Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN


DASAR PROFESI DI RSUD DR. ADHYATAMA KOTA SEMARANG

OLEH
NOVI NILAMSARI
P.1337420916001

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SEMARANG
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

I. KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu
bagaian dari fisiiologi hoemeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh
adalah larutan ang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlatur)
(www.file.upi.edu) Cairan di dalam tubuh terbagi dalam dua kompartemen yaitu
intraseluler dan ekstraseluler. Ekstraseluler terbagi dalam ruang interstisial dan
intravaskuler(www.spesialis1.ika.fk.unair.ac.id).
1. Cairan intraselular berada dalam sel-sel tubuh. Pada orang dewasa cairan
intraseluler teradat 2/3 dari total cairan tubuh. Contoh cairan ini adalah
potassium (Kalium, K)
2. Cairan ekstraseluer merupakan cairan yang berada di luar sel. Cairan ini
merupakan 1/3 dari total cairan tubuh. Contoh cairan ekstraselular adalah
darah, cairan interselular, cairan transeluler atau third space dan cairan yang
terdapat di saluran pencernaan.
Perbedaan komposisi cairan tubuh terjadi karena adanya barier yang memisahkan
mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial,
sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam
keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan dan eletrolit
antar kompartemen. Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu
kompartemen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartemen
sehingga terjadi keseimbangan kembali. Perpindahan antar cairan dalam tubuh
dapat terjadi, melalui proses sebagai berikut:
1. Difusi
Disusi merupakan perpindahan partikel suatu substansi yang terlarut dari yang
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, sehingga terjadi keseimbangan
konsentrasi substansi partikel. Faktor-faktor yang mempengaruhi difsi
menurut hukum Fick yaitu:
a. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.
b. Peningkatan permeabilitas.
c. Peningkatan luas permukaan difusi.
d. Berat molekul substansi
e. Jarak yang ditempuh untuk difusi.
2. Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut
lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan
volume yang sama. Hal ini terjadi karena tempat molekul air telah ditempati
oleh molekul substansi terseubt. Jadi bila konsentrasi zat yang telarut
meningkat, konsentrasi air akan menurun. Bila suatu larutan dipisahkan oleh
suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang bolumenya sama
namun berbeda konsentrasi zat yang terlarut, maka terjadi perpindahan air/zat
pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut, maka terjadi perpindahan
air/zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke
larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi.
3. Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang
dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi
ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan
besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran, dan permeabilitas
membran. Tekanan yang mempengarui filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.
4. Transpor aktif
Transpor aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi
secara pasif dri daerah yang konsentrasinyran akan keluar da rendah ke daerah
yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi
untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: pompa Na-K
Permasalahan yang terjadi pada gangguan keseimbangan cairan yaitu:
1. Ketidakseimbangan Volume.
a. Kekurangan volume cairan ekstraseluler
Kekurangan volume ekstraseluler didefinisikan sebagai kehilangan cairan
tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah
yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik seringkali diistilahkan
dehidrasi yang seharusna dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang
relatif mengakibatkan hipernatremia.
b. Kelebihan volum ekstraselulser
Kebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-
danya tertahan dengan proporsi yang kira-kira sama. Dengan
terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ekstraseluler, maka
cairan akan berpindah ke kompartemen cairan interstitial sehingga
menyebabkan edema.
2. Ketidakseimbangan osmolalitas
Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam cairan
tubuh. Permasalahan yang terjadi:
a. Hipokalemia, yaitu keadaan di aman kadar kalium serum kurang dari 3,5
mEq/L
b. Hiperkalemia, yaitu suatu keadaan di mana kadar kalsium serum lebih
dari atau sama dengan 5,5 mEq/L
c. Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera
dikenali, dan ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung
yang fatal.
3. Komposisi.

B. MANIFESTASI KLINIS
1. Hipovolemia
a. Pusing, kelemahan, keletihan
b. Sinkope
c. Anoreksia, mual, muntah, haus
d. Kekacauan mental
e. Konstipasi dan oliguria.
f. Peningkatan nadi, suhu.
g. Turgor kulit menurun.
h. Lidah kering, mukosa mulut kering.
i. Mata cekung.
2. Hipervolemia
a. Sesak nafas
b. Ortopnea.
c. Oedema.

C. ETIOLOGI
Secara umum, faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh antara lain:
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Kebutuhan cairan pada bayi dan anak perharinya yaitu:
a. Untuk berat badan sampai 10 kg, kebutuhan cairan perhari 100ml/kgBB.
b. Berat badan 11-20 kg, kebutuhan cairan per hari 1000ml + 50ml/kgBB
c. Beratbadan >20kg, kebutuhan cairan per hari 1500ml + 20ml/kgBB
Kebutuhan cairan pada orang dewasa menggunakan rumus 30-50ml/kgBB/hari
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udara
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit.
3. Diet
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan rentensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi sakit
6. Tindakan medis
7. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian diuretik dan laksatif.
8. Pembedahan
Faktor yang menyebabkan adanya suatu peningkatan terhadap kebutuhan cairan
harian diantaranya:
1. Demam, kebutuhan meningkat 12% setiap 10C.
2. Hiperventilasi.
3. Suhu lingkungan yang tinggi.
4. Aktivitas yang ekstrim/berlebihan.
5. Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau poliuria.
Faktor yang menyebabkan adanya penurunan terhadap kebutuhan cairan harian,
diantaranya:
1. Hipotermi.
2. Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi.
3. Oliguria atau anuria.
4. Hampir tidak ada aktivitas.
5. Retensi cairan misal gagal jantung.

D. PENATALAKSANAAN
1. Menghitung balance cairan.
a. Input
Input merupakan jumlah cairan yang berasal dari minuman, makanan,
ataupun cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, baik secara oral maupun
parenteral. Cairan yang termasuk input yaitu:
1.) Minuman dan makanan
2.) Terapi infus
3.) Terapi injeksi
4.) Air Metabolisme (5cc/kgBB/hari)
5.) NGT masuk

b. Output
Output merupakan jumlah cairan yang dikeluarkan selama 24 jam. Cairan
tersebut berupa:
1.) Muntah
2.) Feses, satu kali BAB kira-kira 100cc.
3.) Insensible Water Loss (IWL), menggunakan rumus15cc/kgBB/hari
4.) Cairan NGT terbuka
5.) Urin
6.) Drainage dan perdarahan
2. Hipovolemia
a. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam
basa dan elektrolit.
b. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
c. Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
3. Hipervolemia, tindakan:
a. Pembatasan natrium dan air.
b. Diuretik.
c. Dialisis atau hemofiltrasi arteriovena kontinue: pada gagal ginjal atau
kelebihan beban cairan yang mengancam hidup.
II. PATHWAYS
III. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Identitas klien meliputi:
a. Inisial atau nama
b. Nomor rekam medik
c. Tanggal lahir
d. Alamat
e. Usia
f. Pendidikan
g. Pekerjaan
h. Identitas Penanggung jawab, meliputi:
1.) Umur
2.) Pekerjaan
3.) Alamat
4.) Hubungan dengan klien.
2. Catatan Masuk
Catatan masuk berisikan, bagaimana klien masuk ke rumah sakit, apakah melalui
IGD atau poli. Kapan klien masuk ke rumah sakit serta obat-obatan yang
diberikan saat di ruang IGD ataupun poli.
3. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan terdiri dari riwayat keperawatan sekarang, dulu dan
keluarga. Kaji adanya kemungkinan klien pernah menderita penyakit atau gejala
yang sama sebelum masuk rumah sakit yang sekarang. Kaji bagaimana keluhan
penyakit sekarang, dan tanda-tanda vital klien. Kaji apakah dalam keluarga klien
ada yang pernah mengidap penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi
atau penyakit degeneratif lainnya.
4. Pola Fungsional Gordon
Pada pengkajian pola fungsional gordon, pengkajian berfokus pada pola berikut:
a. Nutrisi dan metabolisme
Kaji antropometri, biomedikal, tanda-tanda klinis, dan diet klien. Kaji asupan
cairan klien tiap harinya. Kaji berat badan dan tinggi badan klien. Kaji adanya
tanda-tanda kekurangan nutrisi.
b. Pola eliminasi
Kaji output klien, baik urin maupun fekal. Kaji kemampuan klien untuk
melakukan keduanya.
c. Pola istirahat dan tidur
Kaji apakah karena gangguan keseimbangan cairan ini, mempengaruhi
istirahat dan tidur klien.
d. Pola aktivitas dan latihan
Pada klien dengan gangguan keseimbangan cairan, biasanya terjadi edema.
Kaji seberapa jauh, hal ini mempengaruhi aktivitas klien.
e. Pola peran dan hubungan
Kaji bagaimana perubahan peran dan hubungan klien antara sebelum dan
sesudah sakit
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
b. Kepala
c. Hidung
Kaji adanya napas menggunakan cuping hidung.
d. Mata:
kaji adanya tanda-tanda anemia pada konjungtiva, kaji warna sklera.
e. Mulut
Kaji adakah tanda stomatitis, mukosa mulut dan bibir yang kering.
f. Thorax
Kaji adanya pernapasan menggunakan otot napas tambahan, kaji frekuensi
napas klien dan kedalaman napasnya. Kaji suara lapang paru klien. Kaji
tekanan darah, nadi dan suhu. Kaji ada atau tidaknya suara jantung tambahan.
g. Abdomen
Kaji bising usus klien, ada tidaknya striae. Kaji ada tidaknya pembesaran
hepar.
h. Genitourinaria
Kaji kebersihan genitourinaria, kaji keluaran urin apabila menggunakan
kateter.
i. Ekstremitas
Kaji keadaan kulit ekstremitas, ada tidak oedema. Kaji capilary refill time.
Apakah terpasang infus, kaji cairan dari infus maupun dari syringe pump.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG
b. Pemeriksaan Analisa Gas Darah
c. Pemeriksaan Elektrolit dan Serum

IV. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. Actual
Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit berhubungan dengan :
1. Kehilangan cairan ssecara berlebihan.
2. Berkeringat secara berlebihan.
3. Menurunnyaa intake oral
4. Penggunaan diuretic
5. Pendarahan.
B. Risiko Tinggi
1. Hipotensi
2. Udema
3. Pucat
4. Kelemahan
5. Takhikardia
C. Potensial Komplikasi
BeberapakomplikasidaridiaremenurutSuriadi (2001 )adalah :
1. Hipokalemia(
dengangejalamatiorismehipotoniototlemahbradikardiperubahanelektrokardiogr
am ).
2. Hipokalsemia
3. Cardiac dysrhythimiasakibathipokalemiadanhipokalsemia.
4. Hiponatremi.
5. Syokhipovalemik.
6. Asidosis
7. Dehidrasi

V. PERENCANAAN
A. RencanaTujuan
1. Berikanmakanandancairan (pendek).
2. Berikanpendidikankesehatantentang :
a. Tandadangejaladehidrasi.
b. Intake dan output cairan.

B. RencanaTindakandanRasional
INTERVENSI RASIONAL
1. Ukur dan cata tsetiap 4 jam : Menentukan kehilangan
a. Intake dan output cairan. dan kebutuhan cairan.
b. Warna muntahan, urin, dan
feses.
c. Monitor turgor kulit
d. Tanda vital
e. Monitor IV infuse
f. Berat badan
2. Berikan makanan dan cairan Memenuhi kebutuhan
makan dan minum.
3. Berikan pengobatan seperti anti Menurunkan pergerakan
diare dan anti muntah usus dan muntah.
4. Berikan support verbal dalam Meningkatkan konsumsi
pemberian cairan. yang lebih.
5. Ubah posisi pasien setiap 4 jam Meningkatkan sirkulasi
6. Berikan pendidikan kesehatan Meningkatkan informasi
tentang : dan kerjasama
a. Tandadangejaladehidrasi
b. Intake dan output cairan
DAFTAR PUSTAKA

Hall, J.E & A.C. Guyton. 2011. Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi
Keduabelas.
Syaifuddin. 2011. Atlas Berwarna Tiga Bahasa Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba
iMedika.
Alimul,Aziz.2006.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Herdman, T.H. & S. Kamitsuru. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan:
definisi dan Klasifikasi 2015-2017; alih bahasa Budi Anna Keliat, et al. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai