DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 1
I. PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
D. Rangkuman ............................................................................................................................... 20
I. PENDAHULUAN
Modul ini berisi tentang konsep farmasetika, farmakologi obat
dan manajemen farmasi dalam pelayanan resep. Tujuan pembuatan
modul ini adalah membantu peserta untuk memahami konsep
farmasetika, farmakologi obat dan manajemen farmasi dalam pelayanan
resep sesuai dengan dengan etik dan aspek legal yang berlaku. Modul ini
merupakan kelanjutan dari modul sebelumnya yang membahas tentang
pengelolaan sediaan farmasi dan alkes serta peraturan perundang-
undangan kefarmasian.
Agar tujuan modul ini dapat tercapai peserta didik diharapkan membaca,
memahami materi dan melakukan tugas sesuai petunjuk pada modul.
C. Pokok-Pokok Materi
Pelayanan resep merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
seorang guru di SMK farmasi. Untuk dapat melayani resep harus
mempunyai pemahaman konsep teoritis farmasetika, farmakologi,
farmakognosi, dan management farmasi serta etika, hukum dan standar
pelayanan farmasi sebagai landasan dalam pembuatan sediaan farmasi,
distribusi perbekalan farmasi dan memberikan pelayanan kefarmasian yang
berkonsep “Patient Safety”. Untuk mengetahui apa dan bagaimana
pelayanan resep, mari kita pelajari bersama materi berikut ini :
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada
apoteker baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
Skrining administratif:
1. Informasi pasien berupa nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan,
alamat)
2. Informasi dokter penulis resep berupa nama dokter, nomor surat izin
praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan paraf)
3. Tanggal penulisan resep
Skrining farmasetik :
Skrining klinis :
baik. Sekarang peserta akan mempelajari komponen resep dan salinan resep
7. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (subscriptio)
8. Nama pasien dan umur pasien, untuk pasien dewasa dapat menggunakan
singkatan Tn (tuan, untuk pasien pria) atau Ny (nyonya, untuk pasien
wanita)
9. Tanda seru dan atau paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis
maksimum
dr. Supriyadi
SIP. No. 228/K/84
Jl. Kapas
Yogyakarta
Telp. 123456789
Yogyakarta, 07-04-2018
R/ Sumagesic mg 150
m.f.pulv.dtd.No XV
s.4.dd.pulv I
R/ Acyclovir cr tube II
s.4.dd.ue
Salinan resep adalah semua keterangan yang termuat dalam resep asli
dituliskan dalam form salinan resep, yang juga harus memuat hal hal berikut :
1. Salinan resep harus ditandatangani oleh APA (bila tidak ada dapat
dilakukan oleh apoteker pendamping, asisten apoteker kepala dengan
mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan)
2. Resep/salinan resep harus dirahasiakan
3. Resep/salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep
atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas
7 Modul 001 | Pelayanan Resep
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Contoh salinan resep:
dr. Intan Shabrina, A., Sp.PD
SIP : 160408/DKS/2015
Alamat : Jl. Prof Soepomo Janturan
Telp : (0274) 563515
Yogyakarta, 07-04-2018
Iter 2x
R/ Aspilet 80 mg No. XXX
s 1 dd 1 tablet
------------------------------------------- det X
R/ Captopril 12,5 mg No. XXX
s 2 dd 1 tablet a.c
------------------------------------------- det orig R/
R/ Lasix 10 mg No. XX
s 1 dd 1 tablet o.m
------------------------------------------- nedet
R/ KSR 600 mg No. LX
s 3 dd 1 tablet
------------------------------------------- did
Pro : Tn. Ahmad
Umur : 55 tahun
Alamat : Kotagede Yk
Materi 1 dan 2 telah memberikan konsep umum dan contoh nyata terkait
resep dan salinan resep. Materi berikut, akan memberikan penjelasan secara
lebih mendalam tentang berbagai singkatan bahasa latin yang sering
digunakan dalam resep beserta artinya.
1. Berdasarkan Umur
Rumus Thermich
1. Pulvis / serbuk tak terbagi adalah serbuk yang tidak dibagi dan bebas dari
butiran kasar serta biasanya dimaksudkan untuk obat luar.
2. Pulveres / serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk
sekali minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah
meleleh atau atsiri harus dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas
yang mengandung lilin, kemudian dilapisi lagi dengan kertas logam.
Contoh resep pulvis :
R/ Acid Salicylic 2
Talcum ad 20
\ Ol. Menthae pip 2 gtt
m.d.s.pulvs.adspers
S. u. e
Cara membuat :
R/
Diazepam 2 mg
\ Dexamethason 0,5 ¼ tab
Lactosa 100 mg
Cara Kerja :
1. Setarakan timbangan dan timbang semua bahan
2. Lakukan pengenceran Diazepam dan ambil yang dibutuhkan (200 mg)
3. Lapisi mortir dengan laktosa
4. Gerus Diazepam dan Dexamethason sampai homogen
5. Timbang bagi 2 sama banyak, masing-masing dibagi menjadi 5 bagian
sama rata
6. Kemas dengan kertas perkamen, beri etiket dan label
6) Inkompatibilitas
a. Tidak dapat larut (serbuk dalam cairan atau cairan dalam cairan) :
golongan sulfur sukar larut dalam air sehingga akan mengendap,
minyak ikan tidak dapat campur dengan air
Setelah resep disiapkan maka langkah berikut yang harus dilakukan adalah
menyerahkan obat. Pada saat menyerahkan obat harus disertai etiket sebagai
penanda kepada siapa obat itu diberikan dan bagaimana aturan pakainya.
No.001 Nn. Mila Tgl : 4/4/18 No.002 Nn. Mila Tgl : 4/4/18
3x sehari 1 kapsul sesudah makan 3x sehari, oleskan pada bagian yang gatal
Jml Obat : 15 tablet Jml Obat : 1 tube
Obat Luar
SEMOGA LEKAS SEMBUH SEMOGA LEKAS SEMBUH
KOCOK DAHULU
8) Penyerahan Obat
Setelah obat diserahkan kepada pasien, resep harus segera disimpan dengan
baik.
dimusnahkan. Berikut tata cara pemusnahan resep yang diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan :
D. Rangkuman
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada
apoteker baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan
20 Modul 001 | Pelayanan Resep
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Ada 3 skrining
yang dilakukan dalam analisis resep yaitu administratif, farmasetis dan klinis.
Resep ditulis dalam bahasa latin sehingga untuk bisa membaca resep harus
mempunyai kemampuan bahasa latin. Resep ada yang berisi obat jadi ada
yang perlu di racik . Agar dapat meracik obat harus mempunyai pengetahuan
terkait farmasetika antara lain adanya inkompatibilitas baik fisika maupun
kimia serta dosis maksimal (DM). Pada saat diserahkan obat harus diberi
etiket sesuai cara pemberiannya untuk memberikan informasi cara terkait
penggunaan obat. Penyerahan obat harus disertai dengan informasi. Informasi
minimal yang harus diberikan adalah indikasi, cara pemakaian, lama
pemakaian, efek samping yang mungkin muncul serta cara penyimpanan.
Apabila pasien menginginkan atau belum semua obat diberikan dapat dibuat
salinan resep atau kopi resep dengan memperhatikan aturan yang berlaku.
Resep yang telah dilayani harus disimpan sesuai peraturan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta
IAI, 2015. Informasi Spesialis Obat Indonesia volume 49. PT ISFI penerbit:
Jakarta
Syamsuni, 2007. Ilmu Resep EGC: Jakarta
Van Duin C.F., 1947. Diterjemahkan oleh Satiadarma K, Nainggolan S.P, dan
Wangsaputra E. Buku Penuntun Ilmu Resep dalam Praktek dan Teori.
Penerbit SOEROENGAN : Pecenongan 58 Jakarta.