KRISIS TIROID
KSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANG
Tanggal terbit/
Revisi
PANDUAN
PRAKTEK KLINIK
Pengertian
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Direktur Utama
dr. Irayanti, Sp.M
NIP: 196201231989012001
Keadaan emergensi dalam bidang penyakit dalam /
endokrinologi, terkait dengan kelebihan hormon tiroid yang
sudah tidak dapat dikompensasi lagi oleh tubuh yang
disebabkan peningkatan hormon T3 dan T4 terutama yang
dalam bentuk bebas (free) didalam darah, yang terjadi
relative cepat dan tinggi. Keadaan ini hanya dapat terjadi
pada penderita hipertiroid atau dikenal hipertiroid
sebelumnya. Faktor pencetusnya dapat berupa tindakan
operasi atau anestesi (surgical storm), dapat juga oleh halhal lain seperti penghentian obat tiba-tiba, radioterapi,
infeksi, trauma, partus, eklampsia, dan lain-lain (medical
storm).
Demam, merupakan gejala yang khas biasanya demam
tinggi, kulit lembab, licin, hangat, kemerahan. Sesak nafas,
mual muntah, gelisah, gangguan mental dan penurunan
kesadaran.
Gejala dan tanda khas hipertiroidisme, karena Graves
atau yang lain
Sistem saraf pusat terganggu : delirium, koma
Demam tinggi sampai 400C
Takikardia sampai 130-200 x/m
Sering fibrilasi atrial dengan respons ventrikular cepat
Dapat memperlihatkan gagal jantung kongestif
Dapat ditemukan ikterus
laboratorium : TSHs sangat rendah, T 4 / FT4 / T3 tinggi,
anemia normositik normokrom, limfositosis relatif,
hiperglikemia, peningkatan enzim transaminase hati,
azotemia prerenal
EKG : sinus takikardia atau fibrilasi atrial dengan
respons ventrikular cepat
Tekanan darah, mulanya normal kemudian turun sampai
shock
Gangguan kardiovaskuler, takikardi, atrium fibrilasi, bisa
terjadi block, dekompensasio kordis kiri akut (tandatanda edem paru)
Gangguan gastrointestinal, seperti nausea, vomitus atau
diare
Pemeriksaan
Penunjang
Kriteria Diagnosis
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Terapi
Lama Perawatan
Prognosis
Tingkat Evidens
Bila
refrakter
terhadap
terapi
diatas
:
plasmaferesis, dialisis peritoneal
- Pengobatan terhadap faktor presipitasi : antibiotik,
dll.
7
Hari
Prognosis
sangat
dipengaruhi
oleh
kecepatan
penatalaksanaan.
I
Tingkat
Rekomendasi
Penelaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan
Nama
Jabatan
A
Dr.dr. Eva Decroli, SpPD,KEMD-FINASIM
1.Djokomoeljanto R. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme dan
Hipertiroidisme. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
III, edisi V, Jakarta; 2009: hal.2006-2008.
2. Samual A, Pandelaki K. Hipertiroidisme. In : Waspadji S,
et al. Eds. Buka Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.p 766-72.
3. Jameson JL, Weetman AP. Disorders of the Thyroid Gland.
In Braunwald E. Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL,
Jameson JL, Harrissons Principles of Internal Medicine. 15 th
ed. New York : McGraw-Hill : 2001.p. 2080-84
4. Suyono S. Subekti I. Krisis Tiroid. Dalam Prosiding
Simposium Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta 15-16 April 2000 : 78-82
5. Suyono S. Subekti I. Patogenesis dan Gambaran Klinis
Penyakit Graves. Makalah Jakarta Endocrinology Meeting
2003. Jakarta. 18 Oktober 2003
6. Waspadji S.
Pengelolaan Medis Penyakit Graves.
Makalah Jakarta Endocrinology Meeting 2003. Jakarta. 18
Oktober 2003.
Dibuat Oleh
Ditinjau/
Disahkan oleh
disetujui oleh
Dr.dr.Eva
Dr.dr.H.Joserizal
dr.HAM.Hanif,
Decroli, SpPDSaruji, SpOG(K)
SpPD-KKV, MARS
KEMD
Ketua Komite Medik
Direktur Medik
dan Keperawatan
Tanda Tangan
Bagian /Unit
Seksi SPO, Kebijakan
dan Document Control
Jumlah
Personel
Tanda
Tangan
Tanggal
Halaman
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANG
Tanggal terbit/
Revisi
PANDUAN
PRAKTEK KLINIK
Pengertian
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Kriteria Diagnosis
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Terapi
Lama Perawatan
Prognosis
Tingkat Evidens
Tingkat
Rekomendasi
Direktur Utama
dr. Irayanti, Sp.M
NIP: 196201231989012001
Suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena destruksi sel beta,
umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik
autoimun dan idiopatik.
Poliuria, polidipsia, poligafia, BB menurun.
Riwayat keluarga dengan DM
Riwayat tumbuh kembang
Pengukuran TB, BB, Lingkar pinggang
Pengukuran TD
Pemeriksaan funduscopi
Pemeriksaan jantung
Pemeriksaan ekstrimitas atas dan bawah
Pemeriksaan kulit
HOMA IR
C-Peptide
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan
glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl sudah cukup
menegakkan diagnosis DM
2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 mg/dl dengan
adanya keluhan klasik.
Diabetes melitus tipe 1
MODY
Non Farmakologis :
Edukasi
Terapi gizi
Latihan jasmani
Farmakologis : Insulin
Insulin kerja cepat (rapid acting insulin)
Insulin kerja pendek (short acting insulin)
Insulin kerja menengah (intermediate acting insulin)
Insulin kerja panjang (long acting insulin)
Insulin campuran tetap, kerja pendek dan menengah
(premixed insulin)
Rawat Jalan
Dubia
I
A
Penelaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian /Unit
Seksi SPO, Kebijakan
dan Document Control
Jumlah
Personel
Tanda
Tangan
Tanggal
Halaman
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANG
Tanggal terbit/
Revisi
PANDUAN
PRAKTEK KLINIK
Pengertian
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Kriteria Diagnosis
Direktur Utama
dr. Irayanti, Sp.M
NIP: 196201231989012001
Suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya. Bervariasi, mulai yang
dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif
sampai dominan defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin.
Gejala poliuria, polidipsia, polifagia, BB menurun
Hasil pemeriksaan laboratorium terdahulu, meliputi GD, A1c
Pola makan, status nutrisi
Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya
Pengobatan yang sedang dijalani
Riwayat komplikasi akut (Ketoasidosis diabetik,
hiperosmolar hiperglikemia dan hipoglikemia)
Riwayat infeksi sebelumnya
Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik.
Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung
koroner, obesitas, riwayat penyakit keluarga
Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan dan status
ekonomi.
Penggunaan kontrasepsi dan kehamilan.
Pengukuran TB, BB, Lingkar pinggang
Pengukuran TD
Pemeriksaan funduscopi
Pemeriksaan jantung
Pemeriksaan ekstrimitas atas dan bawah
Pemeriksaan kulit
Glukosa darah puasa (GDP) dan 2 jam post prandial
(GD2jpp)
A1c
Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL,
trigliserida)
Kreatinin serum
Albuminuria
Keton, sedimen, dan protein dalam urin
Elektrokardiogram
Rontgen dada
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan
glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl sudah cukup
menegakkan diagnosis DM
2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 mg/dl dengan
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Terapi
Lama Perawatan
Prognosis
Tingkat Evidens
Tingkat
Rekomendasi
Penelaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan
Nama
Jabatan
Direktur Medik
dan Keperawatan
Tanda Tangan
Bagian /Unit
Seksi SPO, Kebijakan
dan Document Control
Jumlah
Personel
Tanda
Tangan
Tanggal
Pengertian
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Direktur Utama
dr. Irayanti, Sp.M
NIP: 196201231989012001
Suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya, yang disebabkan oleh
Defek genetik fungsi sel beta
Defek genetik kerja insulin
Penyakit eksokrin pankreas
Endokrinopati
Karena obat atau zat kimia
Infeksi
Sebab imunologi yang jarang
Sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM.
Gejala poliuria, polidipsia, polifagia, BB menurun
Hasil pemeriksaan laboratorium terdahulu, meliputi GD, A1c
Pola makan, status nutrisi
Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya
Pengobatan yang sedang dijalani
Riwayat infeksi sebelumnya
Riwayat keganasan pankreas
Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung
koroner, obesitas, riwayat penyakit keluarga
Pegukuran TB, BB, Lingkar pinggang.
Pengukuran TD dan ABI (Ankle brachial index)
Pemeriksaan funduscopi
Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
Pemeriksaan jantung
Evaluasi nadi
Pemeriksaan ekstrimitas atas dan bawah termasuk jari
Pemeriksaan kulit
Glukosa darah puasa (GDP) dan 2 jam post prandial
(GD2jpp)
A1c
Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL,
trigliserida)
Kreatinin serum
Albuminuria
Keton, sedimen, dan protein dalam urin
Elektrokardiogram
Rontgen sentrasi pankreas
CT scan Abdomen
Kriteria Diagnosis
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Terapi
Lama Perawatan
Prognosis
Tingkat Evidens
Tingkat
Rekomendasi
Penelaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian /Unit
Seksi SPO, Kebijakan
Jumlah
Personel
Tanda
Tangan
Tanggal
Pengertian
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Direktur Utama
dr. Irayanti, Sp.M
NIP: 196201231989012001
Suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya, yang terjadi selama
kehamilan.
Gejala poliuria, polidipsia, polifagia, BB menurun
Hasil pemeriksaan laboratorium terdahulu, meliputi GD, A1c
Pola makan, status nutrisi
Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung
koroner, obesitas.
Riwayat DM dalam keluarga
Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu pada kehamilan
sebelumnya.
Riwayat keguguran
Riwayat bayi meninggal tanpa sebab yang jelas
Riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan
Riwayat melahirkan bayi 4000 gram.
Riwayat preeklamsia
Polihidramnion
Pegukuran TB, BB, Lingkar pinggang.
Pengukuran TD dan ABI (Ankle brachial index)
Pemeriksaan funduscopi
Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
Pemeriksaan jantung
Evaluasi nadi
Pemeriksaan ekstrimitas atas dan bawah termasuk jari
Pemeriksaan kulit
Glukosa darah puasa (GDP) dan 2 jam post prandial
(GD2jpp)
A1c
Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL,
trigliserida)
Kreatinin serum
Albuminuria
Kriteria Diagnosis
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Terapi
Lama Perawatan
Prognosis
Tingkat Evidens
Tingkat
Rekomendasi
Penelaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian /Unit
Seksi SPO, Kebijakan
dan Document Control
Jumlah
Personel
Tanda
Tangan
Tanggal
Pengertian
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Kriteria Diagnosis
Direktur Utama
dr. Irayanti, Sp.M
NIP: 196201231989012001
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Terapi
RI
(mg/dL)
(unit,
subkutan)
< 200
0
200 250
5
250 300
10
300 350
15
> 350
20
Jika kadar GD ada yang < 100 mg/dL : drip RI
dihentikan
Setelah sliding scale tiap 6 jam dapat diperhitungkan
kebutuhan insulin sehari dibagi 3 dosis sehari
subkutan, sebelum makan (bila pasien sudah makan)
Kalium
Kalium (K CI) drip dimulai bersamaan dengan drip RI,
dengan dosis 50 mEq / 6 jam. Syarat : tidak ada
drip dihentikan
Bila sudah sadar, diberikan K+ oral selama seminggu
Natrium bikarbonat
Drip
100 mEq bila pH
< 7,0 disertai KCI 26
mEq drip
50 mEq bila pH
7,0 7,1 disertai KCI 13
mEq drip
Juga diberikan pada asidosis laktat dan hiperkalemi
yang mengancam.
Tata laksana umum :
O2 bila PO2 < 80 mmHg
Antibiotika adekuat
7 Hari
Dubia
I
A
Dr.dr. Eva Decroli, SpPD,KEMD-FINASIM
1.
PERKENI.
Petunjuk
Praktis
Pengelolaan
Diabetes Mellitus Tipe 2. 2011.
2.
Waspadji S. Kegawatan pada Diabetes Mellitus.
In : Prosiding Simposium Penatalaksanaan Kedaruratan
di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, 15-16 April 2000
: 83-8
3.
Soewondo P. Ketoasidosis Diabetik. In :
Prosiding Simposium Penatalaksanaan Kedaruratan di
Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, 15-16 April 2000 :
89-96
4.
Kitabchi AE. Umpierrez GE. Murphy MB. Barrett
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian /Unit
Jumlah
Personel
Tanda
Tangan
Tanggal
Pengertian
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Direktur Utama
dr. Irayanti, Sp.M
NIP: 196201231989012001
Suatu komplikasi akut atau emergensi di bagian penyakit
dalam yang ditandai dengan hiperglikemia, hiperosmolar
tanpa disertai adanya ketosis.
Poliuria, polidipsia
Rasa lemah
Gangguan pengluhatan
Kaki kejang
Mual muntah
Dehidrasi
Keluhan saraf seperti letargi, disorientasi, hemiparesis,
kejang atau koma.
Penurunan kesadaran
Tanda-tanda dehidrasi berat : Turgor yang buruk, mukosa
pipi yang kering, mata cekung, lidah dan bibir kering.
Perabaan ekstrimitas yang dingin
Denyut nadi yang cepat dan lemah
Hipovolemia sampai syok
Pemeriksaan
Penunjang
Kriteria Diagnosis
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Terapi
Lama Perawatan
Prognosis
Tingkat Evidens
Tingkat
Rekomendasi
Penelaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan
Nama
Jabatan
disetujui oleh
Dr.dr.Eva
Dr.dr.H.Joserizal
Decroli, SpPDSaruji, SpOG(K)
KEMD
Ketua Komite Medik
dr.HAM.Hanif,
SpPD-KKV, MARS
Direktur Medik
dan Keperawatan
Tanda Tangan
Bagian /Unit
Seksi SPO, Kebijakan
dan Document Control
Jumlah
Personel
Tanda
Tangan
Tanggal
Halaman
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANG
Tanggal terbit/
Revisi
PANDUAN
PRAKTEK KLINIK
Pengertian
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Direktur Utama
dr. Irayanti, Sp.M
NIP: 196201231989012001
Kadar glukosa darah < 60 mg/dL, atau kadar glukosa darah
< 80 mg/dL, dengan gejala klinis Hipoglikemia pada DM
terjadi karena :
Kelebihan obat / dosis obat : terutama insulin, atau obat
hipoglikemik oral
Kebutuhan tubuh akan insulin yang relatif menurun :
gagal ginjal kronik, pasca persalinan
Asupan makan tidak adekuat : jumlah kalori atau waktu
makan tidak tepat
Kegiatan jasmani berlebihan.
Penggunaan preparat insulin atau obat hipoglikemik
oral : dosis terakhir, waktu pemakaian terakhir,
perubahan dosis.
Waktu makan terakhir, jumlah asupan gizi.
Riwayat jenis pengobatan dan dosis sebelumnya.
Lama menderita DM, komplikasi DM
Penyakit penyerta : ginjal, hati, dll
Penggunaan obat sistemik lainnya : penghambat
adrenergik , dll.
Gejala dan tanda klinis :
Stadium parasimpatik : lapar, mual, tekanan darah turun
Stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu, sulit
bicara, kesulitan menghitung sementara
Stadium simpatik : keringat dingin pada muka, bibir atau
tangan gemetar
Stadium gangguan otak berat : tidak sadar, dengan atau
tanpa kejang.
Pemeriksaan fisik : pucat, diaphoresis, tekanan darah,
frekuensi denyut jantung, penurunan kesadaran, defisit
neurologik fokal transien
Trias Whipple untuk hipoglikemia secara umum :
Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
Kadar glukosa plasma rendah
Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat
Kadar glukoma darah (GD), tes fungsi ginjal, tes fungsi hati,
C-peptide
Kriteria Diagnosis
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Terapi
Lama Perawatan
Prognosis
Tingkat Evidens
Tingkat
Rekomendasi
Penelaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan
Nama
Jabatan
RI
(mg/dL)
(unit,
subkutan)
< 200
0
200 250
5
250 300
10
300 350
15
> 350
20
8. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan
pemberian antagonis insulin, seperti : adrenalin, kortison
dosis tinggi, atau glukagon 0,5 1 mg IV / IM (bila
penyebabnya insulin)
9. Bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200 mg/dL :
hidrokortison 100 mg per 4 jam selama 12 jam atau
Deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan 2 mg setiap 6
jam dan Manitol 1,5 2 g/kgBB IV setiap 6-8 jam. Dicari
penyebab lain kesadaran menurun.
3 Hari
Dubia
I
A
Dr.dr. Eva Decroli, SpPD,KEMD-FINASIM
1. PERKENI, Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Mellitus
Tipe 2002. Waspadji S. Kegawatan pada Diabetes Melitus
Dalam Prosiding Simposium Penatalaksanaan
2. Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, 1516 April 2000. 83-3. Cryer PE Hypoglycemia In Braunwald E,
Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL,
Harissons Principles of Internal Medicine. 15 th ed. New
York : McGraw-Hill : 2001.p. 2138-43.
Dibuat Oleh
Ditinjau/
Disahkan oleh
disetujui oleh
Dr.dr.Eva
Dr.dr.H.Joserizal
dr.HAM.Hanif,
Decroli, SpPDSaruji, SpOG(K)
SpPD-KKV, MARS
KEMD
Ketua Komite Medik
Direktur Medik
dan Keperawatan
Tanda Tangan
Bagian /Unit
Seksi SPO, Kebijakan
Jumlah
Personel
Tanda
Tangan
Tanggal
Pengertian
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Direktur Utama
dr. Irayanti, Sp.M
NIP: 196201231989012001
Pembesaran kelenjer tiroid yang teraba sebagai suatu
nodul,
tanpa
disertai
tanda-tanda
hipertiroidisme.
Berdasarkan jumlah nodul, dibagi :
Struma mononodosa non toksik
Struma multinodosa non toksik
Berdasarkan kemampuan menangkap iodium radioaktif :
Nodul dingin
Nodul hangat
Nodul panas
Berdasarkan konsistensinya :
Nodul lunak
Nodul kistik
Nodul keras
Nodul sangat keras
Sejak kapan benjolan timbul
Rasa nyeri spontan atau tidak spontan, berpindah atau
tetap
Cara membesarnya : cepat atau lambat
Pada awalnya berupa satu benjolan yang membesar
menjadi beberapa benjolan atau hanya pembesaran
leher saja
Riwayat keluarga
Riwayat penyinaran daerah leher pada waktu kecil/muda
Perubahan suara
Gangguan menelan, sesak nafas
Penurunan berat badan
Keluhan tirotoksikosis
Umum
Lokal :
- nodul tunggal atau majemuk, atau difus
- nyeri tekan
- konsistensi
- permukaan
- perlekatan pada jaringan sekitarnya
- pendesakan atau pendorongan trakea
- pembesaran kelenjer getah bening regional
- pembertons sign
Pemeriksaan
Penunjang
Kriteria Diagnosis
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Terapi
Lama Perawatan
Prognosis
Tingkat Evidens
Tingkat
Rekomendasi
Penelaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan
Observasi
C. Tak cukup/sediaan tak representatif
Jika nodul solid (saat BAJAH) : ulang BAJAH.
Bila klinis curiga ganas tinggi Operasi Lobektomi
Bila klinis curiga ganas rendah Observasi
Jika nodul kistik (saat BAJAH) : aspirasi.
Bila kista regresi Observasi
Bila kista rekurens, klinis curiga ganas rendah
Observasi
Bila kista rekurens, klinis curiga ganas tinggi
Operasi Lobektomi
D. Jinak
terapi dengan Levo-tiroksin (LT4) dosis subtoksis
Dosis diditrasi mulai 2 x 25 ug (3 hari)
Dilanjutkan 3 x 25 ug (3-4 hari)
Bila tidak ada efek samping atau tanda toksis : dosis
menjadi 2 x 100 ug sampai 4-6 minggu, kemudian
evaluasi TSH (target 0,1 0,3 ulU/L)
Supresi TSH dipertahankan selama 6 bulan
Evaluasi dengan USG : apakah nodul berhasil
mengecil atau tidak (berhasil bila mengecil > 50%
dari volume awal)
- Bila nodul mengecil atau tetap L-tiroksin
dihentikan dan diobservasi :
- Bila setelah struma itu membesar lagi, maka Ltiroksin dimulai lagi (target TSH 0,1 0,3 ulU/L)
Bila sesudah I-tiroksin dihentikan, struma tidak
berubah, diobservasi saja
- Bila nodul membesar dalam 6 bulan atau saat
terapi supresi obat dihentikan dan operasi
Tiroidektomi
dan
dilakukan
pemeriksaan
histopatologi hasil PA :
Jinak : terapi dengan L-tiroksin : target TSH 0,5-3,0
ulU/L
Ganas : terapi dengan L-tiroksin
- Individu dengan risiko ganas tinggi
Target TSH < 0,01 0,05 ulU/L
- Individu dengan risiko ganas rendah
Target TSH < 0,05 0,01 ulU/L
Rawat Jalan
Dubia
I
A
Dr.dr. Eva Decroli, SpPD,KEMD-FINASIM
1.
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
Bagian /Unit
Seksi SPO, Kebijakan
dan Document Control
Jumlah
Personel
Tanda
Tangan
Tanggal