DAN SUPERVISI
K,D,H
Delegasi
◦ Manajer keperawatan sering berasumsi jika ◦ Pendelegasian yang berlebihan kepada staf,
mereka melakukannya sendiri, maka akan akan berdampak terhadap penggunaan waktu
menjadi lebih baik dan lebih cepat daripada yang sia-sia. Hal ini disebabkan keterbatasan
didelagasikan ke orang lain. Misalnya, manajer untuk memonitor dan menghabiskan
manajer sering berpikir “Saya bisa waktu dalam tugas organisasi. Staf akan
mengerjakan ini lebih baik, bila staf yang merasa terbebani dan sering ditemukan
mengerjakan akan memerlukan waktu yang penyalahgunaan wewenang yang diberikan.
lama”. Keadaan ini berdampak terhadap Misalnya staf sering bertanya, “Saya tidak
proses pendelegasian wewenang, di mana tahu apa yang manajer harapkan” atau “Saya
orang yang menerima tugas hanya diberikan lebih senang bantuan supervisi dari manajer
wewenang yang sangat terbatas dan sering terus-menerus”.
terjadi ketidakjelasan wewenang yang harus
dilakukan, sehingga tugas tersebut tidak dapat
diselesaikan dengan baik.
Pendelegasian yang Tidak Tepat
(Improper-delegation)
◦ Pendelegasian menjadi tidak efektif bila diberikan kepada
orang yang tidak tepat karena alasan faktor suka/tidak
suka. Pendelegasian tersebut tidak akan memperoleh hasil
yang baik karena adanya kecenderungan manajer menilai
pekerjaan staf berdasarkan unsur subjektivitas.
KONSEP DELEGASI
◦ 1. Pendelegasian bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung jawab. Tetapi suatu cara untuk
membuat tanggung jawab menjadi bermakna. Manajer keperawatan sering mendelegasikan tanggung
jawabnya kepada staf dalam melaksanakan asuhan terhadap pasien. Misalnya, dalam penerapan model
asuhan keperawatan profesional primer, seorang perawat primer (PP) melimpahkan tanggung jawabnya
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada perawat pendamping/ associate (PA). Perawat primer
memberikan tanggung jawab yang penuh dalam merawat pasien yang didelegasikan.
◦ 2. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang. Perawat primer menyusun tujuan
tindakan keperawatan. Tanggung jawab untuk melaksanakan tujuan/rencana didelegasikan kepada staf
yang sesuai atau menguasai kasus yang dilimpahkan. Kemudian PP memberikan wewenang kepada PA
untuk mengambil semua keputusan menyangkut keadaan pasien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses tersebut harus meliputi:
• pengkajian kebutuhan pasien;
• identifikasi tugas yang dapat dilaksanakan dengan bantuan orang lain;
• mendidik dan memberikan pelatihan supaya tugas dapat dilaksanakan dengan aman dan kompeten;
• proses menentukan kompetensi dlam membantu seseorang;
• ketersediaan supervisi yang cukup oleh PP;
• proses evaluasi yang terus-menerus dalam membantu seseorang;
• proses komunikasi tentang keadaan pasien antara PP dan PA.
◦ 3. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung jawabnya, mengembangkan
wewenang yang dilimpahkan, dan mengembangkan kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi.
Keberhasilan pelimpahan ditentukan oleh:
◦ a. intervensi keperawatan yang diperlukan;
◦ b. siapa yang siap dan sesuai dalam melaksanakan tugas tersebut;
◦ c. bantuan apa yang diperlukan;
◦ d. hasil apa yang diharapkan.
◦ 4. Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada semua anggota. Dukungan yang penting
adalah menciptakan suasana yang asertif. Setelah PA melaksanakan tugas yang dilimpahkan,
maka PP harus menunjukkan rasa percaya kepada PA untuk melaksanakan asuhan
keperawatan secara mandiri. Jika masalah timbul, maka PP harus selalu menanyakan “Apa
yang bisa kita lakukan?” Empowering meliputi pemberian wewenang seseorang untuk
melaksanakan tugas secara kritis otonomi, menciptakan kemudahan dalam melaksanakan
tugas, serta membangun rasa kebersamaan dan hubungan yang serasi.
◦ 5. Seorang delegasi harus terlibat aktif. Ia harus dapat
menganalisis otonomi yang dilimpahkan untuk dapat terlibat
aktif. Keterbukaan akan mempermudah komunikasi antara PP
dan PA.
Bagaimana proses pendelegasian
1. FAIR
2. FEEDBACK
3. FOLLOW UP
CARA PELAKSANAAN SUPERVISI
◦ LANSUNG
1. Pengarahan harus lengkap
2. Mudah dipahami
3. Menggunakan kata-kata yang tepat
4. Berbicara dengan jelas dan lambat
5. Berikan arahan yang logis
6. Hindari memberikan arahan yang banyak pada satu saat
7. Pastikan bahwa arahan dipahami
8. Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
◦ TIDAK LANGSUNG
1. Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan
2. Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan,sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta
3. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis
PERAN SUPERVISOR
1. Pendidik
2. Mentor
3. Fasilitator untuk meningkatkan kesadaran diri dan mengeksplorasi kemampuan individu
4. Evaluator