Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 3

1. Avivah Kartika Agustina


2. Ayu Trisnasari
3. Belani Santoso
4. Dewi Mayang Distiani
5. Nokila Mutiara
6. Utin Nanda Pratiwi
7. Widiya Chaniago

Asuhan Kebidanan Komunitas

Ruang Lingkup Asuhan Pelayanan Kebidanan


Dan
Konsep Pemberdayaan Masyarakat

A. Pengertian
Asuhan Kebidanan Komunitas adalah bentuk-bentuk pelayanan kebidanan
yang dilakukan diluar bagian atau pelayanan berkelanjutan yang diberikan di
rumah sakit dengan menekankan kepada aspek-aspek psikososial budaya yang
ada di masyarakat (sumber: Yulifah, Rita dan Johan, Tri. 2009. Asuhan
Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. Hal: 2)
Asuhan Kebidanan Komunitas adalah asuhan kebidanan yang dilaksanakan
ditengah masyarakat dan dilaksanakan oleh bidan yang melayani kesehatan
keluarga dan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak diwilayah
tertentu. (sumber: Vastra, Elita. 2014. Asuhan Kebidanan Komunitas: Konsep
dan Praktik. Jakarta: EGC. Hal: 3)
Asuhan Kebidanan Komunitas adalah bidan yang memberikan asuhan yang
bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat
sesuai dengan budaya setempat. (sumber: KEPMENKES RI NO 369/2007.
STANDAR KOMP. BIDAN)
B. Ruang Lingkup Asuhan Pelayanan Kebidanan
Ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas, meliputi upaya-upaya
sebagai berikut :
1. Promotif ( Kesehatan )
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah suatu proses membuat orang-
orang mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan,
baik dilakukan secara individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
upaya ini dilakukan antara lain dengan memberikan penyuluhan kesehatan,
peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan
kesehatan lingkungan, pemberian makanan tambahan, rekreasi, dan
pendidikan seks.
2. Prefentif ( Pencegahan )
Ruang lingkup prefentif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan-gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Upaya ini dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan
imunisasi [ada bayi, balita dan ibu hamil. Pemeriksaan kesehatan berkala
melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah pada ibu nifas
dan neonates. Pemberian tablet vit A dan garam beryodium ibu nifas dan
balita. Pemberian tablet tambah darah dan senam ibu hamil.
3. Diagnosis Dini dan Pertolongan Tepat Guna
Ini merupakan upaya untuk membantu menekan angka kesakitan dan
kematian pada ibu dan bayi. Diagnosis dini pada ibu dilakukan sejak ibu
hamil yaitu dengan cara melakukan deteksi dini supaya tidak terjadi
keterlambatan dikarenakan terjadi rujukan estafet. Ibu bersalin, ibu nifas
sehingga ibu akan mendapatkan pertolongan secara tepat guna. Untuk
diagnosis dini pada anak dapat dilakukan dengan cara pemantauan
pertumbuhan dan perkembangannya baik oleh keluarga, kelompok mapun
masyarakat.
4. Meminimalkan Kecacatan
Upaya meminimalkan kecacatan dilakukan dengan tujuan untuk merawat
dan memberikan pengobatan individu, keluarga ataupun kelompok orang
yang menderita penyakit. Upaya yang bisa dilakukan diantaranya dengan
perawatan payudaraibu nifas dengan bendungan air susu, perawatan ibu
hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin, ibu nifas dan
perawatan tali pusat bayi baru lahir.
5. Rehabilitas
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang di rawat
dirumah, maupun terhadap kelompok tertentu yang menderita penyakit.
Misalnya upaya pemulihan bagi pecandu rokok, narkoba, penyakit TBC
dengan latihan nafas dan batuk efektif.
6. Kemitraan
Dalam memberikan asuhan kebidanan di komunitas, bidan harus
mempunyai pandangan bahwa masyarakat adalah mitra dengan focus
utama anggota masyarakat. anggota masyarakat sebagai intinya
dipengaruhi oleh subsistem komunitas yaitu lingkungan, pendidikan,
keamanan, dan transportasi, politik dan pemerintah, pelayanan kesehatan
dan sosial, komunikasi, ekonomi, serta rekreasi. Salah satu cara untuk
memahami dam mempelajari subsistem-subsistem tersebut adalah dengan
membimbing, menggerakan, dan memberdayakan masyarakat melalui
kemitraan. Kemitraan bidan di komunitas dapat di lakukan dengan LSM
setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok masyarakat
yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke lingkungan
keluarga dan masyarakat. terutama pada kondisi dimana stigma masyarakat
perlu dikurangi (misalnya penderita TBC, pecandu narkoba, korban
pemerkosaan dan prostitusi). (sumber: (sumber: Yulifah, Rita dan Johan,
Tri. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika. Hal:
5-7), (sumber: Srillina Pinem, SST, M.Keb. 2017. Modul Asuhan
Kebidanan Komunitas. Medan: Akademi Kebidanan Mitra Husada. Hal:
10) dan (sumber: Runjanti, M.Mid. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas.
Jakarta: EGC)

C. Konsep Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan adalah bagian dari paradigm pembangunan yang
memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia
di lingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual (sumber daya manusia),
aspek maternal dan fisik, sampai kepada aspek manajerial. Pemberdayaan
masyarakat terkait dengan pemberian akses bagi masyarakat, lembaga dan
organisasi masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat
bagi peningkatan kehidupan ekonomi, sosial dan politik dan kesehatan. Oleh
sebab itu pemberdayaan masyarakat amat penting untuk mengatasi
ketidakmampuan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan akses,
kurangnya pengetahuan dan keterampilan, adanya kondisi kemiskinan yang
dialami sebagian masyarakat dan adanya keengganan untuk membagi
wewenang dan sumber daya yang berada pada pemerintah kepada masyarakat.
Potensi masyarakat untuk mengembangkan kelembagaan keswadayaan
ternyata telah meningkat akibat kemajuan sosial ekonomi masyarakat. Pada
masa depan perlu dikembangkan lebih lanjut potensi keswadayaan
masyarakat, terutama keterlibatan masyarakat pada berbagai kegiatan yang
dapat meningkatkan ketahanan sosial, dan kepedulian masyarakat luas dalam
memecahkan masalah kemasyarakatan. Keberdayaan masyarakat dicirikan
dengan timbulnya kesadaran bahwa mereka paham akan haknya atas
lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat serta sanggup menjalankan
kewajiban dang tanggung jawab untuk tercapainya kualitas lingkungan hidup
yang dituntutnya. Kemudian, berdaya yaitu mampu melakukan tuntutan
mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat. Selanjutnya, mandiri dalam
kemampuan berkehendak menjalankan inisiatif local untuk menghadapi
masalah lingkungan di sekitarnya. (sumber: Meilani, Niken, dkk. 2009.
Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Citramaya. Hal 23) dan (Supardan, Drg.
Iman. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan).

Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas


yang bersifat persuasif dan melalui pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan masyarakat
dalam menemukan, merencanakan serta memecahkan masalah menggunakan
sumber daya atau potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan
dukungan tokoh – tokoh masyarakat serta LSM yang masih ada dan hidup di
masyarakat.
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan akan
menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan demikian
penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan
kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat dibidang
kesehatan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi
masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Peran serta masyarakat di
dalam pembangunan kesehatan dapat diukur dengan makin banyakknya
jumlah anggota masyarakat yang mau memanfaatkan pelayanan kesehatan
seperti, Puskesmas, Pustu, Polindes, mau hadir ketika ada kegiatan
penyuluhan kesehatan, mau menjadi kader kesehatan, mau menjadi peserta
Tabulin, JPKM, dan lain sebagainya.
Peran serta masyarakat adalah proses dimana individu, keluarga, lembaga
swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas pada umumnya. Bidan
bersama sektor yang bersangkutan menggerakkan masyarakat dalam bentuk
pengorganisasian masyarakat yaitu proses pembentukkan organisasi di
masyarakat dan dapat mengidentifikasi kebutuhan prioritas dari kebutuhan
tersebut, serta mengembangkan keyakinan dan berusaha memenuhi atas
sumber – sumber yang ada di masyarakat.
Kebidanan komunitas tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat, keberhasilan
kebidanan komunitas dalam rangka upaya peningkatan kesehatan ibu, anak
dan keluarga bergantung kepada dukungan masyarakat itu sendiri. Oleh
karena itu peran serta masyarakat mutlak di dalam suatu upaya
kesehatantermasuk upaya kesehatan ibu dan anak. Upaya kesehatan bukan
oleh pemerintah saja, peran serta masyarakat merupakan unsur mutlak dalam
kegiatan upaya kesehatan kemandirian masyarakat diperlukan untuk
mengatasi masalah kesehatannya dan menjalin upaya pemecahannya sendiri
adalah kunci kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat
dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong
peningkatan peran serta masyarakat ( Melani N, 2009)
Pembinaan peran serta masyarakat pada umumnya merupakan ekologi
manusia. Manusia didorong agar berupaya mengembangkan kemampuannya
menjadikan pelaku upaya kesehatan keluarga di masyarakat.
Secara garis besar langkah mengembangkan peran serta adalah :
1. Melaksanakan penggalangan, pemimpin dan organisasi di masyarakat
melalui dialog untuk mendapatkan dukungan.
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan
memecahkan masalah kesehatan keluarga dengan menggali dan
menggerakkan sumber daya yang dimilikinya.
3. Melaksanakan kegiatan kesehatan keluarga untuk masyarakat melalui
kader yang telah terlatih ( Depkes RI, 1997 )
(Sumber: Diah Widiyatun, S.ST. 2012. Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Di Komunitas. Semarang. Referensi dari Syarifuddin, SKM, Dkk. Pembinaan
Peran Serta Masyarakat.)

Anda mungkin juga menyukai