Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... i


BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ...................... 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ............................................................. 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................... 9
4.1. Anggaran Biaya ......................................................................................... 9
4.2. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10
LAMPIRAN ..................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping .......... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ..................................................... 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi TimKegiatan dan Pembagian Tugas ........... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana .............................................. 21
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra ....................................... 22
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja ................................................ 23

i
1

BAB 1.PENDAHULUAN

Secara global penyebab utama kematian adalah Penyakit Tidak Menular


(PTM) (Liberty et al., 2018). Salah satunya yaitu penyakit hipertensi atau
biasanya di sebut dengan penyakit darah tinggi yaitu merupakan suatu keadaan
yang di tandai dengan adanya peningkatan tekanan darah yang terjadi pada
dinding pembuluh darah arteri (Yuanita, 2017). Keadaan tersebut mengakibatkan
jantung bekerja menjadi lebih keras untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh
melalui pembuluh darah. Hal ini dapat mengganggu aliran darah, merusak
pembuluh darah, bahkan menyebabkan penyakit degeneratif hingga dapat
menyebabkan kematian (Dungga, Ilham dan Takalar, 2020). Berdasarkan data
WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa hipertensi menyerang
22% penduduk dunia, dan mencapai 36% angka kejadian di Asia tenggara,
hipertensi juga menjadi penyebab kematian dengan angka 23,7% dari total 1,7
juta, kematian di indonesia tahun 2016 (Hamdjang dan Rahmat, 2019), data riset
kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2018, prevelensi kejadian hipertensi di
Indonesia 34,1 %, hasil tersebut merupakan kejadian hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah pada masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas.
(Kementerian Kesehatan RI, 2018), Sulawesi Tengah sendiri tercatat bahwa
terdapat 51,2% yang terdata dalam dinas kesehatan Sulawesi tengah tahun 2019,
jumlah penyandang hipertensi di wilayah kerja puskesmas Anuntodea Tipo di
tahun 2020 yaitu berjumlah 237 orang.

Hingga saat ini, salah satu tatalaksana penyakit tidak menular yang masih
merupakan tantangan terbesar bagi petugas kesehatan di Puskesmas Anuntodea
Tipo (Punjastuti, Yunitasari dan Maryati, 2020). Hipertensi banyak di kenal
sebagai “silent killer” karena orang yang mengalami tekanan darah tinggi sering
kali tidak mengeluhkan adanya gejala (LeMone, 2014). Hal ini disebabkan karena
proses penuaan yang merupakan siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh yang sering) semakin rentannya
tubuh terhadap berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian (Safitri et
al., 2019). Berdasarkan hasil data di kelurahan Tipo para penderita hipertensi
sebagian besar dialami oleh lansia dengan jumlah 64 orang di kelurahan tipo
berdasarkan hasil data Polkesdes 2020 dan secara umum data Puskesmas
Anuntodea Tahun 2020 yang semakin meningkat dari tahun 2019 yaitu 436
penderita. Banyaknya gejala yang timbul yaitu tengkuk terasa berat, mudah lelah,
pusing, jantung berdebar-debar, serta keringat dingin. Beberapa gejala tersebut
yang di rasakan oleh lansia di kelurahan Tipo.

Pasien dengan hipertensi selain membutuhkan pengobatan yang secara


komprehensif selama hidup, dibutuhkan juga intervensi lain dengan melakukan
aktivitas yang teratur atau olahraga yang aman, dan diet yang seimbang (Suyoto,
Agushybana dan Suryoputro, 2020). Dengan demikian penanganan hipertensi
2

membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi yang akan menjadi beban bagi
masyarakat dan juga pemerintah. Oleh sebab itu dibutuhkan intervensi lebih
mengutamakan dukungan pelayanan rehabilitatif yang berkualitas di fasilitas-
fasilitas kesehatan (Ilmu et al., tanpa tanggal). Salah satu intervensi rehabilitatif
yaitu melakukan perilaku PATUH yang harus dilakukan oleh lansia yang
mengalami penyakit kronis seperti hipertensi. PATUH merupakan salah satu
program khusus bagi penderita untuk mengendalikan hipertensi. Adapun maksud
dari perilaku PATUH adalah P merupakan singkatan dari periksa kesehatan secara
rutin dan ikuti anjuran dokter, A adalah atasi penyakit dengan pengobatan yang
tepat dan teratur, T adalah tetap dengan diet dengan gizi seimbang, U adalah
upayakan aktifitas fisik dengan aman dan H adalah hindari asap rokok, alcohol
dan zat karsinogenik (Kemenkes RI, 2019).

Upaya pelaksanaan kegiatan rehabilitatif di awali dengan sosialisasi dan


edukasi tentang program PATUH yang berfungsi untuk mengajarkan kepada
kader lansia desa tentang proses program PATUH, sosialisasi dan edukasi dapat di
lakukan dengan menerapkan program PATUH yang dapat di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Program PATUH ini mempunyai makna yaitu P
merupakan singkatan dari periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter,
A adalah atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, T adalah tetap
dengan diet dengan gizi seimbang, U adalah upayakan aktifitas fisik dengan aman
dan H adalah hindari asap rokok, alcohol dan zat karsinogenik (Kemenkes RI,
2019). Sampai saat ini belum ada indikator pelaksanaan program pengelolaan
penderita hipertensi tersebut secara mandiri oleh pelayanan kesehatan di
puskesmas Anuntodea Tipo. Penerapan program PATUH tidak hanya di lakukan
oleh petugas kesehatan namun lebih efisien dan efektif jika dapat
berkesinambungan dengan melibatkan kader lansia desa yang berasal dari
masyarakat. Peran kader lansia desa mempunyai tugas untuk melakukan
pendampingan kepada lansia penderita hipertensi, sehingga kader lansia
mempunyai peran dan tugas penting dalam upaya melakukan pendampingan
rehabilitative pada lansia yang mengalami hipertensi, sehingga mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Kader lansia desa mempunyai peran dan fungsi penting
sebagai pelaku pergerakan dan kesadaran masyarakat di kelurahan Tipo dengan
menerapkan program PATUH.

Upaya peningkatan peran kader lansia desa di lakukan melalui dengan proses
pelatihan dan pendampingan oleh tim program kreativitas mahasiswa (PKM)
dengan memberikan pelatihan dan pendampingan penatalaksanaan program
PATUH antara lain adalah yang pertama mengajarkan kader lansia desa untuk
melakukan periksa kesehatan secara berkala,yaitu dengan cara pemeriksaan
tekanan darah, kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat. Kemudian
mengajarkankader lansia desa mengenai cara pengobatan yang tepat dan teratur
pada lansia penderita hipertensi, dengan mengajarkan cara memberikan edukasi
3

yang tepat kepada lansia untuk sebisa mungkin melakukan pengobatan yang tepat
dan teratur. Mengajarkan kepada kader lansia desa mengenai diet dengan gisi
seimbang pada pasien hipertensi, dengan cara memberikan edukasi mengenai
program diet 3 J yaitu jenis, jumlah, dan jam. Rajin melakukan upaya aktivitas
fisik yang aman, dengan cara mengajarkan kepada kader lansia desa mengenai
olahraga hipertensi setiap seminggu 3 kali untuk di praktikan kepada lansia
penderita hipertensi. Mengajarkan kepada kader lansia desa tentang cara
menghindari asap rokok, alkohol dan zat karsigonik lainnya, dengan melalui
edukasi kepada kader lansia desa untuk sebisa mungkin mengajarkan kepad lansia
untuk menghindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya seperti
radiasi matahari dan makanan yang di bakar seperti ikan bakar dan lain-lain serta
kader lansia desa akan di ajarkan mengenai konsep homevisit terhadap lansia
penderita hipertensi di antaranya kegiatan homevisit adalah mengevaluasi kondisi
lansia penderita hipertensi, melakukan pengukuran tekanan darah dan edukasi
mengenai PATUH.

Luaran yang di harapkan setelah di lakukan palatihan dan pedampingan kader


lansia desa dengan program PATUH yaitu dapat memberikan kontribusi yang
tepat, benar dan besar dalam mendampingi lansia penderita hipertensi dalam hal
untuk meningkatkan pemantuan dan kontrol terkait penyakit hipertensi pada
lansia di desa Anuntodea Tipo agar tercapianya derajat kesehatan dan upaya
pemulihan penyakit hipertensi yan optimal.

Adapun manfaat yang di peroleh dengan adanya kegiatan pelatihan program


PATUH adalah dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi
kader lansia desa untuk dapat mendampingi lansia penderita hipertensi sehingga
dapat melakukan pemantuan dan mengontrol penyakit hipertensi pada lansia di
kelurahan Tipo.dengan menerapkan program PATUH secara berkala.
4

BAB 2.GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA

Kelurahan Tipo secara Geografis berada di bagian Barat wilayah Kota


Palu, tepatnya di bibir sebelah Barat Teluk Palu, memanjang dari Utara ke Selatan
dan secara astronomis terletak pada posisi 119 48 30 -119 50 0 BT 0 51 0 -
0 52 30 LS. Dengan luas wilayah 570 Ha atau 5,7 dan berada di ketinggian
antara 10-250 M di atas permukaan laut, yang terdiri dari dataran rendah, dataran
bergelombang dan dataran tinggi.

Secara administrasi Kelurahan Tipo terdiri atas 6 RW dan 13 RT, dengan


jumlah penduduk sebanyak 3.735 Jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1.066 KK.
Secara umum wilayah Kelurahan Tipo diapit oleh Teluk Palu di sebelah Timur
dan pegunungan Gawalise di sebelah Barat dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah utara : Berbatasan dengan Kelurahan Buluri

Sebelah timur : Berbatasan dengan Kelurahan Silae

Sebelah selatan : Berbatasan dengan Teluk Palu

Sebelah barat : Berbatasan dengan Pegunungan Gawalise

Sebagian besar kelurahan Tipo adalah pesisir dan juga lembah dan
gunung, maka dari itu sebagian besar mata pencarian masyarakat di kelurahan
Tipo adalah nelayan, petani, ojek, dan lain lain, data mata pencarian masyarakat
menurut data kantor kelurahan Tipo di dominasi oleh nelayan dan juga petani
namun juga sebgaian kecil adalah tukang bangunan. Serta terdapat juga
peningkatan konsumsi tinggi purin dan yodium pada masyarakat area pesisir di
karenakan sering mengkonsumsi ikan kering atau bahasa di desa Tipo adalah
ikan garam. Sehingga berpotensi meningkatnya kenaikan tekanan darah dan juga
kadar asam urat.

g
5

Gambar 2.1 lokasi mitra kerja terletak di daerah pesisir dan pegunungan

Berdasarkan survei yang dilakukan, menurut data yang di kumpulkan di


Puskesmas Anuntodea Tipo, Kelurahan Ulujadi Kota Palu Provinsi Sulawesi
Tengah, pada tahun 2020 ada sekitar 436 kasus penderita Hipertensi di daerah
Kelurahan Tipo, hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang didapatkan oleh
masyarakat terkait Hipertensi.

Berdasarkan hasil data polindes Tipo tahun 2021 di kelurahan tipo


khusunya di RT 1 dan RT 4 mengalami kenaikan hipertensi pada lansia mencapai
sekitar 60 orang dan di bandingkan dari tahun 2020 hanya terdapat sekitar 30
orang dari semua data RT/RW di polindes setempat, lansia adalah suatu kelompok
yang beresiko mengalami cidera yang fatal dan beresiko mengalami penyakit
komplikasi, sehingga penting untuk selalu menjaga, melindungi, menyayangi,
menasehati, membimbing, dan membantu lansia di kelurahan tipo dalam
meningkatkan derajat kesehatan sebagaimana dalam program pemerintah dalam
hal mewujudkan indonesia sehat

Mitra dalam Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan Kader


Lansia Desa (KLD). Dampak keberadaan Mitra terhadap lingkungannya adalah
dapat menjadi pendamping bagi lansia penderita Hipertensi melalui pelatihan
Program PATUH (Periksa Kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi
Penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet sehat dengan gizi
seimbang, Upayakan beraktivitas fisik dengan aman, Hindari rokok, alcohol dan
zat karsinogenik lainnya).

Gambar 2.2 lokasi kantor kelurahan Tipo


6

Gambar 2.3 lokasi pelaksanaan kegiatan

Gambar 2.4ketua mitra kerja kader lansia desa


7

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

1. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Tipo Kecamatan Ulujadi Kota Palu
Sulawesi Tengah. Selama 4 bulan.
2. Bahan Dan Alat
Bahan yang diperlukan adalah liflet, booklet, spanduk, dan masker,
handsanitizer, sabun cuci tangan, handscoon, dan ATK.
Alat yang digunakan adalah tensimeter dan flashdisk.
3. Tata Laksana Kegiatan
a. Persiapan
Tahap ini peneliti melakukan persiapan-persiapan yang dibutuhkan
untuk menjalankan kegiatan penyuluhan tentang program”PATUH”
dan homevisitlansia penderita hipertensi. Persiapan yang dilakukan
berupa persiapan lokasi, bahan-bahan, alat, DLL.
b. Pelaksanaan
1) Pembelian Alat Dan Bahan Yang Di Gunakan
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan alat dan bahan yang
diperlukan saat kegiatan berlangsung.
2) Pembuatan Susunan Acara
Kegiatan ini bertujuan untuk membuat rancangan acara dari
kegiatan dapat berjalan dengan baik.
3) Penyuluhan
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan memperkenalkan tata cara
atau model pelaksanaan tentang program PATUH dan homevisit
hipertensi. Dalam kegiatan ini diperlukan modul untuk peserta
penyuluhan agar lebih mudah masyarakat memahami tentang
program PATUH di dalam modul di uraikan beberapa penyuluhan
yang akan di lakukan mengenai program PATUH.
4) Pelatihan
Penyuluhan dan sosialisasi yang telah di laksanakan di lanjutkan
dengan pelatihan. Kedua pendekatan ini di laksanakan sebagai
bekal yang di berikan untuk para anggota komunitas atau ibu-ibu
PKK dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat yang
mengalami Hipertednsi. Pelatihan ini penting di karenakan
pertimbangan kompetensi yang di perlukan oleh mitra
membutuhkan adanya latihan dan praktek untuk dapat di
aplikasikan secara optimal di lapangan. Pelatihan dan praktik yang
akan di berikan di antaranya pelatihan cara melakukan pengukuran
tekanan darah yang baik dan benar, pelatihan anggota KLD
mengenai program PATUH, pelatihan homevisit hipertensi, dll..
8

c. Pasca Pelaksanaan
1) Pendampingan
Tahap ini tim pengabdian melakukan pendampingan kepada mitra,
melalui pendampingan kegiatan pengabdian, dapat di laksanakan
secara optimal dan benar-benar memberikan dampak yang positif
bagi mitra. Selain itu mitra dapat lebih focus dan terarah dalam
memberikan dampak yang positif bagi mitra. Dalam melakukan
kegiatan, mudah mengajukan pertanyaan jika ada kesulitan. Dalam
pendampingan ini tim pengabdian melakukan pendampingan
kepada mitra dalam melakukan homevisit kepada masyarakat dan
menerapkan segala model pelatihan yang sudah dilaksanakan.
2) Evaluasi Dan Pelaporan
Kegiatan ini memonitoring yang dilaksanakan oleh tim pelaksana
kegiatan. Kegiatan ini menjadi dasar kami membuat Program
Kreativitas Mahasiswa untuk bidang pengabdian kepada
masyarakat.
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya.


Tabel 1. Format Rekapitulasi Rencana Anggarana Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Perlengkapan yang diperlukan Rp. 6.071.000
2 Bahan Habis Pakai Rp. 1.105,000
31) Perjalanan Rp. 250.000
4 Paket data Rp. 450.000
5 Penyimpanan data Rp. 200.000
6 Lain-lain Rp. 1,870.000
Jumlah Rp. 9.946.000

4. 2. Jadwal Kegiatan
BULAN KE- b
Person Penanggung
No Jeniskegiatan I II III
Jawab
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Muh. fardiansyah
dan
Pembelian
alat dan
bahan serta
susunan
acara
2 Palaksanaan

Penyuluhan Yohanes Tumewu


Pelatihan Yohanes Tumewu
Wirdayanti
Nadia
Pendampinag Yohanes Tumewu
an Wirdayanti
Nadia
3 Evalausi dan Yohanes Tumewu
pelaporan Wirdayanti
Nadia
10

DAFTAR PUSTAKA

Dungga, E. F., Ilham, R. dan Takalar, K. (2020) “Hubungan Kepatuhan Pasien


Mengontrol Aktivitas Olahraga , Merokok Dan Berat Badan Dengan Kejadian IMA
Recurrent Rosmin Ilham Program Studi Sarjana Keperawatan Stikes Tanawali Takalar ,
Indonesia Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Negeri G,” 5(1), hal.
73–90.

Hamdjang, M. A. dan Rahmat, R. A. (2019) “Pengaruh Kebiasaan Berolahraga Terhadap


Tekanan Darah Pada Pria Dewasa Yang Terorganisir Dan Tidak Terorganisir Kota Batam
2018,” Jurnal Zona Kedokteran, 9(02), hal. 45–52.

Ilmu, S. et al. (tanpa tanggal) “PUSKESMAS PANGARENGAN KABUPATEN


SAMPANG MADURA Lilik Maisaroh Weni Rosdiana.”

Liberty, I. A. et al. (2018) “Determinan Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi Pada


Fasilitas Kesehatan Tingkat I,” Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
Kesehatan, 1(1), hal. 58–65. doi: 10.22435/jpppk.v1i1.428.

Punjastuti, B., Yunitasari, P. dan Maryati, S. (2020) “Peran kader lansia dalam
meningkatkan derajat kesehatan lansia,” Jurnal Pengabdiam Masyarakat Karya Husada,
2(1), hal. 1–9.

Safitri, F. E. et al. (2019) “Determinan Pelakaksanaan Progrmam Patuh Pada Pasien


Hipertensi di Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin.”

Suyoto, S., Agushybana, F. dan Suryoputro, A. (2020) “Pengaruh Penggunaan Aplikasi


Patuh Terhadap Kepatuhan Melakukan Diet Hipertensi pada Pasien Hipertensi di
Kabupaten Wonosobo,” Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ,
7(1), hal. 31–37. doi: 10.32699/ppkm.v7i1.956.
11

Lampiran
Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota

Biodata Anggota
12

Biodata Anggota 1

Biodata Anggota 2
13

Biodata Anggota 2

Biodata Anggota 3
14

Biodata Anggota 3
15

Biodata anggota 4
L

Lampiran 3 Biodata Dosen Pembimbing


16

Biodata Dosen Pembimbing


17
18

Lampiran 4. Justifikasi Anggaran Kegiatan


No Jenis pengeluaran Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
1 Bahan/perlengkapan habis pakai
a. Tensi Meter 5 Buah 550.000.00 2.750.000.00
b. Timbangan Berat 3 Buah 200.000.00 600.000.00
Badan
c. Pengukuran Tinggi 3 Buah 50.000.00 150.000.00
Badan
d. Alat GDS (auto chea) 3 Buah 500.000.00 1.500.000.00
- Stik Gula Darah 3 Botol 100.000.00 300.000.00
- Stik Kolestrol 3 Botol 152.000.00 456.000.00
- Stik Asam Urat 3 Botol 105.000.00 315.000.00
e. Masker 5 Dos 65.000.00 325.000.00
f. Hand Sanitizer 110ml 10 Buah 30.000.00 300.000.00
g. Sabun Cuci Tangan 10 Buah 30.000.00 300.000.00
100ml
h. Handscon 2 Dos 90.000.00 180.000.00
SUB TOTAL 7.176.000.00
2 Perjalanan
a. Biaya Transportasi 10 liter 25.000.00 250.000.00

SUB TOTAL 250.000.00


2 Paket data
a. Pulsa 2X 225.000.00 450.000.00

SUB TOTAL 450.000.00


3 Penyimpanan data
a. Flash Disk32 GB 1 buah 200.000.00 200.000.00
SUB TOTAL 200.000.00
4. Lain-lain
a. Modul 10 20.000.00 200.000.00
b. spanduk 3x1 1 100.000.00 100.000.00
c. booklet 10 100.000.00 1.000.000.00
d. ATK
- pulpen 30 buah 3.000.00 90.000.00
- album 10 buah 3.000.00 300.000.00
- kertas hvs 2 rim 6.000.00 120.000.00
- tipx 12 buah 5.000.00 60.000.00
SUB TOTAL 1.870.000.00
TOTAL 9.946.000.00
19

Lampiran 5. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama/NIM UraianTugas
Studi Ilmu (jam/mi
nggu)
1 Muh. S1 Ners Keperawatan Bulan - menentukan tempat
Fardiansyah 1-2 dan sasaran.
4 jam/ - melakukan
survey
Minggu
- melakukan
pendekatan kepada
masyarakat
- menyampaikan
materi penyuluhan
- membinan dan
mengawasi pelatihan.
- pelatihan mengenai
langkah langkah
konkrit program
PATUH.
2 Yohanes S1 Ners Keperawatan Bulan - menentukan tempat
Tumewu 1-2 dan sasaran.
4 jam/ - melakukan
survey
Minggu
- melakukan
pendekatan kepada
masyarakat
- menyampaikan
materi penyuluhan
- membinan dan
mengawasi pelatihan.
pelatihan mengenai
langkah langkah
konkrit program
PATUH.
3 Elsa S1 Ners Keperawatan Bulan - menentukan tempat
Yulianti 1-2 dan sasaran.
4 jam/ - melakukan
survey
Minggu
- melakukan
pendekatan kepada
masyarakat
- menyampaikan
materi penyuluhan
- membinan dan
mengawasi pelatihan.
20

pelatihan mengenai
langkah langkah
konkrit program
PATUH.
4 Wirdayanti S1 Ners Keperawatan Bulan - menentukan tempat
1-2 dan sasaran.
4 jam/ - melakukan
survey
Minggu
- melakukan
pendekatan kepada
masyarakat
- menyampaikan
materi penyuluhan
- membinan dan
mengawasi pelatihan.
pelatihan mengenai
langkah langkah
konkrit program
PATUH.
5 Nadia S1 Ners Keperawatan Bulan - menentukan tempat
1-2 dan sasaran.
4 jam/ - melakukan
survey
Minggu
- melakukan
pendekatan kepada
masyarakat
- menyampaikan
materi penyuluhan
- membinan dan
mengawasi pelatihan.
pelatihan mengenai
langkah langkah
konkrit program
PATUH.
21

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


22

Lampiran 5 Surat Pernyataan Kesediaan Mitra


23

Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja.

LOKASI
MITRA
KERJA

Anda mungkin juga menyukai