Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

I DENGAN
DIAGNOSA MEDIS REMATOID ATRHRITIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pra Stase Gerontik

Disusun oleh :
Suryadi Alamsah
NIM. 402018036

Program Studi Profesi Ners

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUN2018


ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.I DENGAN
DIAGNOSA REMATOID ATRHRITIS

A. Karakteristik Demografi

1. Identitas Diri Klien

Nama Lengkap : Ny. I E Pendidikan terakhir : tidak sekolah


Tempat/tgl lahir : - Bdg, 7USIA Diagnosa Medis : reumatik
Usia 1945 : 55 tahun Gastritis
Jenis Kelamin : perempuan Per Alamat : kp.Sukarame
Status Perkawinan : janda Kawin Rt.01 Rw.08 Des.Cingcin
Agama : islam slam Kec.Soreang Kab.Bandung
Suku Bangsa : sunda unda Alasan masuk panti : Kp.
Mekarsari RT 0Aa5 RW 09 kec. Bale
Endah

2. Keluarga atau Orang Lain yang Penting/Dekat yang Dapat Dihubungi

a. Nama : Tn. W

b. Alamat : kp.Sukarame Rt.01 Rw.08 Des.Cingcin


Kec.Soreang Kab.Bandung

c. No. Telepon : - (022)5960171

d. Hubungan dengan klien : anak kandung Anak

3. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi

a. Pekerjaan saat ini : wirausaharkebun

b. Pekerjaan sebelumnya : wirausahaBerkebun

c. Sumber pendapatan : wirausaha

d. Kecukupan pendapatan : perbulan Rp. 450.000

4. Aktivitas Rekreasi

a. Hobi : Memasak Berkebun

b. Bepergian/wisata : jarang

c. Keanggotaan organisasi : -
d. Lain-lain :

5. Riwayat Keluarga

a. Saudara Kandung

Nama Keadaan Saat ini Keterangan


Sehat atau sakit Masih hidup/sdh
meninggal
1. Ny. D Tidak tahu Tidak tahu
2. Ny.M Tidak tahu Tidak tahu
3.

b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)

a) Nama :

b) Umur :

c) Penyebab Kematian :

c. Kunjungan keluarga :

B. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Nutrisi
a. Frekuensi makan : 3 kali 3x /hari
b. Nafsu makan : baik, 1 porsi makan habis
c. Jenis makanan : Sayur- sayuran, daging dan ikan Nasi, lau
d. Kebiasaan sebelum makan : Berdo’aaca do’a terlebih dahulu
e. Makanan yang tidak disukai : Daging domba
f. Alergi terhadap makanan : tidak ada
g. Pantangan makan :
h. Keluhan yang berhubungan :

2. Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi dan waktu : 6x/ hari
2) Kebiasaan BAK pada malam hari : Tidak
3) Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada

b. BAB
1) Frekuensi dan waktu : 1x sehari
2) Konsistensi : lembek
3) Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada
4) Pengalaman memakai Laxatif/Pencahar : Tidak
3. Personal Higiene
a. Mandi
1) Frekuensi dan waktu mandi : 3 Kali sehari
2) Pemakaian sabun (ya/tidak) : iya, sabun nuvo
b. Oral Higiene
1) Frekuensi dan waktu gosok gigi : 2x /sehari
Menggunakan pasta gigi : iya, ciptaden

c. Cuci Rambut
1) Frekuensi : 1 hari sekali
2) Penggunaan shampo (ya/tidak) : iya, sunshil
d. Kuku dan Tangan
1) Frekuensi gunting kuku : 1 minggu dua kali
2) Kebiasaan mencuci tangan : setiap makan cuci tangan air saja terkadang
memakai sabun
4. Istirahat dan Tidur
a. Lama tidur malam : 7 jam
b. Tidur siang : tidak tidur
c. Keluhan yang berhubungan dengan tidur : Tidak ada

5. Kebiasaan mengisi waktu luang


a. Olahraga : Jarang
b. Nonton TV : film sinetron
c. Berkebun/memasak : Memasak untuk makan sendiri
d. Lain-lain : Membereskan rumah

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan: (Jenis/frekuensi/jumlah/lama


pakai)
a. Merokok (ya/tidak) : Tidak
b. Minuman keras (ya/tidak) : Tidak
c. Ketergantungan terhadap obat (ya/tidak) : Tidak ada

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari


No Jenis Kegiatan Lama waktu untuk setiap
kegiatan
1. 04.00 Bangun
2. 04.30 Shalat subuh
3. 05.00 Menonton
4. 06.00 Memasak untuk sarapan,
mandi

5. 07.30 Membuka warung


6. 12.00 Isoma
7. 12.30 Memasak untuk makan
siang
8. 18.00 Menutup warung dan
sholat magrib
9. 19.00 Shalat isya
10. 20.00 Nonton tv
11. 21.00 Tidur malam

C. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir
Nyeri dan pegal di bagian pergelangan tangan, jari-jari tangan, dan pundak
nyeri dirasakan setiap pagi hari dan malam hari, nyeri hilang timbul nyeri seperti
di tusuk-tusuk skala nyeri 4
b. Gejala yang dirasakan
Nyeri dan pegal pergelangan tangan, punggung dan pinggang.
c. Faktor Pencetus
Karena faktor usia semakin bertambah
d. Timbulnya Keluhan: ( ) Mendadak ( √ ) Bertahap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : di pagi hari dan malam hari
f. Upaya mengatasi :
1) Pergi ke RS/klinik pengobatan/dokter praktek
2) Pergi ke Bidan/perawat
3) Mengkonsumsi obat-obatan sendiri
4) Mengkonsumsi obat-obatan tradisional
5) Lain-lain : klien mengatakan jika nyeri dan pegal sudah parah klien pergi ke
puskesmas

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah di derita : riwayat penyakit gastritis
b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu,dan lain-lain): tidak ada
c. Riwayat kecelakaan : tidak ada
d. Riwayat dirawat di rumah sakit : tidak ada
e. Riwayat pemakaian obat :
3. Pengkajian/Pemeriksaan Fisik (Observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi,
dan palpasi)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Compos mentis
b. Tanda - tanda Vital
1) Tekanan Darah :120/70 mmhg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36,5 0C
5) BB/TB : 42 kg/145 cm
6) LLA : 26 cm
c. Pemeriksaan fisik
1) Sistem pernafasan
bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, pada saat bernafas
Tidak adanya suara nafas tambahan (wheezing, ronkhi, rackless, stridor).
Getaran suara paru kiri dan kanan sama getarannya

2) Sistem Kardiovaskular
Tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 80x/menit , turgor kulit elastis , membran
mukosa normal, tidak ada suara tambahan.
3) Sistem Indra
Penglihatan : kedua mata simetris, kelopak mata sedikit menurun,
penglihatan sedikit terganggu, konjungtiva anemis, reflek baik, tidak ada
nyeri tekan, lapang pandang baik.
Pendengaran : kedua telinga simetris, pendengaran bisa mendengar dengan
jelas, ada sedikit serumen, tidak ada benjolan
Pengecapan : bibir klien kering tidak ada lesi, membran mukosa kering,
kebersihan mulut pasien bersih, bagian uvula bergetar, gerakan lidah klien
normal dapat bergerak ke segala arah.
Penciuman : kulit hidung berwarna kecoklatan, bentuk hidung simetris pada
bagian lubang hidung klien tidak ada lesi. Penciuman klien normal dapat
menghirup fresh care
4) Sistem Integumen
Sebagian rambut sudah berwarna putih, distribusi merata, rambut dalam
keadaan bersih. tidak ada lesi, kulit bersih, kering tapi tidak ada keluhan,
berwarna kuning langsat, kulit tampak sedikit keriput, distribusi warna kulit
merata, klien.
5) Sistem Pencernaan
Bentuk perut sedikit buncit, bising usus 12x/menit, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada benjolan, tidak ada pembesaran hati. Saat di perkusi kuwadran atas
memutar searah jarum jam terdengar suara tympani dan redup bila dibawah
organ.
6) Sistem Hematologi
Tidak terkaji
7) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

8) Sistem Muskuloskeletal

Ekstrimitas atas : tidak ada lesi, tidak ada tumor/massa, piting edema
<2 detik, jumlah jari lengkap, CRT 3 detik, reflek bisep +/+ reflek trisep +/+,
tonus otot 5/5, sering merasa kaku, kesemutan dan nyeri di bagian
pergelangan tangan
Ekstrimitas bawah : tidak ada lesi, tidak ada tumor/massa, piting edema
<2 detik, jumlah jari lengkap, kaki kanan sering merana linu dan kesemutan
9) Sistem Persyarafan
a) N1 (Olfaktorius)
klien mampu membedakan bau minyak kayu putih atau kopi
b) N II (Optikus)
Klien mengatakan mata sudah mulai berair dan klien bisa melihat jarak 30
cm tetapi tidak bisa membaca
c) N III,IV,VI (Okulomotorius, Cochlearis, Abdusen)
mata klien dapat berkontraksi, pupil isokor, klien mampu menggerakkan
bola mata kesegala arah, kelopak mata sedikit menurun.
d) N V (Trigeminus)
Fungsi sensorik : Klien mengedipkan matanya bila ada rangsangan.
e) Nervus Fasialis (N. VII)
Klien mampu senyum, mengangkat alis mata, menutup kelopak mata dengan
tahanan, menjulurkan lidah untuk membedakan gula dan garam.
f) Nervus Verstibulocochlearis (N. VIII)
Fungsi pendengaran pasien menurun
g) Nervus Glosofaringeus (N. IX)
Klien dapat membedakan rasa manis dan asam.
h) Nervus Vagus (N. X)
Fungsi: saraf sensorik dan motorik, refleks muntah dan menelan baik, bisa
menelan saliva

i) Nervus Asesoris (N. XI)


Klien mampu menggerakan bahu dan lakukan tahanan sambil pasien
melawan tahanan tersebut.
5. Pengkajian spiritual
a. Apakah teratur beribadah : Ya, Melakukan salat 5 waktu
b. Apakah tertatur mengikuti kegiatan keagamaan : Ya, Mengikuti kegiatan
pengajian
c. Bagaimana cara menyelesaikan masalah : Berdoa
d. Apakah lansia sabar dan tawakal : Sangat sabar dan tawakal
e. Kebiasaan ibadah yang dilakukan : Dzikir, sholat puasa wajib

D. Hasil Pengkajian Khusus (Format Terlampir)


1. Masalah Kesehatan Kronis
2. Fungsi Kognitif : Salah 3 (fungsi intelektual utuh)
3. Status Fungsional : klien dapat memenuhi kebutuhan KDM
secara mandiri
4. Status Psikologis (skala depresi) : Tidak ada depresi
5. Resiko Jatuh : Resiko rendah jatuh

E. Lingkungan Tempat Tinggal


1. Kebersihan dan Kerapihan Ruangan
Bersih dan tertata.
2. Penerangan
Penerangan cukup terang sirkulasi udara
3. Keadaan kamar mandi dan WC : Bersih
4. Pembuangan air kotor :
Melalui pipa dan dibuang langsung ke selokan
5. Sumber air minum
Membeli air mineral (aqua)
6. Pembuangan sampah
Dibuang setiap hari dan diatur oleh petugas sampah keliling.
7. Sumber pencemaran
Tidak ada sumber pencemaran
8. Penataan halaman (kalau ada)
Tidak ada halaman
9. Privasi
Pasien tidak merasa privasinya terganggu
10. Risiko injury
Tidak menggunakan sendal ke kamar mandi

1. MASALAH KESEHATAN KRONIS


N Keluhan kesehatan atau gejala Selalu Sering Jarang Tidak.Perna
o yang dirasakan klien dalam (3) (2) (1) h
waktu 3 bulan terakhir (0)
berkaitan dengan fungsi-fungsi
A. Fungsi Penglihatan 2 1
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair 2
3. Nyeri pada mata 1 0
B. Fungsi Pendengaran 3 0
4. Pendengaran berkurang
5. Telinga Berdenging 1 0
C. Fungsi Paru (pernapasan) 0
6. Batuk lama disertai
keringat malam
7. Sesak napas 0
8. Berdahak/sputum 00
D. Fungsi Jantung 1 0
9. Jantung berdebar-debar
10. Cepat lelah 3 2
11. Nyeri dada 1 0
E. Fungsi pencernaan 1 0
12. Mual/muntah
F. 13. Nyeri ulu hati 2 0
14. Makan dan minum 3 1
banyak (berlebihan)
15. Perubahan kebiasaan 0
buang air besar
(mencret atau sembelit)
G. Fungsi Pergerakan 3 1
16. Nyeri kaki saat berjalan
17. Nyeri pinggang atau 3
tulang belakang
18. Nyeri 1 0
persendian/bengkak
H. Fungsi Persyarafan 1 0
19. Lumpuh/kelemahan
pada kaki atau tangan
20. Kehilangan rasa 1 0
21. Gemetar/tremor 1
22. Nyeri/pegal pada 1 0
daerah tengkuk
I. Fungsi saluran 1 0
perkemihan
23. Buang air kecil banyak
24. Sering buang air kecil 2 1
pada malam hari
25. Tidak mampu 00
mengontrol
pengeluaran air kemih
(ngompol)
JUMLAH 20

Analisis Hasil
Skor : < 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s/d masalah kesehatan kronis
ringan
Skor : 26-50 : masalah kesehatan kronis sedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronis berat

2. PENGKAJIAN STATUS MENTAL


Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji
kemampuan klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta
daya ingat. Pengjian yang digunakan yaitu Short Portable Mental Status
Quesioner (SPMSQ)
Petunjuk : isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respons klien
No Item pertanyaan Benar Salah
1 Jam berapa sekarang? √
Jawab : Pukul 10.30
2 Tahun berapa sekarang? √
Jawab : 2019
3 Kapan Bapak/Ibu lahir? √
Jawab : tidak ingat
4 Berapa umur bapak/ibu sekarang? √
Jawab : 55 tahun
5 Dimana alamat bapak/ibu sekarang? √
Jawab : kp.Sukarame Rt.01 Rw.08
Des.Cingcin Kec.Soreang Kab.Bandung

6 Berapa jumlah anggota keluarga yang √


tinggal bersama bpk/ibu?
Jawab : 2 orang
7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal √
bersama bpk/ibu?
Jawab : Tn.W
8 Tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia? √
Jawab : 17 agustus 2017
9 Siapa nama presiden republik Indonesia √
sekarang?
Jawab : jokowi
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1? √
Jawab : 1,2,3,4,5
JUMLAH BENAR 8 2
Salah : 3 (fungsi intelektual utuh)
Interpretasi hasil :
Salah 0 – 3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : kerusakan intelektual ringan
Salah 6 – 8 : kerusakan intelektual sedang
Salah 9 – 10 : kerusakan intektual berat

3. STATUS FUNGSIONAL
Modifikasi indeks kemandirian KATZ INDEK
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam
menjalankan aktivitas kehidupan sehari hari. Kemandirian berarti tanpa
pengawasan, pengarahan, atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada
kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk
melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun ia
sebenarnya mampu.
Termasuk kategori manakah klien ?
A  mandiri dalam makan, kontinensia, berpakaian, ke toilet, berpindah dan
mandi.
Pengkajian status fungsional dapat juga menggunakan Modifikasi dari BARTHEL
indeks. Kajilah pasien Anda sesuai dengan tinggkat kemandirian berdasarkan
skore berikut ini :
No KRITERIA DGN MANDIRI
BANTUAN
1. Makan 10
2. Minum 10
3. Berpindah 10
4. Personal toilet (cuci muka, 10
menyisir rambut, gosok
gigi)
5. Keluar masuk toilet 10
(memcuci pakaian, menyeka
tubuh, menyiram)
6. Mandi 10
7. Jalan dipermukaan datar 10
8. Naik turun tangga 10
9. Mengenakan pakaian 10
10. Kontrol Bowel (BAB) 10
11. Kontrol bladder (BAK) 10
12. Olah raga/latihan 10
13. Rekreasi/pemanfaatan 5
waktu luang
Keterangan :
a. Score 125 : mandiri
b. Score <125 s.d > 55 : ketergantungan ½
c. Score < 55 : ketergantungan total

4. Pengkajian masalah emosional :


Pertanyaan tahap I :
1. Apakah klien sulit tidur ? Tidak

2. Apakah klien sering merasa gelisah ? Tidak

3. Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ? Kadang

4. Apakah klien sering was-was atau khawatir ? Tidak

Lanjutkan ke pertanyaan Tahap II jika ≥ 1 jawaban “YA”


Pertanyaan tahap II :
1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ? Iya
2. Ada masalah atau banyak pikiran ? Tidak
3. Ada gangguan/masalah dgn keluarga lain ? Tidak
4. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ? Tidak
5. Cenderung mengurung diri ? Tidak
Bila ≥ 1 jawaban “YA”  terdapat masalah emosional
Apabila ada masalah emosional maka lanjutkan dengan pengkajian berikut ini
Berdasarkan Geriatric Depression Scale (GDS)
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah puas dengan kehidupan Ya tidak
bapak/ibu
2. Apakah telah banyak meninggalkan Ya tidak
minat/kesenagan/hobi?
3. Apakah kehidupan bapak/ibu terasa Ya tidak
kosong?
4. Apakah sering merasa bosan? Ya tidak
5. Apakah mempunyai semangat yang Ya tidak
baik setiap saat?
6. Apakah takut bahwa sesuatu yang Ya tidak
buruk akan terjadi?
7. Apakah merasa bahagia dengan Ya Tidak
sebagian besar kehidupan sekarang?
8. Apakah sering merasa tidak berdaya? Ya Tidak
9. Apakah lebih senang tinggal di Ya Tidak
dalam kamar daripada menggerjakan
sesuatu?
10. Apakah merasa mempunyai banyak Ya Tidak
masalah dengan daya ingat bapak/ibu
dibandingan dengan orang lain?
11. Apakah berpikir bahwa hidup ini Ya Tidak
menyenangkan?
12. Apakah Bapak/Ibu merasa tidak Ya Tidak
berharga pada saat ini?
13. Apakah merasa penuh semangat? Ya Tdak
14. Apakah merasa tidak ada harapan Ya Tidak
lagi?
15. Apakah berpikir bahwa orang lain Ya Tidak
keadaannya lebih baik daripada
bapak/Ibu?
TOTAL 2

Interpretasi :
Nilai < 5 : tidak ada depresi
Nilai 5-9 : Depresi ringan
Nilai 10-15 : Depresi sedang-berat

5. PENGKAJIAN RESIKO JATUH BERDASARKAN MORSE FALLS


SCALE

NO PENGKAJIAN SKALA NILAI KET


YA TIDAK
1. Riwayat jatuh: apakah lansia 0
pernah jatuh dalam 3 bulan
terakhir?
2 Apakah lansia memiliki 24 0
lebih dari satu penyakit
3. Alat bantu jalan

- Bedrest/ dibantu 0

- Kruk/tongkat/walker 0

- Berpegagangan pada 0
benda-benda sekitar

4 Terapi intravena
- Apakah lansia 0
terpasang infus?

5 Gaya berjalan/ cara


berpindah
- Normal/ bed rest/ 0
immobile (tidak
dapat bergerak

- Lemah/tidak 0
bertenaga

- Gangguan/tidak 0
normal
(pincang/diseret)

6 Status mental
- Lansia menyadari 0
kondisi tubuhnya

- Lansia mengalami 15
keterbatasan daya
ingat

Total nilai 39

Resiko rendah : 39
Interpretasi
Tingkatan resiko Nilai MFS Tindakan
Tidak berisiko 0 – 24 Perawatan dasar
Risiko rendah 25 – 50 Pelaksanaan pencegahan jatuh standar
Risiko Tinggi ≥51 Pelaksanaan pencegahan jatuh tinggi

B. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Usia Nyeri Kronis
 Klien mengeluh nyeri di
bagian pergelangan tangan, Perubahan fungsi dari
jari-jari tangan, dan pegal sistem muskuloskeletal
pundak
 Nyeri dirasakan setiap Mengalami kerusakan
pagi hari dan malam hari, pada tulang rawan
 Nyeri hilang timbul nyeri
seperti di tusuk-tusuk
Timbul usaha untuk
DO : memperbaiki proses

 skala nyeri 4 (1-10)


Degenerasi berjalan
lebih cepat melebihi
proses perbaikan

Tulang rawan akan


kehilangan kandungan
proteoglikan dan
kondrosif

Erosi kartilago

Adhesi pada permukaan


sendi

Ankilosis fibrosa

Degradasi sendi

REMATIK

Osteoartritis

Tulang sendi akan

menyempit

Tulang rawan menjadi


tipis

Tulang-tulang disekitar
akan bereaksi menjadi
lebih tebal
Bertumbuhtulang baru
atau pengapuran
(spurs)

Selaput pembungkus
sendi
(sinovium)meradang
dan menebal

Sinovitis

Nyeri Kronis

C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan agen cedera fisik : distensi jaringan
oleh akumulasi cairan atau proses inflamasi destruksi sendi.
D. Rencana Asuhan keperawatan
Nama : Ny. I
Umur : 55 Tahun
Diagnosa : Reumatoid Atritis

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Nyeri Kronis Setelah dilakukan 1. Monitoring tanda- 1. Dengan
berhubungan tindakan tanda vital pemeriksaan
dengan agen keperawatan selama tanda-tanda
cedera fisik : 7 kali kunjungan . vital bisa
distensi jaringan nyeri kronis dapat mengetahuin
oleh akumulasi berkurang dengan tekanan darah
cairan atau proses kriteria hasil: karena
inflamasi  Nyeri sebelumnya
2. Kaji dan catat
destruksi sendi. berkurang klien memiliki
nyeri dan
menjadi riwayat
karakteristiknya,
skala hipertensi
1 dari (0-5) lokasi, kualitas, 2. Untuk
 Mampu frekuensi dan membantu
mengontrol durasi mengevaluasi
nyeri dengan nyeri dan
menggunaka peredaan nyeri
n manajemen serta
nyeri. mengidentifikas
 Mampu
3. Ajarkan pasien i sumber-
mengenali
strategi tambahan sumber dan
nyeri (skala,
untuk meredakan jenis nyeri.
intensitas, nyeri dan 3. Menggunakan
frekuensi dan ketidaknyamanan : strategi ini
tanda nyeri) distraksi, dapat
 Menyatakan imaginasi dan menghasilkan
rasa nyaman relaksasi peredaan nyeri
setelah nyeri yang lebih
berkurang. 4. Anjurkan klien efektif
menggunakan
4. Kasur lembut
/kasur lembut dan
dan bantal kecil
bantal kecil
mencegah
pemeliharaan
kesejajaran
tubuh yang
tepat,
mengistirahatka
n sendi yang
sakit.
Peninggian
linen tempat
tidur
menurunkan
5. Mengompres
tekanan sendi
menggunakan air
yang
dingin pada area
terinflamasi/nye
sendi yang sakit
ri
beberapa kali 5. kompres dingin
sehari. bisa
mengakibatkan
vasokontriksi
pada pembuluh
darah sehingga
pasien
6. Berikan masase merasakan
yang lembut nyaman dan
rileks

6. Meningkatkan
relaksasi atau
7. Ajarkan klien
mengurangi
untuk senam
ketegangan
rematik
otot.
7. Dengan senam
rematik
meningkatkan
stabilitas sendi
dan kekuatan
otot-otot sekitar
lutut yaitu
Quadriceps
terutama pada
otot vastus
medialis karena
gerakan ini
berguna untuk
mengurangi
iritasi yang
terjadi pada
permukaan
kartilago
artikularis
patella,
memelihara dan
meningkatkan
stabilitas aktif
pada sendi lutut
juga dapat
memelihara
nutrisi pada
synovial
menjadi lebih
baik. Dengan
gerakan yang
berulang pada
senam rematik
ini akan terjadi
peningkatan
kerja otot-otot
sekitar sendi
sehingga
mempercepat
aliran darah
sehingga
metabolisme
juga ikut
meningkat
sehingga sisa
metabolisme
akan ikut
terbawa aliran
8. Ajarkan klien darah sehingga
latihan tangan nyeri
( genggam bola ) berkurang.
8. Dengan latihan
tangan
mempertahanka
n aktivitas
sehari-hari dan
latihan
9. Lakukan meningkatkan
pendidikan kekuatan serta
daya tahan otot
kesehatan tentang
Dan
prognosis penykit
melancarkan
reumatik dan
peredaran darah
nutrisi yang tepat
9. Dengan
untuk reumatik
pemberian
pendidikan
kesehatan klien
dapat
memahami
prognosis
penyakit.
Nutrisi yang
tepat untuk
penderita
rematik
diantaranya
Sumber
---Karbohidrat
Nasi, Nasi Tim,
Bubur, Roti,
Gandum,
Makaroni,
10. Anjurkan klien
Pasta, Jagung,
untuk
Kentang, Ubi
mengkonsumsi
dan Talas,
Bubuk kayu manis Sereal. Sumber
yang sudah di Protein Hewani
Telur, Susu
seduh Air
Skim Semua
Macam Buah-
Buahan Semua
Minuman Yang
Tidak
Beralkohol
10. Kayu manis
mempunyai
peranan dalam
penyakit
rematik pada
lansia karena
kayu manis
mempunyai
kandungan
kimia, yaitu
minyak asiri,
eugenol,
safrole, kalsium
oksalat , dan zat
penyamak yang
dapat
menurunkan
dan
menghambat
cytokine yang
menyebabkan
rematik
ANALISIS JURNAL

Penulis Wini Widiani, Siti Annissa Nuhonni, I Nyoman


Murdana,
Sumariyono, Saptawati Bardosono
Tahun 2012
Keyword Artritis reumatoid, latihan tangan, deksteritas bimanual

Judul Efek Program Latihan Tangan di Rumah terhadap


Deksteritas Bimanual Penderita Artritis Reumatoid
Population Jumlah pasien AR lama yang berkunjung selama
periode penelitian mencapai 100 pasien, 20 pasien
memenuhi kriteria penolakan, 16 pasien bersedia
mengikuti penelitian, sementara sisanya menolak
mengikuti penelitian. Sampel yang didapat semuanya
adalah wanita. Karakteristik subjek penelitian dapat
dilihat pada Tabel 1. Subjek penelitian rata-rata berusia
49,44 (7,46) tahun. Semua pasien yang menjadi subjek
penelitian memiliki tangan kanan sebagai tangan
dominan. Lama menderita AR memiliki median 32
bulan, dengan masa terpendek 12 bulan dan terpanjang
264 bulan
Metode penelitian adalah desain studi kuasi
eksperimen (pre- dan post-test). Pelaksanaan dilakukan
dalam kurun waktu Januari-Juni 2010, setelah mendapat
persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Sampel atau subjek
penelitian diambil dengan metode consecutive
sampling. Kriteria penerimaan pada penelitian ini
adalah pria dan wanita, usia 16-60 tahun, memenuhi
kriteria ARA tahun 1987,14 telah mendapat pengobatan
DMARD minimal 6 bulan, serta bersedia mengikuti
program penelitian dan mengisi formulir persetujuan.
Kriteria penolakannya adalah terdapat gangguan
kognitif yang mengganggu dalam pemahaman program
latihan, terdapat penyakit penyerta lain di bidang
neuromuskular, berupa gangguan saraf tepi dan
atau kelemahan otot, adanya riwayat cedera tangan atau
pergelangan tangan belum lama ini, telah menggunakan
alat bantu, adanya riwayat operasi tangan sebelumnya,
telah mendapat injeksi intra-artikular dalam tiga bulan
sebelumnya dan telah secara rutin melakukan latihan
tangan. Subjek dikeluarkan dari penelitian ini bila
memutuskan untuk berhenti
Intervention Diberi edukasi mengenai penyakit artritis rematoid dan
leaflet perlindungan sendi. Subjek mendapat pelatihan
mengenai latihan lingkup gerak sendi dan penguatan
otot tangan yang terstandarisasi serta diminta untuk
melakukannya di rumah dua kali sehari, diawali dengan
lima repetisi setiap gerakan, setiap hari. Setiap gerakan
dilakukan dengan pelan. Untuk latihan penguatan,
setiap gerakan dilakukan dengan mengontraksikan otot
pada sendi yang dimaksud dengan batas nyeri, ditahan
selama enam detik dengan periode istirahat 20 detik.
Jumlah repetisi dan frekuensi dikurangi (tiga repetisi,
sekali sehari) bila didapatkan nyeri yang menetap 2 jam
setelah melakukan latihan, timbul nyeri pada latihan
sebelumnya atau timbul pada awal latihan, sendi
bertambah bengkak, hangat atau kemerahan. Bila
jumlah repetisi telah dikurangi namun nyeri tidak juga
menghilang, maka latihan dapat dihentikan dan
dilanjutkan pada hari ketika nyeri telah menghilang atau
berkurang. Pengulangan latihan dapat ditingkatkan
sesuai toleransi, sampai mencapai 10 kali. Setiap kali
selesai berlatih, subjek mengisi buku harian latihan.
Latihan dilakukan sampaimencapai enam minggu.
Setiap dua minggu dilakukan evaluasi mengenai
pengetahuan tentang perlindungan sendi, latihan
yang dilakukan di rumah, dan deksteritas bimanual.
Setelah enam minggu, dilakukan evaluasi akhir untuk
menilai: deksteritas bimanual, kekuatan genggam, dan
lingkup gerak sendi tangan.
Comparison 1. Deksteritas adalah kemampuan tangan untuk
memegang dan memanipulasi objek serta
menempatkan jari-jari yang membutuhkan kekuatan
tangan. Kemampuan tersebut menggambarkan fungsi
tangan yang paling sering digunakan, yaitu
menggenggam. Pola dari genggaman ditentukan oleh
benda yang dituju dan tujuan memegang. Genggaman
dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu: power grip dan
precision grip. Power grip melibatkan fleksi dari
semua jari, terdiri dari cylindrical grasp (seperti saat
menggenggam palu atau tongkat), spherical grasp
(seperti saat menggenggam bola atau buah apel), dan
hook grasp (seperti saat mengangkat koper) serta
intrinsic plus grasp (seperti saat membawa buku atau
piring) Terjadi peningkatan deksteritas bimanual
setelah latihan tangan selama enam minggu menjadi
100 (48-106). Peningkatan nilai SODA tersebut telah
terdeteksi sejak minggu ke- 2 (p=0,002). Peningkatan
fungsi tangan setelah latihan memang sesuai dengan
penelitian lain sebelumnya, meskipun dengan
menggunakan alat ukur yang berbeda. O’Brien et
al.10 melaporkan terjadinya peningkatan fungsi
ekstremitas atas setelah latihan tangan pasien AR
selama enam bulan dengan menggunakan Arthritis
Impact Measurement Scales II (AIMS II). Sementara
Brorsson et al.11 mendapatkan peningkatan pada nilai
Grip Ability Test (GAT), setelah pemberian program
latihan tangan pasien AR selama enam minggu.
Bastian sendiri mendapatkan peningkatan fungsi
tangan yang dinilai dengan menggunakan Indeks
Fungsi Tangan setelah memberikan program latihan
tangan selama enam minggu.
2. Sequential Occupational Therapy Dexterity
Assessment (SODA) adalah alat ukur yang digunakan
untuk menilai kemampuan fungsional bimanual pada
aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan ini spesifik
dikembangkan untuk menilai sebuah pemeriksaan
yang terdiri dari 12 tugas yang terstandarisasi yang
menilai deksteritas tanpa pengaruh dari terganggunya
siku dan gelang bahu. Penilaian terpisah untuk setiap
tangan yang melakukan 6 tugas dan 6 tugas lainnya
dilakukan bimanual. Sehingga keseluruhan terdapat
18 nilai, yang berada pada nilai 0 (tidak dapat
melakukan tugas) sampai 6 (dapat melakukan tugas
yang terstandarrisasi tanpa kesulitan); nilai berkisar
antara 0-180. Makin tinggi nilai berarti makin besar
kemampuan deksteritas penderita. Waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pemeriksaan ini
berkisar antara 15 sampai 20 menit. SODA
menunjukan reliabilitas dan validitas yang baik.
Nilai rata-rata SODA awal pada penelitian adalah
88,94 (15,95) dengan nilai minimun 45 dan
maksimum 101. Nilai tersebut berbeda sedikit
dibandingkan yang didapat oleh Van Lankveld et
al.28 yaitu sebesar 84,76 (19,65) dengan nilai
minimum 14 dan maksimum 108, serta lebih tinggi
bila dibandingkan penelitian Baillet et al.30 yang
mendapatkan nilai SODA pada kelompok perlakuan
sebesar 60,0 (12,6). Nilai SODA tersebut juga
menunjukkan bahwa 75% pasien AR yang
berkunjung ke Poliklinik Reumatologi Departemen
Penyakit Dalam memiliki deksteritas bimanual yang
lebih rendah. Dengan kata lain, hanya 25% pasien AR
poliklinik yang mempunyai nilai yang lebih tinggi
untuk deksterias bimanual.

