Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

(PJB)

DISUSUN

CICA PRICA PRIDAYANTI


21114069E11079

BIMBINGAN

AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA SERUKAM


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari/Tanggal :

Tema : Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

Sub pokok bahasan : Pengertian Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

Penyebab Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

Klasifikasi Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

Pemeriksaan Penunjang

Penatalaksanaan Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

Sasaran :

Tempat :

Alokasi Waktu : 20 Menit

Di Sajikan Oleh : Cica Prica Pridayanti

A. Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan atau kelainan pada jantung yang dapat melibatkan katup –
katup yang menghubungkan ruang – ruang jantung, lubang di antara dua atau lebih ruang
jantung, atau kesalahan penghubung antara ruang jantung dengan arteri atau vena. Dalam
diagnosa PJB, perhatian utama ditujukan terhadap gejala klinis gangguan sistem
kardiovaskular pada masa neonatus. Indikasinya seperti sianosis sentral (kebiruan pada
lidah, gusi, dan mucosa buccal bukan pada ekstremitas dan perioral, terutama terjadi saat
minum atau menangis), penurunan perfusi perifer (tidak mau minum, pucat, dingin, dan
berkeringat disertai distress nafas), dan takipneu > 60x /menit (terjadi setelah beberapa
hari atau minggu, karena takipneu yang terjadi segera setelah lahir menunjukkan kelainan
paru, bukan PJB) (Manuaba, 2002).
Kelainan ini merupakan kelainan bawaan tersering pada anak, sekitar 8 – 10 dari 1000
kelahiran hidup. Penyakit Jantung Bawaan ini tidak selalu memberi gejala segera setelah
bayi lahir, tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa
bulan atau bahkan ditemukan setelah pasien berumur beberapa tahun. Kelainan ini bisa
saja ringan sehingga tidak terdeteksi saat lahir. Namun pada anak tertentu, efek dari
kelainan ini begitu berat sehingga diagnosis telah dapat ditegakkan bahkan sebelum lahir.
Dengan kecanggihan teknologi kedokteran di bidang diagnosis dan terapi, banyak anak
dengan kelainan jantung kongenital dapat ditolong dan sehat sampai dewasa (Ngustiyah,
2005)
Hal ini sesuai dengan prinsip dari keperawatan yaitu intervensi keperawatan
dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, menyembuhkan,
serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi keperawatan yang memungkinkan setiap
orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif (Irwan, 2017). Untuk itu
Pendidikan Kesehatan sangat penting dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan klien, mulai dari level individu hingga masyarakat, baik dalam kondisi sehat
maupun sakit, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga dapat memahami pencegahan dan
penanganan difteri.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan peserta di harapkan mampu memahami dan mengerti
apa itu penyakit jantung bawaan atau (PJB), serta dapat mengetahui apa penyebab
dan gejala-gejala yang di timbulkan serta bagai mana cara mengatasi mencegah
penyakit jantung bawaan atau (PJB) tes sebut supaya tidak terjadi pada diri kita.
C. Materi
1. Pengertian Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
2. Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
3. Penyebab terjadinya Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
4. Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan(PJB)
5. Pengobatan Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
6. Komplikasi Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
D. Media
1. Leafleat
2. Laptop
3. Lembar balik
4. Infokus
5. Power Poin

E. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya Jawab
F. Seting Tempat
Keterangan :

mahasiswa/i

pasien/klien

Keluarga

G. Kegiatan Penyuluhan
NO KEGIATAN PENYULUHAN RESPON WAKTU
1 Pembukaan : Menjawab salam, 5
a. Mengucapkan salam dan mendengarkan dan Menit
memperkenalkan diri. memperhatikan
b. Berdoa
c. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan
khusus penyuluhan.
d. Menyebutkan materi pokok bahasan
yang akan disampaikan.
2 Pelaksanaan kegiatan penyuluhan: Mendengar melihat 15 menit
Menjelaskan materi penyuluhan secara dan memperhatikan
berurutan dan teratur.

a. Pengertian PJB
b. Penyebab PJB
c. Tanda dan gejala PJB
d. Mencegah PJB
e. Pengobatan PJB
f. Komplikasi PJB
3 Penutup: Menyimak mendengar 10
a. Menyimpulkan materi yang di dan menjawab Menit
sampaikan
b. Mengevaluasi materi yang sudah di
sampaikan
c. Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta.
d. Mengucap atau memberikan salam

H. Kriteria Evaluasi
1.Menjelaskan pengertian penyakit jantung bawaan (PJB)
2.Memberitahukan penyebab penyakit jantung bawaan (PJB)
3.Menjelaskan tanda dan gejala dari penyakit jantung bawaan (PJB)
4.memberitahukan cara pencegahan penyakit jantung bawaan (PJB)
5.memberikan penjelasan tentang pengobatan penyakit jantung bawaan (PJB)
6.Memberitahukan komplikasi yang terjadi pada penyakit jantung bawaan (PJB)

I. Evaluasi
Pernyataan:
1. Sebutkan pengertian dari penyakit jantung bawaan (PJB)
2. Sebutkan apa saja penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan (PJB)
3. Sebutkan tanda dan gejala-gejala pada penyakit jantung bawaan (PJB)
4. Sebutkan apa saja yang dapat mencegah penyakit jantung bawaan (PJB)
5. Sebutkan bagai mana cara mengobati penyakit jantung bawaan (PJB)
6. Sebutkan beberapa komplikasi pada penyakit jantung bawaan (PJB)

Jawaban:

1.

PENYULUHAN PENYAKIT DIFTERI


A. Pengertian Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur
jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya
gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan
janin American Heart Association (2015)
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah abnormalitas struktur makroskopis jantung
atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi pasti atau potensial yang
berarti. Kelainan ini merupakan kelainan kongenital yang paling sering terjadi pada bayi
baru lahir. Prevalensi penyakit jantung bawaan yang diterima secara internasional adalah
0.8%, walaupun terdapat banyak variasi data yang terkumpul, secara umum, prevalensi
penyakit jantung bawaan masih diperdebatkan. (Moons, et al. 2008).
Penyakit jantung bawaan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke pada
pasien. Terdapat beberapa penelitian telah dijalankan untuk menunjukkan
kebarangkaliannya untuk menjadi penyebab terjadinya stroke. Di sini, stroke
didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak dan akibat gangguan pembuluh darah di
otak (Pinzon et.al, 2010). Stroke dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa
memandang usia (Depkes, 2013). Di Indonesia, 8 dari 1000 orang terkena stroke. Stroke
merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, dengan proporsi 15,4%. Setiap 7
orang yang meninggal di Indonesia, 1 diantaranya karena stroke (Depkes, 2013). Menurut
WHO, setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia mengalami stroke. Sekitar lima juta
menderita kelumpuhan permanen. Di Asia tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami
stroke (WHO, 2010), dan Indonesia telah menempati peringkat ke-1 dunia untuk jumlah
kematian yang disebabkan stroke terbanyak dengan jumlah angka kematian mencapai
328,500 orang atau 21,2% dari total kematian yang terjadi dalam rentang waktu 2000-
2012 (WHO, 2014).

B. Penyebab Penyakit Jantung Bawaan (PJB)


Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, penyebab penyakit jantung
bawaan adalah kelainan dalam masa pertumbuhan janin. Hal tersebut belum diketahui
secara pasti penyebabnya.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kelainan perkembangan
jantung pada masa pertumbuhan janin, yaitu:
 
 Faktor genetik

 Sang ibu menderita diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dengan
baik sebelum dan pada masa kehamilan

 Sang ibu terinfeksi virus tertentu, seperti rubella, saat usia kandungan memasuki
trimester pertama

 Sang ibu mengonsumsi obat tertentu tanpa berkonsultasi dengan dokter

C. Tanda dan Gejala prenyakit jantung bawaan (PJB)


Gejala penyakit jantung bawaan umumnya dapat terlihat sejak bayi baru lahir.
Adapun beberapa gejala penyakit jantung yang umum terlihat pada bayi baru lahir
yaitu: 
 Kulit, bibir, serta kuku berwarna kebiruan
 Sesak napas
 Pertambahan berat badan yang terhambat

Sedangkan, gejala penyakit jantung bawaan yang dapat terdeteksi pada anak
ketika sudah tumbuh dewasa yaitu:
 Kulit, bibir, serta kuku berwarna kebiruan
 Detak jantung tidak teratur atau kelainan aritmia
 Sesak napas
 Tangan dan kaki mengalami pembengkakan
Mudah lelah

D. Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan(PJB)


Pencegahan penyakit jantung bawaan antara lain dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan di saat kehamilan secara rutin dan teratur.
2. Mengenali faktor risiko pada ibu hamil (penyakit gula, jantung, kelainan genetik).
3. Menghindari mengkonsumsi obat-obatan tertentu di saat kehamilan, misal antibiotik
tanpa pengawasan dokter.
4. Menghindari dari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen berulang ketika masa
kehamilan.
5. Menghindari asap rokok baik pasif maupun aktif.
6. Menjalani vaksinasi rubella dan flu.

7. Menjalani pemeriksaan TORCH agar bisa diobati sebelum hamil.


8. Menjalani skrining genetik

E. Pengobatan Penyakit Jantung Bawaan (PJB)


1.Mengkonsumsi obat-obatan yang di anjurkan dokter
2. Implan alat pacu jantung dan kejut jantung (ICD)
3. Kateterisasi jantung
4. Operasi jantung
5. Transplantasi jantung

Komplikasi

Penyakit jantung bawaan dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti:


1.Endokarditis
2.Gangguan irama jantung atau aritmia
3.Gagal jantung
4.Hipertensi pulmonal
5.Infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia
6.Penggumpalan darah dan stroke
7.Gangguan belajar

Daftar Pustaka

Ardinasari,eiyata (2016) buku pintar mencegah dan mengobati penyakit bayi dan
anak.jakarta:bestari books.google.co.id

Debora,prima dince.(2020).asuhan keperawatan penyakit jantung bawaan :akper kerta


cendeki.

Ikawati, 2019. Penatalaksaan terapi penyakit sistem pernafasan. Yogyakarta


Nurarif & kusuma, 2016. Terapi komplementer Akupresure. Journal of Chemical Information
and modeling.

Kota kenderi. 2018. Profil kesehatan kota kenderi. Kenderi ulawesi Tenggara

Anda mungkin juga menyukai