Anda di halaman 1dari 7

AKURASI SISTEM SKORING COMPUTED TOMOGRAPHY ABDOMEN UNTUK DIAGNOSIS ASITES

MALIGNA
INDRIA FAJRIANITA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Asites adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan cairan bebas

dengan jumlah yang tidak normal di dalam rongga peritoneum (Ahmmad &

Abdulazeez, 2012; Khaladkar et al., 2015). Normalnya tidak terdapat cairan di

rongga peritoneum, namun pada perempuan terdapat sejumlah kecil cairan kira-

kira 20 ml yang berkaitan dengan siklus menstruasi. Dan dapat pula berisi cairan

serosa yang berfungsi sebagai pelumas dengan volume normal kurang dari 100

ml, jika cairan di rongga peritoneum melebihi jumlah ini dianggap asites

(Tasneem et al., 2015; Ahmmad & Abdulazeez, 2012).

Penyebab-penyebab asites adalah sirosis hepatis sebanyak tiga perempat

dari seluruh kasus asites sekitar 75-80%, asites maligna sebanyak 10% dan

sisanya 5% yang disebut mixed asites yang disebabkan oleh dua atau lebih

penyebab asites (Khaladkar et al., 2015; Risson et al., 2012).

Asites maligna adalah kondisi patologis yang disebabkan oleh berbagai

tumor ganas primer abdomen maupun ekstraabdomen dan mengandung sel-sel

ganas di dalam cairan tersebut (Cavazzoni et al., 2013; Tamsma et al., 2001).

Asites maligna dapat disebabkan oleh keganasan abdomen maupun

ekstraabdomen. Penyebab keganasan abdomen yang paling sering adalah kanker

ovarium sebanyak 35%, kolorektal sebanyak 30%, lambung sebanyak 10%, serta

1
AKURASI SISTEM SKORING COMPUTED TOMOGRAPHY ABDOMEN UNTUK DIAGNOSIS ASITES
MALIGNA 2
INDRIA FAJRIANITA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

diikuti kanker pankreas dan peritoneum (Liang et al., 2016; Cavazzoni et al.,

2013). Sedangkan penyebab asites dari keganasan ekstraabdomen adalah kanker

payudara, paru dan limfoma. Dan hampir 20% dari seluruh pasien dengan asites

maligna tidak diketahui tumor primernya (Stange, 2012; Cavazzoni et al., 2013).

Asites maligna merupakan masalah yang sering terjadi pada kasus

keganasan yang sudah lanjut dan merupakan penyebaran di peritoneum, biasanya

berhubungan dengan kanker payudara, paru, ovarium, lambung, pankreas dan

kolorektal (Stange, 2012). Kecuali pada kanker payudara dan ovarium, adanya

asites biasanya terjadi pada kanker fase akhir (Adam & Adam, 2004).

Asites merupakan tanda awal terjadinya proses kegananasan di

intraabdomen. Garrison et al, melaporkan bahwa 52% pasien terdapat asites pada

saat kanker utama terdiagnosis. Asites maligna merupakan penyebab utama dari

kesakitan dan menyebabkan banyak kesulitan dalam penatalaksanaannya (Adam

& Adam, 2004).

Perkembangan asites maligna berhubungan dengan kualitas hidup yang

menurun dengan prognosis yang tidak baik. Bahkan kelangsungan hidup pada

pasien dengan asites rata-rata 20 minggu setelah terdiagnosis. Secara khusus

kelangsungan hidup ditentukan oleh asal kanker primer tersebut (Sangisetty &

Miner, 2012; Stange, 2012).

Asites maligna merupakan masalah kesehatan yang sangat komplek bagi

klinis. Diagnosis etiologi merupakan permasalahan yang utama dan sangat sulit,

mengingat banyaknya etiologi dari asites. Dan hampir 20% dari seluruh pasien
AKURASI SISTEM SKORING COMPUTED TOMOGRAPHY ABDOMEN UNTUK DIAGNOSIS ASITES
MALIGNA 3
INDRIA FAJRIANITA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dengan asites maligna tidak diketahui tumor primernya. Membedakan penyebab

dari asites sangat penting untuk merencanakan penatalaksanaan yang tepat

(Sangisetty & Miner, 2012; Stange, 2012).

