Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KEGIATAN PEMBERDAYAAN DAN PELATIHAN PEMBUATAN


TEH MENGKUDU PADA IBU-IBU PKK DI KELURAHAN TUAK
DAUN MERAH.

BIDANG KEGIATAN :

PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Dusulkanoleh :

Nama Kelompok
Astini Malinda 1707010178 Misfahul Uzla 1707010017
Christine Nakmofa 1707010114 Nyai H. Akbar 1707010112
Delsy Naramesah 1707010261 Rizky Amalia 1707010200
Klarita Usnaat 1707010034 Zakya Zamila 1707010035
Lidya Tadja 1707010067

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

KUPANG

2020

i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN.....................5
2.1 Analisis Situasi Umum Dan Keadaan Masyarakat Sasaran Di
Kelurahan Tuak Daun Merah......................................................................5
2.2 Kondisi dan Potensi Wilayah (sosial ekonomi, fisik dan lingkungan)
pada Kegiatan Pemberdayaan dan Pelatihan Pembuatan Teh Mengkudu
Pada Ibu-ibu PKK di Kelurahan Tuak Daun Merah...................................6
2.3 Isu Spesifik Dari Masalah Kesehatan Yang Di Hadapi Masyarakat
Sasaran....................................................................................................... 7
BAB III METODE PELAKSANAAN...........................................................8
3.1 Karakteristik Program...........................................................................8
3.2 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data...............................................8
3.3 Tahapan Kegiatan.................................................................................8
3.4 Rancangan Evaluasi............................................................................10
3.5 Masukan Penjelasan............................................................................11
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN..........................................12
4.1 Anggaran Biaya..................................................................................12
4.2 Jadwal Kegiatan..................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi adalah suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan
darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh
sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi pada otak
dan berdampak pada kematian yang tinggi), penyakit jantung koroner
(terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan
ventrikel kiri/bilik kiri (terjadi pada otot jantung) (Sugiharto,
2007).Hipertensi sering disebut the sillent killer karena termasuk
kategori penyakit yang mematikan tanpa disertai gejala-gejala terlebih
dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Hipertensi dapat
menyebabkan penyakit jantung korner (PJK) dan merupakan salah satu
penyebab utama kematian pada masyarakat dan cenderung meningkat
di masa yang akan datang (Nelwan dkk, 2017).Seseorang bisa
dikatakan mengalami hipertensi bila ketika diukur pada dua hari yang
berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari adalah lebih
besar dari 140 mmHg dan / atau pembacaan tekanan darah diastolik
pada kedua hari adalah lebih besar dari 90 mmHg (Halodoc, 2020).

Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018


menunjukkan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada
penduduk usia ≥18 tahun di Indonesia mengalami peningkatan dari
tahun 2013 sampai 2018 yaitu dari 25,8% mencapai 31,7%. Prevalensi
hipertensi berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk berusia ≥18
tahun di Indonesia mencapai angka 8,4%. Nusa Tenggara Timur
menduduki peringkat ketiga dari bawah proporsi hipertensi terbanyak di
Indonesia. Meskipun kasus yang ditemukan di Nusa Tenggara Timur
tidak begitu tinggi, hipertensi sendiri sudah menjadi masalah kesehatan
yang banyak diderita penduduk Nusa Tenggara Timur. Hipertensi
2

berada di urutan ke-4 pada pola sebaran penyakit terbanyak rawat inap
dan rawat jalan di Puskesmas Se Provinsi NTT tahun 2016, dan
menduduki peringkat ke-3 dalam sepuluh penyakit terbanyak yang
ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan Kota Kupang tahun 2016.
Dari data-data sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hipertensi
merupakan penyakit tidak menular yang paling banyak diderita oleh
masyarakat khususnya di Nusa Tenggara Timur.

