Anda di halaman 1dari 10

Resensi novel ''Surat Kecil untuk Tuhan"

Menuntut Keadilan di balik Kekejaman yang Keji

1. Identitas Buku
Judul : Surat Kecil untuk Tuhan
Penulis : Agnes Davonar
Penerbit : Falcon Publishing
Tempat dan tahun terbit : Jakarta, 2016
Tebal buku : viii + 215 halaman
Harga buku : Rp 55.000,-
Berat buku : 250 gram
Jenis Cover : Soft Cover
Design Cover : Sugeng
Jenis Kertas : Kertas daur ulang (kertas ubi)
Ukuran (L x P) : 13 cm x 19 cm
Warna cover : Ungu - Putih
ISBN : 978-979-056-157-1

2. Riwayat Kepengarangan
Agnes Davonar adalah nama pena dari dua orang kakak beradik yang sukses di dunia
sastra. Bernama asli Agnes Li, perempuan yang lahir di Jakarta, 8 Oktober 1990, dan Teddy Li,
sang adik laki-laki yang lahir di Jakarta, 7 Agustus 1992 merupakan anak dari pasangan
mendiang Ng Bui Cui dan Bong Nien Chin. Dua kakak beradik ini telah menulis berbagai cerita
yang menyentuh hati pembacanya. Selain dikenal sebagai Blogger papan atas Indonesia dengan
sejumlah prestasi, mereka juga dikenal sebagai penulis novel best seller dimana mereka telah
melahirkan 9 novel fisik dan 2 biografi sukses yang diakui di beberapa perpustakaan di Asia dan
Australia, serta beberapa novel telah diadaptasi ke layar lebar. Kini, Teddy melanjutkan
kehidupannya di Australia, sedangkan Agnes hidup bahagia bersama ketiga anaknya.

3. Sinopsis Cerita
Kisah ini berawal dari kakak beradik bernama Anton dan Angel yang tinggal di sebuah
perkampungan kumuh di Jakarta. Mereka tengah menunggu kedatangan ayah dan ibunya sambil
menahan lapar karena uang dan persediaan makanan mereka telah habis. Kemudian, terdengar
suara pintu diketuk yang serentak membuat Anton dan Angel bersemangat karena mengira orang
tua mereka telah tiba. Namun, yang datang adalah bibi mereka bersama ketua RT dengan
membawa kabar buruk. Ayah dan ibu mereka mengalami kecelakaan bus saat kembali ke
Jakarta. Anton dan Angel menangis tak kuasa menahan kepergian ayah dan ibu mereka tercinta.
Setelah pemakaman ayah dan ibu mereka, Anton dan Angel kemudian diasuh oleh bibi mereka
yang bernama Bibi Feli bersama Paman Marcus di Bekasi.
Setiap hari, Anton membantu bibinya berjualan di pasar karena ia masih belum
bersekolah, sedangkan adiknya menunggu di rumah bersama Paman Marcus. Ketika pulang dari
pasar, Anton kerap menemukan luka di tubuh adiknya. Adiknya terus mengelak dengan
mengatakan bahwa luka tersebut akibat ia terjatuh saat sedang bermain, namun nyatanya luka
tersebut akibat dianiaya oleh Paman Marcus. Suatu hari, Anton menemukan adiknya sedang
dianiaya Paman Marcus. Ia pun menolong adiknya dan keesokan paginya mereka kembali ke
Jakarta untuk melarikan diri. Setibanya di Jakarta, mereka terkejut melihat rumah lama mereka
telah lenyap akibat digusur oleh pemerintah. Rumah tersebut ternyata dibangun di atas tanah
pemerintah. Mereka pun tidak memiliki tempat tinggal dan duduk termenung di bawah kolong
jalan layang yang tak jauh dari rumah mereka.
Tiba-tiba, seorang pria mendekati Anton dan Angel. Pria tersebut adalah Om Rudy yang
memiliki nama asli Rudy Surya. Om Rudy menawarkan mereka makanan dan bercerita bahwa
dirinya menampung anak jalanan sembari membantu mereka mencari orang tua asuh. Awalnya,
Anton dan Angel enggan untuk ikut bersama Om Rudy, namun karena tidak punya pilihan lain
untuk bertahan hidup, mereka pun setuju untuk ikut bersama Om Rudy. Kemudian, mereka di
bawah ke ruko dan dikenalkan dengan anak-anak lainnya yang Om Rudy tampung. Keesokan
harinya, Anton dan Angel heran melihat anak-anak lainnya pergi. Mereka bertanya ke Om Rudy
dan Om Rudy menjawab bahwa mereka mencari uang untuk membantu Om Rudy. Om Rudy
menyuruh Anton dan Angel untuk mengemis di jalan. Mereka pun melakukan apa yang disuruh
oleh Om Rudy agar tidak marah.
Setiap hari, Anton dan Angel mengemis di jalan. Apabila uang yang mereka setorkan
sedikit, Om Rudy akan marah. Mereka pun mengemis lebih giat agar tidak terkena amukan Om
Rudy. Di dalam ruko Om Rudy, Angel berkenalan dengan Mirna dan mereka pun berteman.
Mirna berhasil mendapat orang tua asuh sehingga Mirna harus berpisah dengan Angel dan
mereka pun tidak pernah bertemu kembali. Suatu ketika, Anton dan Angel bertemu dengan Wira
yang merupakan seorang anak yang terkena penyakit jantung sehingga ia harus sering berobat.
Anton dan Angel terus-menerus menyemangati Wira setiap kali ia lewat di tempat mereka
mengemis.
Suatu hari, Anton, Angel, dan Wira memutuskan untuk pergi ke taman bermain sebagai
perpisahan karena mungkin mereka tidak akan bertemu dengan Wira lagi. Di sana, mereka
bertiga menulis surat untuk Tuhan dan melepaskannya ke angkasa dengan balon bersama-sama
dengan Keke, seorang gadis remaja yang terkena penyakit kanker. Anton dan Angel pun
berpisah dengan Wira dan Keke untuk selamanya. Suatu hari, Om Rudy mendapat telepon dari
pasar gelap untuk memesan jantung sehat anak berusia 8-10 tahun karena ternyata dirinya
berkedok sebagai pencari orang tua asuh bagi anak-anak jalanan yang nyatanya ia memanfaatkan
anak-anak tersebut untuk dijual organnya di pasar gelap. Om Rudy menemukan bahwa pesanan
tersebut cocok dengan Anton sehingga ia menunggu momen yang pas.
Keesokan harinya, tak diduga Angel mengalami kecelakaan akibat tak berhati-hati saat
menyeberang jalan. Mobil yang menabraknya panik dan kabur meninggalkan Angel begitu saja.
Anton yang panik tiba-tiba ditolong oleh seorang tante bernama Soraya. Bu Soraya membawa
Angel ke UGD untuk segera mendapat pertolongan. Ia juga menyuruh Anton untuk memanggil
Om Rudy. Angel pun selamat dan sisa biaya pengobatannya ditanggung oleh Bu Soraya karena
Om Rudy tidak memiliki uang yang cukup. Siasat Om Rudy pun muncul, ia bilang kepada Anton
bahwa dirinya mendapat orang tua asuh sehingga Anton harus ikut mereka agar Om Rudy bisa
menolong Angel. Karena diiming-imingi agar adiknya selamat, Anton pun ikut orang tua asuh
tersebut yang ternyata adalah pria dan wanita yang menyamar layaknya orang tua yang
ditugaskan untuk mengantar Anton ke sebuah klinik. Di dalam klinik tersebut, Anton dibius dan
diambil organ jantungnya. Anton pun menutup mata untuk terakhir kalinya dan pergi
meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.
Di sisi lain, Wira pergi ke Shenzhen untuk berobat. Dokter mengatakan bahwa Wira
harus segera mendapat donor jantung sehat agar selamat. Orang tua Wira pun membeli jantung
dari pasar gelap yang tak lain adalah jantung milik Anton. Wira pun selamat dan menjalani
kehidupannya seperti biasa. Di Jakarta, Bu Soraya memutuskan untuk mengadopsi Angel karena
Om Rudy tak kunjung menjenguknya. Bu Soraya bersama suaminya, Edwards, membawa Angel
ke Australia untuk menempuh hidup baru. Di Perth, Australia, Angel menempuh kehidupan
barunya akibat ingatannya yang tak pulih akibat kecelakaannya sehingga ia tidak ingat apapun
tentang kehidupan lamanya. Di sana, Angel disekolahkan oleh Bu Soraya dan ia menjadi gadis
seperti pada umumnya. Suatu ketika, Angel terjatuh saat bermain dengan anjingnya. Kepalanya
membentur batu sehingga ingatannya kembali pulih. Ia pun kaget dan mencari kakaknya. Bu
Soraya berjanji akan membantu Angel mencari kakaknya.
Suatu siang, di jam pelajaran sastra Inggris, guru meminta murid-murid agar
menceritakan cita-citanya. Angel menceritakan bahwa cita-citanya adalah menemukan kakaknya
yang hilang. Agnes, teman baik Angel, menemuinya saat istirahat dan bercerita tentang cita-cita
Angel. Agnes menyarankan agar Angel mencari keberadaan kakaknya lewat Google. Kemudian,
sesosok pria tangguh yang memakai pin bertuliskan pengacara lewat di dekat mereka. Angel pun
serentak memiliki cita-cita untuk menjadi pengacara agar dapat membela hak-hak orang yang
diperlakukan tidak adil. Sepulangnya Angel ke rumah, ia langsung membuka Goole lewat
komputer yang telah tersambung dengan modem dan mengetik nama Anton. Setelah berjam-jam,
ia menemukan sebuah artikel yang mengatakan bahwa kakaknya telah meninggal karena menjadi
korban jual-beli organ tubuh. Angel menangis dan membenci Bu Soraya dan suaminya,
Edwards, karena telah berbohong selama bertahun-tahun. Tekadnya untuk menjadi pengacara
pun semakin bertambah untuk memberantas kasus ketidakadilan agar tidak terulang seperti
kasusnya.
Sepuluh tahun kemudian, Angel sedang berada dalam gerbong kereta bawah tanah. Ia
hendak menuju kampus untuk mengikuti ujian. Karena mengantuk, Angel dengan kaget bertanya
ke seorang pria yang tak lain adalah Martin, seorang pria yang dahulu Angel sering bertemu saat
mengemis di pinggir jalan. Wira bilang ke Angel bahwa stasiun yang Angel hendak tuju telah
terlewat. Angel bergegas turun dari kereta dan meninggalkan bukunya. Wira ingin
mengembalikan bukunya namun pintu kereta telah tertutup. Wira pun menyimpan buku tersebut.
Keesokan harinya, Wira menuju perpustakaan kampus Angel untuk mengembalikan buku
tersebut. Wira berhasil bertemu dengan Angel dan mengembalikan buku tersebut. Sebagai
bentuk terima kasih, Angel mengajak Wira makan siang bersama. Setelah hari itu, mereka
berdua semakin suka antara satu sama lain dan akhirnya Wira melamar Angel. Angel setuju dan
mereka bertunangan, namun ia bilang harus pulang ke Jakarta untuk mencapai cita-citanya. Wira
berpisah dengan Angel untuk sementara waktu dan Angel mulai bekerja di Jakarta setelah
beberapa tahun bekerja di Sydney, Australia, membantu orang Indonesia yang membutuhkan
bantuan hukum di sana.
Di Jakarta, saat tidak bekerja, Angel senang berolahraga dan membagikan roti kepada
anak jalanan. Suatu ketika, ia bertemu dengan Maria yang sedang sakit. Angel membawa Maria
ke rumah sakit dan bertanya siapakah orang tua asuhnya yang ternyata adalah Om Rudy. Angel
menemui Om Rudy, yang sudah lupa dengannya, untuk memberitahunya bahwa Maria sakit dan
sedang dirawat di rumah sakit. Angel semakin geram karena Om Rudy tidak berubah dari dulu
hingga sekarang. Angel berjanji kepada Maria untuk membela haknya dengan memenjarakan
Om Rudy yang didukung dengan bukti-bukti yang Angel temukan. Angel serentak melaporkan
Om Rudy ke polisi karena sudah mengeksploitasi anak di bawah umur. Polisi langsung
mengurus kasus tersebut dan segera membawa Om Rudy ke pengadilan. Di pengadilan, Angel
dibantu oleh jaksa senior yang sangat peduli dengan hak-hak anak bernama Iman Siregar;
sedangkan Om Rudy dibantu oleh pengacaranya yang bernama Ryan Basri.
Pada saat sidang peradilan berlangsung, hakim mendengarkan kesaksian dari Maria,
sementara pengacara Om Rudy terus mengelak dengan berbagai alasan yang ada hingga Maria
terdesak dan menangis. Setelah mendengar Maria, hakim mendengar beberapa saksi yang
dibawa oleh Om Rudy, yang tak lain adalah anak jalanan dan juru masaknya yang telah ia
beritahu untuk berkata sebaliknya di pengadilan (kehidupan mereka bahagia bersama Om Rudy).
Angel pun menceritakan kisahnya kepada hakim tentang kematian kakaknya tercinta, Anton,
yang membuat Om Rudy terhenyak di tempat duduknya. Om Rudy sadar akan karmanya dan
mengakui semua kesalahan yang telah ia berbuat, serta bersedia menerima hukuman atas
kejahatan yang telah ia lakukan. Om Rudy meminta maaf dan Angel memaafkannya. Hakim
memutuskan Om Rudy bersalah atas segala tuntutan dan dihukum penjara seumur hidup karena
telah menghilangkan banyak nyawa anak. Istri Om Rudy dihukum 20 tahun penjara karena ikut
bersekongkol.
Setelah puas dengan hasil sidang, Om Rudy memberi Angel secarik kertas tentang
kemanakah donor jantung kakaknya pergi yang ternyata penerimanya adalah Wira. Angel
serentak pergi menuju rumah Wira untuk menemuinya karena Wira bilang bahwa ia akan pulang
ke Jakarta pada hari itu, tetapi Wira belum sampai. Sambil menunggu di dalam rumah Wira,
Angel melihat foto-foto Wira dan ternyata ada gambar untuk Wira yang dulu ia buat saat sedang
mengemis. Angel mengambil gambarnya dan pergi meninggalkan rumah Wira. Angel menuju
pantai untuk menghirup udara segar. Di sana, ia bertemu dengan Wira yang sedang pulang dari
bandara. Angel menceritakan ke Wira bahwa jantungnya berasal dari kakaknya, Anton. Wira
tidak menyangka hal tersebut dan berterima kasih sekaligus minta maaf kepada Angel. Kini
Angel sadar bahwa kakaknya telah berkorban demi Wira dan baginya kakaknya akan selalu
hidup melalui Wira. Angel dan Wira menyadari bahwa Tuhan telah menjawab doa mereka
melalui surat kecil untuk Tuhan dan mempertemukan mereka kembali untuk mencari kehidupan
yang indah, seindah surat kecil untuk Tuhan.

4. Kelebihan
1. Mendeskripsikan latar dengan jelas sehingga dapat mengajak pembaca untuk berimajinasi,
membayangkan runtutan cerita dalam novel dengan lebih nyata.
2. Bahasa yang digunakan komunikatif sehingga mudah dipahami.
3. Ceritanya runtut dan sangat mengharukan, jika membaca novel ini mungkin pembaca akan
meneteskan air mata.
4. Isi cerita menginspirasi pembaca untuk tidak mudah menyerah dalam mencapai cita-cita dan
agar
peduli terhadap hak orang lain karena keadilan pasti menang melawan kejahatan.
5. Novel tidak terlalu tebal sehingga pembaca tidak bosan jika membacanya.
6. Isi :
Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam segala kepahitan yang dialami
Angel akibat ketidakadilan yang ia terima, namun hal tersebut tidak membuat Angel putus asa
dalam meraih keinginan dan cita-citanya untuk menutut keadilan atas setiap kejahatan. Aksi
heroik Angel dalam menuntut ketidakadilan yang ia terima semasa kecil mengajak kita untuk
tidak lekas menyerah dalam menghadapi setiap persoalan hidup. Di samping itu, kisah Angel
yang menulis surat kecil untuk Tuhan juga menggambarkan bahwa Tuhan pasti akan membantu
kita dalam menghadapi setiap masalah yang kita hadapi dengan mengabulkan permintaan kita
melalui cara-cara yang tak terduga, seperti cara Tuhan mempertemukan Angel dan Wira kembali
untuk menjalani kehidupan yang lebih indah. Secara keseluruhan, novel ini bagus dan
membangun (inspiratif). Tuturannya sungguh mengalir, menyentuh dan mencerahkan hati kita,
serta membidik kesadaran kita untuk peduli terhadap hak-hak orang lain.
5. Kelemahan
1. Pada halaman cover, seharusnya tidak menggunakan warna ungu agar tidak terkesan feminim,
menjadikan novel ini kerap kali banyak dibaca oleh perempuan. Ada baiknya cover
menggunakan warna yang lebih netral, seperti hitam, putih, biru, dan sebagainya.
2. Terdapat kalimat yang kurang sesuai dengan konteks paragraf, seperti pada halaman 125,
paragraf 4. Dalam paragraf tersebut, ada baiknya kalimat perkataan guru menggunakan bahasa
Inggris agar sesuai dengan isi paragraf sebelumnya dimana dikatakan bahwa Angel sedang
mengikuti kelas sastra Inggris. Apabila penulis ingin membuat masyarakat awam mengerti, dapat
diberi terjemahan kalimat inggris tersebut di bawahnya.
3. Terdapat beberapa kesalahan dalam pengeditan dimana kerap ditemukan kesalahan pemberian
jarak antar kalimat padahal kalimat tersebut masih dalam satu paragraf, seperti pada hal 109
paragraf 3. Ada baiknya dilakukan pengecekan ulang yang lebih teliti dalam pemberian jarak
antar kalimat pada setiap paragraf sebelum dipublikasikan dalam jumlah banyak.
4. Terdapat beberapa kesalahan dalam pengeditan dimana kerap ditemukan beberapa huruf
tercetak dengan “?”, misalnya pada halaman 32 paragraf 4. Pada halaman 32, kata “tidur”
tercetak sebagai “? dur” yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi pembaca. Ada baiknya
apabila sebelum dipublikasikan dalam jumlah banyak dilakukan pengecekan huruf yang lebih
teliti oleh editor.
5. Terdapat kesalahan dalam pemberian tanda baca, misalnya pada halaman 27 paragraf 1, dimana
kata “anak-anak” tercetak sebagai “anakanak” yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi
pembaca. Ada baiknya apabila dilakukan pengecekan ulang tanda baca pada setiap paragraf
dengan lebih teliti sebelum dipublikasikan dalam jumlah banyak.
6. Terdapat ketidaksesuaian gambar dengan judul sub-bab, dimana pada setiap sub-bab diberi
gambar yang sama (gambar danau dengan langit yang mendung). Ada baiknya pemberian
gambar disesuaikan dengan judul sub-bab, misalnya sub-bab “Surat Kecil untuk Tuhan” diberi
gambar secarik kertas surat.
7. Terdapat beberapa kejanggalan dalam alur cerita, seperti terdapat pada halaman 125 paragraf 1
dan halaman 201 paragraf 1. Pada halaman 125, dikatakan “Angel telah tumbuh menjadi gadis
yang cerdas” dimana seharusnya ia telah bisa mengakses internet (Google) dengan
kecerdasannya untuk mencari keberadaan kakaknya, namun diceritakan ia baru mengakses
Google setelah temannya memberitahunya. Sedangkan pada halaman 201, dikatakan bahwa Om
Rudy langsung menyerah dengan mengakui perbuatannya setelah Angel menceritakan ceritanya,
padahal sebelumnya Om Rudy bersikeras menolak mengakui segala perbuatannya dengan terus
mengelak dengan berbagai alasan.
6. Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan komunikatif dan tidak terdapat istilah-istilah yang awam
sehingga tidak membuat pembaca merasa ambigu. Masyarakat pun dapat dengan mudah
memahami runtutan peristiwa yang dimuat dalam novel ini. Walaupun semua gaya bahasa yang
digunakan sopan, namun ada beberapa hal yang kurang sesuai. Gaya bahasa saat Anton dan
Angel masih kecil cenderung seperti gaya bahasa orang dewasa (tidak lugu), seperti pada kalimat
“Rumah kita telah digusur. Ayah dan ibu membangun di atas tanah pemerintah.” Kalimat
tersebut membuat pembaca beranggapan bahwa apakah anak kecil seusia 9 tahun yang belum
bersekolah telah mengenal apa itu penggusuran rumah dan tanah pemerintah.

7. Himbauan/Saran untuk Pembaca


Aksi heroik Angel dalam membela hak anak-anak yang kurang mampu dengan ketulusan
hatinya membuat novel ini sungguh menginspirasi pembaca. Novel ini mengajak kita untuk tidak
lekas menyerah dalam menghadapi setiap persoalan hidup dan menyadari betapa indahnya kasih
Tuhan dalam menolong kita menghadapinya. Keharuan yang terkandung di balik novel inilah
yang menyebabkan sangat disayangkan apabila kita melewatkannya begitu saja tanpa
memilikinya ataupun membacanya. Tuturannya sungguh mengalir, menyentuh dan mencerahkan
mata batin kita, serta membidik kesadaran kita untuk peduli terhadap hak-hak orang lain,
terutama hak-hak orang yang kurang mampu. Alangkah indahnya jika kita meluangkan sedikit
waktu kita untuk membaca novel yang begitu menarik dan inspiratif ini, yang dapat membuat
kita lebih mencintai dan peduli akan orang-orang yang kurang mampu di sekeliling kita.

8. Kesimpulan
Secara keseluruhan, novel ini mendidik dan bagus untuk dibaca oleh semua kalangan dan
segala usia, khususnya masyarakat masa kini, karena banyak sebagian dari mereka yang tidak
menghargai orang lain dan lekas menyerah dalam menghadapi persoalan kehidupan.
Kebanyakan dari mereka hanyalah mengutamakan kepentingan diri sendiri, tanpa mengetahui
banyak orang yang berjuang untuk kehidupannya yang begitu sulit dan penuh cobaan. Semoga
novel ini bisa menjadi penggerak keadilan seperti aksi heroik Angel menuntut keadilan di balik
kejahatan yang keji. Keadilan yang tidak hanya sebagai bentuk penegakkan hukum, tetapi juga
dapat memberi solusi kehidupan anak-anak jalanan yang lebih baik lagi.
Resensi Novel Inspiratif “Surat Kecil Untuk Tuhan”
" Surat Kecil Untuk Tuhan " ‘Surat Kecil Untuk Tuhan’ adalah film drama yang layak disaksikan
bersama keluarga. Film ini diproduksi oleh Falcon Pictures dan disutradarai oleh Fajar Bustomi.
Sebagian pencinta film nasional pasti masih ingat bahwa ‘Surat Kecil Untuk Tuhan’ pernah
ditayangkan pada tahun 2011, yang disutradarai oleh Harris Nizam, dan dibintangi oleh Alek
Komang, Dinda Hauw, Esa Sigit, Ranty Purnamasari. Namun, film yang diadaptasi dari novel
dengan judul yang sama, memiliki cerita yang jauh berbeda atara versi 2011 dengan yang saat ini
dibuat oleh Falcon Pictures. Tidak ada hubungannya sama sekali. Pada versi yang 2011 ceritanya
berkisah tentang seorang anak gadis yang menderita kanker dan menulis surat untuk Tuhan.
Maka, pada versi 2017 ini yang diproduksi oleh Falcon Pictures, bercerita tentang anak jalanan.
Film Surat Kecil Untuk Tuhan yang akan dirilis pada Lebaran 2017 nanti, memiliki cerita yang
lebih kuat, lebih mengena dan dekat kehidupan sehari-hari. Unsur dramatiknya juga lebih
menarik. Jika film Surat Kecil Untuk Tuhan 2011 mampu meraih sukses dalam meraih jumlah
penonton, sekitar 700 ribu penonton. Film versi 2017 ini diyakini akan mampu melampaui
perolehan penonton versi 2011. Sinopsis Fim Film ‘Surat Kecil Untuk Tuhan’ kisahnya bercerita
tentang kisah pilu kehidupan kaka beradik yatim piatu yakni Anton dan Angel. Keduanya
terjebal dalam sindikat yang memanfaatkan anak-anak terlantar untuk menjadi pengemis jalanan.
Diusia mereka yang masih kecil, mereka diperbudak untuk menjadi mesin uang tanpa kenal
waktu. Keduanya tidak pernah mengenal indahnya masa kecil. Hingga satu peristiwa, Angel
mengalami kecelakaan di jalan raya, Ketika Angel sadar, ia sudah ditinggalkan seorang diri di
rumah sakit. Dan sejak itulah Angel terpisahkan dengan Anton, Ia tidak pernah tahu lagi
keberadaan abangnya. 15 tahun berlalu, di Sydney, Australia, berkat keluarga angkatnya yang
baik hati, Angel tumbuh menjadi perempuan cantik dan pandai. Ia berhasil mewujudkan
mimpinya menjadi seorang pengancara. Di sana Angel bertemu dengan Martin seorang dokter
muda asal Indonesia yang baik hati dan membuatnya jatuh cinta. Hidupnya kini diliputi
kebahagiaan. Tapi meski demikian, Angel tetap dihantui oleh masa lalunya. Ia tidak pernah bisa
berhenti memikirkan Anton. Ditengah hidupnya yang penuh kebahagiaan dan rencananya untuk
menikah dengan martin, Angel mengambil keputusan untuk kembali ke Jakarta, untuk
menyelasikan dulu masa lalunya, mencari keberadaan sang Abang. Mampukah Angel
menemukan Anton? Bagaimanakah nasib Anton, apakah ia juga sukses dan bahagia seperti
Angel? Apakah Tuhan mendengarkan doa mereka?.kisah inspiratif ini diambil darikisah nyata
dan ribuan air mata telah berjatuhan membaca kisah ini. Dari buku ini juga dapat memberikan
pelajaran bahwa hidup harus disyukuri dan kita harus selalu semangat menjalaninya,selama
jantung masih berdetak jangan pernah berhenti berbuat baik kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai