DISUSUN OLEH :
NAMA MAHASISWA : DENDEN SUBHAN NASIR
NIM/NPM : 1490122050
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat
gerakan puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem. Meskipun tulang
lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan saraf,
dan kerusakan pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya
yang disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen tulang (Brunner & Suddarth,
2013).
Fraktur adalah suatu diskontinuitas susunan tulang yang disebabkan oleh trauma atau
keadaan patologis. Fraktur dapat disebabkan oleh keadaan patologis selain dari
factor traumatik. Fraktur pada tulang lemah yang disebabkan oleh trauma minimal
disebut dengan fraktur patologis. Penyebab tersering fraktur patologis pada femur
proksimal adalah osteoporosis. Jenis fraktur femur mempunyai insiden yang tinggi
diantara fraktur tulang lain dan fraktur femur paling sering terjadi pada batang
femur 1/3 tengah. Fraktur femur lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada
2009).
A. Etiologi
Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan
kontraksi otot yang ekstrim. Patah tulang mempengaruhi jaringan sekitarnya mengakibatkan edema
jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan saraf dan
pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur
Fraktur disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan
bahkan kontaksi otot ekstrem ( Smeltzer, 2002 ). Umumnya fraktur disebabkan oleh trauma dimana
diimmobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah
bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid seperti
baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat
melengketnya otot.
3. Pemendekan
kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling
4. Krepitus
Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. (Uji krepitus
5. Pembengkakan
Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru terjadi setelah
Ketidakefektifan Perfusi
Port de’entri kuman Kerusakan Integritas Kulit Jaringan Perifer
keperawatan sangat bergantung pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas :
1) Pengumpulan Data
1. Identitas pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
2. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri
tersebut bias akut atau kronik tergantung dari lamanya serangan. Untuk
(1) Provoking incident: apakah ada pristiwa yang menjadi factor presipitasi
nyeri.
(2) Quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan
(3) Region: radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit
(4) Severity (scale) of pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien,
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menetukan sebab dari fraktur, yang
kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena (Ignatavicius,
Dona D, 2006).
osteoporosis, yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker tulang
6. Riwayat Psikososial
Merupakan respon emosi pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan
peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya
tidak.
sehari-harinya seperti kalsium, zat besi, protein, vit. C dan lainnya untuk
dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu dikaji adalah bentuk
Dampak yang timbul pada pasien fraktur yaitu timbul ketidakuatan akan
Pada pasien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal
fraktur, sedang pada indra yang lain tidak timbul gangguan.begitu juga pada
baik terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri
F. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut ( D.0077)
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
Perfusi perifer tidak efektif adalah penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang
Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih
perawatan diri.
Kolaborasi
3.8 Kolaborasi
pemberian
antibiotic
2 Mei 2019 (D.0109) Defisit Setelah dilakukan Dukungan
perawatan diri tindakan keperawatan perawatan Diri
berhubungan dengan selama 3x8 jam Observasi
kelemahan yang perawatan diri 4.1 Identifikasi
dibuktikan dengan : meningkat dengan kebiasaan
Pasien tidak mampu kriteria hasil : aktivitas
mandi, menggunakan 1. Kemampuan perawatan diri
pakaian, makan, dan mandi sesuai usia
berhias secara mandiri, meningkat 4.2 Monit
aktivitas pasien dibantu 2. Kemampuan or
4. oleh keluarga mengenakan tingkat
pakaian meningkat keman
3. Kemampuan dirian
makan 4.3 Identifikasi
meningkat kebutuhan alat
4. Verbalisasi bantu kebersihan
keinginan diri, berpakaian,
melakukan dan berhias.
perawatan diri Teraupetik
meningkat 4.4 Sediakan
lingkungan
5. Mempertahankan yang
kebersihan diri teraupetik
meningkat (mis.
Privasi
pasien)
4.5 Dampingi dalam
melakukan
perawatan diri
sampai mandiri.
4.6 Bantu jika tidak
mampu
melakukan
perawatan diri
4.7 Jadwalkan
rutinitas
perawatan diri
Edukasi
4.8 Anjurkan
melakukan
perawatan
diri secara
konsisten
sesuai
kemampuan.
2 Mei 2019 (D.0143) Risiko Jatuh Setelah dilakukan Pencegah
yang dibuktikan tindakan an Jatuh
dengan : keperawatan 3x8 jam Observasi
Pasien terpasang tingkatan jatuh 5.1 Identifikasi
selang kateter, selang meningkat dengan factor resiko
infus dan skala morse 55 kriteria hasil : jatuh
5.2 Identifikasi
1. Tidak factor
5. jatuh dari lingkungan
tempat yang
tidur meningkatk
meningka an factor
t resiko jatuh
2. Tidak jatuh 5.3 Hitung
saat berjalan resiko jatuh
meningkat dengan
3. Kemampu menggunaka
an n skala
mengident morse
ifikasi Teraupetik
factor 5.4 Orientasikan
resiko ruangan pada
meningkat pasien dan
4. Kemampuan keluarga
melakukan 5.5 Pastikan roda
strategi tempat
control tidur dan
resiko kursi roda
dalam kondisi
terkunci
meningkat 5.6 Pasang
5. Kemampuan handralltemp
menghindari at tidur
factor resiko Edukasi
meningkat 5.7 Anjurkan
memanggil
perawat jika
membutuhka
n bantuan
untuk
berpindah.
Daftar pustaka
Suddarth (2013) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Data
Nur arif, Amin Huda (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogkarta: Mediaction.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.