Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AKSIOLOGI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Filsafat Umum
Dosen Pengampu : Ibu Atika Muliyandari, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4

Putri Ida Ayu Laila Ningrum (2311203018)


Siti Fatimah Shahla (2311203047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURURAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Aksiologi” dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun sebagai salah satu tugas
akademik dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah
Filsafat Umum yang kami tempuh di Universitas Islam Negeri Sultan Aji
Muhammad Idris Samarinda.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Filsafat Umum, Ibu Atika Muliyandari, M.Pd, yang telah memberikan
materi selama proses perkuliahan .
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat diterima dengan baik dan
bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang
diberikan kepada kami.

Samarinda, 15 Maret 2024

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Aksiologi......................................................................................................3
B. Ruang Lingkup Aksiologi..............................................................................................5
C. Aliran-Aliran Aksiologi.................................................................................................6
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aksiologi adalah teori tentang nilai merupakan suatu bahan kajian yang
menarik untuk dibahas. Karena didalammya terkandung nilai-nilai sebagai dasar
normatif dalam penggunaan atau pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tak dapat disangkal lagi kontribusi ilmu bagi kepentingan umat manusia.
Ilmu telah banyak mengubah dunia dalam memberantas penyakit, kelaparan,
kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang duka. Namun apakah hal itu
selalu demikian : ilmu selalu merupakan berkat dan penyelamat bagi
manusia ?.Memang dengan jalan mempelajari atom kita bisa memanfaatkan
wujud tersebut sebagai sumber energi bagi keselamatan manusia, tetapi dipihak
lain hal ini bisa juga berakibat sebaliknya, yakni membawa manusia kepada
penciptaan bom atom yang menimbulkan malapetaka. Usaha memerangi kuman
yang membunuh manusia sekaligus menghasilkan senjata kuman yang dipakai
sebagai alat untuk membunuh sesama manusia pula. Sehingga timbul pertanyaan
:
apakah kehadiran ilmu itu sebuah berkah bagi kehidupan manusia ataukah
malapetaka ?

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aksiologi dalam filsafat umum?
2. Apa saja yang menjadi ruang lingkup filsafat aksiologi?
3. Apa saja aliran yang ada di dalam aksiologi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari filsafat aksiologi
2. Untuk mempelajari apa saja ruang lingkup yang ada pada filsafat aksiologi.
3. Agar dapat memahami aliran-aliran filsafat aksiologi.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Aksiologi
Aksiologi (filsafat nilai) ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat
nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Di dunia ini terdapat
banyak cabang pengetahuan yang bersangkutan dengan masalah-masalah nilai yang
khusus, seperti ekonomi, estetika, etika, filsafat agama dan epistemologi.
Epistemology bersangkutan dengan masalah kebenaran. Etika bersangkutan dengan
masalah kebaikan (dalam arti kesusilaan), dan estetika bersangkutan dengan masalah
keindahan. Nilai dan implikasi aksiologi di dalam pendidikan ialah pendidikan
menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut di dalam kehidupan manusia dan
membinanya di dalam kepribadian anak.1
Aksiologi merupakan salah satu bagian dari kajian filsafat ini juga ilmu yang
membahas tentang kegunaan atau manfaat dari ilmu pengetahuan. Kajian terhadap
ilmu pengetahuan telah menjadi bagian terpenting dari kehidupan sosial manusia.
Maju mundurnya suatu bangsa atau masyarakat tertentu sangat dipengaruhi oleh
sejauh mana bangsa atau masyarakat itu menguasi ilmu pengetahuan. Semakin
sempurna ilmu pengetahuan yang dimiliki, maka semakin modern pula kehidupan
masyarakat yang bersangkutan, baik modernisasi ekonomi, politik, agama, ilmu
pengetahuan dan teknologi, maupun sosial budaya. Sebaliknya, rendahnya semangat
mempelajari ilmu pengetahuan telah menjadi penyebab rendahnya kualitas
masyarakat itu dan telah mendorong pula kehidupan mereka menjadi masyarakat yang
miskin dan marginal. Karena itulah Islam mendorong umatnya untuk mencari ilmu
pengetahuan secara sungguh-sungguh.
Aksiologi yang merupakan cabang filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang
menyelidiki hakekat nilai, pada umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan.
Nilai pada umumnya terbagi menjadi dua yaitu Nilai Intrinsik, contohnya pisau
dikatakan baik karena mengandung kualitas-kualitas pengirisan didalam dirinya,
sedangkan nilai instrumentalnya ialah pisau yang baik adalah pisau yang dapat
digunakan untuk mengiris, jadi dapat menyimpulkan bahwa nilai Instrinsik ialah nilai
yang yang dikandung pisau itu sendiri atau sesuatu itu sendiri, sedangkan Nilai
Instrumental ialah Nilai sesuatu yang bermanfaat atau dapat dikatakan Nilai guna.
1
Jalaludin, dan Abdullah Idi. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat dan Pendidikan. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2010), hlm 129

2
Secara umum para ahli filsafat sepakat mengelompokkan studi filsafat ilmu
pengetahuan itu menjadi 3 (tiga) aspek utama, yaitu aspek Ontologi, Epistemologi dan
Aksiologi. Ontologi lebih memfokuskan pembahasannya di sekitar hakikat dari suatu
ilmu pengetahuan, epistemologi menekankan pentingnya cara atau metodologi ilmu
pengetahuan dan aksiologi lebih banyak membahas tentang aspek manfaat atau nilai
guna dari ilmu itu sendiri.2

B. Ruang Lingkup Aksiologi


1. Etika
Etika adalah bagian filsafat nilai (aksiologi) dan penilaian yang membicarakan
perilaku orang. Semua perilaku mempunyai nilai dan tidak bebas dari penilaian. Jadi,
tidak benar suatu perilaku dikatakan tidak etis dan etis. Lebih tepat, perilaku adalah
beretika baik atau beretika tidak baik. Sejalan dengan perkembangan penggunaan
bahasa yang berlaku sekarang, istilah tidak etis dan etis tidak baik untuk hal yang
sama. Demikian juga etis dan etis baik.
Perlu juga diingat, bahwa pada banyak wacana dalam hal perilaku ini
digunakan istilah baik dan jahat untuk etika karena perbuatan manusia yang tidak
baik akan berarti merusak, sedangkan perbuatan yang baik akan membangun.
Jadi, etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan perbuatan manusia.
Cara memandangnya dari sudut baik dan tidak baik, etika merupakan filsafat tentang
perilaku manusia. Antara ilmu pendidikan dan etika memiliki hubungan erat.
Masalah moral tidak bisa dilepaskan dengan tekat manusia untuk menemukan
kebenaran, sebab untuk menemukan kebenaran dan terlebih untuk mempertahankan
kebenaran, diperlukan keberanian moral. Sangat sulit membayangkan perkembangan
iptek tanpa adanya kendali dari nilai-nilai etika agama. Untuk itulah kemudian ada
rumusan pendekatan konseptual yang dapat dipergunakan sebagai jalan
pemecahannya, yakni dengan menggunakan pendekatan etik-moral, dimana setiap
persoalan pendidikan Islam coba dilihat dari perspektif yang mengikut sertakan
kepentingan masing-masing pihak, baik itu siswa, guru, pemerintah, pendidik serta
masyarakat luas.

2
Juhari, “Aksiologi Ilmu Pengetahuan”, Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam, Vol.03 No.1 (Januari-Juni
2019), 108.

3
2. Estetika
Estetika adalah bagian filsafat nilai(aksiologi) dan penilaian yang
memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek. Indah dan jelek adalah
pasangan dikotomis, dalam arti bahwa yang dipermasalahkan secara esensial
adalah pengindraan atau persepsi yang menimbulkan rasa senang dan nyaman pada
suatu pihak, rasa tidak senang dan tidak nyaman pada pihak lainnya. Hal ini
mengisyaratkan, bahwa ada baiknya bagi kita untuk menghargai pepatah “de
gustibus nun disputdum”, meskipun tidak mutlak, tidak untuk segala hal.
Estetika merupakan bagian aksiologi yang membicarakan permasalahan
(Russel), pertanyaan (Langer), atau issues (Farber) mengenai keindahan
menyangkut ruang lingkup, nilai, pengalaman, perilaku, dan pemikiran seniman,
seni, serta persoalan estetika dan seni dalam kehidupan manusia.
Adapun yang mendasari hubungan antara filsafat pendidikan Islam dan
estetika pendidikan adalah lebih menitik beratkan kepada “predikat” keindahan
yang diberikan pada hasil seni. Dalam dunia pendidikan sebagaimana diungkapkan
oleh Randall dan Buchler mengemukakan ada tiga interpretasi tentang hakikat
seni : Seni sebagai penembusan terhadap realitas, selain pengalaman, Seni sebagai
alat kesenangan, Seni sebagai ekspresi yang sebenarnya tentang pengalaman.
Namun, lebih jauh dari itu, maka dalam dunia pendidikan hendaklah nilai
estetika menjadi patokan penting dalam proses pengembagan pendidikan yakni
dengan menggunakan pendekatan estetis-moral, dimana setiap persoalan
pendidikan Islam coba dilihat dari perspektif yang mengikut sertakan kepentingan
masing-masing pihak, baik itu siswa, guru, pemerintah, pendidik serta masyarakat
luas. Ini berarti pendidikan Islam diorientasikan pada upaya menciptakan suatu
kepribadian yang kreatif, berseni (sesuai dengan Islam).
C. Aliran-Aliran Aksiologi
1. Aliran Idealisme
Aliran filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan
jiwa. Pertemuan antara jiwa dan cinta melahirkan suatu angan-angan, yaitu dunia
idea.
Pokok pemikiran Idealisme ialah :
1. Meyakini adanya Tuhan sebagai ide tertinggi dari kejadian alam semesta ini.
2. Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual.
3. Kenyataan sejati ialah bersifat spiritual

4
4. Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih
berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia.
5. Idealisme menganggap bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang muncul dan
terlahir dari kejadian di dalam jiwa manusia.
6. Menurut idealisme, tujuan pendidikan untuk menciptakan manusia yang
berkepribadian mulia dan memiliki taraf kehidupan rohani yang lebih tinggi dan
ideal serta memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
2. Aliran Realisme
Aliran filsafat realisme adalah suatu aliran filsafat yang memandang bahwa
dunia materi sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dunia ini mempunyai
hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani.
Pokok pemikiran realisme yaitu:
1. Pengetahuan adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam
nyata. Hal ini tidak ubahnya seperti sebuah gambar hasil lensa kamera yang
merupakan representasi dari gambar aslinya.
2. Suatu teori dianggap benar bila memang riil, dan secara subtantif ada, dan
memang benar, bukan menyajikan fiksi.
3. Konsep filsafat menurut realisme adalah Metafisikarealisme, Humanologi-
realisme; Epistemologi-realisme, Aksiologi-realisme.
4. Hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani.
5. Pendidikan lebih dihargai dari pada pengajaran sebab pendidikan
mengembangkan semua kemampuan manusia.
3. Aliran Pragmatisme

5
6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Sebagai manusia biasa tentu memiliki salah,khilaf dan lupa, oleh karna
itu rangkaian baris berbaris dari makalah ini pemakalah menyadari bahwa pasti
banyak kesalahan yang harus di perbaiki hingga bisa menjadi makalah yang
sempurna. Maka dari itu sekiranya ada kritik dan saran dari pembaca sangat
kami butuhkan hingga kami dapat memperjuangkan bagaimana membuat suatu
makalah dengan lebih baik lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai