Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian
Varises esophagus adalah pelebaran pembuluh darah dalam yang ada di dalam
kerongkongan makan (esophagus). Pelebaran ini dapat terjadi dalam bentuk yang kecil
hingga besar, bahkan hingga besarnya dapat pecah menimbulkan perdarahan hebat.
Perdarahan yang terjadi dapat dimuntahkan dengan warna hitam hingga merah segar dan
darah dapat mengalir ke bawah (anus) sehingga timbul buang air besar hitam (melena).
Umumnya perdarahan SCBA termasuk penyakit gawat darurat yang memerlukan
tindakan medik intensif yang segera di rumah-sakit/puskesmas karena angka kematiannya
yang tinggi, terutama pada perdarahan varises esofagus yang dahulu berkisar antara 40 85%. Tingginya angka kematian pada perdarahan varises esophagus tergantung dari
beberapa faktor, antara lain :

Sifat dan lamanya perdarahan telah berlangsung.


Beratnya penyakit sirosis hati yang mendasarinya.
Tersedia tidaknya sarana diagnostik dan terapi di rumah

Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah buang air besar berdarah seperti
aspal, umumnya disebabkan perdarahan saluran makan bagian atas (SMBA) mulai dari
esofagus sampai duodenum. Penyehab-penyebab dari perdarahan saluran makan bagian
atas antara lain :

Kelainan pada esofagus: varises, esofagitis, ulkus, sindroma Mallory-Weiss,

keganasan.
Kelainan pada lambung dan doudenum: gastritis hemoragik, ulkus peptikum

ventrikuli dan duodeni, keganasan, polip.


Penyakit darah: leukemia, DIC, trombositopeni.
Penyakit sistemik: uremia.
Varises esofagus biasanya merupakan komplikasi sirosis. Sirosis adalah penyakit

yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut di hati. Penyebabnya antara lain
hepatitis B dan C, atau konsumsi alkohol dalam julah besar. Penyakit lain yang dapat
menyebabkan sirosis adalah tersumbatnya saluran empedu.
2.

Penyebab
Varises esofagus biasanya merupakan komplikasi sirosis. Sirosis adalah penyakit
yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut di hati. Penyebabnya antara lain
hepatitis B dan C, atau konsumsi alkohol dalam jumlah besar. Penyakit lain yang dapat
menyebabkan sirosis adalah tersumbatnya saluran empedu.

3.

Manifestasi Klinis

Keluhan yang ditimbulkan oleh varises esofagus sendiri sebetulnya tidak ada. Yang
seringkali adalah, estela timbulnya perforasi dan terjadi perdarahan yang masif, yaitu
hematemesis dan melena. Jadi yang dapat menimbulkan perdarahan sebagian besar
varises berwarna kemerahan. Tanda-tanda perdarahan kadang-kadang adalah enselopati
hepatic. Hipovolemia dan hipotensi dapat terjadi bergantung pada jumlah dan kecepatan
kehilangan darah.
4.

Patofisiologi
Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar mengakibatkan
peningkatan tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral dalam
submukosa esofagus dan rektum serta pada dinding abdomen anterior untuk mengalihkan
darah menjauhi hepar. Dengan meningkatnya tekanan dalam vena ini, maka vena menjadi
mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah disebut varises. Varises dapat pecah,
mengakibatkan perdarahan gastrointestinal masif. Selanjutnya dapat mengakibatkan
kehilangan darah tiba-tiba, penurunan arus balik vena ke jantung, dan penurunan curah
jantung. Jika perdarahan menjadi berlebihan, maka akan mengakibatkan penurunan
perfusi jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh melakukan
mekanisme kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi. Mekanisme ini
merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat pada saat pengkajian awal.
Jika volume darah tidak digantikan , penurunan perfusi jaringan mengakibatkan disfungsi
seluler. Sel-sel akan berubah menjadi metabolisme anaerob, dan terbentuk asam laktat.
Penurunan aliran darah akan memberikan efek pada seluruh sistem tubuh, dan tanpa
suplai oksigen yang mencukupi sistem tersebut akan mengalami kegagalan.

5. Patways

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan

Radiologik

esofasogram

untuk

pemeriksaan

double

dilakukan

daerah

dengan

esofagus

dan

pada

lambung

contrast

pemeriksaan

diteruskan
dan

dengan

duodenum,

pemeriksaan tersebut dilakukan pada berbagai posisi terutama pada


daerah 1/3 distal esofagus, kardia dan fundus lambung untuk mencari
ada atau tidaknya varises. Untuk mendapatkan hasil yang di harapkan,
dianjurkan pemeriksaan radiologik ini sedini mungkin dan sebaiknya
segera

setelah

Dengan

hematemesis

adanya

pemeriksaan

berbagai

secara

berhenti.
macam

endoskopik

Pemeriksaan

tipe

menjadi

Endoskopik

fiberendoskop,
sangat

penting

maka
untuk

menentukan dengan tepat tempat asal dan sumber perdarahan.


Keuntungan lain dari pemeriksaan endoskopik adalah dapat dilakukan
pengambilan foto untuk dokumentasi, aspirasi cairan dan biopsi untuk
pemeriksaan sitopatologik. Pada perdarahan saluran makan bagian
atas

yag

sedang

berlangsung,

pemeriksaan

endoskopik

dapat

dilakukan secara darurat atau sedini mungkin setelah hematemesis


berhenti. Pemeriksaan Ultrasonografi dan Scanning Hati Pemeriksaan
dengan ultrasonografi atau scanning dapat mendeteksi penyakit hati
kronik

seperti

sirosis

hati

yang

mungkin

sebagai

pennyebab

perdarahan saluran makan bagian atas. Pemeriksaan ini memerlukan


peralatan dan tenaga khusus yang sampai sekarang hanya terdapat di
kota besar saja.
7.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan ini memperbaiki keadaan umum dan tanda vital. Yang


paling penting pada pasien perdarahan SCBA adalah memberikan resusitasi pada
waktu pertama kali datang ke rumah sakit. Kita harus secepatnya memasang infus
untuk pemberian cairan kristaloid (seperti NaCL 0.9% dan lainnya) ataupun
koloid (plasma expander) sambil menunggu darah dengan/tanpa komponen darah
lainnya bila diperlukan. Selang nasogastrik perlu dipasang untuk memonitor
apakah perdarahan memang berasal dari SCBA dan apakah masih aktif berdarah
atau tidak dengan melakukan bilasan lambung tiap 6 jam sampai jernih.
Pasien harus diperiksa darah perifer (hemoglobin, hematokrit, leukosit dan
trombosit) tiap 6 jam untuk memonitor aktifitas perdarahan. Sebaiknya bila
dicurigai adanya kelainan pembekuan darah seperti Disseminated Intravascular

Coagullation (DIC) dan lainnya, harus dilakukan pemeriksaan pembekuan darah


seperti masa perdarahan, masa pembekuan, masa protrombin, APTT, masa
trombin, Burr Cell, D dimmer dan lainnya. Bila terdapat kelainan pembekuan
darah harus diobati sesuai kelainannya. Pada penderita dengan hipertensi portal
dimana perdarahan disebabkan pecahnya varises esofagus dapat diberikan obat
somatostatin atau oktreotide. Pada perdarahan non varises yang masif, dapat juga
diberikan somatostatin atau oktroetide tetapi jangka pendek 1-2 hari saja. Pada
prinsipnya, urutan penatalaksanaan perdarahan SCBA dapat mengikuti anjuran
algoritme penatalaksanaan dari Konsensus Nasional Indonesia atau Palmer atau
Triadapafilopoulos.
Selain pengobatan pada pasien perdarahan perlu diperhatikan pemberian nutrisi
yang optimal sesegera mungkin bila pasien sudah tidak perlu dipuasakan lagi, dan
mengobati kelainan kejiwaan/psikis bila ada dan memberikan edukasi mengenai
penyakit pada pasien dan keluarga misal memberi tahu mengenai penyebab
perdarahan dan bagaimana cara-cara pencegahaan agar tidak mengalami
perdarahan lagi.
8.

Fokus pengkajian
Pengkajian
Anamnesis

Riwayat penyakit dahulu

Pada perdarahan karena pecahnya varises esophgaus, tidak ditemukan


keluhan nyeri atau pedih di daerah epigastrium

Tanda-gejala hematemesis timbul mendadak

Tanyakan prakiraan jumlah darah: misalnya satu gelas, dua gelas atau
lainnya.

Pemeriksaan Fisik:

Keadaan umum

Kesadaran

Nadi, tekanan darah

Tanda-tanda anemia

Gejala hipovolemia

Tanda-tanda hipertensi portal dan sirosis hati: spider nevi, ginekomasti,


eritema

palmaris,

capit

medusae,

adanya

kolateral,

asites,

hepatosplenomegali dan edema tungkai.


9.

Fokus intervensi
Diagnosa 1 :
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah akut.
NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, kekurangan volume
cairan pasien teratasi.
Kriteria hasil :
Muntah darah berkurang
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Pasien menunjukkan respon kesadaran yang baik
Konjungtiva merah terang
Sclera normal ( putih)
Kulit kembali normal
KU baik
Intervensi
Mandiri

Rasional
Mandiri

Catat karakteristik muntah

Awasi tanda vital : bandingkan dengan distress gaster. Darah merah cerah menunjukkan
hasil normal pasien atau sebelumnya.

Membantu

dalam

membedakan

penyebab

adanya perdarahan arterial akut, mungkin karena

Catat respon fisiologis individual pasien ulkus gaster, darah merah gelap mungkin darah
terhadap perdarahan perubahan mental, lama ( tertahan dalam usus ) atau perdarahan
kelemahan,

gelisah,

ansietas,pucat, vena dari varises

berkeringat, takipnea, perubahan suhu 2


4

Perubahan TD dan nadi dapat di gunakan untuk

Awasi masukan dan haluaran dan perkiraan kasar kehilangan darah. ( missal TD <
hubungkan dengan perubahan berat 90 mm Hg dan nadi > 110 di duga 25%
badan. Ukur kehilangan darah / cairan penurunan volume atau kurang lebih 1000ml)
melalui muntah, penghisapan gaster/
3 Simtomatologi dapat berguna dalam mengukur

lavase, dan defekasi

berat/

Kolaboratif

Memburuknya

Berikan cairan /darah sesuai indikasi

perdarahan atau tidak adekuatnya penggantian

Awasi pemeriksaan laboratorium : Hb, cairan


Ht, jumlah sel darah merah

Berikan

obat

Simetidin
(

zantac),

sesuai

gejala

episode

perdarahan.

dapat

menunjukkan

Memberikan pedoman untuk penggantian cairan.

indikasi.Misal Kolaboratif

Tagamet),
famotidine

lamanya

ranitidine
5 Penggantian cairan tergantung pada derajat
(

Pepcid), hipovolemia dan lamanya perdarahan ( akut atau

nizatidin, ( axid)

kronis).

Tambahan

diinfuskan

sampai

pencocokan

silang

volume

albumin

golongan
dapat

darah

diselesaikan

dapat
dan
dan

transfuse darah dimulai


6

Alat untuk menentukkan kebutuhan penggantian


darah dan mengawasi keefektifan terapi

Penghambat histamine H2 menurunkan produksi


asam gaster, meningkatkan Ph gaster, dan
menurunkan iritasi pada mukosa gaster penting
untuk

penyembuhan

juga

pencegahan

pembentukan lesi.
Diagnosa 2:
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal masif
NOC : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, pasien
menunjukkan perbaikan perfusi jaringan
Kriteria hasil :

Muntah darah berkurang


Tanda-tanda vital dalam baras normal
kulit kembali normal ( tidak pucat)
Konjungtiva merah terang

Intervensi
Mandiri
1

Selidiki

Rasional
Mandiri
perubahan

tingkat 1

kesadaran, keluhan pusing atau sakit

Perubahan

dapat

menunjukkan

ketidakadekuatan perfusi serebral sebagai

kepala
2

Auskultasi

akibat tekanan darah arterial. Catatan:


nadi

apical.

Awasi

perubahan

dapat

menunjukkan

kontinu ada.

ammonia/

Kaji kulit terhadap dingin, pucat,

pasien dengan penyakit hati

berkeringat,

Perubahan disritmia dan iskemia dapat

pengisian

kapiler 2

peningkatan

juga

kecepatan jantung / irama bila EKG

ensefalopati

kadar

hepatic

pada

lambat, dan nadi perifer lemah

terjadi sebagai akibat hipotensi, hipoksia,

Catat haluaran urin dan berat jenis

asidosis, ketidakseimbangan elektrolit,

Kolaboratif:
5

sensori

atau pendinginan dekat area jantung bila

Berikan oksigen tambahan sesuai

lavase air dingin di gunakan untuk

indikasi

mengontrol darah

Awasi GDA

Berikan cairan IV sesuai indikasi

Vasokonstriksi adalah respon simpatis


terhadap penurunan volume sirkulasi dan
atau dapat terjadi sebagai efek samping
pemberian vasopressin.

Penurunan

perfusi

sistemik

dapat

menyebabkan iskemia/ gagal ginjal di


manifestasikan

dengan

penurunan

keluaran urine.
Kolaboratif:
5

Mengobati hipoksemia dan asidosis laktat


selama perdarahan akut

Mengidentifikasi

hipoksemia,

keefektifan/ kebutuhan untuk terapi


7

Mempertahankan volume sirkulasi dan


perfusi. Catatan : penggunaan ringer
laktat di kontraindikaasikan pada adanya
gagal hati karena metabolisme laktat
terganggu dan asidosis laktat dapat terjadi

10. Daftar pustaka

Brunner, Suddarth. 2006. Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2. Jakarta: EGC

Sabiston. 1994. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : EGC.


Wilson, lorraine. 2006. Patofisiolofi Volume 1, Edisi 6. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai