Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Namira Indira Wati

KELAS : XI MIPA 4

ABSEN : 31

RESENSI NOVEL 11 : 11

Judul buku : 11:11

Penulis : Fiersa Besari

Penerbit : Media Kita

Tebal buku : 302 halaman

Cetakan : Pertama,2018

Harga buku : Rp 88.000,-

Biasa disapa “Bung”, seorang lelaki kelahiran Bandung, 3 Maret. Mengawali karier sebagai
musikus sebelum akhirna jatuh cinta pada dunia tulis-menulis. Selain menulis, Bung juga aktif
berkegiatan di alam terbuka. Berkelana menyusuri Indonesia dan melihat realitas negeri ini membuat
Bung gemar menyisipkan pesan humanisme dan sosial dalam karya-karyanya yang bertema cinta dan
kehidupan.

“11:11” adalah album musik yang pernah ia rilis pada tahun 2012, yang kemudian dipadu padan
dengan naskah, hingga akhirnya lahir kembali dalam bentuk albuk (album-buku) pada tahun 2018.
“11:11” merupakan proyek albuk kedua setelah “Konspirasi Alam Semesta”, sekaligus buku kelimanya.

Buku ini berisi 11 bab dengan cerita yang berbeda, juga memiliki lagu di setiap bab nya. Setiap
cerita memiliki alur nya sendiri, dimulai dari bab pertama bercerita tentang Ainy Zahra Fadhaniswary
dan lelaki itu, Api. Pada November 2011 Ainy dan Api dipertemukan dengan hobi yang sama, fotografi.
Awal dimana cerita pandang pertama ini terjadi. Januari 2012 hubungan mereka berlanjut sampai pada
saatnya perhatian kedua nya ditunjukkan, seperti mengantar sup saat Ainy yang sedang flu, bak orang
PDKT, bergurau, membahas hal yang tidak penting hingga bulan Mei 2012 mereka dekat sekali, sampai
Juli 2012 keduanya merenggang sebab kesalahpahaman. November 2012, sebuah pesan masuk di
ponsel Ainy berisi undangan untuk menghadiri konser Api, ia memang seorang musikus dan Ainy
menyanggupi datang sebagai teman, teman yang menahan rasanya sendiri. Maret 2013 Api datang ke
indekos Ainy sebagai laki-laki yang mencintainya, menjelaskan kerumitan yang terjadi pada keduanya.
Setelah jelas permasalahan, mereka berdamai. November 2013 Api menyatakan soal rasa di hatinya,
dan Api pergi bertualang ke gunung-gunung kemudian hilang kabarnya, dan raganya.

Bab 2 berjudul ‘Melangkah Tanpamu’, bercerita tentang seorang perempuan, Senggani.


Mencintai seorang penggemarnya yang terpaut pada umur keduanya. Begitu naïf, namun cinta tak
semulus pengharapan. Ia menikah dengan orang lain, orang yang baik namun bukan cintanya. Cintanya
pergi dan takkan pernah kembali karena ditangkap tersangka underbow partai kiri. Nyawanya hilang
kewat tangan manusia.

Bab 3 berjudul ‘Acak Corak’ berkisah tentang laki-laki yang kerap bertemu dengan seorang gadis
perokok dengan rambut sebahu, semampai dan berkacamata, tampak bengis namun tetap manis.
Mereka hanya bertukar presepsi, kadang debat tapi tetap mengasyikan. Hanya begitu, entah perasaan
keduanya.

Bab 4 berjudul ‘Home’ berkisah tentang Rama dan ayahnya yang begitu sibuk dengan
pekerjaannya, pada suatu saat terjadi kecelakaan kepada Rama yang mengharuskan nya untuk
menginap di ICU, sejak saat itu sang ayah bertekad untuk tak lagi mengacuhkan keluarganya, memang
penyesalan selalu tiba belakangan, namun segalanya mampu diperbaiki jika memang sungguh-sungguh.

Bab 5 berisi tentang cerita khayal yang begitu manis untuk dilewatkan, judulnya ‘Samar’. Samara
berumur 17 tahun sedang putus cinta karena lelakinya mendua dan juga Samara seorang piatu. Gugu,
boneka pemberian mendiang Ibu nya yang menemani hingga kini. Saat malam tiba ia membuat
permohonan dengan Gugu agar sedih nya dihilangkan, pagi nya Gugu menjelma menjadi seorang lelaki
dan kemudian mengajaknya ke Omeyocan, tempat dimana para dewan memantau dunia, disana ia juga
bertemu Ibunya, sungguh menyenangkan.

Bab 6 berjudul ‘Temaram’ tentang Bujangga dan Kirana yang telah bersama sejak kecil hingga
beranjak dewasa, sepatutnya lelaki dan perempuan bersama tak mungkin taka da rasa. Kala itu Kirana
menulis sepucuk surat tentang rasanya terhadap Bujangga pada hari ulang tahun nya, naas mobil yang
sedang mereka kendarai tertabrak truk. Sayup-sayup mata Kirana melirik lelaki disebelahnya yang tak
tertolong, ia memohon pada hari ulang tahunnya agar selamatkan saja Bujangga, dirinya tak perlu.
Sebuah keajaiban, Bujangga kembali, dirinya hilang.

Bab 7 ‘Kala’. Cinta di SMA yang kembali merekah pada dunia yang sudah melek tekhnologi.
Langgas dan Arunika dipertemukan dalam sebuah tekhnologi disebut ‘Dunia Kala’. Tempat dimana
segalanya menjadi sempurna tanpa cacat, namun kebohongan memang jelas adanya. Helm perak
menjadi penghubung dunia kala yang membuat mereka semakin dekat dan nyaman, bulan demi bulan
berlalu, Arunika menghilang. Langgas dengan tanggas mencarinya di dunia nyata, Arunika sudah tidak
mempunyai kaki. Alasan inilah yang membuat Arunika menjauh tapi Langgas menerimanya sepenih hati.

Bab 8 berjudul ‘Glimpse’, Marhaen yang cintanya bertepuk sebelah tangan oleh kekasihnya Suri
yang mendua dengan seorang musisi ternama. Marhaen melihatnya sendiri kekasihnya dipeluk lelaki
lain saat cincin sudah digenggamannya, sejak saat itu ia bertekad untuk melupakan namun tetap saja
cinta tetaplah cinta, tidak dengan mudahnya lekang begitu saja. Setahun berlalu Marhaen menetapkan
hatinya untuk mengirim surel kepada perempuan itu dengan ratusan kali pemikiran sebelum akhirnya
terkirim. Detik itu pun ia memantapkan untuk pergi dari cinta nya yang lama dan memulai dengan kisah
baru.

Buku ini memiliki cerita fiksi yang menyenangkan untuk dibaca, sampul buku menarik, juga tebal
buku pas tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Dalam buku ini terdapat lagu yang bisa kita
dengarkan namun sayang karena cerita nya berbeda di setiap bab makan sedikit membingungkan dan
juga alur yang digunakan berbeda-beda, setiap ingin berpindah dari bab 1 ke bab yang lain haruslah
mengumpulkan imajinasi yang berbeda rasa agar mendapat feel saat membaca buku ini.

Buku ini merupakan buku yang tepat dibaca saat kesepian sedang bertamu, dan untuk para hati
yang tengah bersedih akan kehilangan seseorang karena berisi penggalan cerita kehilangan yang
kemudian dapat disikapi dengan hati yang ikhlas dan bersedia untuk membuka hati kembali.
MEMBANDINGKAN 2 RESENSI NOVEL

Judul buku : Konspirasi Alam Semesta

Penulis : Fiersa Besari

Penerbit : Media Kita

Tebal buku : 238 halaman

Cetakan : Pertama,2017

Harga buku : Rp 75.000,-

Biasa disapa “Bung”, seorang lelaki kelahiran Bandung, 3 Maret. Mengawali karier sebagai
musikus sebelum akhirna jatuh cinta pada dunia tulis-menulis. Selain menulis, Bung juga aktif
berkegiatan di alam terbuka. Berkelana menyusuri Indonesia dan melihat realitas negeri ini membuat
Bung gemar menyisipkan pesan humanisme dan sosial dalam karya-karyanya yang bertema cinta dan
kehidupan. Buku ini buku ke empat nya yang juga termasuk ‘albuk’ album-buku.

Buku ini berisi tentang Lelaki Kumal bernama Juang Astrajingga yang di pertemukan dengan Ana
Tidae di satu kesempatan. Juang yang tak percaya pada cinta pandangan pertama, harus menelan
ludahnya sendiri karena Ana berhasil mencuri hatinya dalam perjumpaan yang sekejap mata.

Kemudian semesta seolah berkonspirasi, merencanakan pertemua kedua Juang dan Ana. Ana
yang merupakan anak dari seorang sinden, Sinta Aksara menjadi narasumber untuk melengkapi data
Juang mengenai sinden tersebut. Pertemuan kedua menghasilkan pertemuan ketiga, dan pertemuan
pertemuan berikutnya. Memiliki hobi yang sama, menjadikan mereka nyaman dengan satu rasa yang
sama.

Rasa diantara keduanya berada dalam waktu yang salah. Ana yang telah bersama Deri,
menganggap Juang adalah orang yang ia cari selama ini. Sementara Juang, telah meletakan semstanya
pada Ana. Berbulan-bulan mereka menikmati kebersamaan, meski di tutupi dengan kata rahasia.
Juang akhirnya sadar, ia tak bisa terus seperti itu. Ana harus menentukan pilihan. Tegas pada
hidupnya sendiri. Saat itu, Ana memang sedang tak berhubungan baik dengan Deri. Lelaki yang telah
bersamanya setahun ini tertangkap mata bermesraan dengan Camar, sahabatnya. Hingga akhirnya,
ditengah hujan Ana menentukan pilihan. Di ketuknya pintu indekos Juang dalam kondisi tubuh yang
basah. Mengatakan bahwa hujan membawanya kesana, memilih Juang untuk menjadi semestanya.

Ana dengan perjuangan dan rasa optiminsya, mampu kembali menjadi gadis periang dan
tangguh. Tumor kecilnya telah lenyap. Juang dan Ana menikah. Hidup sederhana di sebuah rumah di
perkebunan teh. Berjanji untuk saling menemani hingga hari tua, hingga maut menjemput.

Juang kembali pergi meninggalkan Ana untuk membantu sahabatnya yang terkena letusan
Gunung Sinabung. Sekuat apapun Ana memintanya untuk tidak pergi, tak akan mengubah keputusan
Juang. Juang pergi meninggalkan Ana yang ternyata tengah mengandung. Sebisa mungkin Juang
membatu korban bencana itu, namun naas Gunung Sinabung belum sepenuhnya stabil. Saat juang
mengevakuasi warga yang masih enggan mengungsi, awan panas itu menyembur kembali.
Membinasakan Juang yang tengah bergerilya mengabdi. Anak dalam kandungan Ana terlahir, Ilya
Astrajingga menjadi pengganti Juang di samping Ana. ILYA, kata terindah dalam kehidupan Juang dan
Ana. I Love You, Always.

Kedua buku ini berasal dari penulis yang sama, Fiersa Besari namun memiliki cerita yang
berbeda. Pada buku Konspirasi Alam Semesta bersifat non fiksi dan menceritakan tentang seorang lelaki
yang mencintai seorang perempuan dengan segala lika-liku nya , sampul buku nya menarik, cerita nya
sama-sama mengenai percintaan, namun judul buku ini apabila dibaca sekilas para konsumen akan
mengira bahwa buku ini membahas tentang dunia dan konspirasi nya, namun ternyata membahas
perihal cinta. Sebaliknya pada buku 11:11 bersifat fiksi dan berisi dari sebelas cerita pendek yang juga
menceritakan tentang cinta di dalamnya, sampul bukunya juga menarik, namun ketika membaca buku
ini butuh imajinasi yang tepat agar mendapat feeling yang tepat pula.

Anda mungkin juga menyukai