1. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Pada Pasien Dengan Resiko Perilaku Kekerasan
2. Latar belakang
a. Deskripsi Perilaku Kekerasan
Kelompok adalah kumpula individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung, dan mempunyi norma yang sama (Stuart & Laraina, 2001)
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan. (Fitria, 2010). Sedangkan menurut Keliat, (2011), perilaku
kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara
fisik maupun psikologis. Herdman (2012) mengatakan bahwa risiko perilaku
kekerasan merupakan perilaku yang diperlihatkan oleh individu. Bentuk ancaman bisa
fisik, emosional atau seksual yang ditujukan kepada orang lain.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan
yaitu ungkapan perasaan marah yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri dimana
individu bisa berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat
membahayakan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
b. Mengapa perlu dilakukan TAK
Mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif, serta untuk meningkatkan
kemampuan tentang hubungan sosial dan adaptasi.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
b. Tujuan Khusus
1) Klien dapat memperkenalkan dirinya
2) Klien bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan kepada orang lain
3) Klien dapat menyalurkan emosi memberi kesempatan untuk menyalurkan
emosinya dan di dengar serta dimengerti oleh anggota kelompok lainnya.
4) Meningkatkan ketrampilan hubungan social untuk diterapkan sehari-hari.
5) Melatih kesabaran, konsentrasi dan kreatifitas.
4. Seleksi klien
a. Kriteria pasien
1) Pasien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi Aktifitas
Kelompok
2) Kondisi fisik dalam keadaan baik
3) Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas
4) Klien dengan riwayat perilaku kekerasan
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi pasien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan
TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok.
5. Jadwal kegiatan
Pelaksanaan kegiatan terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan resiko perilaku
kekerasan, yaitu
8. Pengorganisasian
a. Leader, bertugas:
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Observer, bertugas:
1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga
evaluasi kelompok
3) Mengobservasi perilaku pasien
c. Fasilitator, bertugas:
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
9. Setting tempat
Terapis dan klien dapat duduk bersama dalam 1 lingkaran dengan keadaan
lingkungan yang nyaman dan tenang.
12. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahan kerja.
Aspek yang dinilai yaitu kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Kemampuan yang
diharapkan adalah mengetahui penyebab marah, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
pernah dilakukan dan yang sering dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Fitria , Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Kedokteran EGC.
Stuart, G.W. and Laraia, M.T. 2001. Principles and Prectice Of Psychiatry Nursing 7