Disusun oleh :
Pembimbing:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya kepada penyusun sehingga laporan farmasi klinis dengan judul “Farmasi Klinis” ini dapat
diselesaikan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Tujuan penyusunan laporan farmasi
klinis ini guna memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Madya bagian Ilmu Farmasi Kedokteran
serta melatih dalam menggunakan ilmu farmasi klinis di kegiatan sehari-hari sebagai seorang
dokter nantinya.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, saran dan
kritik dari para pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini. Atas saran dan kritik
pembimbing dan pembaca, penyusun ucapkan terima kasih.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun, pembaca serta rekan-rekan lain yang
membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi kedokteran.
Farmasi merupakan sebuah cabang ilmu yang menyangkut seni dan ilmu
mempelajari terkait penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang
sesuai, untuk disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit.
Farmasi mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan (selection), aksif
armakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan
obat(drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup pula
penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui
resep(prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun
melaluicara lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual
langsungkepada pemakai (Amstrong, 2005).
Farmasi Klinik mulai muncul pada tahun 1960-an di Amerika, dengan
penekanan pada fungsi farmasis yang bekerja langsung bersentuhan dengan pasien.
Saat itu Farmasi Klinik merupakan suatu disiplin ilmu dan profesi yang relatif baru,
di mana munculnya disiplin ini berawal dari ketidakpuasan atas norma praktek
pelayanan kesehatan saat itu dan adanya kebutuhan yang meningkat terhadap
tenaga kesehatan profesional yang memiliki pengetahuan komprehensif mengenai
pengobatan. Gerakan munculnya Farmasi Klinik di mulai dari University of
Michigan dan University of Kentucky pada tahun 1960-an (Ahmadi, 2008).
Menurut Europe Science Clinical Pharmacy (ESCP), Farmasi Klinik
merupakan pelayanan yang diberikan oleh Apoteker di Rumah Sakit, apotek,
perawatan di rumah, klinik dan di manapun, dimana terjadi peresepan dan
penggunaan obat. Adapun tujuan secara menyeluruh aktivitas Farmasi Klinik
adalah meningkatkan penggunaan obat dengan tepat dan rasional dan dalam hal ini
berarti :
1. Memaksimalkan efek pengobatan yaitu penggunaan obat yang paling efektif
untuk setiap kondisi tertentu pasien.
2. Meminimalkan resiko terjadinya adverse effect yaitu dengan cara memantau
terapi dan kepatuhan pasien terhadap terapi.
3. Meminimalkan biaya pengobatan yang harus di keluarkan oleh pasien atau
pemerintah.
Berdasarkan latar belakang maka perlu untuk melihat perkembangan konsep
Pelayanan Kefarmasian apakah konsep tersebut sudah di terapkan di Rumah Sakit
Umum Daerah milik pemerintah, karena rumah sakit umum daerah yang terbuka
pada penelitian dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan (Ahmadi, 2008).
1.2 Tujuan
Pro : Ny. W
Usia : 55 tahun
No. RM : 248xxx
Alamat : Kediri
Ruangan : Melati BPJS
dr. Jumas Alhomaidi
SP/SIP: 21804101079
Pro : Ny. W
Usia : 55 tahun
No. RM : 248xxx
Alamat : Kediri
UMUM
Ruangan : Melati
Permasalahan
Pengkajian Resep BPJS Pada Pasien Dewasa
Nama Pasien : Ny. W
Usia : 55 tahun Ada/
Nama Dokter : dr. W Tida Permasalahan
Tgl. Peresepan 20-10-2020 k
No Pengkajian
I ADMINISTRATIF
1. Dokter
± Pada resep terdapat nama dokter tetapi tidak terdapat alamat dokter pada resep.
(Nama, Alamat)
2. Tanggal -
3. Tanda Tanda tangan dokter pada resep tidak ada, hal ini dikarenakan tidak diperlukan validasi resep sesuai
tangan/paraf ± kebijakan rumah sakit.
dokter Paraf dokter belum jelas dalam penulisan resep, tapi ada beberapa yang terlihat jelas
4. Nama pasien -
Tidak didapatkan kolom alamat pada resep, hal ini dimungkinkan karena kebijakan rumah sakit
5. Alamat x
yang tidak perlu menuliskan alamat pada resep.
II FARMASETIK
Insulin Lantus
Cairan injeksi
1. Bentuk
± Insulin Novorapid
sediaan
Cairan injeksi
Candesartan
Tablet
Atorvastatin
tablet
Adalat Oros
Tablet pelepasan lambat
Concor
Tablet salut selaput
Metformin
Tablet salut selaput
Platogrix
Tablet salut selaput
Perhitungan Dosis Insulin Lantus
Dimulai dari 10 unit per hari atau 0,1-0,2 U/kgBB/hari dan dapat ditingkatkan 2 unit setiap 3 hari
apabila target gula darah puasa tidak tercapai (70-139 mg/dL)
Perhitungan Dosis Insulin Novorapid
2. Dosis
Dosis lazim: 0,5-1 U/kgbb/hari Perhitungan pada obat Candesartan
Dosis awal: 8 mg/hari, dosis maksimal: 32 mg/hari
Perhitungan pada obat Atorvastatin
Dosis awal: 10-20 mg satu kali sehari, dosis maksimal: 80 mg/hari
Perhitungan pada obat Adalat Oros
Dosis awal: 30 mg satu kali sehari
Perhitungan pada obat Concor
Hipertensi:
Dosis awal 5 mg sehari sekali
Dosis Lazim 10 mg sehari sekali, maksimal 20 mg perhari
Gagal jantung kronik:
Dosis awal 1.25 mg per hari, dosis dapat ditingkatkan setelah 1 minggu, maksimal dosis 10
mg/hari.
Perhitungan pada obat Metformin
Dosis awal 500-850 mg, 2-3 kali sehari. Dosis maksimal 3000 mg per hari, dibagi ke dalam 3 kali
minum.
Perhitungan pada obat Platogrix
Dosis awal 300 mg dalam dosis tunggal kemudian 75 mg sekali
Pada resep tidak di informasikan dengan jelas kapan pemakaiannya (sesudah makan, sebelum
3. Cara
± makan, atau saat makan)
pemakaian
Namun di jelaskan waktu kapan meminumnya seperi pagi ataupun malam
III KLINIS
1. Alergi x Tidak ada keterangan pasien ini ada alergi obat atau tidak
Interaksi antara obat
1. Insulin lantus dengan metformin
Zat yang dapat meningkatkan efek penurun glukosa darah sehingga terjadinya hipoglikemi
2. Interaksi +
metFORMIN, yang dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa yang disebut asidosis
laktat. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan, meningkatkan kantuk, detak jantung lambat, nyeri
Beta-blocker seperti bisoprolol dapat meningkatkan risiko, keparahan, dan / atau durasi
hipoglikemia (gula darah rendah) pada pasien yang menerima insulin glargine dan obat
2. Atorvastatin
Obat ini tidak bisa digunakan bersamaan dengan konsumsi jus jeruk bali dan jus anggur karena
interaksi obat dapat terjadi. Jika terjadi interaksi, dapat meningkatkan risiko efek samping dari obat
seperti kerusakan hati atau kondisi yang serius namun jarang terjadi seperti rhabdomyolysis, yaitu
suatu kondisi di mana terjadi kerusakan jaringan kerangka otot.
3. Adalat oros
Obat ini tidak bisa digunakan bersamaan dengan konsumsi jus jeruk bali dan jus anggur
4. Insulin lantus
Efek samping novorapid Hipoglikemia (Penurunan glukosa dalam darah) dan Reaksi anafilaksi
(suatu reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian).
efek samping Lantus, seperti gejala rendahnya elektrolit dalam darah yang ditandai dengan kram,
lemas, dan detak jantung yang tak beraturan. Selain itu, penimbunan cairan tubuh juga menjadi
salah satu efek samping yang disebabkan oleh Lantus. Cirinya ditandai dengan penambahan berat
badan, bengkak pada kaki dan tangan, dan perasaan sesak napas.
Candesartan: Bengkak pada kedua tungkai, Pusing, Peningkatan lemak trigliserida dalam darah,
Hiperurisemia (peningkatan asam urat), Lemas, Sakit maag, Diare, Mual, Nyeri sendi, Sakit
punggung
3. Efek samping
Atorvastatin dapat menyebabkan efek samping yang jarang terjadi jika dikonsumsi seperti: sakit
kepala, sering kentut, perut kembung, konstipasi, dispepsia, mual, diare, muntah, anoreksia, kejang
otot, nyeri ekstremitas, nyeri otot, nyeri menelan, perubahan kadar gula darah, nasofaringitis,
insomnia. Dapat pula berakibat fatal mengakibatkan rabdomiolisis disertai dengan gagal ginjal
akut, hepatitis, pankreatitis, dan reaksi alergi berat (Sindrom Steven Johnson, anafilaksis,
nekrolisis epidermal toksik)
Adalat Oros dapat menyebabkan efek samping berupa pusing, kepala terasa ringan, kemerahan,
pembengkakan pada kaki atau lengan, kelemahan, sakit kepala, konstipasi, vertigo, migrain, nyeri
mata, hipotensi, tremor, impotensi, demam, kelainan fungsi hati, asidosis metabolik, hipoksia, syok
kardiogenik, serta gangguan mood.
Efek samping yang mungkin terjadi apabila mengkonsumsi Concor adalah Pusing, Rasa dingin
atau kebas, Mual, muntah, diare, konstipasi, Kelelahan, Pusing, Sakit kepaia (terjadi pada awal
terapi tetapi biasanya menghilang sesudah 1-2 minggu).
Efek samping Metformin yang tergolong ringan adalah, Sakit kepala atau nyeri otot, Merasa
lemah, Mual-mual ringan, muntah, diare, buang angin, sakit perut.
Efek samping yang mungkin terjadi apabila mengkonsumsi Platogix adalah Diare, Nyeri perut,
Memar, Hematoma (kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah), Epistaksis (mimisan).
4. Duplikasi +
Analisis pengobatan diatas tetap dilanjutkan kecuali obat duplikasi anti hipertensi butuh pertimbangan lebih lanjut dilihat dari
efek samping dan interaksi dengan obat yang lain, dengan tujuan untuk menghindari kondisi buruk bagi pasien
2. Pengkajian Pelayanan Resep
Resep 2. Pada Pasien Dewasa (Umum) dan Pembenarannya
Pro : Ny. H
Usia : 37 tahun
No. RM : 208xxx
Alamat : Kediri
Ruangan : Melati UMUM
Permasalahan
Pengkajian Resep 2 Pada Pasien Dewasa
Nama
: Ny.H
Pasien
Usia : 37 Tahun
Nama Ada/
: dr.H Permasalahan
Dokter Tidak
Tgl.
: 21-10-2020
Peresepan
No Pengkajian
I ADMINISTRATIF
1. Dokter Pada resep terdapat nama dokter dan tidak terdapat alamat dokter pada resep, hal ini
(Nama, x mungkin bukan merupakan kebijakan dari rumah sakit terkait untuk penulisan alamat
Alamat) dokter.
2. Tanggal
3. Tanda
Tanda tangan dokter pada resep tidak ada, hal ini dikarenakan tidak diperlukan validasi
tangan/paraf x
resep sesuai kebijakan rumah sakit. Paraf dokter tidak tertera dalam penulisan resep
dokter
4. Nama
pasien
Tidak didapatkan kolom alamat pada resep, hal ini dimungkinkan karena kebijakan
5. Alamat x
rumah sakit yang tidak perlu menuliskan alamat pada resep.
II FARMASETIK
Lansoprazole
Kapsul
Domperidon
1. Bentuk Tablet, sirup, drops, suspensi
x
sediaan Braxidin
Tablet
Trianta
Suspensi, tablet kunyah
Perhitungan pada obat Lansoprazole
2. Dosis Dosis 15-30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu
Perhitungan pada obat Domperidon
Dosis 10 mg, 3 kali sehari
Perhitungan pada obat Braxidin
Dosis Kandungan yang ada di braxidin: Chlordiazepoxide 5 mg, Clidinium Br 2.5 mg 3-
4 tablet / hari
Perhitungan pada obat Trianta sirup
Dosis suspensi 60 ml, 1-2 sendok takar 3-4 kali/hari
3. Cara Pada resep tidak di informasikan dengan jelas kapan pemakaiannya (sesudah makan,
x
pemakaian sebelum makan, atau saat makan).
III KLINIS
1. Alergi Didapatkan alergi obat
2. Interaksi x Interaksi antara obat
Interaksi antara obat dengan makanan.
Tidak didapatkan
Pada penggunaan Lansoprazole dapat menyebabkan efek samping Diare, sakit perut,
mual, kembung, sembelit, sait kepala dan pusing.
Penggunaan Domperidon dapat menyebabkan efek samping sakit kepala, merasa
3. Efek kepanasan, mulut kring, mata merah, gangguan mens pada wanita, pembengkakan
samping payudara pada pria.
Penggunaan Braxidin dapat menyebabkan gangguan pengelihatan, mengantuk, amnesia,
ketergantungan, retensi urin, hipotensi.
Penggunaan Trianta sirup dapat menyebabkan diare, sembelit, mual dan muntah.
4. Duplikasi +
Analisis dari obat diatas untuk interaksi obat termasuk minor dan untuk duplikasi obat terdapat
obat yang sama dan harus dipilih salah satu antara lansoprazole dengan trianta sirup
Pembahasan
Preskripsi Dokter (Kaidah Penulisan Resep)
Identitas sebagai dokter:
Nama, nomor surat ijin praktik, alamat praktik dan rumah, dokter penulisresep juga dapat
dilengkapi dengan nomor telepon dan hari serta jam selesai praktek. Biasanya sudah
tercetak dalam blanko resep. Nama kota (sudah di cetak dalam blanko resep)
Superscription :
Ditulis dengan sumber R/ (recipe = harap diambil). Biasanya sudah dicetak dalam blanko.
Bila diperlukan lebih dari satu bentuk sediaan obat/formula resep, diperlukan penulisan R/
lagi.
Inscriptio :
Bagian inti dari resep, berisi nama obat, kekuatan dan jumlah obat yang diperlukan dan ditulis
dengan jelas.
Subscriptio :
Bagian ini mencantumkan bentuk sediaan obat (BSO) dan jumlahnya.
Signatura :
Berisi informasi tentang aturan penggunann obat bagi pasien yaitu meliputi frekuensi,
jumlah obat saat diminum obat dll.
Identitas Pasien :
Umumnya sudah tercantum di blanko resep berisi, umur, nama, berat badan, alamat,
No.RM)
Cara penulisan respep menurut SK Menkes RI No. 26/2981 (BABIII, pasal 10
Nama, alamat, No SIP
Tanggal penulisan resep
Tanda tangan / paraf dokter penuli resep
Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat dengan jumlah yang
melebihi dosis maksimum.
2.2 Pelayanan Informasi Obat (PIO)
1. Identitas Penanya
Nama : Ny.S Status ;
No. Telp : Pekerjaan : perawat
2. Jenis Pertanyaan
Identifikasi Obat Farmakokinetika / Farmakodinamika
Stabilitas Toksisitas
Harga obat Cara pemakaian
Efek samping obat Cara penyimpanan
Dosis Cara pemberian
Interaksi Obat Komposisi
Kompatibilitas X Indikasi obat
Lian - lain ……………………………………………..
3. Pertanyaan sesungguhnya
Uraian: Obat anti nyeri untuk mengatasi nyeri dan bengkak akibat terbentur?
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
……….………………………………………………………………………………………………………………………...
JAWABAN
5. Jawaban
Obat anti nyeri yang digunakan untuk mengobati rasa nyeri dan bengkak akibat terbentur obat jenis ini yaitu seperti aspirin, ibuprofen,
naproxen dan celecoxib. Obat tersebut memiliki cara kerja yang berbeda. Prostaglandin adalah bahan kimia yang mirip hormon dalam tubuh
yang bekontribusi pada peradangan, nyeri, serta demam dengan menaikan suhu tubuh dan melebarkan pembuluh darah, yang mana hal
tersebut menyebabkan pembengkakan dan kemerahan di area tertentu. NSAID bekerja dengan cara memblokir enzim yang disebut
cyclooxygenase (COX) yang digunakan tubuh untuk membuat prostaglandin. Dengan mengurangi produksi prostaglandin, NSAID ini
membantu meredakan ketidaknyamanan, mengurangi peradangan serta nyeri.
6. Referensi
HowStuffWorks. (2019). How do painkillers know where you hurt?. Available at: http://health.howstuffworks.com/medicine/medication/
how-do-painkillers-know-where-you-hurt1.htm [Accessed 22 Oct. 2020].
Newhealthguide.org. (2019). How Do Painkillers Work? | New Health Guide. Available at: http://www.newhealthguide.org/How-Do-Pai
nkillers-Work.html [Accessed 22 Oct. 2020].
Apoteker
(.............................)
2.3 FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT
Kepada An.A
Pengirim :
Nama :Sdr. :Riza, S.Farm, Apt.
Profesi .............................
:Apoteker
....
No. Telepon : 081345789043
:
Penjelasan : .............................
.... Samping Obat (MESO) yang dilakukan di RSI UNISMA dimaksudkan untuk memonitor semua efek
1. Monitoring Efek
:
samping obat yang dijumpai pada penggunaan obat.
.............................
2. Hasil evaluasi dari semua informasi yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan untuk melakukan penilaian kembali
....
obat yang beredar serta untuk melakukan tindakan pengamanan atau penyesuaian yang diperlukan.
3. Umpan balik akan dikirim kepada pelapor
Algoritma Naranjo
Scale
Tidak
diketa
No. Pertanyaan/Questions Ya/ Tidak/
hui/
yes No
Unkno
wn
1. Apakah ada laporan efek samping obat yang serupa? (Are there previous reports on this reaction?) 1 0 0 X
2. Apakah efek samping obat terjadi setelah pemberian obat yang dicurigai? (Did the Adverse Drug 2 -1 0 X
Reactions (ADR) appear after the suspected drug was administered?)
3. Apakah efek samping obat membaik setelah obat dihentikan atau obat antagonis khusus diberikan? 1 X 0 0
(Did the ADR improve when the drug was discontinued or specific antagonist was administered?)
4. Apakah efek samping obat terjadi berulang setelah obat diberikan kembali? (Did the ADR secure when 0 -1 0 X
teh drug was given?)
5. Apakah ada alternatif yang dapat menjelaskan yang kemungkinan terjadinya efek samping obat? (Are -1 2 0 X
there alternative causes that could on their own have caused the reaction?)
6. Apakah efek samping obat muncul kembali ketika plasebo diberikan? (Did the ADR reappear when a -1 1 0
X
placebo was given?)
7. Apakah obat yang dicurigai terdeteksi didalam darah atau cairan lainnya dengan konsentrasi yang 1 0 0
X
toksik? (Was the drug detected in the blood (or the fluid) in concentration know to be toxic?)
8. Apakah efek samping obat bertambah parah ketika dosis obat ditingkatkan atau bertambah ringan 1 0 0
ketika obat diturunkan dosisnya?(Was the ADR more severe when the dose was increased or less severe X
when the dose was decreased?)
9. Apakah pasien paernah mengalami efek samping obat yang sama atau dengan obat yang mirip 1 0 0
sebelumnya?(Did the patient have a similiar ADR to the same or similiar drugs in any previous X
exposure?)
10. Apakah efek samping obat dapat dikonfirmasi dengan bukti yang objektif? (was the ADR confirmed by 1 0X 0
the objective evidence?)
Total Score 1
Naranjo probability Scale
Score Category
9+ Higly probable
5–8 Probable
1-4 Possible
0 Doubtful
FORMULIR PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT
PENDERITA
Nama (Singkatan) Umur : Suku : Berat badan : Pekerjaan :
An. A 5 tahun - - -
Nomor Medical Record : Penyakit Utama : Kesudahan Penyakit Utama
236*** Bronkopneumonia + Hemaptoe (beri tanda X) :
Ruang Rawat :
Dahlia
X Sembuh
Meninggal
DPJP : dr. J
Sembuh dengan gejala sisa
Belum sembuh
Tidak tahu
Jenis Kelamin (beri tanda X)
Penyakit/kondisi lain yang menyertai (beri tanda x)
Pria .......................(X)
Gangguan ginjal Kondisi medis lainnya
Wanita :
Gangguan hati Faktor industri, pertanian, kimia
Hamil....................... Alergi Lain-lain
Tidak hamil.............
Tidak tahu...............
EFEK SAMPING OBAT
Bentuk/manifestasi E.S.O. yang terjadi Saat/Tanggal mula terjadi Kesudahan E.S.O. (beri tanda X) :
Pasien mengeluhkan gatal, kemerahan 01-12-2019 Tanggal : 01-12-2019
hampir seluruh tubuh, bengkak dibibir
X Sembuh
Meninggal
Sembuh dengan gejala sisa
Belum sembuh
Tidak tahu
Riwayat E.S.O. yang pernah dialami :
Tidak ada
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2 Saran
Kegiatan Kepaniteraan Klinik Madya (KKM) pembelajaran ilmu farmasi
kedokteran di RSI UNISMA, dilakukan di masa pandemi covid-19 dan
pemberlakuan PSBB sehingga kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara daring.
Bagi mahasiswa perlu meningkatkan kemampuan dalam kemandirian pencarian
informasi dan referensi sehingga tidak mengurangi ilmu yang bisa didapatkan.
Dikarenakan keterbatasan tersebut, penulis sadar dalam laporan ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dibutuhkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna memperbaiki laporan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA