D dengan G2P1A0
Inpartu Kala 1 Fase Laten Di Ruang IGD Ponek RSUD dr.Soehadi
Prijonegoro Sragen
Hari : Selasa
Tanggal : 12 November 2019
Jam : 21.00
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan ASI sudah mulai keluar tapi belum banyak.
B. Diagnosa Medis
C. Diagnosa Keperawatan
Menyusui tidak efektif b.d kurangnya terpapar informasi tentang metode
menyusui.
N: 85 x/menit S : 36,5oC
Payudara:
- Kolostrum sudah keluar sedikit
- Puting menonjol
- Areola hitam
- Adanya hiperpigmentasi
E. Dasar Pemikiran
Masa puerpenium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir kira- kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru
pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan
(Sitti Saleha, 2009).
Pada masa nifas, terdapat beberapa ibu yang memiliki masalah
dengan pengeluaran ASI. Kebanyakan dari ibu pada masa nifas ASI yang
keluar sedikit bahkan tidak ada. Air susu ibu bisa mencerdaskan dan
meningkatkan kualitas generasi mudabangsa, setiap bayi yang diberi
ASI akan mempunyai kekebalan alami terhadap penyakit karena
ASI banyak mengandung antibodi, zat kekebalan aktif yang akan
melawan masuknya infeksi ke dalam tubuh bayi. Saat ini sekitar 40 %
kematian balita terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi,
dengan pemberian ASI akan mengurangi 22% kematian bayi dibawah
28 hari, dengan demikian kematian bayi dan balita dapat dicegah
melalui pemberian ASI Eklslusif secara dini dari sejak bayi dilahirkan di
awal kehidupannya (Roesli,2007).
Dalam upaya pengeluaran ASI ada 2 hal yang mempengaruhi yaitu
produksi dan pengeluaran. Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon
prolaktin sedangkan pengeluaran dipengaruhi oleh hormon oksitosin.
Hormon oksitosin akan keluar melalui rangsangan keputing susu
melalui isapan mulut bayi atau melalui pijatan pada sisi tulang
belakang ibu, dengan dilakukan pijatan pada sisi tulang belakang ibu akan
merasa tenang, rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri dan mencintai
bayinya , sehingga dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI pun
cepat keluar (WBW,2007).
G. Analisis Tindakan
Tindakan yang dilakukan adalah pijat oksoitosin yang bertujuan untuk
memberikan terapi relaksasi kepada ibu menyusui dengan memijat leher
bagian belakang. Melalui pijatan atau rangsangan pada sisi tulang belakang,
neurotransmitter akan merangsang medulla oblongata langsung mengirim
pesan ke hypothalamus di hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin
sehingga menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya. Dengan
pijatan di daerah sisi tulang belakang ini juga akan merileksasi
ketegangan dan menghilangkan stress dan dengan begitu hormon oksitosoin
keluar dan akan membantu pengeluaran air susu ibu, dibantu dengan
isapan bayi pada puting susu pada saat segera setelah bayi lahir dengan
keadaan bayi normal (Guyton,2011).
Paket Modul Kegiatan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Ekslusif 6
Bulan. 2010. Panduan Kegiatan Belajar Bersama Masyarakat,
USAID/UNICEF//DEPKES
Roesli (2011). Inisiasi Menyusu Dini Plus Asi Ekslusif. Jakarta: Pustaka
Bunda
Mahasiswa Pembimbing Klinik/CI
Praktekan