Anda di halaman 1dari 12

CASE REPORT RKG

FITUR RADIOGRAFIS AMELOBLASTOMA PADA CBCT DAN PANORAMIK

Disusun oleh :

Adinda Amalia N.R

145070407111017

Dosen Pembimbing :

drg. Astika Swastirani, M.Si

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
RINGKASAN

Fitur Radiografis Ameloblastoma Pada CBCT dan Panoramik

Abstrak

Ameloblastoma adalah neoplasma agresif yang timbul dari sisa-sisa lamina dentalis dan
enamel organ (epitel odontogenik). Pemeriksaan radiografi yang dilakukan, yaitu radiografi
CBCT dan panoramik sebagai pemeriksaan penunjang untuk melihat lesi ameloblastoma.
Tujuan laporan kasus untuk membantu menegakkan diagnosa dan menganalisis gambaran
ameloblastoma dilihat dari radiograf CBCT dan panoramik. Laporan kasus: Pasien laki-laki usia
16 tahun datang ke RSGM Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi RSGM UNPAD untuk dilakukan
pemeriksaan radiografi CBCT dan panoramik. Hasil anamnesa menunjukkan ± 2 minggu yang
lalu pasien mengeluh adanya rasa sakit pada regio kiri rahang bawah. Keadaan umum pasien
menunjukkan baik dan tidak mempunyai penyakit sistemik. Hasil pemeriksaan intra oral
menunjukkan adanya kemerahan, sakit pada regio gigi 37 dan gigi 38 belum tumbuh. Hasil
pemeriksaan ekstra oral menunjukkan sakit, bengkak pada pipi kiri, wajah asimetris. Hasil
radiograf menunjukkan adanya gambaran radiolusen, well defined, corticated, multilokuler serta
perluasan lesi pada posterior maksila dan mandibula kiri. Radiograf CBCT dan panoramik dapat
dijadikan sebagai pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosa. Simpulan: Gambaran
radiograf ameloblastoma pada kasus ini menunjukkan radiolusen, well defined, corticated,
multilokuler, serta perluasan lesi pada posterior maksila dan mandibula kiri.

Kata kunci

Ameloblastoma, CBCT, panoramik.

Pendahuluan

Ameloblastoma adalah neoplasma agresif yang timbul dari sisa-sisa lamina dentalis
dan organ enamel (epitel odontogenik). Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik,
neoplasma sejati odontogenik epitel yang paling umum terjadi meskipun hanya terdiri dari 1%
dari seluruh tumor dan kista rahang. Sebagian besar kasus ameloblastoma terjadi pada daerah
molar dan ramus mandibula, karakteristik pertumbuhannya agresif tetapi jinak, tumbuh lambat
tetapi invasif lokal. Neoplasma invasif lokal dengan insiden maksimum yang dilaporkan pada
dekade ke-3 dan ke-4 kehidupan dan jarang pada masa kanak-kanak. Ameloblastoma dapat
dibagi menjadi tipe solid atau multilokuler, tipe unikistik, dan tipe periperal. . Enam subtipe
histologis ameloblastoma terdiri dari: 1) folikel 2) plexiform 3) acanthomatus 4) granular 5) sel
basal dan 6) tipe desmoplastik.

Ameloblastomas tumbuh perlahan, dan gejalanya terjadi di tahap awal. Tumor ini
sering ditemukan selama pemeriksaan gigi rutin. Gejalanya adanya pembengkakan pipi,
asimetris pada wajah, dalam kebanyakan kasus, pasien dengan ameloblastoma tidak
mengalami nyeri, paresthesia, fistula, pembentukan ulkus, atau gigi mengalami mobilitas.
Tumor membesar, palpasi, adanya sensasi tulang yang keras atau krepitasi seperti tulang
menipis. Jika lesi menghancurkan tulang, pembengkakan mungkin terasa keras atau
berfluktuasi. Seiring pertumbuhannya, tumor ini dapat menyebabkan ekspansi tulang dan
kadang-kadang erosi pada lempeng kortikal yang berdekatan dengan invasi dari jaringan lunak
yang berdekatan. Pemeriksaan radiografi pada kasus ini, yaitu radiografi CBCT dan panoramik
sebagai pemeriksaan penunjang untuk melihat gambaran ameloblastoma. Tujuan laporan
kasus ini untuk membantu menegakkan diagnosa dan menganalisis gambaran ameloblastoma
dilihat dari radiograf CBCT dan panoramik.

Laporan Kasus

Pasien laki-laki usia 16 tahun datang ke Instalasi Radiologi Kedokteran Gigi RSGM
UNPAD dengan membawa surat rujukan dari spesialis bedah Mulut untuk dilakukan
pemeriksaan radiografi CBCT dan panoramik. Hasil anamnesa ± 2 minggu yang lalu pasien
mengeluh adanya rasa sakit pada regio kiri rahang bawah. Keadaan umum pasien
menunjukkan baik dan tidak mempunyai penyakit sistemik. Hasil pemeriksaan ekstra oral
menunjukkan sakit, bengkak pada pipi kiri, wajah asimetris (Gambar 1A, B). Hasil pemeriksaan
intra oral menunjukkan adanya kemerahan, sakit pada regio gigi 37 dan gigi 38 belum tumbuh
(Gambar 1C).
Hasil pemeriksaan radiograf CBCT gambaran koronal menunjukkan radiolusen, well
defined, multilokuler, corticated, tampak ekspansi tulang kortikal dan meluas kearah bukal-
lingual. Panjang dan lebar lesi ± 17,0 dan ± 22,9 mm. Tampak impaksi gigi 38 masuk canalis
mandibula. Gambaran sagital menunjukkan radiolusen, well defined, corticated, multilokuler,
meluas kearah gigi 37 sampai ramus mandibula kiri. Panjang dan lebar lesi ± 18,4 dan ± 28,0
mm. gambaran aksial menunjukkan radiolusen, well defined, corticated, multilokuler, tampak
ekspansi tulang kortikal dan meluas kearah antero-posterior, bukal-lingual. Panjang dan lebar
lesi ± 42,7 dan ± 19,8 mm (Gambar 2A, B dan C).

Hasil pemeriksaan radiograf panoramik menunjukkan terdapat gambaran radiolusen,


well defined, multilokuler, corticated, meluas kearah posterior maksila dan ramus mandibula kiri,
tampak impaksi gigi 38 posisi vertikal (Gambar 3). Hasil interpretasi dari radiograf CBCT dan
panoramik menunjukkan suspek radiodiagnosis lesi ini adalah ameloblastoma.
Pembahasan

Hasil pemeriksaan radiograf pada kasus ini yang dilihat dari lokasi, bentuk, ciri khas,
struktur internal, serta efek pada jaringan sekitar dari gambaran radiografnya dapat disimpulkan
bahwa radiodiagnosis dari kasus ini adalah Amoloblastoma. Kasus ameloblastoma dilaporkan
lebih sering ditemukan di daerah molar dan rahang, 80% dari kasus ameloblastoma yang
ditemukan solid-multikistik. 7 kasus ameloblastoma terletak di sepertiga posterior tulang rahang,
termasuk area gigi molar dan struktur di sebelahnya. Dalam 3 kasus tumor ditemukan di bagian
anterior. Ameloblastoma pada kasus ini juga ditemukan pada posterior rahang atas dan rahang
bawah. Ogunsalu dkk, menyebutkan bahwa resorpsi akar dapat terjadi baik dalam kasus
unilokuler dan multilokular dengan atau tanpa gigi erupsi terkait dengan lesi. Pertumbuhan dan
tingkat agresi tumor berdasarkan adanya resorpsi akar (karena resorpsi akar merupakan
indikasi lesi yang lebih agresif), sedikit kortikasi juga menandakan peningkatan laju
pertumbuhan lesi. Ameloblastoma yang lebih sering ditemukan tipe multilokuler tanpa gigi yang
tidak erupsi terkait dengan lesi dan biasanya kortikasinya kurang baik.

Ameloblastoma secara radiograf biasanya radiolusen, unilokuler atau multilokuler


adanya septa, honeycomb,soap-bubble, pola raket tenis. Di beberapa kasus, terjadi ekspansi
pelat kortikal dan resorbsi akar. Ameloblastoma pada kasus ini, terdapat gambaran radiolusen
multilokuler, sedangkan perbedaan kasus ini adalah tidak ada gambaran honeycomb atau
soap-bubble dan tidak adanya resorbsi akar yang terdapat pada gambaran ameloblastoma
pada umumnya. Gambaran Ameloblastoma pada umumnya menunjukkan bahwa terdapat
gambaran radiolusen, well defined, corticated, lokasinya di molar sampai ramus madibula,
bentuknya multilokuler atau unilokuler, struktur internalnya radiolusen dan bersepta tampilannya
honeycomb atau soap-bubble. Efek pada jaringan sekitarnya menyebabkan resorbsi akar,
perpindahan gigi, ekspansi tulang kortikal. Lesi pada maksila dapat meluas ke dalam sinus
paranasal, orbit atau pangkal tengkorak.

Diagnosa banding ameloblastoma adalah kista dentigerous unilokuler yang terletak di


sekitar mahkota gigi tidak erupsi sering tidak bisa dibedakan. Pembedahan adalah pengobatan
standar untuk ameloblastoma, yaitu dengan enukleasi atau kuretase rongga tulang.
Ameloblastoma dapat kambuh jika prosedur bedah awal tidak menghilangkan seluruh tumor.
Kekambuhan dari tumor ini dapat memakan waktu bertahuntahun, dan bahkan beberapa
dekade untuk terjadi setelah operasi pertama. Evaluasi dari ameloblastoma dikombinasikan
dengan modalitas pencitraan yang berbeda dan histopatologi sangat penting untuk menajemen
ameloblastoma.

Kesimpulan

Gambaran radiograf ameloblastoma pada kasus ini menunjukkan radiolusen, well


defined, corticated, multilokuler, serta perluasan lesi pada posterior maksila dan mandibula kiri.
DAFTAR PUSTAKA

Anak Agung Istri Agung Feranasari., Lusi epsilawati., Farina Pramanik., 2020. Fitur Radiografis
Ameloblastoma Pada CBCT dan Panoramik.

Anda mungkin juga menyukai