Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGREN

Diajukan untuk memenuhi tugas Stase KMB diruang Rawat Inap Zumar

Disusun Oleh :

Suryadi Alamsah

402018036

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

2018
2

A. Definisi Ganggren

Gangren adalah kondisi serius yang muncul ketika banyak jaringan tubuh
mengalami nekrosis atau mati. Kondisi ini terjadi setelah seseorang mengalami
luka, infeksi, atau masalah kesehatan kronis yang memengaruhi sirkulasi darah.
Penyebab utama gangren adalah berkurangnya suplai darah ke jaringan yang
terjangkit gangren, sehingga mengakibatkan kematian sel. Diabetes dan merokok
jangka panjang turut menambah risiko gangren.

Gangrene adalah kondisi jaringan tubuh yang mati akibat tidak mendapat
pasokan darah yang cukup atau akibat infeksi bakteri yang berat. Kondisi serius ini
umumnya terjadi di tungkai, jari kaki, atau jari tangan, namun juga bisa terjadi pada
otot serta organ dalam. Gangrene adalah kondisi serius yang bisa mengarah
ke amputasi hingga kematian.

B. Jenis Ganggren
1. Gangrene kering.

Kulit kering dan mengerut dengan warna kulit cokelat, biru, atau hitam adalah
ciri gangrene kering. Gangrene ini terjadi secara bertahap, dan umumnya menimpa
penderita penyakit arteri perifer.

2. Gangrene basah.

Gangrene ini umumnya menimpa penderita diabetes yang tidak sadar saat
mengalami luka di kaki. Gangrene basah juga bisa terjadi pada seseorang yang
mengalami luka bakar atau frostbite. Ciri gangrene basah adalah kulit bengkak,
melepuh, dan terlihat basah. Jika tidak segera ditangani, gangrene basah bisa
menyebar dan akan berakibat fatal.
3

3. Gangrene gas.

Gangrene gas umumnya menyerang jaringan otot. Pada awalnya, kulit penderita
gangrene gas terlihat normal. Namun seiring waktu, kulit akan terlihat pucat lalu
berubah menjadi ungu kemerahan, kemudian gelembung udara akan terbentuk.
Gangrene gas umumnya disebabkan oleh bakteri Clostridium perfringens, yang
berkembang pada luka akibat bedah atau cedera yang mengeluarkan banyak darah.
Infeksi tersebut menghasilkan racun yang melepaskan gas dan menyebabkan
kematian jaringan. Sama seperti gangrene basah, gangrene gas juga bisa berakibat
fatal jika tidak segera ditangani.

4. Gangrene internal

yaitu gangrene yang terjadi akibat terhambatnya aliran darah ke organ dalam
tubuh, seperti usus atau empedu. Gangrene internal bisa menyebabkan demam serta
nyeri hebat, dan bisa berbahaya jika tidak cepat ditangani.

C. Tanda dan gejala


1. Perubahan warna pada kulit menjadi biru, merah, ungu, atau bahkan hitam,
tergantung jenis gangrene yang dialami.
2. Nyeri hebat yang muncul mendadak pada area yang terserang, diikuti sensasi
kesemutan.
3. Muncul bengkak dan lepuhan pada kulit, disertai keluarnya nanah dari lepuhan.
4. Kulit yang terserang gangrene tampak pucat dan terasa dingin bila disentuh.
Sangat jelas terlihat, berbeda dengan area kulit yang sehat.
4

D. Faktor resiko

1. Kekurangan aliran darah. Darah mengandung sejumlah senyawa yang


dibutuhkan tubuh, antara lain oksigen, nutrisi, serta antibodi. Kekurangan
senyawa penting tersebut bisa membuat sel-sel tubuh mati.
2. Infeksi. Bakteri yang dibiarkan berkembang terlalu lama bisa menimbulkan
infeksi dan menyebabkan gangrene.

E. Prosedur diagnostic

1. Pemeriksaaan darah (leukosit, tombosit, eritrosit, Hb)


2. Foto rongen, CT Scan pada area ekstermitas yang mengalami gangguan
3. Kultur jaringan atau cairan

F. Penatalaksanaan

Jaringan yang rusak akibat gangrene sudah tidak bisa lagi diperbaiki, namun
ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah gangrene berkembang.
Dokter akan memilih dari beberapa tindakan berikut ini, tergantung dari keparahan
gangrene yang dialami pasien.

1. Pemberian Antibiotik
2. Operasi Amputasi

G. Definisi Amputasi

Amputasi berasal dari kata “amputate“ yang kurang lebih diartikan “pancung”.
Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau
seluruh bagian ekstremitas, atau dengan kata lain suatu tindakan pembedahan
dengan membuang bagian tubuh. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan
dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada
ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik
5

lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien
secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan
komplikasi infeksi (Bruner dan Sudarth, 2002).

H. teknik amputasi

Teknik amputasi ada dua yaitu myodesis dan myoplasty, myodesis adalah
mengikatkan group otot tulang dengan tulang, sedangkan myoplasty adalah
menjahitkan otot dengan jaringan lunak pada sisi yang lain yaitu pada otot atau fasia
sebelahnya (Bruner dan Sudarth, 2002).

I. Etiologi
1. Trauma
2. peripheal vascular desease (PVD), penyakit pembuluh darah
3. kanker

J. komplikasi
1. hematoma
2. infeksi
3. kontraktur
4. nekrosis
5. neuma, kanker salaf

K. level amputasi

Level-level amputasi pada anggota gerak bawah terdiri dari :


1. Hemipelvectomy yaitu amputasi tidak hanya menghilangkan sendi pada hip.
tetapi juga menghilangkan sebagian dari pelvic.
2. Hipdisarticulation yaitu amputasi tepat pada sendi panggul.
3. Above Knee yaitu amputasi pada atas lutut.
4. Knee disarticulation yaitu amputasi tepat pada sendi lutut.
5. Below Knee yaitu amputasi pada bawah lutut.
6

6. Ankle disarticulation yaitu amputasi tepat pada sendi pergelangan kaki.


7. Symes yaitu amputasi tepat pada sendi pergelangan kaki dengan malleolustibia
dan fibula ikut hilang.
8. Chopart yaitu amputasi pada sendi talonavicular dan talo cuneiforme 1 sampai
3.
7

3. Asuhan Keperawatan Ganggren


Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan.
Diperlukan pengkajian cermat untuk mengenal masalah pasien, agar dapat memberi
arah kepada tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat
tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian (Lismidar, dkk.,
2005).
1) Identitas
a. Identitas klien terdiri dari : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
b. Identitas Penanggungjawab terdiri dari : nama, hubungan dengan klien,
pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2) Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien utama klien dengan ganggren adalah nyeri pada ekstermitas
b. Riwayat penyakit saat ini
Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dilakukan
dengan mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai nyeri yang klien
rasakan secara PQRST, yaitu :
P : Provoking incident, hal yang mempengaruhi nyeri klien
Q : Quality of pain, seberapa parahnya nyeri mempengaruhi aktivitas klien
R : Region, apakah nyeri yang klien rasakan hanya bagian-bagian tertentu pada
ekstermitas atau seluruh bagian ekstermitas.
S : Severity (scale) of pain, skala nyeri yang klien rasakan.
T : Time, durasi waktu nyeri yang klien rasakan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Kaji masalah masalah kesehatan/penyakit yang pernah klien alami, yang
mungkin berpengaruh terhadap penyakit yang klien saat ini alami
4) Riwayat penyakit keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga,
yang sama atau penyakit yang dapat berkomplikasi berpenyakit seperti klien.
5) Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual, meliputi :
8

6) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
b. Tanda-Tanda Vital : TD :
Nadi :
Respirasi :
Suhu :
7) Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaaan darah (leukosit, tombosit, eritrosit, Hb)
b. Foto rongen, CT Scan pada area ekstermitas yang mengalami gangguan
c. Kultur jaringan atau cairan

8) Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data
tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan
dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien (Deswani, 2009).

9) Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit ganggren
b. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan sirkulasi darah
perifer
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan luka ganggren
d. Resiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka akibat ganggren
10) Intervensi Keperawatan
Diagnosa NOC NIC Rasional
keperawatan
Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Catat karakteristik 1. Variasi penampilan
tindakan nyeri, lokasi, dan perilaku klien
keperawatan selama intensitas, lama dan karena terjadi
3x24 jam penyebabnya. sebagai temuan
diharapkan nyeri pengkajian.
9

terkontrol dengan 2. Anjurkan kepada 2. Nyeri berat dapat


kriteria hasil: klien untuk menyebabkan syok
1. Skala nyeri 0 melaporkan nyeri kardiogenik yang
(0-5) dengan segera. berdampak pada
2. Wajah tampak 3. Lakukan manajemen kematian mendadak.
rileks nyeri keperawatan: 3. Memberi rasa rileks
3. Tidak terjadi a. Atur posisi kepada klien.
penurunan perfusi fisiologi
perifer b. Istirahatkan a. Posisi fisiologis akan
4. TTV dalam batas klien meningkatkan
normal c. Berikan oksigen asupan O2 ke
tambahan jaringan yang
dengan nasa mengalami iskemia.
kanul atau b. Istirahat akan
masker sesuai menurunkan
dengan indikasi. kebutuhan O2
d. Manajemen jaringan perifer,
lingkungan, sehingga kebutuhan
lingkungan miokardium
tenang dan mneurun dan akan
batasi meningkatkan suplai
. darah dan oksigen ke
miokardium yang
membutuhkan O2
untuk menurunkan
iskemia.
c. Meningkatkan
jumlah oksigen yang
ada untuk pemakaian
miokardium
sekaligus
10

mengurangi
ketidaknyamanan
sampai dengan
iskemia.
d. Lingkungan tenang
akan menurunkan
stimulus nyeri
eksternal dan
pembatasan
pengunjung akan

Kerusakan Setelah dilakukan 1. Mobilisasi pasien 1. Membantu


integritas tindakan 2. Observasi luka menacarkan
jaringan keperawatan selama 3. Lakukan perawatan sirkulasi darah pada
3x24 jam kerusakan luka daerah luka
integritas kulit dapat 4. Ajarkan keluarga 2. Mengetahui
teratasi dengan cara perawatan luka bagaimana proses
kriteria hasil : dirumah perkembangan
1. Perfusi jaringan 5. Kolaborasi penyembuhan luka
normal pemberian nutrisi 3. Menjaga kulit agar
2. Menunjukan TKTP tetap bersih dapat
terjadinya membantu
perbaikan luka percepatan proses
penyembuhan luka
4. Memberikan
edukasi kepada
keluarga agar
memahami
bagaimana proses
perawatan luka
11

yang baik saat


dirumah
5. Membantu proses
memenuhan nutrisi
agar mempercepat
proses
penyembuhan luka
Hambatan Setelah dilakukan 1. Observasi keadaan 1. Menunjukkan
mobilitas fisik tindakan umum(tingkat tingkat mobilisasi
keperawatan selama mobilitas dan pasien dan
3x24 jam hambatan kekuatan otot) menentukan
mobilitas fisik dapat 2. Ajarkan ROM intervensi
teratasi dengan 3. Pengaturan posisi selanjutnya
kriteria hasil : 4. Berikan bantuan 2. Mempertahankan
1. Klien perawatan diri: atau meningkatkan
mengatakan berpindah kekuatan dan
dapat 5. Berikan edukasi ketahanan otot
melakukan tentang latihan fisik 3. Meningkatkan
pergerakan 6. Latih klien kesejahteraan
dengan bebas menggunakan alat fisiologis dan
2. Gerakan pasien bantu psikologis
terkoordinir 4. Membantu individu
3. Pasien dapat mengubah posisi
melakukan tubuhnya
aktivitas secara 5. Mengubah persepsi
mandiri pasien terhadap
latihan fisik.
6. Membantu klien
untuk
mempermudah
12

dalam melakukan
mobilitas

Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Tindakan aseptic 1. Membantu


tindakan dan antiseptic mencegah kuman
keperawatan selama 2. Kolaborasi dapat berkembang
3x24 jam resiko pemberian antibiotic biat pada luka
dapat teratasi 2. Membantu
dengan kriteria hasil menccegah
: perkembangbiakan
1. Klien bebas dari bakteri .
tanda-tanda
infeksi
2. Klien
mengetahui
bagaimana cara
mencegah
infeksi
3. Jumlah leukosit
dalam rentang
normal

Anda mungkin juga menyukai