Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ROLL PLAY RONDE KEPERAWATAN

MATA KULIAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU: Bayu Purnama Atmaja S.Kep., Ners., M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

AULIA SARI ISMARANDIKA (1114170592)

ENI LESTARI (1114170595)

ISNASAROH (1114170600)

NUSAIMAH KHUSNUL K (1114170606)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUL AZHAR


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BATULICIN

T.A. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul. Roll play ronde keperawatan Mata kuliah Manajemen keperawatan.
Dapat terselesaikan seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya
makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. DR. Ir. H. Budi Santoso, MS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Darul Azhar Batulicin.
2. Farhandika Putra, S.Kep., Ns.M.Kep, selaku Kaprodi S1 Keperawatan.
3. Bayu Purnama Atmaja., S.Kep., Ns.M.Kep. selaku Dosen Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan di STIKES Darul Azhar Batulicin.
Selain untuk menambah pengetahuan, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas. Mata Kuliah Manajemen Keperawatan. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dari pembaca
sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Simpang Empat, April 2020

Kelompok

2
DAFTAR ISI

JUDUL HAL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................
1.4 Manfaat .....................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SKENARIO ROLL PLAY RONDE KEPERAWATAN

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................
4.2 Saran
4.2.1 Saran bagi mahasiswa ........................................................................
4.2.2 Saran bagi instansi .............................................................................

Daftar Pustaka.

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan,
mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan
bersama dalam sebuah organisasi. Manajemen keperawatan adalah upaya staf
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa
aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.
Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua
kegiatan tertata rapid dan terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama,
yaitu menciptakan suasana yang aman dan nyaman baik kepada sesama staf
keperawatan maupun pasien. Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model
praktik keperawatan professional ( MPKP ) yang di dalamnya terdapat
kegiatan ronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan
dimana perawat primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk menyelesaikan
masalah klien, dan klien dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian
masalah tersebut.
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer
dan atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat dengan
perawat, perawat dengan pasien.
Ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat
mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu
dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan
pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta
mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien. (Kozier et
al, 2004).

4
Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi dengan
baik, sehingga semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.Perawat
professional harus dapat menerapkan ronde keperawatan, sehingga role play
tentang ronde keperawatan ini sangat perlu dilakukan agar mahasiswa paham
mengenai ronde keperawatan dan dapat mengaplikasikannya kelak saat
bekerja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui Definisi Ronde Keperawatan
2. Mengetahui Karakteristik Ronde Keperawatan
3. Mengetahui Tujuan Ronde Keperawatan Manfaat ronde keperawatan
4. Mengetahui Manfaat ronde keperawatan
5. Mengetahui Tipe-Tipe Ronde Keperawatan
6. Mengetahui Tahapan Ronde Keperawatan
7. Mengetahui Mekanisme ronde keperawatan
8. Mengetahui Strategi ronde keperawatan yang efektif
9. Mengetahui Hal yang Dipersiapkan dalam Ronde Keperawatan
10. Mengetahui Komponen Terlibat Dalam Ronde Keperawatan
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
Manfaat bagi mahasiswa terhadap makalah ini memiliki pengetahuan dan
menambah wawasan terhadap Menejemen Keperawatan Tentang Ronde
Keperawatan.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi


Manfaat bagi instansi sebagai bahan bacaan dan pertimbangan untuk
pemenuhan tugas dan pemberian nilai akhir.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilaksanakan oleh perawat primer dan konselor,
kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota
tim kesehatan (Nursalam, 2009).
2.2 Karakteristik Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini
(Nursalam, 2011) :
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet dan
perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah.
2.3 Tujuan Ronde Keperawatan
Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu:
tujuan bagi perawat dan tujuan bagi pasien.
Tujuan ronde keperawatan bagi perawat adalah :
1. Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien
2. Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format
studi kasus
4. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan
penilaian keterampilan klinis
5. Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta

6
6. Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan
kebanggaan dalam profesi keperawatan (Armola et al, 2010)

Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi pasien.
Tujuan pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien adalah :

1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke
hari
2. Untuk mengamati pekerjaan staff
3. Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan
kepada dokter mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.
4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan
kepada pasien
8. Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb
9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga
perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan (Clement,
2011)
2.4 Manfaat ronde keperawatan
Manfaat dari ronde keperawatan adalah :
1. Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
pada perawat.
2. Membantu mengembangkan keterampilan keperawatan
3. Membanu mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat
yang baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di
ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde
keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien

7
4. Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien, dengan tindakan
ronde keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat
(Clement, 2011).

2.5 Tipe-Tipe Ronde Keperawatan


Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan.
Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada empat tipe
ronde yaitu matrons rounds, nurse management rounds, patient comfort
rounds dan teaching nurse (Nursalam, 2011).
1. Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat
berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal
rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart
pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan menilai penampilan dan
kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2. Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini
adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan
implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan
yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses
interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat
dan head nurse.
3. Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini
berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit.
Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan
pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam hari, perawat
menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4. Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara
teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi
proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau
mahasiswa perawat.Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau
mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung
pada pasien.

8
Menurut Daniel (2004) Dalam Nursalam (2011) walking round
yang terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds atau
interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde yang dilakukan
antara perawat dengan perawat. Physician-nurse adalah ronde pada pasien
yang dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary
rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam
tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dan
sebagainya.
2.6 Tahapan Ronde Keperawatan
Tahapan ronde keperawatan adalah (Zainuddin Saleh, 2012) :
1. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),
orientation (orientasi).
2. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan).
3. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran),
reflection (refleksi), preparation (persiapan).
Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut
(Zainuddin Saleh, 2012):
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan/
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
3. Pasca Ronde

9
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai
berikut (Zainuddin Saleh, 2012) :
a. Struktur
1). Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
2).Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3). Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1). Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2). Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
c. Hasil
1). Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2). Masalah klien dapat teratasi.
3). Perawat dapat :
a. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis
b. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis
c. Meningkatkan kemampuan validitas data klien
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien
f. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
g. Meningkatkan kemampuan justifikasi
h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
2.7 Mekanisme ronde keperawatan
Perawat membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien sebelum
melakukan ronde keperawatan. Hal ini dilanjutkan clament (2011) bahwa
perawat sebaiknya melihat laporan penilaian fisik dan psikososial pasien 2-3

10
menit. Selain itu juga perawat menetapkan tujuan yang ingin dicapai ketika
pelaksanaan ronde keperawatan. Sebelum menemui pasien, sebaiknya
perawat membahas tujuan yang ingin dicapai (clament 2011). Perawat
menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. Hal itu disebut
sitorus (2006) sebelum dilakukan ronde perawat primer (PP) menentukan 2-3
klien yang akan dironde dan ditentukan pasien yang akan dironde. Sebaliknya
dipilih klien yang perawatan khusus dengan masalah yang relative lebih
kompleks(sitorus 2006). Ronde keperawatan dilakukan pada pasien. Perawat
melaporkan kondisi, tindakan yang sudah dilakukan dan yang akaan
dilakukan, pengobatan, serta rencana yang lain. Clement (2011) saat ronde
keperawatan melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan,
perawat medis dan prognosis. Selain itu juga menurut Annual review of
nursing education dalam ronde keperawatan, perawat mendiskusikan
diagnosis keperawatan yang terkait, intervensi keperawatan, dan hasil.
Mengenai masalah yang sensitive sebaiknya tidak didiskusikan dihadapan
klien (sitorus, 2006).
2.8 Strategi ronde keperawatan yang efektif
Menurut Ramani (2003) menyebutkan ada beberapa strategi agar ronde
keperawatan berjalan efektif yaitu :
1. Melakukan persiapan dengan seksama terkait dengan pelaksanaan ronde
keperawatan baik waktu pelaksanaan, pasien masalah yang terkait, dan
sebagainya.
2. Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan meliputi : system apa
yang akan diajarkan, aspek-aspek apa yang harus ditekankan: pemeriksaan
fisik,melakukan tindakan, dan sebagainya. Rencanakan agar semua aktif
terlibat dalam kegiatan, pilih pasien yang akan dilakukan proses
pembelajaran, serta tentukan berapa banyak waktu yang harus dihabiskan
dengan pasien tertentu.
3. Orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan berikut ini
dapat dilakukan selama fase orientasi:
a. Orientasikan perawat untuk tujuan latihan dan kegiatan yang
direncanakan.

11
b. Memberikan peran kepada setiap anggota tim.
c. Buat aturan mengenai ronde.
d. Setiap diskusi sensitive perlu ditunda dan seluruh tim harus menyadari
hal ini.
4. Perkenalkan diri anda dan tim pada pasien meliputi :
a. Memperkenalkan diri kepada pasien
b. Pasien perlu diberitahu bahwa pertemuan itu terutama dimaksudkan
untuk berdiskusi mengenai pemberian perawatan pada pasien
c. Keluarga tidak perlu diminta untuk pergi jika pasien ingin untuk
ditemani
d. Meninggalkan waktu untuk pertanyaan,klarifikasi, menempatkan
pembacaan lebih lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari
pasien jarak pendengaran. Ini adalah kesembatan untuk
mendiskusikan aspek sensitive dari riwayat pasien.
e. Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan. Mulai persiapan untuk
pertemuan berikutnyadengan merefleksikan pada diri mengenai hasil
ronde yang telah dilakukan.
2.9 Hal yang Dipersiapkan dalam Ronde Keperawatan
Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan
persiapan sebagai berikut (Sitorus R. & Yulia. 2005) :
1. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka).
2. Menentukan tim ronde keperawatan.
3. Mencari sumber atau literatur.
4. Membuat proposal.
5. Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
6. Diskusi : apa diagnosis keperawatan ? Apa data yang mendukung ?
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?
2.10 Komponen Terlibat Dalam Ronde Keperawatan
Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah
perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate,

12
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainnya (Nursalam
& Ferry Efendi. 2009)..
1. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim :
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
b. Menjelaskan masalah keperawata utama
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
d. Menjelaskan tindakan selanjutnya
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2. Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor
a. Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan
yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan
antara lain :
a) Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
b) Menjelaskan masalah keperawatan utama
c) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
d) Menjelaskan tindakan selanjtunya
e) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
b. Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
a) Memberikan justifikasi
b) Memberikan reinforcement
c) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan
serta tindakan yang rasional
d) Mengarahkan dan koreksi
e) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.

13
BAB III

SKENARIO

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis kedalam praktik keperawatan secara langsung (Nursalam, 2009).
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini:
Klien dilibatkan secara langsung, klien merupakan fokus kegiatan, perawat
aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama.
Menurut Ramani (2003) menjelaskan tahapan ronde keperawatan adalah 1.
pre rounds: preparation (persiapan), plenning (perencanaan), orientasion
(orientasi). 2. rounds : introduction(pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan) 3. rounds : debriefing (Tanya jawab), feedback (saran),
refrection (refleksi), preparation (persiapan).
4.2 Saran
4.1.1 Saran Bagi Institusi Mahasiswa
Sebagai acuan pembelajaran dan sumber informasi bagi mahasiswa dapat
meningkatkan pemahaman dalam Menejemen Keperawatan tentang Ronde
Keperawatan.
4.1.2 Saran Bagi Insitusi Pendidikan
Sebagai salah satu media pembelajaran, sumber informasi, dan wacana
keputusan terkait tentang Menejemen Keperawatan tentang Ronde
Keperawatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kinchay, A. (2012, September). www.scribd.com. Retrieved Juni 07, 2017, from


http:www.scribd.com/doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN

Nursalam dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Ratna Sitorus. 2005. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit.


Jakarta: EGC

Sitorus R. & Yulia. 2005. Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah


Sakit Panduan Implementasi. Jakarta: EGC

Zainuddin Saleh, 2012. Penggaruh Ronde Keperawatan Terhadap Kepuasan


Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda.

16

Anda mungkin juga menyukai