Outcome Latihan tangan konservatif selama enam minggu dapat


meningkatkan fungsi bimanual. Penelitian lanjutan
dengan jumlah sampel yang lebih besar, waktu yang
lebih panjang dan adanya kelompok kontrol perlu
dilakukan untuk menilai efek latihan tangan yang bebas
dari pengaruh faktor perancu
Daftar Pustaka Waldenburger JM, Firestein GS. Rheumatoid arthritits,
epidemiology, pathology, and pathogenesis. In: Klippel
JH, Stone JH, Crofford LJ, White PH, editors. Primer
on the rheumatic disease. 13th ed. New York: Springer
Science; 2008. p. 122-32. Nasution AR, Sumariyono.
Introduksi reumatologi. In: Sudoyo
AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S,
editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI; 2006. p. 1073-7.Philips CA. Rehabilitation of
the patient with rheumatoid hand
involvement. Phys Ther. 1989;69(12):1091-8.
4. Bennett K, Belza B. Theurapeutic exercise for
arthritis. In: Hall
CM, Brody LT, editors. Theurapeutic exercise, moving
toward
function. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins;
2005. p. 229-43.
5. Clarke AK. Effectiveness of rehabilitaton in arthritis.
Clin Rehabil.
1999;13(1):51-62.
6. Daud R. Artritis reumatoid
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo RB (2006). Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Balai


Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; .
Lueckenotte Annette, (2000), Gerontology Nursing 2 th, Mosby Years Book
Inc, Philadelphia, St. Louis.
Lancester-Stanhope, 1996. Community Health Nursing, CV. Mosby
Wahyudi, N.1998. Keperawatan Gerontik.Jakarta : ECG\
Widiani wini dkk, 2011, jurnal penelitian Efek program latihan tangan di
rumah terhadap Deksteritas Bimanual Penderita Artritis Reumatoid. Volum :
61, nomor : 11
Stanley, M & Gauntlett Beare, P. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik
Edisi 2. Jakarta: EGC
Kushariyandi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:
Salemba Medika
Maryam,RS. 2006. Keperawatan pada lansia. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai