Anda di halaman 1dari 5

KASUS POSISI

AULIA KESUMA TERLILIT HUTANG, BUNUH SUAMI DAN ANAK TIRINYA

Aulia Kesuma (AK) Mengaku mengenal Edi Chandra Purnama atau sering disapa dengan
Pupung melalui aplikasi kencan online pada 2011 lalu. Namun, Edi selalu menjelaskan kepada
keluarganya bahwa mereka berkenalan sebagai rekan kerja. Kala itu, Aulia telah memiliki dua
anak, yakni Geovani Kelvin (KV) dan Angel. Saat perkenalan awal, Aulia menyebut dirinya
tidak tertarik kepada Edi. Aulia pun luluh ketika dipertemukan dengan Adi Pradana alias Dana.
Dana secara khusus meminta Aulia untuk menikah dengan ayahnya. Aulia merasa Dana
membutuhkan sosok seorang ibu dalam hidupnya sejak sang ayah bercerai dengan ibu
kandungnya. Akhirnya Aulia menerima Edi untuk menikah pada tahun 2011.

Seiring berjalannya waktu, kehidupan pernikahan Aulia dan Edi ditempa banyak masalah.
Aulia mengklaim dirinya harus banting tulang seorang diri dalam menopang ekonomi
keluarganya. Menurut Aulia, Edi tidak memiliki pekerjaan sejak mereka menikah tahun 2011.
Mereka juga sering bertengkar karena hal-hal sepele. Salah satu sumber percekcokan adalah soal
pergaulan anak tirinya, Dana. Masalah selanjutnya muncul ketika Aulia memutuskan untuk
meminjam uang senilai Rp 10 miliar ke bank pada tahun 2013. Uang tersebut digunakan untuk
membuka usaha restoran. Dari pinjaman itu, Aulia harus mencicil uang senilai Rp 200 juta setiap
bulan. Ia sempat merasa stres dan memiliki niat untuk bunuh diri karena merasa berat membayar
cicilan tersebut. Namun, Edi kembali lepas tangan dalam menanggung cicilan tersebut. Selain itu
Dana anak tirinya, pernah mengancam akan membunuh dirinya melalui aplikasi pesan singkat.
Alasannya Dana merasa hidupnya berubah sejak Aulia hamil anak hasil pernikahannya dengan
Edi.

Aulia mulai merencanakan pembunuhan terhadap Edi dan Dana pada Juli 2019. Dia
merasa tak sanggup lagi membayar cicilan hutang dan menanggung masalah kehidupan rumah
tangganya. Aulia pernah memberanikan diri untuk meminta suaminya, Edi, menjual rumahnya di
kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, guna melunasi utangnya di bank. Nantinya, uang hasil
penjualan rumah itu akan digunakan untuk membayar utang. Namun, permintaan Aulia itu
ditolak oleh Edi. Aulia berharap, rumahnya dapat disita oleh bank setelah menghabisi nyawa Edi
dan Dana.

Dendam tak bisa lagi dipendam. Pada pertengahan Juli 2019, Aulia menghubungi dua
mantan asisten rumah tangganya, Karsini dan suaminya, Rodi. Aulia Kesuma berkonsultasi. Ia
meminta pasangan suami istri itu mencarikan dukun untuk mengirim guna-guna agar hati sang
suami luluh. Cara mistis tak kunjung jadi realistis. Utang makin menumpuk. Nilainya sangat
drastis. Totalnya mencapai Rp 10 miliar dengan tagihan Rp 200 juta per bulan. Rincian utang
Aulia yakni Rp 2,5 miliar di Bank Danamon, ditambah Rp 7,5 miliar Bank BRI. Beban makin
berat dengan tagihan kartu kredit mencapai Rp 500 juta. Setelah rencana untuk menyantet
suaminya gagal Aulia menggunakan rencana berikutnya yaitu dengan menembak Edi dan Dana
menggunakan senjata api. Aulia kembali meminta bantuan RD untuk mencarikan senjata api.
Namun, rencana tersebut gagal karena Aulia tidak mampu membayar Rp. 50 juta untuk membeli
senjata api.

Setelah dua rencana sebelumnya gagal, Aulia memutuskan membunuh Edi dan Dana
dengan cara diracun dan dibakar. Sempat berkonsultasi kepada Kelvin, Aulia kemudian meminta
Rodi mencarikan pembunuh bayaran. Upah Rp 500 juta dijanjikan. Tiga orang pekerja serabutan
asal Lampung Timur segera didatangkan. Kriteria diminta Aulia kepada Rodi agar calon
pembunuh suaminya harus berani, tidak mau asal-asalan. Apalagi, Pupung dikenal jago silat
Cimande. Tiga orang datang ke Jakarta, mereka adalah Agus, Sugeng, dan Alpa. Rodi juga ikut
dalam rombongan. Mereka diantar Karsini pada Jumat, 23 Agustus 2019.Mereka disewakan
sebuah penginapan wilayah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tidak lama tiba, empat pria itu
menemui Aulia di apartemen kawasan Kalibata. Strategi pembunuhan dimatangkan. .Tiga puluh
butir obat tidur ternyata sudah disiapkan Aulia. Sudah digerus, kemudian ditaburkan dalam jus
tomat kesukaan keluarga setelah membelinya sekitar Kalibata. Sebagai seorang ibu, Aulia sudah
paham betul karakter tiap penghuni rumah.

Dalam pembahasan mereka, rencana Aulia semakin dimatangkan. Dari Kalibata, mereka
kemudian menuju ke kediaman korban di Jalan Lebak Bulus I Kavling 29 Blok B/U Nomor 15
RT 03 RW 05, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Empat pembunuh bayaran itu dibonceng Aulia
menuju rumah menggunakan mobil Toyota Calya warna hitam. Di tengah jalan, penyakit Alpa
kambuh mirip seperti orang ayan. Rodi kemudian turun menemani Alpa kembali ke penginapan.
Dua orang temannya tetap melanjutkan rencana untuk membantu Aulia membunuh suaminya.
Aulia Kesuma tiba di rumah ketika langit sudah gelap. Turun dari mobil, menenteng dua
bungkus jus tomat. Dia bergegas dari garasi menuju ruang tengah demi menyajikan satu gelas
kepada suami tercinta. Sedangkan Agus dan Sugeng disembunyikan Aulia di garasi menunggu
kode sampai calon korban benar-benar terlelap. Kemudian segera Pupung dan Dana disekap
dengan menggunakan kain disiram alkohol tinggi. Pupung kebetulan sedang bersantai menonton
televisi. Aulia langsung menyerahkan tanpa basa-basi. Kemudian satu bungkus lagi disimpan
dalam kulkas untuk sang anak tiri, Dana. Jus tomat berisi gerusan obat diminum Pupung. Sempat
ada sedikit protes dari sang suami. Rasa minuman di genggaman agak pahit. Ucapan dibalas
Aulia, "Dicampur sayuran sedikit." Jawab Aulia tidak terlalu dipedulikan. Pupung tetap
menghabiskan minuman. Keduanya sempat berbincang santai. Aulia mulai berubah manja.
Merayu, mengajak Pupung menuju ranjang kamar. Sekitar pukul 21.30 WIB, efek obat tidur
belum kentara. Kemudian, wanita itu mengajak suaminya bercinta dengan harapan Pupung
semakin lelah, lalu cepat tertidur. Namun rupanya perhitungan Aulia tidak sesuai, Pupung masih
tersadar dan sempat melakukan senam. Di ujung ranjang, Aulia mengintip pura-pura tertidur
sembari memantau gerak-gerik Pupung. Tak lama, sang suami ke ranjang dan tertidur nyenyak.
Wanita itu bangun dan memastikan Pupung benar-benar tertidur. Ia kemudian bergegas
menghampiri Agus dan Sugeng di garasi.Usai memberi kode, keduanya menuju kamar. Atas
perintah Aulia, keduanya membekap Pupung memakai kain handuk beraroma alkohol.Dalam
keadaan lemas, Pupung tidak bisa melawan. Kemampuan silat Cimande tak bisa dikeluarkan.
Badannya ditekan dua orang. Para pembunuh tak sedikit pun memberi kesempatan korbannya
melawan hingga nyawa Pupung akhirnya melayang.Korban pertama kemudian disembunyikan di
dalam sebuah ruangan lantai dua, sambil menunggu korban selanjutnya.

Korban selanjutnya adalah anak tiri Aulia yaitu Adi Pradana alias Dana. Kali ini
pembunuhan di eksekutori oleh KV anak kandung Aulia. KV diketahui mempunyai dendam
tersendiri terhadap Dana karena adiknya Angel pernah disebut sebagai pelacur oleh Dana. Sabtu,
24 Agustus 2019 sekitar pukul 02.00 WIB, suara motor terdengar. Tanda Dana sudah pulang.
Tanpa rasa curiga, dia membuka kulkas dan meminum jus tomat yang dibeli ibu tiri. Sambil
meminum jus, Dana masuk kamar. Tak lama KV datang menghampiri. Dua anak muda itu
berbincang sambil main gim. Perlahan Dana tampak kelelahan, rasa kantuknya tak bisa ditahan.
Hingga akhirnya Dana lelap tertidur. Jelang subuh, aksi pembunuhan dimulai. Kali ini KV
langsung menjadi eksekutor. KV, A dan S, mengendap-endap masuk ke kamar Dana. Dua orang
Lampung Timur itu memegang erat tubuh korban. Cara pembunuhan persis seperti diterapkan
kepada Pupung. KV membekap kain handuk berbau alkohol menyengat ke arah muka. Sampai
akhirnya Dana tewas di tangan kakak tirinya.

Rencana selanjutnya adalah strategi menghilangkan jejak pembunuhan dengan membuat


seolah-olah Pupung dan Dana meninggal Karena kendaraan terbakar. Kedua korban kemudian
diletakkan dekat mobil Calya dengan nomor polisi B 2983 SZH. Posisi pupung di kolong,
sedangkan Dana di belakang mobil.Para pembunuh ternyata sudah menyiapkan obat nyamuk
bakar, bensin, dan pentol korek api. Mereka ingin membuat skenario dua mayat tewas seolah
akibat kendaraan terbakar. Bukan hanya di garasi, kamar Dana dan Pupung juga diletakkan
semua perlengkapan pembakar tadi. Sehingga, rumah benar-benar terjadi kebakaran. Mereka
kemudian berpencar. Sekitar pukul 11.00 WIB, tugas selesai dilaksanakan. A dan S kemudian
diantar KV menuju pom bensin daerah Lebak Bulus. Dua pembunuh bayaran itu diberi uang Rp
10 juta sebagai tanda pembayaran pertama. Sisanya, dijanjikan Aulia akan diberikan Rp 200 juta.
Usai diantar Kelvin, mereka langsung pulang menuju Lampung Timur. Misi pembunuhan
selesai. Aulia kemudian kembali apartemen kawasan Kalibata, sedangkan KV pulang ke
Kalideres sambil menunggu kabar rumah terbakar. Lebih kurang jelang Magrib, Aulia mendapat
telepon tetangga. Mengabarkan asap hitam menyelimuti rumah mereka. Belaga panik, Aulia
memesan taksi kembali menuju rumah. Sampai di lokasi, pemadam kebakaran sudah berkumpul.
Sedang melakukan pemadaman. Titik api justru terlihat besar dari kamar Dana. Kondisi ini tentu
membuat dirinya panik. Khawatir petugas masuk ke garasi. Aulia mencoba menghalau agar para
pemadam tidak memasuki area rumah berisi mayat Pupung dan Dana. Upaya itu berhasil,
pemadaman berhasil.