Hipertensi pada dasarnya cenderung sulit untuk dikontrol baik


dengan tindakan pengobatan dan tindakan medis dikarenakan penyakit
ini memiliki sifat yang tidak stabil. Oleh karena itu perlu dilakukan
suatu bentuk penanganan atau terapi. Penatalaksaan hipertensi dapat
dilakukan dengan terapi fakmakologis seperti pemberian obat
antihipertensi dan non farmakologis atau modifikasi gaya hidup
meliputi membatasi asupan garam, penurunan berat badan berhenti
merokok, olahraga rutin/aktivitas fisik dan modfikasi diet/nutrisi (terapi
diet) (Pikir, 2015). Penatalaksaanan hipertensi secara terapi
farmakologis ternyata masih menimbulkan keraguan dikalangan
individu terutama mengenai biaya tinggi, ketidakpatuhan penderita
dalam proses pengobatan ataupun persepsi keamanan suatu obat
sehingga National Center for Complementary and Alternatif Medicine
of The National Institude of Health telah mengklasifikasikan berbagai
macam terapi dan system perawatan menjadi lima katagori. Salah satu
katagorinya adalah Biological Base Therapies (BBT). BBT merupakan
sebuah jenis terapi komplementer yang menggunakan bahan alam dan
yang termasuk kedalam BBT adalah herbal. Beragam terapi herbal yang
telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan tekanan darah yaitu
dengan memanfaatkan menggunakan mengkudu (Triyanto, 2014)

Berdasarkan pemaparan di atas, kelompok menawarkan sebuah


program yang diharapkan dapat mengatasi masalah hipertensi yaitu Teh
Mengkudu. Sasaran dari program ini adalah kelompok ibu-ibu PKK
(Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) di Kelurahan Tuak Duaun
3

Merah. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga adalah organisasi


kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi
dalam pembangunan Indonesia. Kelompok ibu-ibu PKK juga memiliki
10 program pokok yang pada hakikatnya merupakan kebutuhan dasar
manusia yaitu penghayatan dan pengamalan pancasila; gotong royong;
pangan; sandang; perumahan dan tatalaksana rumah tangga; pendidikan
dan keterampilan; kesehatan; pengembangan kehidupan berkoperasi,
kelestarian lingkungan hidup; dan perencanaan sehat. Ditelaah dari
program pokok PKK, kelompok PKK dapat dijadikan sebagai mitra
atau sasaran program karena program ini bertujuan untuk
memberdayakan ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok PKK
khususnya di bidang kesehatan, di mana kesehatan termasuk dalam
salah program pokok PKK. Pemilihan kelompok PKK sebagai mitra/
sasaran juga dengan pertimbangan bahwa setelah diberikan penyuluhan
tentang hipertensi dan teh mengkudu, ibu-ibu PKK dapat diajak unuk
bekerja sama dalam pelatihan pembuatan teh mengkudu.

Melanjutkan Progam Teh Mengkudu yang sudah disebut


sebelumnya, program ini adalah program pencegahan sekaligus
penanggulangan dari penyakit hipertensi. Teh mengkudu dipilih oleh
kelompok sebagai program untuk mengatasi penyakit hipertensi di
NTT karena dilihat dari karakteristik geografis pohon mengkudu mudah
dijumpai, juga NTT merupakan tempat yang cocok bagi pohon
mengkudu untuk hidup. Selain itu, kebiasaan masyarakat yang identik
dengan faktor risiko hipertensi seperti konsumsi alkohol, konsumsi
daging, dan konsumsi natrium (makanan laut dan ikan asin) sulit untuk
diubah karena sudah menjadi kebiasaan sejak lama, oleh karena itu
untuk mengimbangi faktor risiko yang telah disebutkan sebelumnya
dibuatlah teh mengkudu. Zat aktif dalam mengkudu yaitu scopoletin
dan xeronin dapat menurunkan tekanan darah. Scopoletin bekerja
dengan cara menurunkan tahanan atau resistensi perifer. Sebagian besar
penderita hipertensi adalah hipertensi esensial. Hipertensi esensial
ditandai adanya peningkatan resistensi perifer dengan curah jantung
4

normal (Guyton, 1997 & Setiawati, 2000) Sehingga perlu pengobatan


yang berfungsi untuk dapat menurunkan resistensi perifer. Kandungan
bahan aktif scopeletindalam mengkudu memiliki fungsi untuk
menormalkan tekanan darah dengan adanya efek spasmolitik. Efek
spasmolitik ditandai dengan terjadi pelebaran pembuluh darah
(vasodilatasi) akibat relaksasi otot polos,efek tersebut serupa
dengancara kerja obat antihipertensi. Efek sebagai antihipotensi
ditunjukkan dengan menghambat inducible nitric oxide synthase
(iNOS), yang akan menghambat pembentukan nitric oxide (NO) karena
NO memiliki efek vasodilatasi (Sjabana, 2002).Teh mengkudu yang
dikonsumsi secara teratur dapat menurunkan risiko seseorang terkena
hipertensi. Orang yang sudah menderita penyakit hipertensi perlu
mengonsumsi teh mengkudu ini sebagai bentuk pencegahan komplikasi
penyakit kardiovaskuler yang lebih parah seperti Penyakit Jantung
Koroner dan Stroke.

Program ini diawali dengan penyuluhan kepada ibu-ibu PKK


tentang penyakit hipertensi dan pencegahannya dengan memanfaatkan
buah mengkudu sebagai teh. Setelah itu kelompok akan melakukan
pelatihan pembuatan teh mengkudu bersama-sama dengan kelompok
PKK. Produk Teh Mengkudu akan dipasarkan di wilayah Kelurahan
Tuak Daun Merah juga di seluruh Kota Kupang melalui media promosi
digital dan leaflet. Hasil dari penjualan produk teh mengkudu diberikan
kepada kelompok PKK untuk pembuatan teh mengkudu lagi untuk
dipasarkan kepada masyarakat luas. Harga dari teh mengkudu juga
relatif murah sehingga dapat dijangkau oleh semua kalangan.
Kelompok akan tetap melakukan kontrol kepada kelompok PKK untuk
memastikan keberlanjutan dari program teh mengkudu. Program Teh
Mengkudu diharapkan dapat mengurangi angka kasus hipertensi di
Kota Kupang khususnya karena teh mengkudu sangat efektif dalam
menurunkan tekanan darah juga aman jika dikonsumsi secara rutin.
5

BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1 Analisis Situasi Umum Dan Keadaan Masyarakat Sasaran Di


Kelurahan Tuak Daun Merah
2.1.1 Keadaan Geografis

Luas Wilayah Kelurahan Tuak Daun Merah ± 1,06 KM²


dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara: Jl. Eltari II / Kelurahan Oesapa Barat


b. Sebelah selatan: Jl. TDM IV / Kelurahan Oebufu.
c. Sebelah Timur: Kali Liliba / Kelurahan Liliba
d. Sebelah Barat: Kelurahan Kayu Putih
2.1.2 Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kelurahan Tuak Daun Merah : 8560 Jiwa

a. Laki-laki : 4463 Jiwa


b. Perempuan : 4097 Jiwa
Jumlah kepala keluarga : 1804 KK
a. Laki-laki : 1401 KK
b. Perempuan : 402 KK

Sasaran program adalah ibu-ibu PKK yang berjumlah 34 orang di


Kelurahan Tuak Daun Merah.
6

Tabel 2.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sasaran


(Ibu-Ibu PKK) Di Kelurahan Tuak Daun Merah
Kecamatan Oebobo Tahun 2019.

Pekerjaan Jumlah
PNS 4
GURU 5
DOSEN 2
BIDAN 3
PETANI 3
PEDAGANG 4
KARYAWAN 3
SWASTA
WIRASWASTA 10
Jumlah 34
Sumber: Data Sekunder Tahun 2019

Berdasarkan data di atas dapat disimpulakan bahwa situasi


sosial ekonomi masyarakat sasaran ( ibu-ibu PKK ) berada di sosial
ekonomi menengah kebawah dengan jumlah pekerjaan terbanyak
yaitu wiraswasta sebanyak 10 orang dan pekerjaan yang paling
sedikit adalah dosen dengan jumlah 2 orang.

2.2 Kondisi dan Potensi Wilayah (sosial ekonomi, fisik dan lingkungan)
pada Kegiatan Pemberdayaan dan Pelatihan Pembuatan Teh
Mengkudu Pada Ibu-ibu PKK di Kelurahan Tuak Daun Merah.
2.2.1 Kondisi Sosial Ekonomi

Berdasarkan data kondisi atau situasi sosial ekonomi


masyarakat sasaran (ibu-ibu PKK ) di Kelurahan Tuak Daun
Merah berada di sosial ekonomi menengah kebawah. Dengan
adanya kegiatan pemberdayaan dan pelatihan pembuatan teh
mengkudu pada ibu-ibu PKK di Kelurahan Tuak Daun Merah
7

selain dapat mencegah atau menurunkan penyakit hipertensi juga


dapat meningkatkan pendapatan dan penghasilan mereka dari
penjualan hasil olahan teh mengkudu.

2.2.2 Kondisi Fisik Dan Lingkungan

Berdasarkan kondisi fisik dan lingkungan pada masyarakat


sasaran yaitu di Kelurahan Tuak Daun Merah memiliki potensi
pohon mengkudu dilingkungan sekitar rumah mereka yang dapat
mendukung kegiatan pemberdayaan dan pelatihan pembuatan teh
mengkudu pada ibu-ibu PKK di Kelurahan Tuak Daun Merah.

2.3 Isu Spesifik Dari Masalah Kesehatan Yang Di Hadapi Masyarakat


Sasaran
Berdasarkan Data yang di dapatkan dari Pustu Tahun 2018
Hipertensi termasuk dalam 10 penyakit tertinggi di kelurahan TDM
yaitu sebesar 56 kasus. Berdasarkan teori H. L. Blum ada 4 faktor yang
mempengarahi status kesehatan seseorang yaitu perilaku, lingkungan,
pelayanan kesehatan dan hereditas. Jadi faktor yang menyebabkan
hipertensi tinggi di kelurahan TDM yaitu faktor perilaku yang berkaitan
dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi alkohol,
mengkonsumsi makanan yang berkolesterol tinngi, mengkonsumsi
makanan yang berlemak tinggi dan jarang berolahraga. Dengan adanya
kegiatan atau program pemberdayaan dan pelatihan pembuatan teh
mengkudu pada ibu-ibu PKK di Kelurahan Tuak Daun Merah dapat
mencegah penyakit hipertensi.
8

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Karakteristik Program


Program yang akan dijalankan yaitu sosialisasi, pelatihan dan
pembagian brosur. Pada tahap sosialisasi akan dilakukan pemberian
materi kepada ibu-ibu PKK serta menjelaskan rancangan program yang
akan dilaksanakan. Kemudian pada tahap pelatihan dilakukan demo
tentang cara pembuatan the mengkudu. Dan untuk pembagian brosur
akan dibagikan pada seluruh masyarakat sasaran.

3.2 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan
data sekunder (data diperoleh dari kelurahan). Kemudian data dianalisis
berdasarkan karakteristik wilayah.

3.3 Tahapan Kegiatan


a. Pengumpulan data
Data dikumpulkan dari data sekunder, kemudian dianalisis
karakteristik wilayah dan masyarakat sasaran.
b. Observasi
Observasi wilayah kelurahan Tuak Daun Merah serta melihat potensi
dan sumber daya (tanaman mengkudu) yang tersedia.
c. Konsultasi dengan ibu PKK
Melakukan konsultasi Bersama ibu PKK dan meminta persetujuan
untuk program yang akan dilaksanakan, dan menjelaskan secara
singkat tentang rancangan program yang akan dijalankan
d. Lakukan sosialisasi
Melakukan sosialisasi terhadap ibu PKK berupa pemberian materi
tentang bahaya dan dampak hipertensi bagi kesehatan,
9

lalu menjelaskan mengenai solusi yang akan diambil dalam


mencegah hipertensi salah satunya dengan mengkonsumsi
mengkudu yang nantinya akan diolah menjadi teh mengkudu.
e. Pelatihan
Pelatihan kepada ibu PKK sebanyak 34 orang yang nantinya mereka
akan dibagi dalam 5 kelompok, kemudian ibu-ibu PKK tersebut akan
diberi pelatihan dan pemberdayaan tentang pembuatan teh
mengkudu dengan tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan produksi
Sebelum memproduksi teh mengkudu hal pertama yang dilakukan
adalah persiapan produksi. Dalam tahap ini yaitu persiapan alat
dan bahan:
a. Bahan
1) Mengkudu yang muda
2) Bubukkayumanis
3) Minyaktanah
b. Alat
1) Blender
2) Kompor
3) Saringan teh
4) Kertas saringan teh
5) oven
6) Pisau
7) Wadah pengeringan
8) Sendok
9) Aluminium foil
10) Kotak teh
11) Alat pres
2. Langkah-langkah pembuatan
1) Petik mengkudu yang masih muda lalu dicuci kemudian iris
tipis-tipis
2) Di keringkan menggunakan oven
10

3) Setelah kering lalu di blander sampai halus


4) Untuk menghasilkan bubuk teh yang baik, setelah di blander
bubuk mengkudu kering tersebut diayak/disaring sampai
menghasilkan bubuk mengkudu yang halus
5) Jika sudah menghasilkan bubuk the mengkudu yang bagus
lalu di campur dengan bubuk kayu manis agar sedikit
menghilangkan aroma dari mengkudu.
6) Setelah itu bubuk teh mengkudu di masukan dalam kertas
saringan teh
7) Setelah itu di kemas menggunakan bungkusan aluminium foil
lalu di pres dan di masukkan ke kotak teh .
8) Teh mengkudu siap di pasarkan.
f. Pembagian brosur
Pembagian brosur kepada masyarakat di kelurahan TDM yang
di dalamnya berisi tentang kandungan dalam mengkudu, manfaat
mengkudu serta cara pembuatan the mengkudu. Brosur yang
dibagikan dapat bermanfaat sebagai panduan bagi masyarakat.

3.4 Rancangan Evaluasi


Jenis evaluasi yaitu dengan melakukan monitoring pada ibu PKK
yang dilakukan selama kegiatan berlangsung sampai akhir kegiatan.
Tujuannya agar dapat melihat dan menilai sejauh mana masyarakat
dapat berpartisipasi dalam kegiatan dan pembuatan produk the
mengkudu dan evaluasi akhir dengan tujuan melihat keberhasilahan
kegiatan program dan dampak yang diterima oleh masyarakat. Serta
dapat melihat dan menilai apakah program tersebut dapat berjalan
sesuai yang diharapkan yaitu ibu PKK tersebut dapat menjalankan
program tersebut
11

3.5 Masukan Penjelasan


Agar program tersebut dapat berlanjut, maka program teh
mengkudu dimasukkan dalam program pokok PKK sehingga semua
anggota PKK dapat terus berpartisipasi setelah kegiatan berakhir.
12

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


BIAYA KEGIATAN SOSIALISASI
Biaya Volume Harga satuan (Rp) Nilai (Rp)
Konsumsi 50 kotak 22.000 1.250.000
-SUB TOTAL 1.250.000
BIAYA KEGIATAN PELATIHAN
Jenis Perlengkapan Volume Harga satuan (Rp) Nilai (Rp)
Blender 6 250.000 1.500.000
Oven 6 350.000 2.100.000
Saringan Teh 12 10.000 120.000
Kompor 6 450.000 2.700.000
Pisau 12 8.000 96.000
Sendok 2L 12.000 24.000
Aluminium foil 100 1.000 100.000
Kertas saringan the 1 pcs 130.000 130.000
Alat pres 3 200.000 600.000
Kotak teh 20 3.000 60.000
Wadah pengering 6 15.000 90.000
-SUB TOTAL Rp..6.170.000
Bahan Habis Pakai Volume Harga satuan (Rp) Nilai (Rp)
Mengkudu 1 karung 100.000 100.000
Kayu manis 2 ikat 5. 000 10.000
Minyak tanah 30 L 5.000 150.000
-SUB TOTAL Rp. 260.000
BIAYA KEGIATAN PEMBAGIAN BROSUR
Biaya Volume Harga satuan (Rp) Nilai (Rp)
Cetak brosur 500 3.000 1.500.000
-SUB TOTAL 1.500.000
BIAYA TRANSPORTASI
Biaya Volume Harga satuan (Rp) Nilai (Rp)
Transportasi Tim (pulang-
10 150.000 1.500.000
pergi)
Transportasi penyebar
10 150.000 1.500.000
brosur

Biaya lain-lainya 320.000

-SUB TOTAL 3.000.000


TOTAL KESELURUHAN 12.500.000
13

4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan
No. Jadwal Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Tahap Persiapan
a. Pendekatan dengan Ibu-ibu
PKK
b. Observasi
c. Meminta Persetujuan
2. Tahap Pembinaan dan Pelaksanaan
a. Penyampaian maksud dan
tujuan
b. Melakukan sosialisasi
c. Pengumpulan bahan-bahan
dan pembagian alat-alat yang
akan digunakan
d. Demonstrasi pengelolaan
produk
e. Promosi dan distribusi
produk
3. Tahap Monitoring
a. Melakukan kunjungan
dan pemantauan
perkembangan program
4. Tahap Evaluasi
14

DAFTAR PUSTAKA

1. Sugiharto,A. 2007. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II Pada


Masyarakat
2. http://eprints.undip.ac.id diakses Maret 2020.
3. Nelwan EJ,dkk. Modified Risk Factors For Coronary Heart Disease
(CHD) In Minahasa Ethnic Group From Manado City Indonesia. The
Journal of Experimental Life Science. 2017. 6(2):88-94
4. Triyanto, E. 2015. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi
Secara Terpadu. (Graha Ilmu, 2014). Pikir, B. S. et al. Hipertensi:
Manajemen Komprehensif. (Airlangga University Press, 2015).
5. Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.
Editor Bahasa Indonesia: Irawati Setiawan. Jakarta: EGC.
6. Setiawati A, Bustami ZS. Antihipertensi. Dalam Ganiswarna S.G. dkk
(Eds). Farmakologi dan Terapi edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi
FKUI. 2000: 315-342.
7. Sjabana, Dripa. 2002. Mengkudu.Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai