Anda di halaman 1dari 37

Farmasi Klinis

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Madya

Disusun oleh :

Jumas Alhomaidi S.ked


21804101079

Pembimbing:

Wara Rejeki, S.Si, Apt

KEPANITERAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM ILMU


FARMASI KEDOKTERAN RUMAH SAKIT ISLAM MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya kepada penyusun sehingga laporan farmasi klinis dengan judul “Farmasi Klinis” ini dapat
diselesaikan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Tujuan penyusunan laporan farmasi
klinis ini guna memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Madya bagian Ilmu Farmasi Kedokteran
serta melatih dalam menggunakan ilmu farmasi klinis di kegiatan sehari-hari sebagai seorang
dokter nantinya.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, saran dan
kritik dari para pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini. Atas saran dan kritik
pembimbing dan pembaca, penyusun ucapkan terima kasih.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun, pembaca serta rekan-rekan lain yang
membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi kedokteran.

Malang, 22 Oktober 2020

Jumas Alhomaidi, S.Ked


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................... 2
1.2 TUJUAN ........................................................................................ 3
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 FORMULIR PENGKAJIAN RESEP ............................................ 4
2.2 FORMULIR INFORMASI OBAT ................................................ 18
2.3 FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT ................ 20
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ............................................................................. 24
3.2 SARAN .......................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Farmasi merupakan sebuah cabang ilmu yang menyangkut seni dan ilmu
mempelajari terkait penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang
sesuai, untuk disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit.
Farmasi mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan (selection), aksif
armakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan
obat(drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup pula
penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui
resep(prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun
melaluicara lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual
langsungkepada pemakai (Amstrong, 2005).
Farmasi Klinik mulai muncul pada tahun 1960-an di Amerika, dengan
penekanan pada fungsi farmasis yang bekerja langsung bersentuhan dengan pasien.
Saat itu Farmasi Klinik merupakan suatu disiplin ilmu dan profesi yang relatif baru,
di mana munculnya disiplin ini berawal dari ketidakpuasan atas norma praktek
pelayanan kesehatan saat itu dan adanya kebutuhan yang meningkat terhadap
tenaga kesehatan profesional yang memiliki pengetahuan komprehensif mengenai
pengobatan. Gerakan munculnya Farmasi Klinik di mulai dari University of
Michigan dan University of Kentucky pada tahun 1960-an (Ahmadi, 2008).
Menurut Europe Science Clinical Pharmacy (ESCP), Farmasi Klinik
merupakan pelayanan yang diberikan oleh Apoteker di Rumah Sakit, apotek,
perawatan di rumah, klinik dan di manapun, dimana terjadi peresepan dan
penggunaan obat. Adapun tujuan secara menyeluruh aktivitas Farmasi Klinik
adalah meningkatkan penggunaan obat dengan tepat dan rasional dan dalam hal ini
berarti :
1. Memaksimalkan efek pengobatan yaitu penggunaan obat yang paling efektif
untuk setiap kondisi tertentu pasien.
2. Meminimalkan resiko terjadinya adverse effect yaitu dengan cara memantau
terapi dan kepatuhan pasien terhadap terapi.
3. Meminimalkan biaya pengobatan yang harus di keluarkan oleh pasien atau
pemerintah.
Berdasarkan latar belakang maka perlu untuk melihat perkembangan konsep
Pelayanan Kefarmasian apakah konsep tersebut sudah di terapkan di Rumah Sakit
Umum Daerah milik pemerintah, karena rumah sakit umum daerah yang terbuka
pada penelitian dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan (Ahmadi, 2008).

1.2 Tujuan

1. Mengetahui bagaimana cara pengkajian resep


2. Mengetahui bagaimana cara pelayanan informasi obat
3. Mengetahui bagaimana cara pelaporan efek samping obat
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Kajian dan Telaah Resep

Interpretasi pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan


ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan perbekalan farmasi termasuk peracikan
obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur
pelayanan resep, dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat
medication error.
Tujuan pengkajian pelayanan dan resep untuk menganalisis adanya masalah
terkait obat. Jika ditemukan masalah terkait obat harus segera dikonsultasikan
kepada dokter penulis resep. Kegiatan pengkajian yang dilakukan yaitu pengkajian
resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis
baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
a) Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan serta tinggi badan pasien
b) Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter
c) Tanggal resep
d) Ruangan atau unit asal resep
Persyaratan farmasetik meliputi:
a) Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan
b) Dosis dan jumlah obat
c) Stabilitas
d) Aturan dan cara penggunaan
Persyaratan klinis meliputi:
a) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat
b) Duplikasi pengobatan
c) Alergi, interaksi dan efek samping obat
d) Kontraindikasi
1. Pengkajian Pelayanan Resep
Resep 1. Pada Pasien Dewasa (BPJS) dan Pembenarannya

dr. Jumas Alhomaidi


SP/SIP: 21804101079

Jl Haryono no. 42 Praktek: senin s/d jum’at


No. Telp: 087850812392 Pukul: 18.00 – 21.00 WIB
Malang, 22 Oktober 2020.
Riw. Alergi :
Ya,Sebutkan… Tidak

R/ Insulin Lantus inj 100 Unit No. II


ʃ 1.d.d.XXVII unit pro. infus h.v.
R/ Insulin Novorapid inj 100 Unit No. II
ʃ 1.d.d.VIII unit pro. infus
R/ Candesartan 16 mg tab No. XXX
ʃ 1.d.d.tab.I p.c. h.v.
R/ Atorvastatin 20mg tab No. XXX
ʃ 1.d.d.tab.I p.c. h.v.
R/ Metformin 500mg tab No. LX
ʃ 2.d.d.tab.I p.c.

Pro : Ny. W
Usia : 55 tahun
No. RM : 248xxx
Alamat : Kediri
Ruangan : Melati BPJS
dr. Jumas Alhomaidi
SP/SIP: 21804101079

Jl Haryono no. 42 Praktek: senin s/d jum’at


No. Telp: 087850812392 Pukul: 18.00 – 21.00 WIB
Malang, 22 Oktober 2020.
Riw. Alergi :
Ya,Sebutkan… Tidak

R/ Adalat Oros 30mg tab No. XXX


ʃ 1.d.d.tab.I p.c. h.m.
R/ Concor 2,5 mg tab No. XXX
ʃ 1.d.d.tab.I p.c. h.m.
R/ Platogrix 75 mg tab No. XXX
ʃ 1.d.d.tab.I p.c.

Pro : Ny. W
Usia : 55 tahun
No. RM : 248xxx
Alamat : Kediri
UMUM
Ruangan : Melati
Permasalahan
Pengkajian Resep BPJS Pada Pasien Dewasa
Nama Pasien : Ny. W
Usia : 55 tahun Ada/
Nama Dokter : dr. W Tida Permasalahan
Tgl. Peresepan 20-10-2020 k
No Pengkajian
I ADMINISTRATIF

1. Dokter
± Pada resep terdapat nama dokter tetapi tidak terdapat alamat dokter pada resep.
(Nama, Alamat)

2. Tanggal  -
3. Tanda Tanda tangan dokter pada resep tidak ada, hal ini dikarenakan tidak diperlukan validasi resep sesuai
tangan/paraf ± kebijakan rumah sakit.
dokter Paraf dokter belum jelas dalam penulisan resep, tapi ada beberapa yang terlihat jelas
4. Nama pasien  -
Tidak didapatkan kolom alamat pada resep, hal ini dimungkinkan karena kebijakan rumah sakit
5. Alamat x
yang tidak perlu menuliskan alamat pada resep.

6. No. MR  Sesuai dengan kolom yang sudah ditentukan.

II FARMASETIK
Insulin Lantus
Cairan injeksi
1. Bentuk
± Insulin Novorapid
sediaan
Cairan injeksi
Candesartan
Tablet
Atorvastatin
tablet
Adalat Oros
Tablet pelepasan lambat
Concor
Tablet salut selaput
Metformin
Tablet salut selaput
Platogrix
Tablet salut selaput
Perhitungan Dosis Insulin Lantus
Dimulai dari 10 unit per hari atau 0,1-0,2 U/kgBB/hari dan dapat ditingkatkan 2 unit setiap 3 hari
apabila target gula darah puasa tidak tercapai (70-139 mg/dL)
Perhitungan Dosis Insulin Novorapid
2. Dosis 
Dosis lazim: 0,5-1 U/kgbb/hari Perhitungan pada obat Candesartan
Dosis awal: 8 mg/hari, dosis maksimal: 32 mg/hari
Perhitungan pada obat Atorvastatin
Dosis awal: 10-20 mg satu kali sehari, dosis maksimal: 80 mg/hari
Perhitungan pada obat Adalat Oros
Dosis awal: 30 mg satu kali sehari
Perhitungan pada obat Concor
Hipertensi:
Dosis awal 5 mg sehari sekali
Dosis Lazim 10 mg sehari sekali, maksimal 20 mg perhari
Gagal jantung kronik:
Dosis awal 1.25 mg per hari, dosis dapat ditingkatkan setelah 1 minggu, maksimal dosis 10
mg/hari.
Perhitungan pada obat Metformin
Dosis awal 500-850 mg, 2-3 kali sehari. Dosis maksimal 3000 mg per hari, dibagi ke dalam 3 kali
minum.
Perhitungan pada obat Platogrix
Dosis awal 300 mg dalam dosis tunggal kemudian 75 mg sekali
Pada resep tidak di informasikan dengan jelas kapan pemakaiannya (sesudah makan, sebelum
3. Cara
± makan, atau saat makan)
pemakaian
Namun di jelaskan waktu kapan meminumnya seperi pagi ataupun malam
III KLINIS
1. Alergi x Tidak ada keterangan pasien ini ada alergi obat atau tidak
Interaksi antara obat
1. Insulin lantus dengan metformin
Zat yang dapat meningkatkan efek penurun glukosa darah sehingga terjadinya hipoglikemi

2. Interaksi +

2. Adalat oros (nifedipine) dengan atorvastatin


NIFEdipine dapat meningkatkan kadar atorvastatin dalam darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko
efek samping seperti kerusakan hati dan kondisi langka namun serius yang disebut rhabdomyolysis
yang melibatkan kerusakan jaringan otot rangka. Dalam beberapa kasus, rhabdomyolysis dapat
menyebabkan kerusakan ginjal bahkan kematian.
3. Candesartan dengan Insulin lantus
Dapat menyebabkan penurunan gula darah dan mengakibatkan hipoglikemi

4. Adalat oros (nifedipine) dengan bisoprolol


Bisoprolol dan NIFEdipine mungkin memiliki efek tambahan dalam menurunkan tekanan darah
dan detak jantung. Mungkin akan mengalami sakit kepala, pusing, pusing, pingsan, dan atau
perubahan denyut nadi atau detak jantung.
5. Adalat oros (nifedipine) dengan metformin

Menggunakan NIFEdipine bersama dengan metFORMIN dapat meningkatkan efek

metFORMIN, yang dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa yang disebut asidosis

laktat. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan, meningkatkan kantuk, detak jantung lambat, nyeri

otot, sesak napas, sakit perut, perasaan pusing. , dan pingsan.


6. Atorvastatin dengan clopidogrel
Kombinasi ini dapat mengurangi efek clopidogrel.

7. Bisoprolol (concor) dengan Insulin lantus

Beta-blocker seperti bisoprolol dapat meningkatkan risiko, keparahan, dan / atau durasi

hipoglikemia (gula darah rendah) pada pasien yang menerima insulin glargine dan obat

antidiabetik tertentu lainnya.


8. Candesartan dengan Insulin novorapid
Meningkatkan resiko hipoglikemia

9. Bisoprolol (concor) dengan Insulin novorapid


Meningkatkan resiko hipoglikemia
10. Metformin dengan Insulin novorapid
Meningktakan resiko hipoglikemi
Interaksi antara obat dengan makanan.
1. Metformin
Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menggunakan metformin karena akan
meningkatkan risiko gula darah rendah dan asidosis.

2. Atorvastatin
Obat ini tidak bisa digunakan bersamaan dengan konsumsi jus jeruk bali dan jus anggur karena
interaksi obat dapat terjadi. Jika terjadi interaksi, dapat meningkatkan risiko efek samping dari obat
seperti kerusakan hati atau kondisi yang serius namun jarang terjadi seperti rhabdomyolysis, yaitu
suatu kondisi di mana terjadi kerusakan jaringan kerangka otot.
3. Adalat oros
Obat ini tidak bisa digunakan bersamaan dengan konsumsi jus jeruk bali dan jus anggur

4. Insulin lantus
Efek samping novorapid Hipoglikemia (Penurunan glukosa dalam darah) dan Reaksi anafilaksi
(suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian).
efek samping Lantus, seperti gejala rendahnya elektrolit dalam darah yang ditandai dengan kram,
lemas, dan detak jantung yang tak beraturan. Selain itu, penimbunan cairan tubuh juga menjadi
salah satu efek samping yang disebabkan oleh Lantus. Cirinya ditandai dengan penambahan berat
badan, bengkak pada kaki dan tangan, dan perasaan sesak napas.
Candesartan: Bengkak pada kedua tungkai, Pusing, Peningkatan lemak trigliserida dalam darah,
Hiperurisemia (peningkatan asam urat), Lemas, Sakit maag, Diare, Mual, Nyeri sendi, Sakit
punggung
3. Efek samping 
Atorvastatin dapat menyebabkan efek samping yang jarang terjadi jika dikonsumsi seperti: sakit
kepala, sering kentut, perut kembung, konstipasi, dispepsia, mual, diare, muntah, anoreksia, kejang
otot, nyeri ekstremitas, nyeri otot, nyeri menelan, perubahan kadar gula darah, nasofaringitis,
insomnia. Dapat pula berakibat fatal mengakibatkan rabdomiolisis disertai dengan gagal ginjal
akut, hepatitis, pankreatitis, dan reaksi alergi berat (Sindrom Steven Johnson, anafilaksis,
nekrolisis epidermal toksik)
Adalat Oros dapat menyebabkan efek samping berupa pusing, kepala terasa ringan, kemerahan,
pembengkakan pada kaki atau lengan, kelemahan, sakit kepala, konstipasi, vertigo, migrain, nyeri
mata, hipotensi, tremor, impotensi, demam, kelainan fungsi hati, asidosis metabolik, hipoksia, syok
kardiogenik, serta gangguan mood.
Efek samping yang mungkin terjadi apabila mengkonsumsi Concor adalah Pusing, Rasa dingin
atau kebas, Mual, muntah, diare, konstipasi, Kelelahan, Pusing, Sakit kepaia (terjadi pada awal
terapi tetapi biasanya menghilang sesudah 1-2 minggu).

Efek samping Metformin yang tergolong ringan adalah, Sakit kepala atau nyeri otot, Merasa
lemah, Mual-mual ringan, muntah, diare, buang angin, sakit perut.

Efek samping yang mungkin terjadi apabila mengkonsumsi Platogix adalah Diare, Nyeri perut,
Memar, Hematoma (kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah), Epistaksis (mimisan).

Terdapat Duplikasi obat antihipertensi

4. Duplikasi +

Analisis pengobatan diatas tetap dilanjutkan kecuali obat duplikasi anti hipertensi butuh pertimbangan lebih lanjut dilihat dari
efek samping dan interaksi dengan obat yang lain, dengan tujuan untuk menghindari kondisi buruk bagi pasien
2. Pengkajian Pelayanan Resep
Resep 2. Pada Pasien Dewasa (Umum) dan Pembenarannya

dr. Jumas Alhomaidi


SP/SIP: 21804101079

Jl Haryono no. 42 Praktek: senin s/d jum’at


No. Telp: 087850812392 Pukul: 18.00 – 21.00 WIB

Malang, 22 Oktober 2020.


Riw. Alergi :
Ya,Sebutkan Dynastat Tidak

R/ Lansoprazole 30mg tab No. VI


ʃ 2.d.d.tab.I p.c.

R/ Domperidon 10mg tab No. VI


ʃ 2.d.d.tab.I p.c.

R/ Braxidin tab No. VI


ʃ 2.d.d.tab.I p.c.

Pro : Ny. H
Usia : 37 tahun
No. RM : 208xxx
Alamat : Kediri
Ruangan : Melati UMUM
Permasalahan
Pengkajian Resep 2 Pada Pasien Dewasa
Nama
: Ny.H
Pasien
Usia : 37 Tahun
Nama Ada/
: dr.H Permasalahan
Dokter Tidak
Tgl.
: 21-10-2020
Peresepan
No Pengkajian
I ADMINISTRATIF

1. Dokter Pada resep terdapat nama dokter dan tidak terdapat alamat dokter pada resep, hal ini
(Nama, x mungkin bukan merupakan kebijakan dari rumah sakit terkait untuk penulisan alamat
Alamat) dokter.

