OLEH
AKF18035
2022
l
2
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................4
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................3
BAB II..............................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................27
METODE PENELITIAN.............................................................................................27
l
3
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................................33
BAB 1
l
4
PENDAHULUAN
Hipertensi atau yang biasa dikenal sebagai tekanan darah tinggi merupakan
suatu keadaan meningkatnya darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg
dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Hipertensi dapat diklarifikasikan
menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya belum
diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,
tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus menerus tinggi
dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu,
berkala(Kartikasariet al., 2012). Hipertensi lebih berisiko pada mereka yang sudah
berusia lanjut dibandingkan dengan mereka yang berusia relatif lebih muda dan
prevalensi hipertensi di Jawa Timur khususnya Kota Malang cukup tinggi. Jumlah
sejak tahun 2000 dan pada tahun 2025 diprediksi jumlah penderita hipertensi akan
meningkat menjadi 29% atau sekitar 1,6 miliar orang di seluruh dunia (Kesehatan,
l
5
survey yang di lakukan Dinas Kesehatan Kota Malang pada tahun 2010 sebesar
faktor utama kegagalan terapi (Annisa, dkk., 2013). Kegagalan terapi baik terapi
semakin lama. Hipertensi lama atau berat dapat menimbulkan komplikasi berupa
kerusakan organ pada jantung, otak, ginjal, dan mata. Sedangkan kepatuhan
minum obat akan menurunkan risiko kematian dan risiko kerusakan organ penting
tersebut dapat dilihat dari sejauh mana pasien mengikuti atau menaati
(Nurhidayat, 2017).
domisili peneliti, dan hasil tanya jawab terhadap 15 orang yang terdiagnosa
minum obat karena lupa membawa obat pada waktu berpergian dan 8 orang tidak
minum obat karena tekanan darahnya normal dan merasa tidak ada keluhan,
sedangkan 4 orang yang lain menjawab teratur minum obat, temuan tersebut
l
6
menunjukkan bahwa 73% dari penderita hipertensi tidak patuh minum obat
antihipertensi.
Puskesmas Mojolangu adalah satu diantara lima belas Puskesmas yang ada di
Kota Malang, informasi yang didapat peneliti dari petugas Puskesmas Mojolangu
tercatat jumlah pasien yang sudah terdiagnosa hipertensi sejumlah 983 orang,
tetapi yang teratur mengambil obat sebulan sekali kurang lebih sejumlah 80
l
7
kefarmasian.
hipertensi.
dengan kerteraturan minum obat yang sesuai dengan petunjuk medis atau
l
8
dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg
l
9
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Defenisi
Hipertensi atau yang biasa dikenal sebagai tekanan darah tinggi merupakan
suatu keadaan meningkatnya darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg
dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
hanya sekali. Tekanan darah harus diukur dalam posisi duduk dan berbaring
oleh penderitanya. Bahkan, tanpa gejala sekalipun, kerusakan pembuluh darah dan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis dan tidak
prevalensi yang tingi dan resiko bersamaan untuk penyakit kordiovaskular dan
ginjal. Saat ini lebih dari 25% dari populasi dunia adalah hipertensi dengan
l
10
perkiraan bahwa presentasie ini dapat meningkat 29% pada tahun 2025(Amarel et
al, 2015).
jangan terlalu mengonsumsi makanan yang mengandung lemak serta gula, hindari
sistolik di bagi menjadi empat klarifikasi dan dapat dilihat pada tabel.
Prahipertens
120 - 139 mmHg
i 80 - 89 mmHg
l
11
(Triyanto, 2014)
(mmHg) (mmHg)
(sedang)
(maligna)
dikatakan hipertensi bila tekanan darah > 140/90 mmHg. Klasifikasi hipertensi
Hipertensi - -
l
12
A. Etiologi
b) Hipertensi sekunder.
a) Usia
l
13
b) Obesitas
2014).
c) Rokok
(Ardiansyah, 2012).
d) Kopi
l
14
a) Genetik
b) Ras
Hipertensi biasanya tidak menimbulkan gejala dan tanda, hal inilah yang
Setelah beberapa tahun pasien merasakan nyeri kepala pada pagi hari sebelum
tidur, dimana nyeri tersebut biasanya hilang setelah bangun tidur. Gangguan
l
15
2012).
menderita darah tinggi tidak sama setiap orang. Hal ini disebabkan karena tekanan
darah seseorang bisa saja tinggi suatu saat karena faktor emosi dan hal ini sering
dikait-kaitkan bahwa orang yang sering marah karena menderita tekanan darah
Hipertensi tidak memberikan gejala khas, baru seletah beberapa tahun ada
kalanya pasien merasakan nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur, nyeri itu
pengukuran tensi dan ada kalanya melalui pemeriksaan tambahan terhadap ginjal
l
16
rentang 18,5 – 24,9 kg/m². BMI dapat diketahui dengan rumus membagi
berat badan dengan tinggi badan yang telah dikuadratkan dalam satuan
meter. Obesitas yang terjadi dapat diatasi dengan melakukan diet rendah
kolesterol kaya protein dan serat. Penurunan berat badan sebesar 2,5 – 5
(Dalimartha, 2008).
l
17
(>90 mmol serta 3500 mg/hari) adalah dengan konsumsi diet tinggi buah
dan sayur.
c) Menghindari merokok
2008).
d) Penurunan stress
dengan cara relaksasi seperti relaksasi otot, yoga atau meditasi yang
(Hartono, 2007)
Mengkonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau lebih
dari 1 gelas per hari pada wanita dapat meningkatkan tekanan darah,
a) Diuretik (Hidroklorotiazid)
l
18
Fungsi dari obat jenis beta bloker adalah untuk menurunkan daya pompa
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat – obatan jenis
l
19
Hipertensi stage 1
(TDS 140-159 atau Hipertensi stage 2 Obat untuk
TDD 90-99 mmHg) (TDS≥ 100 mmHg) hipertensi dengan
ini pertam diuretik kombinasi 2 obat penyakit obat
golongan tiazid dapat (biasanya diuretik antihipertensi lain :
dipertimbangkan golongan tiazid dan (diuretik, ACE-1,
ACE-1, ARB, BB, ACE-1 atau ARB, ARB, BB, CCB)
CCB, atau kombinasi atau, BB, CCB yang sesuai
.
l
20
Tingkatan dosis atau tambahkan obat hingga tekanan darah target dapat
dicapai. Konsultasikan dengan spesialis hipertensi
Gambar 2. 1. Bagan Terapi Farmakologi
asupan garam, tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol. Jika tekanan
darah belum mencapai target (140/90 mmHg untuk pasien tanpa penyakit
penyerta dan 130/80 mmHg untuk pasien dengan diabetes dan gangguan ginjal
penyerta untuk Stage 1 dengan TDS 140-159 atau TDD 90-99 mmHg ini pertama
menggunakan ACE-I, ARB, BB, CCB atau kombinasi. Sedangkan untuk Stage 2
kombinasi dua obat, biasanya diuretik golongan tiazid dan ACE-I atau ARB atau
l
21
yang di sebutkan.
a) Diuretik
penderita hipertensi. Golongan obat ini baik digunakan pada pasien dengan
yang paling sering adalah deplesi kalium (kecuali diuretik hemat kalium
kadar asam urat dan mencetuskan gout. Penggunaan dengan dosis lebih
spironolactone.
b) Beta – Blocker
l
22
darah dan ginjal . obat ini tidak bekerja di otak karena tidak menembus
saraf darah otak β bloker dapat menurunkan jumlah renin plasma dengan
dan Nebivolol.
c) ACE inhibitor
dan memiliki efek yang minimal pada curah jantung di jantung yang sehat.
l
23
kalsium lepas lambat mengendalikan tekanan darah lebih baik dan cocok
g) Antihipertensi lain
1. Agonis α ₂ sentral
l
24
pembuluh darah.
4. Vasodilator
sistemik.
diberikan oleh dokter atau prosedur penggunaan obat, yang sebelumnya telah
melalui proses konsultasi antara pasien dan keluarga sebagai pendukung untuk
kehidupan pasien yang dilakukan dengan dokter sebagai jasa medis Menurut
Fatimah, (2012). Kepatuhan pasien juga diartikan perilaku yang dilakukan pasien
untuk selalu patuh dalam ketentuan yang sudah diberikan pada penderita dari tim
merupakan hal yang penting karena hipertensi merupakan salah satu penyakit
yang tidak bisa disembuhkan akan tetapi harus di kendalikan atau di kontrol agar
tidak menimbulkan komplikasi yang akhirnya berujung pada kematian (Palmer &
William, 2012).
l
25
sebagai berikut:
l
26
dipengaruhi oleh beberapa komplikasi hipertensi. Dengan hal ini maka perlu
untuk ditingkatkannya lagi dukungan sosial keluarga yang posistif baik itu
(Tumenggung, 2013).
Petugas kesehatan bisa memantau efek samping yang akan terjadi pada
gejala yang terjadi pada penderita. Selain itu petugas juga bisa
Terdapat dua metode yang bisa digunakan untuk mengukur kepatuhan yaitu:
a) Metode Langsung
l
27
metabolitnya dalam darah atau urin serta mengukur biologic marker yang
penolakan pasien
tiap metode :
l
28
Kecepatan menebus resep Obyektif, mudah untuk Resep yang diambil tidak
kembali memperoleh data sama dengan obat yang
dikonsumsi
Penelian respon klinis pasien Sederhana, umumnya mudah Faktor lain dari kepatuhan
melakukannya pengobatan dapat berefek
pada respon klinik
sering digunakan dan lebih efisien. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan
bila jumlah responden cukup banyak. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian
compliance pada pasien hipertensi pada pre dan post interview. Morisky et al.
reliabilitas yang lebih tinggi yaitu 0,83 serta sensitivitas dan spesifitas yang lebih
tinggi pula. Morisky secara khusus membuat skala untuk mengukur kepatuhan
l
29
frekuensi kelupaan dalam minum obat, kesengajaan berhenti minum obat tanpa
adalah dengan menggunakan kuesioner. Metode ini dinilai cukup sederhana dan
murah dalam pelaksanaannya. Salah satu model kuesioner yang telah tervalidasi
untuk menilai kepatuhan terapi jangka panjang adalah Morisky 8-items. Pada
Modifikasi kuesioner Morisky 8-items tersebut saat ini telah dapat digunakan
panjang. Pengukuran skor Morisky Scale 8-items item 1 sampai 4 dan 6 sampai 7,
jika dijawab “ya” maka diberi skor 0 dan jika “tidak” diberi skor 1. Item 5, jika
dijawab “ya” maka diberi skor 1 dan jika “tidak” diberi skor 0. Item 8
skor item 1 sampai 7. Skala likert 5 point terdiri dari 5 pendapat responden yang
diminta yaitu tidak pernah (4), sekali-sekali (3), kadang-kadang (2), biasanya (1),
dan selalu (0). MMAS-8 dikategorikan menjadi 3 tingkat kepatuhan minum obat:
kepatuhan tinggi (skor >8), kepatuhan sedang (skor 6 sampai 8), dan kepatuhan
l
30
kepatuhan (Morisky et al. , 2009). Modifikasi kuesioner Morisky tersebut saat ini
jantung koroner dan hipertensi. Pertanyaan pada Morisky Scale terdapat pada
Tabel 2.5.
l
31
Wilayah kerja meliputi satu kecamatan atau sebagaian dari kecamatan karena
tergantung dari faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis, dan
wilayah Kota Malang. Status dari puskesmas Mojolangu ini adalah Puskemas
rawat jalan.
l
32
Pasien Hipertensi
Konsumsi Obat
hipertensi
Ketepatan pola
hidup
Kepatuhan minum
obat
Keberhasilan
Terapi
Keterangan :
l
33
secara kronis (dalam kurun waktu yang lama) yang dapat menyebabkan kesakitan
disebut menderita hipertensi jika didapatkan tekanan darah sistolik >140 mmHg
dan diastolik >90 mmHg. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko
penyakit akibat hipertensi adalah melakukan kontrol tekanan darah secara rutin
mengurangi asupan natrium, batasi konsumsi alkohol, makan kalium dan calsium
yang cukup dari diet, menghindari rokok, penurunan stress terlalu lama,
l
34
BAB III
METODE PENELITIAN
kuesioner.
pelaksanaan, dan tahap analisa data. Tahap persiapan dimulai dengan menentukan
variabel penelitian, penentuan populasi dan sampel, lokasi dan waktu penelitian
3.2.1 Populasi
Populasi Dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi yang tercatat di Puskesmas
Mojolangu Kota Malang. Populasi dalam penelitian ini yang teratur mengambil
l
35
obat yaitu kurang lebih sejumlah 80 orang, sehingga populasi dalam penelitian ini
sejumlah 80 orang.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat dijangkau serta memiliki
sifat yang sama dengan populasi yang diambil sampelnya tersebut (Nana Sudjana
Jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya
diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebeih besar dari 100 orang,
maka bisa diambil 10-15 % atau 20-25% dari jumlah populasinya (arikunto
2012;104). Karena populasi dalam penelitian ini sejumlah 80 orang (kurang dari
100) . maka sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu sejumlah
80 orang
dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah data
penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling yaitu pengambilan sampel
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri
1. Kriteria inklusi.
l
36
2. Kriteria eksklusi.
penelitian.
Penelitian ini akan dilakukan selama bulan Februari sampai dengan Maret
Kuisioner yang akan digunakan terdiri dari pertanyaan untuk menentukan tingkat
l
37
karakteristik yang sama dengan sampel tetapi bukan responden yang dijadikan
sample
dari wawancara langsung kepada responden. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian
e) Mengolah data yang telah terkumpul dan menarik kesimpulan dari data
yang diperoleh.
yaitu sebagai berikut : pengukuran skor Morisky Scale 8-items item 1 sampai 4
dan 6 sampai 7, jika dijawab “ya” maka diberi skor 0 dan jika “tidak” diberi skor
1. Item 5, jika dijawab “ya” maka diberi skor 1 dan jika “tidak” diberi skor 0. Item
skor item 1 sampai 7. Skala likert 5 point terdiri dari 5 pendapat responden yang
l
38
diminta yaitu tidak pernah (4), sekali-sekali (3), kadang-kadang (2), biasanya (1),
dan selalu (0). MMAS-8 dikategorikan menjadi 3 tingkat kepatuhan minum obat:
kepatuhan tinggi (skor >8), kepatuhan sedang (skor 6 sampai 8), dan kepatuhan
yaitu:
Sedang”
skor di dapat
skor kepatuhan=
skor maksimal
l
39