Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Dalam   Undang-undang   Nomor   4   Tahun   1992   tentang   Perumahan   dan Permukiman,
perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah  adalah
sebuah  tempat  tujuan  akhir  dari manusia.
Rumah  menjadi  tempat  berlindung  dari  cuaca  dan  kondisi  lingkungan sekitar,  menyatukan
sebuah  keluarga,  meningkatkan  tumbuh  kembang  kehidupan setiap manusia, dan menjadi
bagian dari gaya hidup manusia Sedangkan pengertian Sehat menurut WHO adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan yang
bebas penyakit dan kelemahan (kecacatan).
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh
pemakainya,  sehingga  kebutuhan  ruang  dan  aktivitas  setiap penghuninya dapat berjalan
dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor- faktor   yang   dapat
merugikan   kesehatan   (Hindarto,   2007).   Rumah   sehat   dapat diartikan   sebagai   tempat
berlindung,   bernaung,   dan   tempat   untuk   beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan
yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial (Sanropie dkk., 1991). Sedangkan menurut
Hermawan (2010) yang dikutip dari Azwar, rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung
dan tempat untuk beristrahat sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,rohani
maupun sosial.

2.2 Fungsi Rumah


Fungsi rumah rumah bagi manusia yang diposkan oleh suhadi (2007) yang dikutip dari  Azwar
adalah :
a. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan
kewajiban sehari-hari.
b. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi
segenap anggota keluarga yang ada.
c. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.
d. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.
e. Sebagai tempat untuk meletakan atau menyimpan barang-barang berharga yang
dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.

2.3 Persyaratan Rumah Sehat


Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam Residential
Environment dari WHO (1974) antara lain :
a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istrahat.
b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar
mandi.
c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari
gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
f. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian  rumah sehat (Depkes RI, 2007).
a. Memenuhi          kebutuhan       psikologis        antara  lain      privacy yang cukup,
komunikasi  yang  sehat  antar  anggota  keluarga  dan  penghuni  rumah, adanya
ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni.
b. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,   cukup   sinar   matahari   
pagi,   terlindungnya   makanan   dan minuman dari  pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
c. Memenuhi   persyaratan   pencegahan   terjadinya   kecelakaan  baik   yang timbul
karena  pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan
jalan,  konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam
rumah.
Persyaratan rumah sehat menurut Winslow dan APHA yang dikutip (Ircham Machfoedz, 2008)
adalah sebagai berikut :
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis, yang meliputi :
a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara atau
dipertahankan temperatur lingkungannya. Sebaiknya temperatur  udara dalam
ruangan  harus  lebih  rendah  paling  sedikit  4°C  dari temperatur udara luar
untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar 22°C - 30°C sudah cukup segar.
b. Rumah  tersebut  harus  terjamin  pencahayaannya  yang  dibedakan  atas  cahaya
matahari   (penerangan   alamiah)   serta   penerangan   dari   nyala   api   lainnya
(penerangan   buatan).   Semua   penerangan   ini   harus   diatur   sedemikian   rupa
sehingga tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasa silau.
c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara
segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai
ruangan, sedangkan luas  lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup)
minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai.
d. Ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak terlalu deras
dan tidak terlalu sedikit.
e. Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang
berlebihan   karena   dapat   menyebabkan   gangguan   kesehatan   baik   langsung
maupun dalam jangka  waktu yang relatif lama. Gangguan yang dapat muncul
antara lain  gangguan  fisik  seperti  kerusakan  alat  pendengaran  dan  gangguan
mental seperti mudah marah dan apatis.
f. Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk anak-
anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan bergerak,
bermain dengan leluasa di rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik,
juga agar anak tidak bermain di rumah  tetangganya, di jalan atau tempat lain
yang membahayakan.
2) Memenuhi kebutuhan psikologis, yang meliputi :
a. Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni. Adanya ruangan khusus
untuk istirahat bagi masing-masing penghuni, seperti kamar tidur  untuk ayah dan
ibu. Anak-anak berumur di bawah 2 tahun masih diperbolehkan satu kamar tidur
dengan ayah dan ibu. Anak-anak di atas 10 tahun laki-laki dan perempuan tidak
boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun mempunyai kamar
tidur sendiri.
b. Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan keluarga, dimana
anak-anak sambil makan dapat berdialog langsung dengan orang tuannya.
c. Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki
tingkat ekonomi  yang relatif sama, sebab bila   bertetangga dengan orang yang
lebih kaya atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin. Dalam meletakkan
kursi dan meja di ruangan jangan sampai menghalangi lalu lintas dalam ruangan.
d. W.C.   (Water  Closet)  dan  kamar  mandi  harus  ada  dalam  suatu  rumah 
dan terpelihara kebersihannya. Biasanya orang tidak senang atau gelisah bila
terasa ingin buang air besar tapi  tidak mempunyai W.C. sendiri karena harus
antri di W.C. orang lain atau harus buang air besar di tempat terbuka seperti
sungai atau kebun.
e. Untuk memperindah pemandangan, perlu ditanami tanaman hias, tanaman bunga
yang kesemuanya diatur, ditata, dan dipelihara secara rapi dan bersih, sehingga
menyenangkan bila dipandang.
3) Mencegah penularan penyakit, yang meliputi:
a. Penyediaan Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan
b. Bebas dari kehidupan serangga dan tikus
c. Pembuagan sampah
d. Pembuangan air limbah
e. Pembuangan Tinja
f. Bebas pencemaran makanan dan minuman.
4) Mencegah terjadinya kecelakaan
Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari
kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk dalam persyaratan ini antara lain
bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan  licin, terhindar dari bahaya
kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan keracunan   gas  bagi  penghuni,
terlindung  dari   kecelakaan  lalu  lintas,   dan  lain sebagainya (Azwar, 1990; CDC, 2006;
Sanropie, 1991).
Menurut Soedjajadi (2006), persyaratan rumah sehat harus dapat mencegah atau mengurangi
resiko kecelakaan seperti jatuh, keracunan dan kebakaran. Persyaratan tersebut meliputi:
 Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat.
 Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api.
 Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun  dan gas.
 Lantai  terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga  bahaya jatuh dan kecelakaan
mekanis dapat dihindari.
Memenuhi  kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang   gerak  
yang     cukup, terhindar          dari      kebisingan yang mengganggu.

Anda mungkin juga menyukai