2. Tanggal 
3. Tanda
Tanda tangan dokter pada resep tidak ada, hal ini dikarenakan tidak diperlukan validasi
tangan/paraf x
resep sesuai kebijakan rumah sakit. Paraf dokter tidak tertera dalam penulisan resep
dokter
4. Nama

pasien
Tidak didapatkan kolom alamat pada resep, hal ini dimungkinkan karena kebijakan
5. Alamat x
rumah sakit yang tidak perlu menuliskan alamat pada resep.

6. No. MR x Tidak dituliskan di resep

II FARMASETIK
Lansoprazole
Kapsul
Domperidon
1. Bentuk Tablet, sirup, drops, suspensi
x
sediaan Braxidin
Tablet
Trianta
Suspensi, tablet kunyah
Perhitungan pada obat Lansoprazole
2. Dosis  Dosis 15-30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu
Perhitungan pada obat Domperidon
Dosis 10 mg, 3 kali sehari
Perhitungan pada obat Braxidin
Dosis Kandungan yang ada di braxidin: Chlordiazepoxide 5 mg, Clidinium Br 2.5 mg 3-
4 tablet / hari
Perhitungan pada obat Trianta sirup
Dosis suspensi 60 ml, 1-2 sendok takar 3-4 kali/hari
3. Cara Pada resep tidak di informasikan dengan jelas kapan pemakaiannya (sesudah makan,
x
pemakaian sebelum makan, atau saat makan).
III KLINIS
1. Alergi  Didapatkan alergi obat
2. Interaksi x Interaksi antara obat
Interaksi antara obat dengan makanan.
Tidak didapatkan
Pada penggunaan Lansoprazole dapat menyebabkan efek samping Diare, sakit perut,
mual, kembung, sembelit, sait kepala dan pusing.
Penggunaan Domperidon dapat menyebabkan efek samping sakit kepala, merasa
3. Efek kepanasan, mulut kring, mata merah, gangguan mens pada wanita, pembengkakan

samping payudara pada pria.
Penggunaan Braxidin dapat menyebabkan gangguan pengelihatan, mengantuk, amnesia,
ketergantungan, retensi urin, hipotensi.
Penggunaan Trianta sirup dapat menyebabkan diare, sembelit, mual dan muntah.

4. Duplikasi +

Analisis dari obat diatas untuk interaksi obat termasuk minor dan untuk duplikasi obat terdapat
obat yang sama dan harus dipilih salah satu antara lansoprazole dengan trianta sirup
Pembahasan
Preskripsi Dokter (Kaidah Penulisan Resep)
 Identitas sebagai dokter:
Nama, nomor surat ijin praktik, alamat praktik dan rumah, dokter penulisresep juga dapat
dilengkapi dengan nomor telepon dan hari serta jam selesai praktek. Biasanya sudah
tercetak dalam blanko resep. Nama kota (sudah di cetak dalam blanko resep)
 Superscription :
Ditulis dengan sumber R/ (recipe = harap diambil). Biasanya sudah dicetak dalam blanko.
Bila diperlukan lebih dari satu bentuk sediaan obat/formula resep, diperlukan penulisan R/
lagi.
 Inscriptio :
 Bagian inti dari resep, berisi nama obat, kekuatan dan jumlah obat yang diperlukan dan ditulis
dengan jelas.
 Subscriptio :
Bagian ini mencantumkan bentuk sediaan obat (BSO) dan jumlahnya.
 Signatura :
Berisi informasi tentang aturan penggunann obat bagi pasien yaitu meliputi frekuensi,
jumlah obat saat diminum obat dll.
 Identitas Pasien :
 Umumnya sudah tercantum di blanko resep berisi, umur, nama, berat badan, alamat,
No.RM)
 Cara penulisan respep menurut SK Menkes RI No. 26/2981 (BABIII, pasal 10
 Nama, alamat, No SIP
 Tanggal penulisan resep
 Tanda tangan / paraf dokter penuli resep
 Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat dengan jumlah yang
melebihi dosis maksimum.
2.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO)

FORMULIR INFORMASI OBAT SIFAT JAWABAN


CITO
PERTANYAAN

NO:…………… Tgl:26-09-2020 Waktu 13.00. WIB Metode: Lisan / Telpon / Tertulis

1. Identitas Penanya
Nama : Ny.S Status ;
No. Telp : Pekerjaan : perawat

2. Jenis Pertanyaan
Identifikasi Obat Farmakokinetika / Farmakodinamika
Stabilitas Toksisitas
Harga obat Cara pemakaian
Efek samping obat Cara penyimpanan
Dosis Cara pemberian
Interaksi Obat Komposisi
Kompatibilitas X Indikasi obat
Lian - lain ……………………………………………..

3. Pertanyaan sesungguhnya
Uraian: Obat anti nyeri untuk mengatasi nyeri dan bengkak akibat terbentur?
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
……….………………………………………………………………………………………………………………………...

JAWABAN

Tgl:…22.10.20 Waktu 13.00 WIB Metode: Lisan / Telpon / Tertulis

4. Waktu Penyampaian Jawaban


Segera Dalam 24 jam Lebih dari 24 jam

5. Jawaban
Obat anti nyeri yang digunakan untuk mengobati rasa nyeri dan bengkak akibat terbentur obat jenis ini yaitu seperti aspirin, ibuprofen,
naproxen dan celecoxib. Obat tersebut memiliki cara kerja yang berbeda. Prostaglandin adalah bahan kimia yang mirip hormon dalam tubuh
yang bekontribusi pada peradangan, nyeri, serta demam dengan menaikan suhu tubuh dan melebarkan pembuluh darah, yang mana hal
tersebut menyebabkan pembengkakan dan kemerahan di area tertentu. NSAID bekerja dengan cara memblokir enzim yang disebut
cyclooxygenase (COX) yang digunakan tubuh untuk membuat prostaglandin. Dengan mengurangi produksi prostaglandin, NSAID ini
membantu meredakan ketidaknyamanan, mengurangi peradangan serta nyeri.

6. Referensi
HowStuffWorks. (2019). How do painkillers know where you hurt?. Available at: http://health.howstuffworks.com/medicine/medication/
how-do-painkillers-know-where-you-hurt1.htm [Accessed 22 Oct. 2020].

Newhealthguide.org. (2019). How Do Painkillers Work? | New Health Guide. Available at: http://www.newhealthguide.org/How-Do-Pai
nkillers-Work.html [Accessed 22 Oct. 2020].

Apoteker

(.............................)
2.3 FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT

Kepada An.A

Pengirim :
Nama :Sdr. :Riza, S.Farm, Apt.
Profesi .............................
:Apoteker
....
No. Telepon : 081345789043
:
Penjelasan : .............................
.... Samping Obat (MESO) yang dilakukan di RSI UNISMA dimaksudkan untuk memonitor semua efek
1. Monitoring Efek
:
samping obat yang dijumpai pada penggunaan obat.
.............................
2. Hasil evaluasi dari semua informasi yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan untuk melakukan penilaian kembali
....
obat yang beredar serta untuk melakukan tindakan pengamanan atau penyesuaian yang diperlukan.
3. Umpan balik akan dikirim kepada pelapor

Algoritma Naranjo
Scale
Tidak
diketa
No. Pertanyaan/Questions Ya/ Tidak/
hui/
yes No
Unkno
wn
1. Apakah ada laporan efek samping obat yang serupa? (Are there previous reports on this reaction?) 1 0 0 X

2. Apakah efek samping obat terjadi setelah pemberian obat yang dicurigai? (Did the Adverse Drug 2 -1 0 X
Reactions (ADR) appear after the suspected drug was administered?)
3. Apakah efek samping obat membaik setelah obat dihentikan atau obat antagonis khusus diberikan? 1 X 0 0
(Did the ADR improve when the drug was discontinued or specific antagonist was administered?)
4. Apakah efek samping obat terjadi berulang setelah obat diberikan kembali? (Did the ADR secure when 0 -1 0 X
teh drug was given?)
5. Apakah ada alternatif yang dapat menjelaskan yang kemungkinan terjadinya efek samping obat? (Are -1 2 0 X
there alternative causes that could on their own have caused the reaction?)
6. Apakah efek samping obat muncul kembali ketika plasebo diberikan? (Did the ADR reappear when a -1 1 0
X
placebo was given?)
7. Apakah obat yang dicurigai terdeteksi didalam darah atau cairan lainnya dengan konsentrasi yang 1 0 0
X
toksik? (Was the drug detected in the blood (or the fluid) in concentration know to be toxic?)
8. Apakah efek samping obat bertambah parah ketika dosis obat ditingkatkan atau bertambah ringan 1 0 0
ketika obat diturunkan dosisnya?(Was the ADR more severe when the dose was increased or less severe X
when the dose was decreased?)
9. Apakah pasien paernah mengalami efek samping obat yang sama atau dengan obat yang mirip 1 0 0
sebelumnya?(Did the patient have a similiar ADR to the same or similiar drugs in any previous X
exposure?)
10. Apakah efek samping obat dapat dikonfirmasi dengan bukti yang objektif? (was the ADR confirmed by 1 0X 0
the objective evidence?)
Total Score 1
Naranjo probability Scale
Score Category
9+ Higly probable
5–8 Probable
1-4 Possible
0 Doubtful
FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT
PENDERITA
Nama (Singkatan) Umur : Suku : Berat badan : Pekerjaan :
An. A 5 tahun - - -
Nomor Medical Record : Penyakit Utama : Kesudahan Penyakit Utama
236*** Bronkopneumonia + Hemaptoe (beri tanda X) :
Ruang Rawat :
Dahlia
X Sembuh
Meninggal
DPJP : dr. J
Sembuh dengan gejala sisa
Belum sembuh
Tidak tahu
Jenis Kelamin (beri tanda X)
Penyakit/kondisi lain yang menyertai (beri tanda x)
Pria .......................(X)
Gangguan ginjal Kondisi medis lainnya
Wanita :
Gangguan hati Faktor industri, pertanian, kimia
Hamil....................... Alergi Lain-lain
Tidak hamil.............
Tidak tahu...............
EFEK SAMPING OBAT
Bentuk/manifestasi E.S.O. yang terjadi Saat/Tanggal mula terjadi Kesudahan E.S.O. (beri tanda X) :
Pasien mengeluhkan gatal, kemerahan 01-12-2019 Tanggal : 01-12-2019
hampir seluruh tubuh, bengkak dibibir
X Sembuh
Meninggal
Sembuh dengan gejala sisa
Belum sembuh
Tidak tahu
Riwayat E.S.O. yang pernah dialami :
Tidak ada

Tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi reaksi ESO :


Menghentikan obat yang dicurigai alergi, pemberian terapi injeksi deksametason 5 mg extra
OBAT
Beri Pemberian
tanda X
Nama
Bentuk No. untuk C Indikasi
(Nama Dagang/Nama
sediaan Bets obat ar Dosis/Waktu Tgl. Mula Tgl. Akhir Penggunaan
Generik/Pabrik/IF)
yang a
dicurigai
1. Inj. Santagesik Ampul IV 3 x 1gr 01-12-19 02-12-19 Antipiretik
2. Inj. Ondansetron Ampul IV 2 x 4mg 01-12-19 02-12-19 Antiemetik
3. Inj. Ceftriaxone vial X IV 1g/12 jam 01-12-19 01-12-19 Antibiotik

Keterangan tambahan Data laboratorium (bila ada):


Kecepatan timbulnya efek samping dihari atau kurang dari 24 jam itu Hb 10,5
juga saat di injeksi obat ceftriaxon yang memiliki efek samping alergi Leu 9.000
paling sering. Untuk penanganannya Menghentikan obat yang APTT 39,7 detik
dicurigai alergi, pemberian terapi injeksi deksametason 5 mg extra PPT 160 detik
dengan 1 kali pemberian.
Tgl. Pemeriksaan : -
Malang, tgl 03-12-2019
Tanda Tangan Pelapor

(Dwi Fitria R S.Farm, Apt.)


Pembahasan Efek Samping Obat
Ceftriaxone merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ke 3.
Sefalosporin termasuk golongan betalaktam spektrum luas yang bekerja dengan
cara menghambat sintesis dinding sel mikroba. Tak hanya itu, ceftriaxone dapat
pula digunakan untuk mencegah infeksi pada orang yang menjalani jenis operasi
tertentu. Namun, obat ini tidak boleh digunakan pada bayi prematur atau memiliki
penyakit kuning.
Cara penggunaan cefriaxone adalah dengan melalui suntikan ke otot atau
pembuluh darah sesuai arahan dokter. Pasalnya dosis akan bergantung pada kondisi
medis dan respon pengobatan Anda. Lanjutkan menggunakan obat ini sampai habis,
meskipun gejala menghilang setelah beberapa hari. Menghentikan pengobatan
terlalu dini mungkin mengizinkan bakteri untuk tetap tumbuh, yang berakibat
kambuhnya infeksi. Dosis Ceftriaxone untuk anak-anak untuk infeksi bakteri, dosis
ceftriaxone adalah 50 mg/kg yang disuntikkan ke dalam otot atau pembuluh darah
vena setiap 24 jam sekali.

Efek samping paling umum dari obat antibiotik ceftriaxone adalah:


 Bengkak, nyeri, dan kemerahan di tempat suntikan
 Reaksi alergi
 Mual atau muntah
 Sakit perut
 Sakit kepala atau pusing
 Lidah sakit atau bengkak
 Berkeringat
 Vagina gatal atau mengeluarkan cairan
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Setelah melakukan pembelajaran tentang ilmu farmasi kedokteran di RSI


UNISMA, mahasiswa telah melakukan kegiatan dalam mengembangkan
kemampuan dalam bidang farmasi klinis. Kegiatan tersebut yang tertuang dalam
makalah ini adalah pengkajian dan telaah resep, pelayanan informasi obat dan
pelaporan efek samping obat. Kegiatan tersebut sangat bermanfaat dalam
menambah pengetahuan dan pengembangan kompetensi tentang farmasi klinis
dalam ilmu farmasi kedokteran.

3.2 Saran
Kegiatan Kepaniteraan Klinik Madya (KKM) pembelajaran ilmu farmasi
kedokteran di RSI UNISMA, dilakukan di masa pandemi covid-19 dan
pemberlakuan PSBB sehingga kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara daring.
Bagi mahasiswa perlu meningkatkan kemampuan dalam kemandirian pencarian
informasi dan referensi sehingga tidak mengurangi ilmu yang bisa didapatkan.
Dikarenakan keterbatasan tersebut, penulis sadar dalam laporan ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dibutuhkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna memperbaiki laporan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Amstrong dkk. 2005. The contribution of community pharmacy to


improving the public’s helath. Report 3 : An overview of evidence-base
from 1990-2002 and recommendations for action.
2. Ahmadi, Abu & Supratmo, A. 2008. Ilmu Alamiah Dasar . Jakarta:Rineka
Cipta.
3. Acosta RD, Abraham NS, Fasge M, Chandrasekhara V, Chathadi K V,
Fasge DSE, et al. The management of antithrombotic agents for patients
undergoing GI endoscopy. Gastrointest Endosc. 2016;83(1):3-16.
4. Setiabudy RD. Patofisiologi Trombosis. Dalam : Hemostasis dan
Trombosis. Edisi Ketiga. Editor Setiabudy RD. Penerbit FKUI 2007; 34–47
5. Nagata, Naoyoshi, et al. Effect of proton -pump inhibitors on the risk of
lower gastrointestinal bleeding associated with NSAIDs, aspirin,
clopidogrel, and warfarin. Journal of gastroenterology, 2015, 50.11: 1079 -
1086.
6. https://www.drugs.com/interactions-check.php?drug_list=464-0,243-
0,2342-0,172-0,487-0,273-0,1146-0,2105-0,109-0,1750-0
7. BPOM RI, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. Terdapat di:
http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum.
8. HowStuffWorks. (2019). How do painkillers know where you hurt?.[onlin
e] Available at: http://health.howstuffworks.com/medicine/medication/ho
w-do-painkillers-know-where-you-hurt1.htm [Accessed 22 Oct. 2020].
9. Newhealthguide.org. (2019). How Do Painkillers Work? | New Health Gui
de. [online] Available at: http://www.newhealthguide.org/How-Do-Painkil
lers-Work.html [Accessed 22 Oct. 2020].
10. Drugs.com. Ceftriaxone Injection. 2016. http://www.drugs.com/mtm/ceftri
axone-injection.html Accessed January 9th, 2016
11. WebMD. 2016. http://www.webmd.com/drugs/2/drug-7013/ceftriaxone-in
jection/details Accessed January 9th, 2016
12. Ceftriaxone drug - https://www.rxlist.com/ceftriaxone-drug.htm accessed
date March 4th, 2018
13. Ceftriaxone Injection - https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/cef
triaxone-injection-route/description/drg-20073123 accessed date March 4t
h, 2018

Anda mungkin juga menyukai