Setelah keadaan dirasa kondusif, Aulia meminta Kelvin datang mengurus mayat suami
dan dan anak tirinya. Keesokan hari, Minggu, 25 Agustus 2019, Kelvin datang. Pemuda itu tiba
pukul 05.00 dengan membawa mobil. Ibu dan anak tersebut kemudian bekerja sama menggotong
mayat Pupung dan Dana ke dalam mobil Calya milik ibunya. Pupung di kursi paling belakang,
sedangkan Dana di bagian tengah. KV membawa mobil berisi mayat, sedangkan Aulia
membuntuti dari belakang mengendarai mobil anak kandungnya tersebut. Mereka jalan
beriringan tanpa punya tujuan, hanya mengikuti jalan. Sekitar pukul 07.00 WIB, mereka tiba
daerah Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat. Kemudian membelokkan kendaraan menuju Cidahu,
Sukabumi. Dalam perjalanan menuju Cidahu, Aulia sempat berhenti. Di tengah jalan itu dia
punya pikiran. Kemudian membeli sebotol bensin eceran. Dia terinspirasi dari adegan dalam
sinetron. Ide itu disampaikan kepada Kelvin. Dalam perbincangan, Aulia bilang kepada Kelvin
agar mobil berisi mayat Pupung dan Dana disiram bensin dan dibakar. "Setelah itu mobilnya kita
dorong ke jurang," ucap dia. Mereka tiba di lokasi dirasa cocok, tepatnya di Kampung
Cipanengah Bondol, Desa Pondok Kaso tengah. Daerah itu masih masuk dalam Kecamatan
Cidahu. Kelvin lantas berhenti dan melaksanakan ide sang ibu. Sayangnya, cara itu hampir
menghabisi nyawanya juga. Tanpa diduga api justru membesar dan membuat sebagian tubuh KV
terbakar. Mereka panik dan kemudian segera balik tanpa sempat menendang mobil isi mayat itu
ke dalam jurang. Aulia dalam keadaan panik melarikan Kelvin ke Rumah Sakit Pertamina di
Kebayoran Baru. Mereka tiba sekitar pukul 18.00 WIB. Dalam perawatan, ternyata luka bakar
sekitar 30 persen di tubuh anak kandungnya itu.

Kejadian mobil terbakar membuat warga Cidahu geger. Api berkobar menghanguskan
seluruh bagian mobil. Polisi tak lama datang ikut bersama warga bantu memadamkan. Si jago
merah berangsur padam, namun justru membuat warga semakin panik karena mereka melihat
ada dua mayat di dalam. Kejadian ini segera dilaporkan kepada Satuan Reskrim Polres Sukabumi
dan direspons cepat. Dengan bukti plat nomor kendaraan, hasil pelacakan menunjukkan satu
alamat di bilangan Lebak Bulus. Dibantu dengan CCTV dari arah Bogor menuju Sukabumi. Di
dalam mobil petugas juga menemukan dua ponsel diduga milik korban. Aulia kemudian
ditangkap ketika berada di wilayah Cilandak, tidak lagi bisa mengelak. Berbagai bukti
membuatnya pasrah tak berdaya. Dari penangkapan itu akhirnya terungkap misteri pembunuhan.
Dalam pengakuannya, Aulia berharap rumah bisa disita. Karena diprediksi nilai asetnya
mencapai Rp 14 miliar. Masih ada sisa Rp 4 miliar dari sisa utang. Nantinya uang itu bakal
dipakai melunasi pembunuh bayaran. Kasus Aulia sudah diserahkan ke Polda Metro Jaya.
Kepolisian sedang melakukan pemberkasan para tersangka. Sidang Aulia nanti rencananya
digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sebagai otak pembunuhan, dia terancam dijerat
Pasal 340 KUHP juncto Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan vonis
maksimal hukuman mati. Para pelaku lain juga sudah diamankan. Kabid Humas Polda Metro
Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menegaskan, KV ditetapkan menjadi eksekutor
pembunuhan. Statusnya sama seperti Kuswanto Agus (Agus) dan Muhamad Nur Sahid Sugeng
(Sugeng).
PERTANYAAN SEPUTAR KASUS

1. Apa unsur obyetif dan subyektif dari kasus Aulia diatas?


2. Mengapa kasus Aulia disebut sebagai kasus pembunuhan berencana?
3. Atas dasar apa polisi menangkapkap Aulia sebagai pelaku? Apa bukti otentiknya?

Anda mungkin juga menyukai