Schlemm
pada sudut miring dan berhubungan secara langsung atau tidak
langsung dengan vena episklera(Kanski, 2007).
3.) Saluran kolektor
Saluran kolektor disebut juga pembuluh aquos intrasklera. Pembuluh
ini dibagi menjadi dua sistem. Pembuluh besar berjalan sepanjang
intrasklera dan berakhir langsung ke dalam vena episklera (sistem
direk) dan beberapa saluran kolektor membentuk pleksus intrasklera
sebelum memasuki venaepisklera (sistem indirek) (Lubis, 2009).
B. Pengertian Glaukoma
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optic (neropati
optic) yang bias any disebabkan oleh efek peningkatan tekanan ocular pada
papil saraf optic. Jika lapang pandang senttral terkena,maka akan terjadi
kerusakan lapang pandang dan hilangnya tajam penglihatan.
Pada tahap awal, glaukoma biasanya tidak menimbulkan grjala dan hal inilah
yang membuat glaukoma sangat berbahaya. Biasanya klien akan menyadari
adanya masalah dengan penglihatan. Penyakit ini dapat berkembang sampai
pada titik kehilangan penglihatan yang tidak dapat dipulihkan. Gejala-gejala
yang mungkin dialami penderita glaukoma di antaranya melihat lingkaran
cahaya di sekitar lampu, timbul kemerahan di mata,penglihatan terlihat kabur
(terutama pada bayi), mual atau muntah, sakit mata, serta mengalami
penglihatan yang sempit (tunnel vision)
Glukoma adalah hasil kerusakan pada saraf optic. Ketika saraf ini secara
bertahap memburuk, titik buta berkembang di bidang visual pasien.
Kerusakan saraf ini biasanya berhubungan dengan peningkatan tekanan di
mata. Tekanan mata yang meningkat disebabkan oleh penumpukan cairan
(aqueous humor) yang mengalir ke seluruh mata. Cairan ini biasanya
mengalir ke sdepan mata (bilik anterior) melalui jaringan (trabekula) pada
sudut dimana iris dan kornea bertemu. Ketika cairan diproduksi berlebihan
atau system drainase tidak berfungsi dengan baik, cairan tidak dapat
mengalir keluar pada tingkat normal dan tekanan menumpuk. Glaukoma
cenderung bersifat turunan. Pada beberapa orang, para ilmuwan telah
mengidentifikasi gen yang berkaitan dengan tekanan mata yang tinggi dan
kerusakan saraf optic.
D. Faktor risiko
Bentuk – bentuk glaukoma yang kronis dapat merusak penglihatan. Oleh
karena itu, sebelum tanda atau gejala apa pun terlihat, beberapa factor-
faktor risiko berikut perlu diwaspadai :
1. Memiliki tekanan mata internal yang tinggi ( tekanan intraoktual)
2. Berusia di atas 60 tahun
3. Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi glaukoma
4. Memiliki kondisi medis tertentu,seperti diabetes,penyakit
jantung,tekanan darah tinggi,dan anemia sel sabit
5. Memiliki kondisi mata tertentu, seperti rabun dekat
6. Pernah mengalami cedera mata atau jenis operasi mata tertentu
7. Kekurangan esterogen awal, seperti dapat terjadi setelah
pengangkatan kedua indung telir (ooforektomi bilateral) sebelum
usia 43 tahun.
8. Menggunakan obat kortikosteroid, terutama obat tetes mata, untuk
waktu yang lama.
E. Patofisiologi
Meskipun pathogenesis glaukoma tidak sepenuhnya dipahami, tingkat
tekanan intraocular diketahui berkaitan dengan kematian sel ganglion retina.
Keseimbangan antara sekrsi aqueous humor oleh tubuh silia dan drainasenya
melalui 2 jalur independen (trabecular meshwork dan jalur aliran keluar
uveoscleral) menetukan tekanan intraocular. Pada pasien dengan glaukoma
sudut terbuka, ada peningkatan resistensi terhadap aliran air melalui trabecular
meshwork. Sebaliknya, akses ke jalur drainase terhambat biasanya pada
pasien dengan glaukoma sudut tertutup .
Tekanan intraocular dapat menyebabkan tekanan dan ketegangan
mekanik pada struktur posterior mata,terutama lamina kribrosa dan
jaringan di sekitarnya. Sclera berlubang di lamina di mana serabut saraf
optic (akson sel ganglion retina) keluar dari mata. Lamina adalah titik
terlemah di dinding mata yang bertekanan. Tekanan – tekanan dan
regangan yang di indukasi intraocular dapat menyebabkan kompresi,
deformasi , dan remodeling lamina kribosa dengan kerusakan mekanis
akibat akson dan gangguan transportasi
F. Fathway
G. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala glaukoma bervariasi tergantung pada jenis dan tahap
kondisinya. Sebagian contoh pada glaukoma sudut terbuka,pasien akan
menunjukan gejala seperti adanya titik buta baik pada sisi perifer atau sentral
mata maupun terjadi di kedua mata, serta adanya tunnel vision tahap lanjut.
Sementara itu, pada glaukoma sudut tertutup akut. Gejala yang muncul antara
lain sakit kepala parah, sakit mata, mual dan muntah, penglihatan kabur,
lingkaran di sekitar sumber cahaya serta mata merah
H. Komplikasi
1. Kehilangan penglihatan
2. Komplikasi dari pengobatan. Operasi untuk mengobati glaukoma memiliki
risiko infeksi. Sebagai besar infeksi dapat diobati dengan antibiotic
I. Pemeriksaan diagnostic
1. Mengukur tekanan intraocular (tonometry)
2. Menguji kerusakan saraf optic
3. Memeriksa area kehilangan penglihatan (uji lapang pandang )
4. Mengukur ketebalan kornea
5. Memeriksa sudut drainase (gonioskopi)
J. Penatalaksaan Medis
B. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: Pasien biasanya mengeluh berkurangnya lapang pandang
dan mata menjadi kabur.
b. Riwayat kesehatan sekarang: Pasien mengatakan matanya kabur dan
sering menabrak, gangguan saat membaca
c. Riwayat kesehatan dahulu: kaji adanya masalah mata sebelumnya atau
pada saat itu, riwayat penggunaan antihistamin (menyebabkan dilatasi
pupil yang akhirnya dapat menyebabkan Angle Closume Glaucoma),
riwayat trauma (terutama yang mengenai mata), penyakit lain yang sedang
diderita (DM, Arterioscierosis, Miopia tinggi).
d. Riwayat kesehatan keluarga: kaji apakah ada kelurga yang menglami
penyakit glaucoma sudut terbuka primer.
C. Psikososisl
kaji kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko jatu,
berkendaraan.
D. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop
untuk mengetahui adanya cupping dan atrofi diskus optikus.
Diskus optikus menjadi lebih luas dan lebih dalam. Pada glaucoma
akut primer, kamera anterior dangkal, akues humor keruh dan
pembuluh darah menjalar keluar dari iris.
Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang
pandang cepat menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan
menurun secara bertahap.
Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya
inflamasi mata, sklera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil
sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya. Sedangkan dengan
palpasi untuk memeriksa mata yang mengalami peningkatan TIO,
terasa lebih keras dibanding mata yang lain.
Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan kronik atau
open angle didapat nilai 22-32 mmHg, sedangkan keadaan akut
atau angle closure ≥ 30 mmHg. Uji dengan menggunakan
gonioskopi akan didapat sudut normal pada glaukoma kronik. Pada
stadium lanjut, jika telah timbul goniosinekia (perlengketan pinggir
iris pada kornea/trabekula) maka sudut dapat tertutup. Pada
glaukoma akut ketika TIO meningkat, sudut COA akan tertutup,
sedang pada waktu TIO normal sudutnya sempit. (Indriana N dan
Istiqomah; 2004) 2.
2. Diagnosa keperawatan
a. DX 1: Nyeri b.d peningkatan tekanan intraokuler (TIO). (Indriana N. Dan
Istiqomah; 2004).
b. DX 2: Gangguan persepsi sensori: pengelihatan b.d ganguan penerimaan,
gangguan status organ indra. (Doenges, Marilynn E; 1999).
c. DX 3: Ansietas b.d faktor fisiologis, perubahan status kesehatan; adanya
nyeri; kemungkinan/kenyataan kehilangan pengelihatan. (Doenges,
Marilynn E; 1999).
d. DX 4: Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan
b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah
interpretasi informasi.
3. Intervensi keperawatan
N Tujuan Intervensi Rasio
o
D
X
1. Tujuan: Setelah Mandiri - Tekanan pada mata
diberikan tindakan -Pertahankan tirah meningkatkan jika
keperawatan diharapkan baring ketat pada tubuh datar dan
nyeri dapat berkurang posisi semi-Fowler manuver valsalva
atau terkontrol. Kriteria dan cegah tindakan diaktifkan seperti pada
hasil: yang dapat aktivitas tersebut.
-Klien dapat meningkatkan TIO - Stres dan sinar akan
mengidentifikasi (batuk, bersin, meningkatkan TIO
penyebab nyeri. mengejan) yang dapat
-Klien dapat mengetahui -Berikan lingkungan mencetuskan nyeri.
faktor-faktor yang dapat gelap dan tenang. - Mengidentifikasi
meningkatkan nyeri. -Obsevasi tekanan kemajuan atau
-Klien mampu darah, nadi dan penyimpanan dari
melakukan tindakan pernapasan tiap 24 hasil yang diharapkan.
untuk mengurangi nyeri jam jika klientidak - Mengidentifikasi
menerimah agens kemajuan atau
osmotik secara penyimpangan dari
intravena dan tiap 2 hasil yang diharapkan.
jam jika klien - Mengidentifikasi
menerimah agens kemajuan atau
osmotik intravena. penyimpangan dari
-Observai derajat hasil yang diharapkan.
nyeri mata tiap 20 - Agens osmotik
menit selama fase intravena akan
akut. menurunkan TIO
-Observasi ketajaman dengan cepat. Agens
pengelihatan setiap osmitik bersifat
waktu sebelum hiperosmolor dan
penetesan obat mata dapat menyebabkan
yang diresepkan. dehidrasi; manitol
Koaborasi dapat mencetuskan
-Berikan obat mata hiperglikemis pada
yang diresepkan pasien DM, tetes mata
untuk glaukoma dan miotik memperlancar
beri tau dokter jika drainase akuos humor
terjadi hipotensi, dan menurunkan
haluaran urin <24 produksinya.
ml/jam, nyeri pada -Pengobatan TIO
mata tidak hilang adalah esensial untuk
dalam waktu 30 menit memperbaiki
setelah terapi obat, pengelihatan.
tajam pengelihatan - Mengontrol nyeri.
turun terus menerus Nyeri berat akan
- Berikan analgesik mencetuskan manuver
narkotik yang valsalva dan
diresepkan jika klien meningkatkan TIO.
mengalami nyeri
hebat dan evaluasi
keefektifannya.
No Langkah Nilai
0 1 2
1 Menyiapkan alat yang dibutuhkan ( tets mata/salep mata,sarung
tangan dalam bak instrument,kapas basah (normal salin), tissue,
bengkok dan catatan permintaan obat)
2 Memasuki ruang awal pasien dengan mengucapkan
“assalamualaikum Wr.Wb”
3 Menutup kembali pintu/sampiran untuk menjaga privasi pasien
4 Mmperkenalkan diri kepada pasien
5 Menanyakan identitas pasien,mencocokkan dengan gelang
identitas dan catatan pemberian obat
6 Mengkaji keadaan umum pasien
7 Menjelaskan bahwa pasien akan diberikan obat melalui mata.
Menjelaskan indikasi pemberian obat, kemungkinan efwek
samping,cara pemberian obat melalui mata
8 Mencuci tangan dengan tenkin hand washing/hand rubbing dan
tempatkan alat secara ergonomis
9 Membimbing pasien untuk berdoa/membaca “Bismillah”
sebelum tindakan
10 Menggunakan sarung tangan
11 Memposisikan pasien dengan nyaman bisa duduk,setengah
duduk atau berbaring
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alomedika.com/penyakit/oftalmologi/glaukoma/patofisiologi (Diakss
pada tanggal 21 Januari 2021)