Permasalahannya adalah bagaimana membedakan asites yang disebabkan

oleh proses keganasan dengan asites yang tidak berhubungan dengan proses

keganasan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa CT scan dapat secara akurat

membedakan gambaran karakteristik asites maligna atau benigna. Topal et al pada

tahun 2007 melakukan penelitian tentang akurasi CT scan dalam membedakan

asites maligna dengan benigna. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa

gambaran karakteristik CT scan dapat membantu membedakan antara asites yang

disebabkan oleh proses keganasan atau karena proses jinak dengan karakteristik

CT scan berupa: 1) omental cake; 2) adanya penebalan dinding usus; 3) nodul

peritoneum; 4) penebalan dinding kandung empedu dan 5) densitas asites dengan

sensitifitas dan spesifitas masing-masing 76% dan 91%, 62% dan 86%, 68% dan

88%, 80% dan 88% serta 67% dan 60%.

Sitologi cairan asites merupakan pemeriksaan baku emas dalam

menetukan apakah asites bersifat benigna atau maligna. Asites maligna dipastikan

dengan adanya sel-sel ganas yang ditemukan pada cairan asites (Sangisetty &

Miner, 2012; Bodal et al., 2013).


AKURASI SISTEM SKORING COMPUTED TOMOGRAPHY ABDOMEN UNTUK DIAGNOSIS ASITES
MALIGNA 4
INDRIA FAJRIANITA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

B. Perumusan Masalah

Akumulasi cairan di rongga peritoneum yang melebihi normal dapat

disebabkan oleh beberapa kelainan, sebanyak 10% disebabkan proses keganasan

di abdomen maupun ekstrabadomen. Asites maligna pada kasus tumor abdomen

paling banyak terjadi pada kanker ovarium, kolorektal serta lambung. Sedangkan

penyebab asites dari keganasan ekstraabdomen adalah kanker payudara, paru dan

limfoma. Asites maligna merupakan masalah yang sering terjadi pada kasus

keganasan yang sudah lanjut dan merupakan penyebaran di peritoneum. Tetapi

pada kasus tertentu asites merupakan tanda awal terjadinya proses kegananasan di

intraabdomen, terutama pada kanker payudara dan ovarium. Menurut Garrison et

al, 52% pasien terdapat asites pada saat kanker utama terdiagnosis. Asites maligna

merupakan penyebab utama dari kesakitan dan menyebabkan banyak kesulitan

dalam penatalaksanaannya. Bahkan asites maligna berhubungan dengan kualitas

hidup yang menurun dengan prognosis yang tidak baik dengan kelangsungan

hidup pada pasien dengan asites rata- rata 20 minggu setelah terdiagnosis. Tetapi

dengan penatalaksanaan yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.

Pemeriksaan CT scan abdomen dapat membantu membedakan gambaran

karakteristik asites maligna atau benigna. Dengan menilai densitas cairan asites,

penebalan peritoneum parietal, nodul peritoneum, omental cake, ketebalan

dinding kandung empedu, tethered bowel sign serta distribusi asites ke lesser sac.
AKURASI SISTEM SKORING COMPUTED TOMOGRAPHY ABDOMEN UNTUK DIAGNOSIS ASITES
MALIGNA 5
INDRIA FAJRIANITA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Bagaimanakah akurasi sistem skoring CT scan abdomen dibandingkan

dengan hasil pemeriksaan sitologis cairan asites untuk diagnosis asites maligna?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai diagnostik sistem

skoring CT scan abdomen dibandingkan dengan hasil pemeriksaan sitologis

cairan asites untuk diagnosis asites maligna.

E. Keaslian Penelitian

Dari penelusuran kepustakaan yang peneliti lakukan, di Instalasi Radiologi

RSUP Dr. Sardjito belum ditemukan penelitian yang sama dengan penelitian ini.

Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan penilaian karakteristik cairan

asites maligna dengan CT scan abdomen. Penelitian-penelitian tersebut berbeda

dengan penelitian yang diusulkan penulis. Beberapa penelitian tersebut menjadi

acuan dalam penulisan penelitian ini, tercantum dalam tabel 1.


AKURASI SISTEM SKORING COMPUTED TOMOGRAPHY ABDOMEN UNTUK DIAGNOSIS ASITES
MALIGNA 6
INDRIA FAJRIANITA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Tabel 1. Beberapa penelitian tentang karakteristik diagnostik asites maligna


dengan CT scan abdomen sebelumnya.
Peneliti Subjek Topik Hasil Perbedaan
Khaladkar 100 Membedakan Karakteristik penebalan - tidak menilai
el al, 2015 pasien antara asites omentum, nodul peritoneum, densitas dari asites
maligna dan tethered bowel sign, distribusi - tidak menilai
benigna cairan di lesser sac lebih penebalan
menggunakan sering terlihat pada asites peritoneum
USG dan atau maligna sedangkan penebalan - tidak menggunakan
CT dinding kandung empedu dan sistem skoring untuk
cairan anechoic jernih lebih membedakan asites
sering terlihat pada asites maligna dan
benigna. benigna.

Risson el al, 102 Asites sirosis Pasien tersebut dibagi dua - tidak menilai
2012 pasien dan maligna : grup yaitu asites disebabkan densitas asites
Perbedaan CT oleh sirosis dan asites yang - tidak menilai nodul
diagnosis disebabkan oleh peritoneum
keganasan.Kriteria yang - tidak menilai
dinilai adalah distribusi cairan ketebalan dinding
asites, penebalan dan kandung empedu
penyangatan peritoneum -tidak menggunakan
parietal dan hilangnya gerakan sistem skoring untuk
dari usus. membedakan asites
maligna dan benigna

Topal el al, 30 Aturan Kriteria yang digunakan - tidak menilai


2007 kasus ultrasonografi adalah adanya septa- debris, densitas asites
dan computed hubungan dengan organ lain, - tidak menilai
tomography hubungan dengan omentum, penebalan
dalam penebalan dinding usus, peritoneum
membedakan implan peritoneum, - tidak menilai
penyebab limfadenopati, diameter distribusi cairan
asites v.porta, penebalan dinding asites
galdbladder, efusi pleura, - tidak menggunakan
kolateral vaskular, tranformasi sistem skoring untuk
kavernosa. membedakan asites
maligna dan benigna
Dari semua penelitian tersebut perbedaan dari penelitian yang akan di

lakukan adalah tidak dilakukannya sistem skoring dalam menilai malignitas

cairan asites, jumlah sampel, metode penelitian yang digunakan dan tempat

penelitian.
AKURASI SISTEM SKORING COMPUTED TOMOGRAPHY ABDOMEN UNTUK DIAGNOSIS ASITES
MALIGNA 7
INDRIA FAJRIANITA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

F. Manfaat Penelitian

1. Dari segi pasien

Penilaian malignitas cairan asites dengan sistem skoring pada CT scan

abdomen, memungkinkan diagnosis menjadi lebih cepat dan akurat sehingga

penatalaksanaan spesifik dapat segera diberikan yang akan meningkatkan kualitas

hidup pasien.

2. Dari segi pelayanan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam peningkatan nilai

diagnostik pada pemeriksaan cairan asites maligna menggunakan CT scan

abdomen.

3. Dari segi pendidikan

Merupakan sarana proses pendidikan, penelitian dan pengembangan

potensi diri, dalam membuat sistem skoring untuk menilai malignitas cairan asites

sehingga dapat memberikan penegakan diagnosis secara dini dan spesifik.

4. Dari segi pengembangan penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu dasar

untuk melanjutkan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai