Anda di halaman 1dari 72

PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE

TERHADAP KUALITAS TIDUR PELAJAR


SMA NEGERI 12 MEDAN
TAHUN 2022

OLEH
YESI TAMARA
TONDANG 1814201048

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES FLORA
MEDAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

Judul : Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Kualitas

Tidur Pelajar SMAN 12 Medan

Nama Mahasiswa : Yesi

Tamara NIM 1814201048

Jurusan : S1 (S.Kep)

Proposal ini telah diperiksa dan dapat diajukan untuk proses selanjutnya.

Medan, Januari 2022


Pembimbing,

Trinita Situmorang,S.Kep.,Ns.,M.Kep
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan berkat

dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan proposal

penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Kualitas Tidur

Pelajar SMA Negeri 12 Medan”.

Dalam penulisan proposal penelitian ini peneliti banyak mendapat

bimbingan, bantuan, dukungan, dan saran dari berbagai pihak sehingga proposal

ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga, sahabat dan teman terdekat atas

perhatian, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penulisan proposal ini.

Secara khusus peneliti juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. dr. Fitria Aldy, M.Ked (Oph). SpM, (K) Selaku Ketua STIKes.

2. Suherni, S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Ka.Prodi Ners STIKes Flora.

3. Trinita Situmorang S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Pembimbing yang telah

memberikan masukan dalam penyusunan proposal ini.

4. Kepada Teman Alumni 12 Angkatan 2018 Terkhusus Grup Kepapat Yang

Memberikan Dukungan.
5. Seluruh dosen dan staf pegawai di STIKes Flora yang terkait di lingkungan

program profesi Ners STIKes Flora.

6. Teristimewa untuk keluarga peneliti, Papa (D.Tondang), Mama (R.Br

Manurung), Adik-adikku (Widya & Fani), Sahabat (Sabela) yang selalu

memberikan motivasi, doa, dan inspirasi terbesar bagi peneliti, tanpa

mereka saya tidak akan mampu mengerjakan proposal ini dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan

proposal penelitian ini. Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini. Semoga Peneliti dapat

melaksanakan penelitian dengan lancar hingga penyusunan skripsi nantinya.

Medan, Januari 2022

PENELITI

NIM 1814201048
DAFTAR ISI Hal.

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................ix
DAFTAR SKEMA........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................4
1.4 Hipotesa.........................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................4
1.5.1 Bagi Pelayanan Keperawatan...............................................4
1.5.2 Bagi Pendidikan Keperawatan............................................5
1.5.3 Bagi Peneliti Keperawatan..................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6


2.1 Konsep Dasar Smartphone..................................................................6
2.1.1. Defenisi Smartphone.............................................................6
2.1.2. Fungsi Smartphone................................................................7
2.1.3 Dampak Penggunaan Smartphone.........................................7
2.2. Konsep Dasar Tidur.........................................................................11
2.2.1 Definisi Tidur.................................................................11
2.2.2 Fisiologi Tidur................................................................12
2.2.3 Tahapan Tidur................................................................13
2.2.4 Siklus Tidur....................................................................15
2.2.5 Kebutuhan Dan Pola Tidur Normal....................................16
2.3 Intensitas Penggunaan Smartphone Dengan Kualitas Tidur............16
2.3.1 Aplikasi Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Sekolah......18
2.3.2 Efek Pemakaian Gadget Yang Patologis.............................19
2.4 Konsep Pelajar..................................................................................20
2.4.1 Pengertian Pelajar................................................................20
2.4.2 Karakteristik Pelajar Ditinjau Dari Konsep Tumbuh
Kembang......................................................................................
21
2.4.3 Pengukuran Kualitas Tidur Pelajar.......................................22
2.5 Kerangka Konsep..............................................................................24

BAB 3 METODE PENELITIAN 25


3.1 Desain Penelitian 25
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian 25
3.3. Populasi Dan Sampel 26
3.4. Metode Pengumpulan Data 28
3.5 Variabel Dan Definisi Operasional 31
3.6 Metode Pengukuran 32
3.7 Analisa Data 32
3.8 Pertimbangan Etik 33
3.9 Uji Validitas dan Reabilitas 35
Bab 4 Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian................................................................................37

4.1 1 Karakteristik Responden...............................................................37

4.1.2 Distribusi Intensitas Penggunaan Smartphone oleh Pelajar di SMA

Negeri 12 Medan.............................................................................37

4.1.3 Distribusi Kualitas Tidur Pelajar SMA Negeri 12 Medan.............38

4.1.4 Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Kualitas Tidur di

SMA Negeri 12 Medan..................................................................39

4.2 Pembahasan....................................................................................40

4.2.1 Intensitas Penggunaan Smartphone Oleh Pelajar..........................40

4.2.2 Kualitas Tidur Pelajar SMA Negeri 12 Medan..............................41

DAFTAR PUSTAKA 37

INFORMED CONSENT 39
INSTRUMENT PENELITIAN 40
JADWAL TENTATIF PENELITIAN 41
DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Frekuensi Karakteristik Responden..............................................................37

4.2 Tabel Intensitas Penggunaan Smartphone oleh Pelajar di SMA Negeri 12 Medan

37 4.3 Tabel Frekuensi Waktu Pelajar SMA Negeri 12 Medan....................................38

4.4 Tabel Frekuensi Kualitas Tidur Pelajar SMA Negeri 12 Medan.............................39

4.5 Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Kualitas Tidur di SMA Negeri 12

Medan.................................................................................................................................40

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Smartphone merupakan sebutan dari telepon pintar yang memiliki

kemampuan seperti komputer dan dilengkapi dengan sistem operasi yang canggih

(Rahma, 2015). Smartphone memungkinkan penggunanya untuk tetap terhubung

dengan pengguna lain tanpa batas ruang dan waktu melalui fasilitas-fasilitas yang

dimiliki, seperti SMS (Short Message Service), telepon dan fasilitas internet

(Dewi, 2017).

Lebih dari separuh penduduk di dunia menggunakan smartphone dan

pasarnya berkembang pesat. Pada tahun 2014, diperkirakan sebanyak 6,9 miliar

orang menggunakan gadget (WHO, 2014). Dari total populasi dunia sebanyak

7,676 milyar, 5,112 milyar diantaranya merupakan pengguna mobile phone.

Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 268,2 juta, 150 juta diantaranya

merupakan pengguna internet, jumlah tersebut meningkat 13% dari tahun 2018

dimana akses internet menggunakan mobile phone (Hootsuite, 2019).

Berda APJII (Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia) menemukan

bahwa jumlah penggunaan internet di Indonesia berjumlah 143,26 juta orang atau

sekitar 54,68% dari total penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Pengguna internet

terbanyak di pulau Jawa dengan total pengguna 86.34 juta orang atau sekitar 65%

pengguna internet, sedangkan di Sumatera total pengguna internet 20.75 juta orang.
smartphone yang dapat digunakan kapan pun dan dimana pun membuat

kecenderungan masyarakat untuk berinteraksi secara intens terhadap smartphone.

Hal ini tentunya dapat mempengaruhi atau berdampak terhadap aktivifitas

keseharian dan juga kebutuhan tidur seseorang.yang harus terpenuhi Tidur

merupakan kebutuhan dasar manusia.

Penelitian yang dilakukan oleh Adelina Haryono (2019) terhadap 140

pelajar di Jakarta juga mendapatkan prevalensi gangguan tidur sebesar 62,9%,

dengan gangguan transisi bangun-tidur sebagai jenis gangguan yang paling sering

ditemui (58%). Penelitian serupa juga pernah dilakukan di SMPN 5 Semarang

dengan hasil 81,1% pelajar SMPN 5 tersebut memiliki kuaitas tidur yang buruk.

( Hafidh Awwal dkk, 2015).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pelajar,

diantaranya perubahan gaya hidup dan perubahan jadwal aktivitas sehari-hari.

Salah satu gaya hidup yang sedang popular di kalangan remaja adalah

penggunaan smartphone. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan

smarthphone secara berlebihan akan mempengaruhi hormon melatonin seseorang.

Hal ini disebabkan oleh paparan cahaya smartphone yang dapat menyebabkan

otak untuk tetap terjaga sehingga seseorang susah untuk tertidur. Perilaku

penggunaan smartphone berlebihan juga menyebabkan remaja menunda tidur

sehingga ia mengalami kekurangan tidur dan berakibat kepada buruknya kualitas

tidur (Information Center, 2017).

Pengunaan smartphone di uleyman Demirel University juga menunukan

hasil yang sama. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa mahasiswa dengan

penggunaan intensitas smartphone yang tinggi memiliki skor kecanduan

smartphone yang tinggi serta memiliki kualitas tidur yang buruk.


Hasil studi ini juga diperkuat Kiayi (2015) yang menemukan fakta bahwa

74,7 % penderita insomnia diakabitkan oleh tingginya intensitas penggunaan

jejaring sosial melalui smartphone.

Studi pendahuluan yang dilakukan Arman pada tahun 2018 terhadap 15

pelajar SMA Plus Shaffiyatul Amalliyah Medan dengan rincian 9 orang laki-laki

dan 6 orang perempuan, 4 orang sedang duduk dikalas 12, 4 duduk dikelas 11 dan

sisanya 7 orang dari kelas 10. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut,

peneliti menemukan bahwa seluruh pelajar yang peneliti survei memiliki dan

menggunakan smartphone.

Hasil studi tersebut ditemukan pula bahwa 9 pelajar merupakan pengguna

smartphone secara berlebih dengan rata-rata pengunaan 38 jam/ hari, 5 pelajar

pengguna sedang dengan rata-rata penggunaan 2-3 jam/hari dan sisanya pengguna

ringan dengan intensitas penggunaan kurang dari 1 jam perhari. 10 pelajar

menyatakan bahwa mereka mengunakan smartphone sebelum tidur dan

menyebabkan lupa waktu sehingga tidur larut malam di atas jam 10 malam

sedangkan lima pelajar lainnya menyatakan jarang menggunakan smartphone

sebelum tidur dan tidur lebih awal di bawah jam 10 malam.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengakaji lebih lanjut tentang

intensitas penggunaan smartphone tehadap kualitas tidur pelajar SMA Negeri 12

Medan. Sehingga nantinya peneliti bisa merumuskan intervensi serta solusi yang

tepat terhadap permasalahan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Penggunaan smartphone bukan merupakan fenomena yang susah ditemui

dalam aktivitas sehari-hari. Sebanyak 64,8% orang dari penduduk Indonesia

menggunakan internet melalui smartphone. Penggunaan smartphone yang

berlebihan dapat berdampak buruk berupa dampak fisiologis ataupun psikologis

bagi kesehatan terutama terganggunya kualitas tidur.


Berdasarkan data dari Hootsuite (2019) yang menyatakan bahwa 150 juta dari

268,2 penduduk Indonesia merupakan pengguna internet, diperkuat dengan data

APJII (2018) yang menunjukkan peningkatan penggunaan internet melalui

smartphone sebanyak 64,8% dari tahun 2017 dan tingginya angka penggunaan

smartphone pada usia 18-25 tahun.

Berdasarkan pemaparan data diatas, maka peneliti menetapkan rumusan

masalah “Apakah ada intensitas penggunan smartphone terhadap kualitas tidur

pelajar SMA Negeri 12 Medan” ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk menganalisis penggunaan smartphone terhadap kualitas tidur Pelajar

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui intensitas penggunaan smartphone oleh pelajar

2. Mengetahui kualitas tidur pelajar sma negeri 12 medan.

3. Mengetahui Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Kualitas Tidur

1.4 Hipotesa

H1 : “ Ada hubungan intensitas penggunaan smartphone terhadap kualitas

tidur Pelajar SMA Negeri 12 Medan ”

H0 : “ tidak ada hubungan intensitas penggunaan smartphone

terhadap kualitas tidur Pelajar SMAN 12 Medan

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1. Pendidikan Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran

mengenai hubungan intensitas pengunaan smartphone terhadap kualitas tidur

pada pelajarSMA Negeri 12 Medan.


1.5.2. Pelayanan Keperawatan

Diharapkan dari hasil penelitian ini perawat dapat memberikan

perananpenting dalam memberikan intervensi dan informasi kepada remaja.

1.5.3 Penelitian Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan data dasar

untuk peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan intensitas penggunaan

smartphone.
6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Smartphone

2.1.1 Defenisi Smartphone

Menurut Gary B, Thomas J & Misty e ( 2017), Smartphone adalah telepon

yang internet enabled yang biasanya menyediakan fungsi personal digital

assistant (PDA), seperti fungsi kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator,

dan catatan. Sedangkan menurut Kamus Mac Milland, definisi Smartphone adalah

“a mobile phone tha also works as a small computer, allowingyo-u to store

information and write letters and reports”, yaitu ponsel yang berkerja seperti

komputer kecil, yang memungkinkan seseorang untuk memberikan dan

memperoleh informasi serta menulis surat dana laporan.

Smartphone merupakan alat telekomunikasi yang di dalamnya terdapat

fungsi personal digital assistant (PDA) yang kemampuannya seperti komputer

serta mempunyai fasilitas-fasilitas yang dapat terhubung dengan mudah melalui

internet, mengirim dan menerima email, serta mempunyai kemampuan dalam

membaca dokumen office (Parmuarip, Muslim & Mulyani, 2018).

Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa Smartphone

merupakan sebuah ponsel pintar yang berjalan pada sistem operasi tertentu yang

memungkinkan dapat menjalankan berbagai aplikasi seperti sms, kamera, games,

browsing, pemutar lagu, e-mail serta fitur-fitur canggih lainnya.

Pada penelitian ini smartphone yang dimaksud peneliti adalah smartphone

yang berjalan dengan sistem operasi android dengan layar sentuh dengan ukuran

berkisar 4-5.5 inci. Hal ini dikarenakan smartphone dengan kriteria tersebut

merupakan smartphone yang paling banyak digunakan dan paling popular di

masyarakat Indonesia.
2.1.2 Fungsi smartphone

Woodcock (2017) mengklasifikasikan fungsi Smartphone menjadi lima

fungsi utama, yaitu:

a. Sebagai alat komunikasi

b. Sebagai pembantu tugas kantor dan media belajar seperti viewer, editing

dokumen dalam format word, txt dan pdf.

c. Sebagai media untuk melakukan push e-mail secara tepat.

d. Sebagai perangkat teknologi hiburan seperti mendengarkan musikc, menonton

video, bermain games.

e. Sebagai perangkat untuk mengakses internet dengan jaringan 3G,

HSDPA, 4G, Wi-Fi, serta sebagai pengganti atau pelengkap Komputer.

2.1.3. Dampak Penggunaan Smartphone

a. Dampak positif

Menurut Maria (2013) & Resti (2015) Smartphone memiliki dampak

positif antara lain: mempermudah seseorang dalam berkomunikasi dengan orang

lain, mempermudah seseorang untuk mengakses internet.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dampak positif

penggunaan smartphone antara lain: mempermudah seseorang untuk mengaksess

internet, mempermudah seseorang berkomunikasi dengan orang lain,

mempermudah pelajar dalam mendapatkan informasi mengenai materi

pembelajaran, mempermudah pelajar untuk mengerjakan tugas dan mencari bahan

belajar, menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi dan informasi

mengenai situasi dan kondisi yang terjadi didalam maupun di luar negeri dengan

cepat, memperluas persahabatan, serta dapat di jadikan tempat bisnis bagi yang

dapat memanfaatkannya dengan baik.

b. Dampak negatif

Smartphone berdampak secara langsung terhadap konsentrasi belajar, seperti


halnya seseorang yang membaca e-book melalui smartphone lebih mudah merasa

lelah dan susah tidur, sehingga konsentrasi belajar juga menurun. Selain itu

penggunaan smartphone secara berlebihan dapat mengakibatkan berbagai macam

penyakit seperti sekresi melatonin yang disebabkan oleh cahaya yang di

pancarkan secara langsung oleh Liquid Crystal Display (LCD) (Moon., 2016).

Penggunaan smartphone sendiri dapat mengganggu perkembangan dan

kegiatan selama proses keagamaan, bahaya terhadap kesehatan, rawan terhadap

tindak kejahatan, perubahan perilaku dan dapat mengakibatkan pemborosan

(Rahadi & Zainal, 2015). Dampak negatif lain yang diakibatkan oleh penggunaan

smartphone adalah para pengguna kebanyakan menyajikan privasi atau masalah

pribadi secara berlebihan di sosial media, serta dapat menimbulkan masalah

kesehatan seperti Nomophobia atau tidak bisa lepas dari smartphone (Hanika,
Sparks, 2015).

Adapun dampak negatif lain yang ditimbulkan dari penggunaan

smartphone di kalangan pelajar adalah menjadikan para remaja menjadi tidak

peduli dan mengalami keterbatasan dalam berkomunikasi, seperti pada saat di

sekolah, mall, kafe, bahkan di rumah sekalipun mereka lebih fokus terhadap

smartphone di bandingkan dengan lingkungan sekitar.

Para guru dan orang tua pelajar menganggap anak yang membawa dan

menggunakan handphone atau smartphone ketika sedang belajar dapat

menghambat proses belajar mengajar dan mengganggu konsentrasi belajar pelajar

(Syarif, 2015).

Berdasarkan penjelasan di atas, dampak negatif dari penggunaan

smartphone antara lain:

1) Kesehatan otak terganggu Dampak buruk radiasi ponsel terhadap

kesehatan memang masih jadi kontroversi, namun beberapa penelitian

menunjukkan radiasi ponsel bisa memicu tumor otak dan insomnia. Gelombang

elektromagnetik pada ponsel mengandung radiasi kuat yang dapat menembus

ruang hampa dan jaringan otak secar tegak lurus yang jika digunkan terus menerus

maka dapat menyebabkan glikoma dan memicu munculnya sel otak akustik

neuroma.

Radiasi ponsel mempercepat pembentukan neoplasma dari sel sel yang tidak

wajar menjadi sel kanker aktif pada otak. Bahaya radiasi hp paling klasik diderita

hampir oleh seluruh manusia didunia adalah munculnya kerusakan otak

2) Kesehatan mata terganggu Dalam dunia kedokteran di kenal istilah

Computer Vision Syndrome/CVS yang merupakan gejala (sindrom) yang di

akibatkan karena sering melihat layar, dalam hal ini termasuk layar smartphone.
3) Kesehatan tangan terganggu Bagi anda yang kerap kali menghabiskan

waktu anda dengan memainkan ponsel, mungkin anda akan merasakan nyeri dan

sakit di sekitar lengan dan pergelangan tangan anda.

Memainkan ponsel dengan terlalu banyak mengetik pesan maupun memegang

ponsel saja, akan membuat otot dan persendian yang anda miliki di sekitar lengan

dan pergelangan tangan anda mudah lelah. Meskipun hanya memegang dan

memainkan keypads nya saja, lengan dan pergelangan tangan anda akan terasa

sakit, karena terlalu lama menahan beban ponsel dan melakukan kegiatan

mengetik saja.

Perhatikan waktu bermain ponsel anda, batasi jika perlu. Beristirahatlah

apabila anda sudah mulai merasa sakit di area-area tersebut. Berikan gerakan

peregangan untuk meregangkan otot anda yang tegang akibat aktivitas tersebut

4) Gangguan tidur Suara notification dari ponsel yang menandakan ada e-

mail atau pesan baru yang masuk akan membuat kita penasaran untuk mengintip

isinya. Keasyikan ini bisa terus berlanjut hingga malam hari, sehingga mengurangi

waktu untuk beristirahat dan memulihkan energi.

5) Perilaku kekerasan Seperti contoh anak bermain game yang memiliki

unsur kekerasan yang akan mempengaruhi pola perilaku dan karakter yang dapat

menimbulkan tindak kekerasan terhadap teman.

6) Berkurangnya Produktifitas Penelitian yang dilakukan tim dari MIT Sloan

School of Management tahun 2007 menunjukkan penggunaan BlackBerry

memiliki dampak negatif di lingkungan kerja, seperti tidak terpenuhinya tenggat

kerja akibat konsentrasi yang terbagi antara pekerjaan dan si ponsel pintar atau

smartphone.
7) Terpapar radiasi Radiasi gelombang radio yang diterima dan dikirimkan

oleh handphone dapat menyebar ke segala arah, termasuk tubuh. Radiasi

handphone tidak sama dengan radiasi sinar X. Radiasi sinar X sudah dipastikan

berbahaya, sementara radiasi handphone belum diketahui secara pasti efeknya

pada kesehatan.

8) Ancaman cyberbulliying Cyber-bullying merupakan jenis kekerasan yang

dilakukan seseorang melalui ujaran yang dilontarkan melalui pesan singkat dalam

ponsel, internet, maupun media sosial yang marak di segala kalangan sekarang ini.

Hal ini ditandai dengan bullying yang berisi penghinaan, ejekan, intimidasi,

ancaman, hingga mempermalukan salah satu pihak. Cyber – bullying sendiri

merupakan hal yang kerap kita jumpai di internet maupun media sosial.

Tersedianya kolom komentar yang ada pada semua jenis media sosial, seakan

mewadahi para individu yang awalnya digunakan untuk memberikan masukan

positif atas konten yang mereka unggah, namun disalahgunakan untuk berkata

ujaran yang tidak pantas untuk dilakukan. Apabila hal ini terjadi secara terus

menerus, pihak yang dibully akan merasa tertekan, stress, hingga depresi berat.

Maka tak jarang kita meihat banyak orang yang melakukan bunuh diri untuk

menghilangkan rasa sakit dan malu akibat pembullyan

2.2. Konsep dasar tidur

2.2.1 Defenisi Tidur

Tidur merupakan suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat

dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

(Guyton & Hall, 2016).


selama periode tidur terjadi penurunan kemampuan untuk merespon terhadap

rangsangan yang ada disekitarnya namun individu dapat dibangunkan dari

tidurnya dengan rangsangan dari luar (Arifin, 2018).

Potter & Perry (2016) mendefinisikan tidur sebagai suatu keadan normal

yang ditandai dengan adanya perubahan status kesadaran yang terjadi selama

periode tertentu.

2.2.2 Fisiologi tidur

Tidur merupakan proses fisiologi bersiklus yang bergantian dengan periode

yang lebih lama dari waktu terjaga secara berulang-ulang selama periode tertentu

serta mempengaruhi respon perilaku dan fungsi fisiologi (Potter & Perry, 2016).

Saat matahari terbenam atau hari mulai gelap, pineal diaktifkan oleh SCN

dan mulai mengeluarkan melatonin yang kemudian diedarkan dalam darah. Kadar

melatonin dalam darah yang meningkat menyebabkan kewaspadaan menurun dan

rasa kantuk datang (National Sleep Foundation, 2016).

Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah Reticular

Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Regional (BSR) yang terletak

pada batang otak (Potter & Perry, 2016). RAS merupakan sistem yang mengatur

seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur.

RAS ini terletak dalam mesenfalon dan bagian atas pons.

Selain itu RAS dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan

perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan

emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan

melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur,


disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons

dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter & Perry, 2016)

2.2.3. Tahapan Tidur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat

elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram (EOG) dan elektromiogram

(EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu nonrapid eye movement (NREM)

&rapid eye movement (REM).

1) Tidur NREM

Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang pendek karena gelombang

otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek dari pada gelombang

alfa dan beta yang ditunjukan oleh orang yang sadar.

Adapun tahapan tidur NREM sebagai berikut :

a) Tahap I

Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur. Individu cenderung relaxs,

masih sadar dengan lingkungannya dan mudah di bangunkan. Normalnya, tahap

ini berlangsung beberapa menit dan merupakan 5% dari total tidur

Ciri ciri sebagai berikut :

1. kelopak mata tertutup, diiringi dengan berkurangnya tonus otot serta akan

terlihat pergerakan bola mata ke kanan dan ke kiri.

2. Pada tahap ini individu bisa merasakan adanya 10 sensasi seperti tersentak

atau terjatuh karena adanya kontraksi otot yang timbul secara spontan.

Stadium tidur yang paling ringan didapatkan adanya aktivitas teratur,

tegangan rendah.

3. frekuensi 3-7 siklus per detik dan pada electroencephalography (EEG) terlihat

gelombang theta.
b) Tahap II

Individu masuk pada tahap tidur, namun masih dapat bangun dengan mudah.

Otot mulai relaksasi. Normalnya, tahap ini berlangsung selama 10-20 menit dan

merupakan 50-55% dari total tidur.

Ciri ciri sebagai berikut :

1. Otot tonus yang mulanya berkurang, sekarang menjadi lebih berkurang

(rileks), detak jantung menjadi lambat secara perlahan, aktivitas yang dilakukan

oleh otak pun akan menjadi singkat dan cepat namun berirama (Sleep Spindle)

2. terdapat komplek K trifasik pada EEG serta gerakan dari bola mata terhenti.

3. Suhu tubuh pun ikut turun secara perlahan. Individu yang sudah berada

pada tahap ini agak susah dibangunkan.

c) Tahap III

Merupakan awal dari tahap tidur nyenyak. Tidur dalam, relaksasi otot

menyeluruh dan individu cenderung sulit dibangunkan. Tahap ini berlangsung

selama 15-30 menit dan merupakan 10% dari total tidur.

Ciri ciri sebagai berikut :

1. aliran darah akan lebih banyak diarahkan menuju otot dengan tujuan agar

energi fisik pada tubuh terisi kembali. Pada rekaman EEG juga terdapat perbedaan

antara tahap 3 dan 4.

2. Pada tahap 3 gelombang yang muncul ialah gelombang delta namun

kurang dari 50%, sedangkan pada tahap 4 gelombang delta muncul lebih dari

50%. (Sleepdex, 2014) Selama tahapan Deep Sleep dari fase NREM, tubuh akan

melakukan pembentukan ulang (regeneration)

3. dan memperbaiki sel-sel tubuh serta memperkuat dari kekebalan tubuh

individu tersebut

d) Tahap IV

Tidur semakin dalam atau delta sleep. Individu menjadi sulit dibangunkan

sehingga membutuhkan stimulus.


Ciri ciri sebagai berikut :

1Terjadi perubahan fisiologis, yakni : EEG gelombang otak

melemah, 2 nadi dan pernafasan menurun,

3 tonus otot menurun, tahap ini merupakan 10% dari tahap tidur.

2) Tidur REM

Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30

menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi

pada tahap ini. Selama tidur REM, otak cenderung aktif dan metabolismenya

meningkat hingga 20%. Pada tahap ini individu menjadi sulit untuk dibangunkan

atau justru dapat dibangunkan dengan tiba-tiba, tonus otot depresi, sekresi

lambung meningkat, frekuensi jantung dan pernafasan sering kali tidak teratur

(Mubarak, 2017).

2.2.4 Siklus tidur

Secara normal, pada orang dewasa pola tidur rutin dimulai dengan periode

sebelum tidur, selama seseorang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap

berkembang secara teratur. periode ini secara normal berakhir 10-30 menit, tetapi

untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tertidur akan berlansung satu jam

lebih. ketika seseorang tertidur, biasanya melewati 4 sampai 6 skilus tidur penuh.

Tiap siklus terdiri dari 4 tahap dari tidur NREM dan satu periode tidur REM. Pola

siklus biasanya berkembang dati tahap 1 menuju ke tahap 4 NREM, diikuti

kebalikan tahap 4 ke-3, lalu ke-3, diakhiri dengan periode tidur REM.
2.2.5. Kebutuhan dan Pola Tidur Normal

Kebutuhan dan pola tidur tiap kelompok umur bervariasi. Semakin tinggi

umur seseorang maka kebutuhan tidurnya pun semakin berkurang. Normalnya

seseorang tidur 8 jam dalam sehari. Jika kurang maka hutang tidur akan bertambah.

Hutang tidur yang bertumpuk dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan

mental, konsentrasi, daya ingat, produktivitas, dan refleks sewaktu berkendara.

Tidur selain merupakan istirahat fisik juga merupakan istirahat mental dan

emosional (Andreas, 2009). Secara umum pada usia remaja seperti ini, kebutuhan

tidur seseorang meningkat 8,5 – 9,25 jam setiap harinya (Reefani, 2014) Pola tidur

berubah seiring bertambahnya usia. Semakin bertambahnya usia maka tubuh mulai

banyak melakukan beragam aktivitas. Itulah sebanya, jam biologis akan berubah-

ubah menyesuaikan dengan aktivitas dan ritme kebutuhan tubuh. Perubahan-

perubahan ini penting untuk dicermati untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik.

Pada masa anak-anak, tidur merupakan hal terpenting dalam perkembangan

dan pertumbuhannya selain asupan makanan dan vitamin. Hal ini di sebabkan tidur

berperan penting bagi anak untuk:

a. Memberikan daya tahan tubuh yang kuat.

b. Pada saat tidur dihasilkan hormone pertumbuhan yang sangat

penting bagi pertumbuhannya.

c. Tidur menjaga kemampuan kognitif, mental, dan emosionalnya.

Anak dengan tidur yang cukup mempunyai prestasi yang lebih baik

dibandingkan anak yang kurang tidur atau gangguan tidur .secara emosional,

mereka juga lebih setabil.

2.3. Hubungan intensitas penggunaan smartphone dengan kualitas tidur

Hasil penelitian Kadir Demirici, Mehmet Agonul dan Abdullah Akpinar


(2017) yang berfokus pada generasi muda tentang tingkat aktivitas pengunaan

smartphone di uleyman Demirel University yang melibatkan 319 mahasiswa


menemukan bahwa 37,9 % mahasiswa menggunakan smartphone dengan

intensitas rendah dan 39.8% mahasiswa dengan intensitas tinggi. Sisanya 22,3%

mengaku tidak menggunakan smartphone. Hasil penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa mahasiswa dengan penggunaan intensitas smartphone yang

tinggi memiliki skor kecanduan smartphone yant tinggi serta memiliki kualitas

tidur yang buruk.

Dara riset Nielsen (2019) menyatakan bahwa lebih dari 80% penguna

smartphone ketika malam hari saat menjelang tidur. Rossenberg (2017)

menyatakan bahwa sekitar seperempat responden dalam sebuah jejak pendapat

mengatakan mereka tidur dengan menyimpan ponsel di ranjang dan sekitar 10

persen mengatakan mereka sering kali terbangun setidaknya beberepa menit di

tengah malam karena harus menjawab telepon, sms atau email.

Rata-rata usia responden yang terdentifikasi membawa ponsel ketika tidur

adalah usia remaja dan dewasa awal yakni 18% responden 13-19 dan 20 %

responden usia 19-29 tahun. Kebiasan ini tentu akan membuat para pengguna

smartphone kesulitan untuk memulai tidur. Hal ini dikarenakan paparan lampu

LED pada layar smartphone menyebabkan sekresi hormon melatonin yang

diketahui dapat menyebabkan rasa kantuk terhambat (Rosernberg, 2011; Potter &

Perry. 2017).
2.3.1 Aplikasi penggunaan gadget pada anak usia sekolah

Perkembangan teknologi khususnya perkembangan gadget memberikan

dampak terhadap kehidupan manusia. Gadget memiliki banyak manfaat bagi

penggunanya diantaranya adalah membantu menyelesaikan pekerjaan, mengisi

waktu luang, hiburan dan menambah pertemuan melalui media sosial.

Kamanto (2018) penggunaan gadget secara global, yaitu:

1. Gadget bisa dipakai untuk mengumumkan pelajaran, kemajuan, undangan

dan sebagai alat pengingat dan bisa memberikan efektifitas terhadap kesulitan

waktu

2. Memberikan kebebasan untuk membahas pesan pada waktu yang di

inginkan ataupun menolak pesan yang tidak disukai.

3. Menghidupkan tali persaudaraan diantara mereka yang berkirim pesan dan

gadget membantu komunikasi dengan orang lain.

4. Gadget bisa memberikan dampak kecanduan pemakaian.

5. Gadget digunakan untuk mengejutkan orang lain, menghina orang lain.


Judhita (2019) durasi penggunaan gadget dapat dibagi menjadi tiga,yaitu:

1. Penggunaan tinggi yaitu pada intensitas penggunaan lebih dari 3 jam

dalam sehari.

2. Penggunaan sedang yaitu pada intensitas penggunaan sekitar 3 jam dalam

sehari.

3. Penggunaan rendah yaitu pada intensitas penggunaan kurang dari 3 jam

dalam sehari.

2.3.2 Efek Pemakaian gadget yang patologis

Pemakaian gadget sebagai aktivitas malam hari terus meningkat pada

remaja ditengah-tengah keprihatinan mengenai efek penggunaan gadget terhadap

pola tidur dan pekerjaan di siang hari. Penelitian di Australia menemukan bahwa

71% remaja melaporkan tidur malam yang tidak optimal akibat pemakaian gadget

di malam hari sebelum tidur. Ini menunjukkan bagaimana pemakaian gadget

dapat mempengaruhi pola tidur dan waktu mulainya tidur pada remaja (King,

2018).

Menurut Andreassen (2019), cahaya dari gadget dapat mempengaruhi

mekanisme biologis yang menunda tidur dan ritme sirkardian. Permainan

komputer atau acara televisi dapat menimbulkan kegembiraan dan mengakibatkan

susah tidur. Meskipun begitu, hal ini dapat terjadi sebaliknya. Insomnia dan

penundaan pada pola tidur dapat mengakibatkan orang-orang berbaring lebih lama

pada jam tidur tanpa tertidur yang akhirnya mencari media elektronik sebagai

hiburan.
2.4 Pelajar

2.4.1. Pengertian pelajar

Secara umum pelajar merupakan individu-individu yang ikut serta dalam

proses belajar.Sedangkan, dalam arti sempit pelajar adalah peserta didik. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelajar adalah anak sekolah yang duduk dimeja

belajar serata sekolah dasar maupun menengah pertama (SMP), sekolah

menengah keatas (SMA). pelajar-pelajar tersebut belajar untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan dan untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah didapat dunia

pendidikan. Rentang usia pelajar secara umum dimulai pada masa sekolah hingga

remaja pertengahan. Diantara rentang usia tersebut, remaja pertengan merupakan

rentang umur yang cukup krusial. Secara psiokologis, karakteristik yang dapat

terlihat dari rentang usia remaja pertengahan yaitu stabilitas dalam kepribadian

masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu

kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.

Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan

terhadap pemikiran filosofis dan etis .Maka dari perasaan yang penuh keraguan

pada masa remaja awal maka pada rentang usia ini mulai timbul kemantapan pada

diri sendiri. rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya

untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu

pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirinya (Kartono, 2017).

Selain itu, remaja pertengahan juga merupakan kelompok yang memiliki

pengaruh besar terhadap berbagai perkembangan tidak terkecuali perkembangan

teknologi. Karakteristik remaja pertengahan yang memiliki rasa untuk mencari

jati
diri dan identitas diri membuat mereka menjadi kelompok yang aktif

memanfaatkan perkembangan teknologi termasuk smartphone. Oleh sebab itu,

peneliti membatasi pelajar secara khusus sebgai objek penelitian yaitu pelajar

yang sedang memasuki fase remaja pertengahan yakni pelajar yang sedang duduk

di bangku SMA.

2.4.2 Karakteristik pelajar ditinjau dari teori tumbuh kembang

Pelajar yang sedang duduk di bangku SMA rata-rata memiliki rentan usia

berkisar 15-18 tahun. Artinya, usia ini dapat digolongkan menjadi masa remaja

pertengahan. Remaja pada fase ini mengalami masa sukar baik untuk dirinya

sendiri maupun orang dewasa yang berinteraksi dengan dirinya. Proses kognitif

remaja pada masa ini lebih rumit. Melalui pemikiran operasional formal, remaja

pertengahan mulai bereksperimen dengan ide, memikirkan apa yang dapat dibuat

dengan barang barang yang ada, mengembangkan wawasan, dan merefleksikan

perasaan kepada orang lain.

Remaja pada fase ini berfokus pada masalah identitas yang tidak terbatas

pada aspek fisik tubuh. Remaja pada fase ini mulai bereksperimen secara seksual,

ikut serta dalam perilaku beresiko, dan mulai mengembangkan pekerjaan diluar

rumah. Sebagai akibat dari eksperimen beresiko, remaja pada fase ini dapat

mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, kecanduan obat, dan kecelakaan

kendaraan bermotor.

Usaha remaja fase pertengahan untuk tidak bergantung, menguji batas

kemampuan, dan keperluan otonomi mencapai maksimal mengakibatkan berbagai

permasalahan yang dengan orang tua, guru, maupun figur yang lain.
2.4.3 Pengukuran Kualitas Tidur Pelajar

Kualitas tidur adalah perasaan segar dan siap menghadapi hidup baru setelah

bangun tidur. Konsep ini meliputi beberapa karakteristik seperti waktu yang

diperlukan untuk memulai tidur, kedalaman tidur dan ketenangan (Septiyadi, 2007).

Kualitas tidur dapat dinilai dengan menggunakan The Pittsburgh Sleep 13 Quality

Index (PSQI). PSQI menggunakan 7 komponen untuk menilai kualitas tidur dari

seseorang, antara lain :

– Penilaian terhadap lama waktu tidur

– Kualitas tidur

– Masa laten tidur

– Gangguan tidur

– Efisiensi tidur

– Disfungsi tidur pada siang hari

– Penggunaan obat tidur ( Kunert & Kolkhorst, 2007).

Jadi apabila salah satu dari ketujuh hal tersebut mengalami gangguan, maka akan

mengakibatkan terjadinya penurunan terhadap kualitas tidur. Untuk penilaian lama

waktu waktu tidur dapat dinilai dari waktu tidur yang sebenarnya dialami seseorang

pada malam hari.

Pada penilaian terhadap kualitas tidur dinilai bagaimana seseorang menilai

rata-rata kualitas tidurnya. Pada masa laten tidur, akan dilakukan penilaian dimulai

dari berapa menit yang diperlukan seseorang di tempat tidur sebelum akhirnya

tertidur dan apakah orang tersebut tidak dapat tidur selama 30 menit. Pada penilaian

gangguan tidur, dinilai dengan cara apakah seseoran terbangun dari tidurnya pada

saat tengah malam atau bangun pagi yang terlalu cepat, bangun tidur untuk pergi ke

kamar mandi, kesulitan saat bernafas, batuk atau mendengkur, merasa kedinginan,

kepanasan, mengalami mimpi buruk, merasa sakit dan alasan lainnya yang

mengganggu tidur.
Penilaian terhadap efisiensi tidur dinilai ketika seseorang biasanya memulai

tidur pada malam hari dan ketika seseorang biasanya bangun di pagi hari, serta

dinilai juga ketika sesorang tertidur pulas dimalam hari. Selanjutnya 14 penilaian

terhadap disfungsi tidur pada siang hari yang dimulai dengan melihat seberapa

sering timbul masalah yang mengganggu anda terjaga sadar saat mengikuti

pelajaran di sekolah, makan, dan berkativitas sosial, serta dinilai juga seberapa

banyak masalah yang membuat seseorang tidak antusias untuk menyelesaikan

pekerjaannya serta yang terakhir, pada penilaian terhadap penggunaan obat tidur

hanya ditunjukkan pada penilaian seberapa sering seseorang mengkonsumsi

obat-obatan yang berguna untuk membantu proses tidurnya. (Wavy, 2008)

Kuisioner PSQI terdiri dari 9 pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan

memiliki skor 0-3. Total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor komponen

1-7 dengan rentang 0-21. Skor diatas 5 mengindikasikan pola tidur yang buruk.

Kuisioner ini telah diuji validitas dan reabilitas (Cronbach’s alpha) yaitu 0,83

(Smyth, 2012).
2.5. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

(Notoatmodjo, 2018). Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan smartphone terhadap kualitas tidur

pelajar di Sma Negeri 12 Medan.

Variabel Independen Variabel Dependen


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Desain penelitian merupakan model yang digunakan peneliti untuk

melakukan suatu penelitian. Desain penelitian bertujuan untuk memberikan arah

terhadap jalannya penelitian. Burn & Grove (2019) menjelaskan bahwa desain

penelitian merupakan keseluruhan perencanaan untuk menjawab rumusan

masalah penelitian dan mengantisipasi kesulititan- kesulitan yang mungkin terjadi

ketika proses penelitian berlangsung. Rancangan penelitian ini menggunakan cross

sectional yang memiliki arti bahwa semua variabel baik variabel dependen dan

variabel independen di observasi pada waktu yang sama.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan korelasional, karena

peneliti bermaksud mencari tahu seberapa besar hubungan yang diberikan oleh

intensitas penggunaan smartphone terhadap kualitas tidur pelajar SMA Negeri 12

Medan. Data penelitian yang diperoleh berupa angka- angka dan dianalisis

menggunakan statistik.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini ini dilakukan di SMA Negeri 12 yang berlokasi di Jalan

Cempaka raya No 15 Kota Medan,Provinsi Sumatra Utara.


3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2022 sampai dengan Maret 2022

yang diawali dengan pembuatan proposal, pengumpulan data penelitian,

pengolahan data penelitian hingga sidang hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan

di Sma negeri 12 medan.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Rinaldi dan Mujianto, 2017).

Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2017).

Populasi penelitian ini adalah pelajar kelas 11 SMA Negeri 12 Medan yang aktif

mengikuti kegiatan belajar mengajar terdiri 233 Pelajar aktif.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pelajar SMA yang akan dijadikan sasaran sampel

penelitian menggunakan taraf kesalahan Sampel merupakan sebagian objek

yang diambil dari total populasi (Notoatmodjo, 2018). Untuk menghitung

penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan, maka

pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin. Perhitungan pengambilan

sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

𝑛= 𝑁
𝑁. (𝑑2) + 1

Dimana :

n = ukuran sampel

N = Populasi

d = taraf nyata atau batas kesalahan

Dalam menentukan jumlah sampel yang akan dipilih, penulis

menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5%, karena dalam setiap penelitian

tidak mungkin hasilnya sempurna 100%, makin besar tingkat kesalahan maka

semakin sedikit ukuran sampel. Jumlah populasi yang digunakan adalah 70

orang, dengan perhitungan di atas maka :

n= N

N.(d2) +1

n= 233

233.(0,25) +1

N= 233
58,5

n =3 9 , 8

n = 40 (dibulatkan).

Jadi dari anggota populasi yang diambil sebagai sampel adalah

sebanyak 40 orang responden. Pada perhitungan yang menghasilkan

pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan keatas, hal ini lebih aman

daripada kurang dibawahnya. Maka sampel yang digunakan berdasarkan

populasi diatas yaitu 40 orang.


Sampel dalam penelitian ini adalah
a. Kriteria Inklusi

1) Pelajar SMA Negeri 12 Medan yang aktif.

2) Pelajar yang bersedia menjadi responden.

3) Pelajar yang menggunakan smartphone.

b. Kriteria eksklusi

1) Pelajar yang tidak masuk sekolah.

2) Pelajar yang mengundurkan diri sebagai responden.

3) Pelajar yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai pada bulan Januari 2022. Penelitian ini

dimulai setelah memperoleh surat izin dari kepala Sekolah Sma Negeri 12

Medan Sumatera Utara dan surat izin meneliti dari Dinas Pendidikan Provinsi

Sumatra Utara.

Kelemahan pengumpulan data pada penelitian ini adalah peneliti tidak

diberikan kesempatan secara langsung dalam membagikan kuesioner kepada

responden. Hal ini berkenaan dengan regulasi dan SOP (Standart Operational

Procedure) yang berlaku di SMA Negeri 12 Medan. Pembagian kuesioner

dilakukan oleh staf pengajar yang ditunjuk kepala sekolah dan telah diberikan

penjelasan mengenai tujuan penelitian dan cara pengisian kuesioner secara detail
oleh peneliti.

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi

pertanyaan mengenai intensitas penggunaan smartphone dam kualitas tidur pada

pelajar. Kuesioner tersebut di bagikan kepada Pelajar SMA Negeri 12 yang

menjadi responden. Pelajar yang menjadi responden kemudian mengisi lembar

inform consent yang akan dijelaskan tujuan penelitian serta cara pengisian

kuesioner. Kemudian setelah responden selesai mengisi kuesioner, kuesioner

dikumpulkan kembali kepada peneliti.

Menurut Notoadmojo (2018) setelah semua data dikumpulkan, maka

peneliti memastikan bahwa semua jawaban telah diisi. Kemudian peneliti

melanjutkan dengan menganalisa data melalui beberapa tahap yang dimulai

dengan

a. Editing

Peneliti melakukan pemeriksaan ulang kelengkapan data dan memastikan

kelengkapan jawaban, tulisan serta kesesuaian kuesioner yang telah dijawab

responden. Apabila ada kesalahan dapat di klarifikasi segera.

b. Skoring

Pada tahap ini peneliti memberikan penilaian terhadap item-item pertanyaan

yang ada pada kuesioner sesuai dengan yang ditentukan sebelumnya.

c. Coding

Peneliti memberikan kode dengan mengubah data menjadi berbentuk angka

agar memudahkan dalam menganalisis data.

d. Tabulating

Peneliti melakukan pengelompokan data berdasartkan kategori yang telah

ditentukan sebelumnya

e. Entry data

Data diproses dengan cara memasukkan data kuesioner ke dalam program


komputer untuk diolah. Kemudian peneliti Melakukan periksaan ulang data agar

tidak terdapat kesalahan. Hasil pengolahan data kemudian di tampilkan dalam

bentuk tabel berupa presentase hasil yang didapat.


3.5 Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Penelitian

Definisi operasional adalah suatu definisi dimana terjadi

perubahan sifat variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian,

berawal dari konsep yang masih bersifat abstrak diubah menjadi

operasional yang memudahkan pengukuran variabel tersebut.

Tabel 3.5 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala

Pengukuran
Variabel Defenisi operasional Hasil ukur Skala ukur

Alat

ukur

Variabel Tingkat keseringan Kuesionera. Tinggi : Nilai Ordinal


Independe dan lama 68- 100%
n
: Menggunakan (skor= 55-80)
Intensitas smartphone oleh b. Sedang : Nilai
Peggunaan pelajar SMA Negeri 12 34-67 %
smartphone Medan (skor=28-54)
c. Rendah : Nilai 0-
33 % (skor= 0-27)

Variabel Gambaran kualitas Kuesioner Ordinal


dependen: tidur menjelaskan a. Kualitas tidur
Kualitas tentang penilaian baik skor <5
Tidur kualitas tidur secara b. Kualitas tidur
subjektif, waktu buruk skor=
5-12
memulai tidur, c Kualitas tidur
lamanya waktu sangat buruk,
tidur, presentasi antara skor= 13-21
waktu tidur dengan waktu
ditempat tidur, gangguan
tidur, penggunaaan obat dan
gangguan di siang hari.
3.6 Metode Pengukuran

Cara pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara mengumpulkan data

primer yang didapat dengan memberi kuesioner pada responden melalui:

1. Penjelasan maksud dan tujuan penelitian

2. Pengisian informed consent

3. Pengisian kuesioner yang meliputi

a. Data demografi

b. Pengetahuan Penggunaan smartphone terhadap kualitas tidur.

Data sekunder yang menjadi bagian laporan penelitian ini diperoleh yaitu

informasi dari telaah pustaka.

3.7 Analisis Data

3.7.1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel

penelitian (Notoatmodjo, 2018). Penelitian analisis univariat digunakan untuk

menjelaskan distribusi frekuensi dari masing-masing variebel yang diteliti yang

meliputi karakteristik demografi responden seperti umur dan jenis kelamin. Untuk

mengetahui karakteristik intensitas penggunaan smartphone dengan kualitas tidur,

Analisa univariat tersebut di tampilkan dalam bentuk nilai frekuensi dan distribusi

3.7.2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diperkirakan berkorelasi (Notoatmodjo, 2018). Analisis ini dilakukan untuk

melihat hubungan intensitas penggunaan smartphone terhadap kualitas tidur


pelajar SMA Negeri 12 Medan. Pada penelitian ini uji statistik yang peneliti

gunakan adalah uji korelasi Rank Spearman. Uji korelasi ditampilkan dalam tabel

hasil uji interpretasi yang terdiri dari nilai p-value yang akan dibandingkan

dengan nilai koefisien korelasi (r).. Apabila nilai p<0,05 maka keputusan Ho

ditolak. Bila nila p>0.05 maka keputusan Ho gagal ditolak. Nilai r (koefisien

korelasi) berkisar antara -1 sampai +1, menunjukkan derajat hubungan antara

variabel. Untuk menafsirkan hasil pengujian statistik tersebut digunakan

penafsiran korelasi Spearman menurut Burn & Groove (2018) yaitu:

Tabel Penafsiran korelasi Rank Spearman

Nilai r Penafsiran
Di bawah -0.5 Korelasi negative tinggi

-0.3 sampai -0.5 Korelasi sedang

-0.1 sampai -0.3 Korelasi negative rendah

0 Tidak ada koreasi atau hubungan

0.1 sampai 0.3 Korelasi positif rendah


0.3- sampai 0.5 Hubungan korelasi sedang

Di atas 0.5 Korelasi positif tinggi

3.8 Pertimbangan Etik

Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan

santun yang memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat,

norma hukum mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma
moral yang meliputi itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian

(Surahman, R. M., dan Supardi, S., 2016).

Penelitian ini akan dilakukan setelah peneliti lulus uji etik dari komisi etik

penelitian STIKes Flora Medan, kemudian mendapat persetujuan dari institusi

pendidikan yaitu Ka. Prodi Ners STIKes Flora Medan.

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai objek penelitian, oleh sebab

itu hakikatnya manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip

dalam pertimbangan etik yaitu responden mempunyai hak untuk memutuskan

apakah ia bersedia menjadi subjek atau tidak dalam penelitian tanpa ada sanksi

apapun, tidak menimbulkan penderitaan dari responden, dalam hal ini peneliti

juga memberikan penjelasan dan informasi secara lengkap dan rinci.

Responden juga diperlakukan secara baik sebelum, selama dan sesudah

penelitian, responden tidak boleh didiskriminasi jika menolak untuk menjadi

responden dalam penelitian. Selain itu ada prinsip-prinsip etik meliputi :

1. Otonomy, mengakui setiap hak-hak yang dimiliki responden dalam

menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan untuk menjadi subjek penelitian dan

memiliki hak untuk membuat keputusan secara mandiri

2. Informed consent, seluruh responden mendapatkan lembar persetujuan

yang ditandatangani oleh responden sebagai bukti dan kesediaan untuk menjadi

responden.

3. Anonymity, peneliti tidak akan mencantumkan atau menuliskan nama

responden hanya inisial atau dalam bentuk pengkodean saja.


4. Confidentiality, semua data informasi yang diberikan oleh responden

akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

5. Nonmalefience, peneliti akan melindungi subjek dari semua kerugian baik

material, nama baik dan juga bebas dari tekanan fisik maupun psikologis yang

timbul akibat adanya penelitian ini.

3.9 Uji validitas dan reabilitas.


3.9.1. Uji validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihah suatu alat

ukur (Sugiono, 2008). Instrumen yang peneliti gunakan pada penelitian ini terdiri dari

PSQI dan intensitas penggunaan smartphone. Instrumen PSQI merupkan instrumentyang

sudah baku serta sering dipakai dalam penelitian sejenis diberbagai negara. Sedangkan

untuk instrument intensitas penggunaan smartphone 、 uji validitas yang peneliti gunakan

adalah uji validitas isi. Uji ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana butir pertanyaan

yang diberikan dapat mengukur variabel (Notoadmojo, 2010). jika koefisien korelasinya

dibawah 0,80 maka item tersebut dinyatakan tidak valid sebaliknya jika koefisien

korelasinya sama atau ditas 0,80 maka item tersebut dinyatakan valid. Pada penelitian ini

diperoleh nilai validitas 0,96, dengan demikian dapat disimpulkan kuesioner penelitian ini

valid karena > 0,80.

3.9.2 Uji realiabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukuran dipercaya atau dapat diandalkan (Notoadmojo, 2010). Untuk uji realibilitas

pada penelitian ini dilakukan pada 30 Pelajar yang berbeda yang memiliki kriteria yang

sama dengan kriteria inklusi yang sudah peneliti tetapkan. Uji reliabilitas dilakukan di di

SMA negeri 12 Medan. Setelah dilakukan uji realibilitas, kemudian jawaban dari

responden diolah dengan menggunakan komputerasi. Menurut Pollit & Beck (2012)
sebuah instrument penelitian dikatan reliabel apabila nilai uji reliabilitas >

0,7. Sebalikanya jika hasil uji reliablitas <0,7 maka instrument tersebut

tidak reliable. Pada penelitian ini, instrument penelitian tentang intentsitas

penggunaan smartphone diperoleh nilai 0,923. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut dikatakan reliabel.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan menganalisis penggunaan smartphone

terhadap kualitas tidur Pelajar di SMA Negeri 12 Medan dilaksanakan pada bulan

Juli kepada 40 Responden. Data hasil penelitian dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan persentase untuk data demografi, intensitas penggunaan

smartphone, kualitas tidur pelajar di SMA Negeri 12 Medan.

4.2.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden dalam

penelitian ini mayoritas responden adalah seorang perempuan sebanyak 20 orang

(50 %), Laki – laki 20 orang (50%) kemudian mayoritas responden berusia 17

tahun sebanyak 15 orang (37,5 %) yang mayoritas duduk di kelas 3 SMA

sebanyak 16 orang (40%).

4.1 Tabel Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi Persentase


Jenis Kelamin
Laki – laki 20 50,0
Perempuan 20 50,0
Umur
15 Tahun 4 10,0
16 Tahun 11 27,5
17 Tahun 15 37,5
18 Tahun 10 25,0

Kelas
1 SMA 12 30,0
2 SMA 12 30,0
3 SMA 16 40,0
4.2.2 Distribusi Intensitas Penggunaan Smartphone oleh Pelajar di SMA

Negeri 12 Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intensitas Penggunaan Smartphone

oleh Pelajar di SMA Negeri 12 Medan intesitas penggunaan smartphone tinggi

sebanyak 40 orang (40%)

4.2 Tabel Intensitas Penggunaan Smartphone oleh Pelajar di SMA Negeri 12

Medan

Intensitas Penggunaan Smartphone Frekuensi Persentase

Tinggi 40 100,0

4.2.3 Distribusi Kualitas Tidur Pelajar SMA Negeri 12 Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pelajar tidur pada pukul 12

malam sebanyak 18 orang (45%), dengan waktu yang dibutuhkan untuk tidur

hanya dalam 1 menit sebanyak 16 orang (40%), waktu bangun pukul 5 pagi

sebanyak 18 orang (45%) dan dapat tidur nyenyak selama sebulan 180 jam 22

orang (55%)

4.3 Tabel Frekuensi Waktu Pelajar SMA Negeri 12 Medan

Waktu Pelajar Frekuensi Persentase


Jam Tidur
Pukul 1 Dini Hari 4 10,0
Pukul 2 Dini Hari 5 12,5
Pukul 3 Dini Hari 3 7,5
Pukul 10 Malam Hari 5 12,5
Pukul 11 Malam Hari 5 12,5
Pukul 12 Malam Hari 18 45,0
Waktu Untuk Dapat Tidur
0 Menit 4 10,0
1 Menit 16 40,0
2 Menit 5 12,5
10 Menit 4 10,0
20 Menit 4 10,0
30 Menit 7 17,5
Waktu Bangun
Pukul 5 Pagi 18 45,0
Pukul 6 Pagi 21 52,5
Pukul 6.30 Pagi 1 2,5
Tidur Nyenyak dalam Sebulan
140 Jam 6 15,0
150 Jam 6 15,0
160 Jam 6 15,0
180 Jam 22 55,0

4.4 Tabel Frekuensi Kualitas Tidur Pelajar SMA Negeri 12 Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas tidur pelajar di SMA

Negeri 12 Medan sebanyak 39 orang sangat buruk (97,5%) dan 1 orang buruk

(2,5%)

Kualitas Tidur Pelajar Frekuensi Persentase

Buruk 1 2,5
Sangat Buruk 39 97,5

4.2.4 Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Kualitas Tidur

di SMA Negeri 12 Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan

smartphone terhadap kualitas tidur pelajar di SMA Negeri 12 Medan. Hal ini

dibuktikan dari nilai sig 2 tailed yang < 0,05 yaitu 0,003

4.5 Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Kualitas Tidur di

SMA Negeri 12 Medan


Correlations
Intensitas_Penggunaan Kualitas_Tidur
_Gadget
Correlation
1,000 ,003
Intensitas_Penggunaan Coefficient
_Gadget Sig. (2- . ,003
Spearman tailed) N 40 40
' s rho Correlation ,003 1,000
Coefficient ,004 .
Kualitas_Tidur
Sig. (2- 40 40
tailed) N

4.3 Pembahasan

4.3.1 Intensitas Penggunaan Smartphone Oleh Pelajar

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intensitas Penggunaan

Smartphone oleh Pelajar di SMA Negeri 12 Medan intesitas penggunaan

smartphone tinggi sebanyak 40 orang (40%). Penelitian yang dilakukan oleh

Ratna Julita Simahate (2018) mengatakan bahwa anak remaja membutuhkan

waktu yang relatif lama dalam menggunakan smartphone yaitu 4-8 jam dalam

sehari. (Simahate, 2018)

Menggunakan smartphone sebelum tidur dapat mengganggu kualitas tidur

remaja jika remaja menggunakan smartphone lebih dari batas durasi penggunaan

smartphone yang normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Putri

(2018) yang mengatakan bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan pada

malam hari menunjukkan bahwa semakin tinggi kecanduan smartphone maka

semakin rendahnya kualitas tidur pada remaja. Ha

4.3.2 Kualitas Tidur Pelajar SMA Negeri 12 Medan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas tidur pelajar di SMA


Negeri 12 Medan sebanyak 39 orang sangat buruk (97,5%) dan 1 orang buruk

(2,5%). Penurunan kuantitas tidur dapat menimbulkan permasalahan kesehatan

pada remaja. Ketika durasi tidur semakin pendek maka resiko untuk terjadi

overweight dan obesitas semakin besar. Menerapkan tidur yang cukup 8-10 jam

perhari dapat menjaga keseimbangan hormon yang berperan dakam terjadinya

overweight dan obesitas. (Damayanti, Sumarmi, & Mundiastuti, 2019)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Annisa Yusonia Putri (2018)

pada siswa SMA disekolah SMA Al Falah Ketintang Surabaya, dengan responden

sebanyak 75 siswa menunjukan ada hubungan antara kecanduan smartphone

dengan kualitas tidur pada remaja siswa SMA Al Falah Ketintang Surabaya.

didapatkan hasil bahwa responden dengan usia 15 dan 16 tahun memiliki tingkat

kecanduan smartphone yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan

usia 17 tahun. Jika berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan memiliki

tingkat kecanduan smarpthone yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

(Putri A. Y., 2018)

Ketersediaan smartphone dan potensi untuk menggunakannya di malam hari

dan di waktu tidur dapat sangat mengubah pola tidur remaja. Semua saluran

komunikasi tersedia di dalam sebuah smartphone sekarang. Dengan akses ke

WiFi, smartphone memungkinkan untuk berkomunikasi kapan saja, terlepas dari

lokasinya bisa di rumah dan termasuk kamar tidur. Selain itu, smartphone juga

nyaman digunakan ketika berbaring di tempat tidur sambil menjelajahi Internet,

bermain game, atau menonton video online. Mengetahui Pengaruh Penggunaan

Smartphone Terhadap Kualitas Tidur


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan

smartphone terhadap kualitas tidur pelajar di SMA Negeri 12 Medan. Hal ini

dibuktikan dari nilai sig 2 tailed yang < 0,05 yaitu 0,003. Intensitas penggunaan

smartphone yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif terhadap

penggunanya. Salah satunya yaitu jam tidur. Pada kebutuhan dasar manusia, tidur

merupakan salah satu faktor yang penting. Pada saat tidur terjadi proses

pemulihan bagi tubuh dan otak untuk pencapaian kesehatan yang optimal.

Kebutuhan tidur termasuk dalam kebutuhan primer atau kebutuhan fisiologis yang

menjadi syarat dasar bagi kelangsungan hidup manusia. (Jumiarni, 2018)

Ketersediaan smartphone dan potensi untuk menggunakannya di malam

hari dan di waktu tidur dapat sangat mengubah pola tidur remaja. Semua saluran

komunikasi tersedia di dalam sebuah smartphone sekarang. Dengan akses ke

WiFi, smartphone memungkinkan untuk berkomunikasi kapan saja, terlepas dari

lokasinya bisa di rumah dan termasuk kamar tidur. Selain itu, smartphone juga

nyaman digunakan ketika berbaring di tempat tidur sambil menjelajahi Internet,

bermain game, atau menonton video online. Dengan demikian, smartphone sangat

50 Universitas Sumatera Utara praktis digunakan saat berbaring di tempat tidur

atau saat istirahat (Xie, Dong and Wang, 2018).

Sejalan dengan penelitian Kumar, Chandrasekaran and Brahadeeswari,

(2019) yang menyatakan kecanduan smartphone sering kali dilaporkan dalam

literatur medis dan karenanya perlu dilakukan penilaian prevalensinya dalam

populasi, terutama pada remaja dan dewasa muda. Hampir setengah dari

mahasiswa kedokteran ditemukan memiliki kecanduan smartphone lebih banyak


pada populasi pria meskipun tidak ada perbedaan gender yang signifikan yang

dapat ditemukan. Kecanduan smartphone ditemukan terkait dengan kualitas tidur

yang buruk dalam penelitian ini.

Penelitian Moulin and Chung, (2017) menghasilkan kesimpulan bahwa

sebesar 72% subjek remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah ke

atas tidur dengan smartphone atau tablet yang diletakkan di tempat tidur mereka.

Sedangkan subjek mahasiswa sebesar 86% juga tidur dengan smartphone, tablet,

dan laptop mereka yang diletakkan di tempat tidur mereka. Bahkan ada beberapa

di antara mereka yang mengaku jika mereka sesekali terbangun untuk mengakses

dan merespon pesan yang masuk ke perangkat nirkabel mereka. Hal ini tentunya

dapat mengindikasikan kebiasaan tidur yang tidak sehat yang dapat melahirkan

generasi-generasi individu dengan durasi tidur yang menurun.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intensitas

Penggunaan Smartphone oleh Pelajar di SMA Negeri 12 Medan intesitas

penggunaan smartphone tinggi sebanyak 40 orang (40%). kualitas tidur pelajar

di SMA Negeri 12 Medan sebanyak 39 orang sangat buruk (97,5%) dan 1

orang buruk (2,5%) dan terdapat terdapat pengaruh penggunaan smartphone

terhadap kualitas tidur pelajar di SMA Negeri 12 Medan. Hal ini dibuktikan

dari nilai sig 2 tailed yang < 0,05 yaitu 0,003

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyadari bahwa masih

banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, ada beberapa saran yang dapat dijadikan

bahan pertimbangan terkait dengan penelitian yang serupa, yaitu:

1. Bagi Remaja

Mempergunakan smartphone lebih bijak dan dapat mengontrol diri sehingga

hanya menggunakan smartphone untuk hal-hal penting seperti belajar dan hiburan

seperlunya agar tidak sampai menimbulkan masalah Kesehatan.

2. Bagi Orang Tua

Melakukan pendekatan kepada remaja diberitahukan mengenai risiko dan

membuat strategi untuk mengurangi penggunaan media elektronik remaja di malam hari

seperti pembatasan penggunaan smartphone tidak melebihi jam yang telah ditentukan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Mencermati faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kualitas tidur,

depresi, kecemasan dan prestasi akademik


DAFTAR PUSTAKA

Ali Maghfuri Tholib. 2021. Tatalaksana dasar penggunaan smartphone


disertai contoh asuhan keperawatan sesuai SDKI, SIKI, & SLKI. Jakarta.

Anggowarsito, J. L. 2014. Kualitas tidur. 6.

Abdul Majid & Agus Sarwo Prayogi. 2013. Penggunaan gadget.


Yogyakarta. American Burn Association. 2018. Advanced Burn Life
Support. American College of Surgeons, pp.79-86

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Ayu. 2019. Gambaran Pengetahuan pelajar tentang efek gadget RW 04


Kelurahan Dukuh Jakarta Timur.
Azwar, Saifuddin. 2010 Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Elfiah, U. dan N. Riasa. 2017. Epidemiology and Burns Referral in Secondary


Burn Unit of Soebandi Hospital, Jember Regency, East Java – Indonesia.
Program book. Taiwan: The 11th Asia Pacific Burn Congress Towards
Holistic Care for Burn Recovery. 1-4 april.

Fitriana, R.N. 2014. Hubungan self efficiacy Dengan Tingkat Pengetahuan


Ibu Dalam Penggunaan gadget Anak Usia Pra-Sekolah Di Desa ombor
Bendosari Sukoharjo. Artikel. Stikes Kusuma Husada Surakarta.

Irma Puspita Arisanty. 2013. Manajemen efek tidur lama : Konsep dasar. Jakarta
: EGC.

“Statistika Untuk a. Romeo Grafika. Pontianak Yefta. Moenajat. 2013.


Gadget yang efektif . Edisi Revisi. Jakarta: FKUI.
Yusuf, Moh. A., Susilo C., & Hamid M. A. 2016.
2012.Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang oenggunaan gadget yang
berlebihan terhadap anak Suyami.2012.Tingkat Pengetahuan Anak tentang
efektifitias gadget.
Wardhana, Aditya. 2018. Panduan Praktis Manajemen kuaklitas tidur. Jakarta:
EGC Qifti, A. F. (2016).
Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur Pada Perawat
Diruang Rawat Inap RSUP DR. M. Djamil Padan Tahun 2016, 5-7
Rio Agusto Bintang Nugroho. (2014). Hubungan Antara Sensation Seeking
Dengan Intensi Melakukan Cyberbullying Pada Remaja. Skripsi. Program Studi
Psikologi FISIP Universitas Brawijaya
Septi Anugrah Heni. (2013). Hubungan Antara Kontrol Diri Dan
Syukur Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja SMA IT Abu Bakar
Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Shanab, E. A & Haddad, E. (2015). The influence of smart phones on human
health and behavior: Jordanians’s Perceptions. International Journal of computer
networks and aplications, 1, 2, 52-56.

Shofhia, S. 2016. “Pengaruh Penggunaan Android Dan E-Learning Terhadap


Belajar Mata Pelajaran Ips Siswa Kelas Viii Smp 3 Kepanjeng Malang”. Skripsi.
Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik.
Widi, R.K. (2010). Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
LAMPIRAN

Lampiran 1

LEMBAR

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Kualitas Tidur Pelajar Di


Sma Negeri 12 Medan.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama (Inisial) :
Jenis Kelamin :
Umur :

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa setelah mendapatkan penjelasan


tujuan dan manfaat dari penelitian, saya memahami informasi yang diberikan oleh
peneliti bahwa penelitian ini menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai responden,
maka dengan ini saya dengan sukarela bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
penuh kesadaran tanpa paksaan dari siapapun.

Medan, 2022

Peneliti,

Responden
INSTRUMENT PENELITIAN

Kuisioner
“Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Kualitas Tidur Pelajar
Di Sma Negeri 12 Medan.”

Responden

Nama (Inisial) :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Pendidikan Terakhir :

PERTANYAAN
Pengetahuan Responden :
Jadwal Tentatif Penelitian

Nama : Yesi Tamara

NIM 1814201048

Judul Penelitian : Pengaruh Penggunaan Smartphone


Terhadap Kualitas Tidur Pelajar Di
Sma Negeri 12 Medan.

Pembimbing : Trinita Situmorang S.Kep.,Ns.,M.Kep

No. Aktivitas Penelitian Des Jan Feb Mar Apr

2021 2022 2022 2022 2022


1. Pengajuan Judul
Penelitian
2. Proses Persetujuan Judul

3. Menyusun BAB I
4. Menyusun BAB II

5. Menyusun BAB III


6. Menyusun BAB IV

7. Revisi Proposal Penelitian


8. Mengupload Proposal

Penelitian
9. Ujian Sidang Proposal
LEMBAR BUKTI BIMBINGAN

Nama Mahasiswa : Yesi


Tamara NIM 1814201048
Judul Penelitian :”Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap
Kualitas Tidur Pelajar Di Sma Negeri 12 Medan.”

Pembimbing : Trinita Situmorang S.Kep.,Ns.,M.Kep

Materi Tanda Tangan


No Tanggal Komentar/Saran
Bimbingan Pembimbing

1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.
Lembar Kuesioner

No Responden : (di isi oleh peneliti)

Judul Penelitian : Hubungan Intensitas Penggunaan Smartphone terhadap

Kualitas Tidur Pelajar SMAN12 Medan

A. Data demografi

1. Inisial :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Kelas :

5. No telepon :
B. kuesioner Intensitas penggunaan smartphone

No Pernyataan TP KK S SS

Saya menggunakan smartphone lebih dari 15 menit


1
dalam sekali pemakaian
Saya menggunakan smartphone setiap saya memiliki
2
waktu luang
Saya menggunakan internet melalui smartphone lebih
3
dari 2 jam/hari

4 Saya membawa smartphone di setiap kegiatan

Saya menggunakan smartphone untuk


5
menelpon keluarga dan teman teman
Saya menggunakan smartphone saat guru sedang
6
mengajar
Saya menggunakan smartphone menjelang tidur di
7
malam hari
Saya menggunakan smartphone untuk mengirim pesan
8
singkat kepada keluarga dan teman-teman
Saya menggunakan smartphone untuk video call
9
kepada keluarga dan teman-teman
Saya menggunakan smartphone untuk
10
browsing internet karena lebih simple

11 Saya update terhadap aplikasi di dalam smartphone

12 Saya menggunakan smartphone untuk chatting

Saya memeriksa smartphone lebih dari satu kali dalam


13
satu jam

14 Saya mendengarkan musik melalui smartphone

Saya menggunakan kamera smartphone


15
untuk mengambil gambar dan video
Saya menggunakan smartphone untuk mengakses
16
sosial media
17 Saya menonton video melalui smartphone

Saya bermain game melalui smartphone untuk


18
menghilangkan rasa bosan
Saya menggunakan smartphone untuk
19
mencari informasi
Saya menggunakan smartphone untuk menyelesaikan
20
tugas sekolah

C. Kuesioner Kualitas

Tidur Pittsburgh

Instruksi :

Pertanyaan berikut berhubungan dengan kebiasaaan tidur hanya selama 1

bulan terakhir saja. jawaban anda harus menunjukkan pengulangan yang

paling tepat dari sebagian besar malam dan hari selama satu bulan ini.

1. Selama 1 bulan terakhir, pada pukul berapa Anda biasanya tidur

di malam hari ?

2. Selama 1 bulan terakhir, berapa lama (dalam menit)

Anda membutuhkan waktu untuk dapat tertidur di malam

hari ?

3. Selama 1 bulan terakhir, pada pukul berapa anda biasanya bangun

tidur di pagi hari?

4. Selama 1 bulan terakhir, berapa jam Anda dapat tidur nyenyak

di malam hari ?(ini mungkin berbeda dengan jumlah waktu yang

dihabiskan saat tidur)

Tidak Kurang 1 sampai 3 kali atau


terjadi dari 1 kali 2 kali Lebih
selama 1
dalam dalam dalam
bulan seminggu seminggu seminggu
terakhir
5. Selama satu bulan
terakhir, seberapa
sering Anda mengalami
hal seperti ini

A. Tidak dapat tidur


dalam waktu 30 menit

B. Terbangun ditengah
malam atau sangat pagi
C. Terbangun
karena ingin ke
toilet

D. Tidak dapat bernapas


(sesak) dan merasa tidak
nyaman ketika tidur
E. Batuk atau
mendengkur dengan
keras
F. Merasa kedinginan
G. Merasa kepanasan
H. mengalami mimpi
buruk
I. Merasa nyeri

J. Jelaskan jika ada yang


lainnya :

6. Selama 1 bulan
terakhir seberapa sering
Anda mendapatkan
masalah agar tetap
terjaga saat
berkendaraan, makan,
atau ketika melakukan
aktivitas sosial.

7. Selama 1 bulan
terakhir, seberapa sering
anda mengonsumsi obat
tidur (resep ataupun dari
toko)
Tidak Hanya Anak
Masalah
menjadi masalah menjadi besar
masalah kecil masalah
8. Selama 1 bulan
terakhir, seberapa
berat bagi anda agar
tetap
antusias/bersemangat
daalam mengerjakan
sesuatu

Sangat Cukup Sangat


Cukup baik
baik buruk buruk
9. Selama 1 bulan
terakhir bagaimana
Anda menilai kualitas
tidur anda secara umum.
LAMPIRAN SPSS
Data Demografi
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
15 4 10,0 10,0 10,0
16 11 27,5 27,5 37,5
Valid 17 15 37,5 37,5 75,0
18 10 25,0 25,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-Laki 20 50,0 50,0 50,0
Valid Perempuan 20 50,0 50,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

Kelas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 12 30,0 30,0 30,0
2 12 30,0 30,0 60,0
Valid
3 16 40,0 40,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

Intensitas Penggunaan Gadget

P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 2 5,0 5,0 7,5
Valid Sangat Sering 37 92,5 92,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 5 12,5 12,5 12,5
Sering 21 52,5 52,5 65,0
Valid Sangat Sering 14 35,0 35,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 2 5,0 5,0 7,5
Valid Sangat Sering 37 92,5 92,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 4 10,0 10,0 10,0
Sering 27 67,5 67,5 77,5
Valid
Sangat Sering 9 22,5 22,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 25 62,5 62,5 65,0
Valid
Sangat Sering 14 35,0 35,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 31 77,5 77,5 77,5
Sering 5 12,5 12,5 90,0
Valid
Sangat Sering 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sering 8 20,0 20,0 20,0
Valid Sangat Sering 32 80,0 80,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sering 35 87,5 87,5 87,5
Valid Sangat Sering 5 12,5 12,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 5 12,5 12,5 15,0
Valid Sangat Sering 34 85,0 85,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sering 31 77,5 77,5 77,5
Valid Sangat Sering 9 22,5 22,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 4 10,0 10,0 10,0
Valid Sering 7 17,5 17,5 27,5
Sangat Sering 29 72,5 72,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 26 65,0 65,0 67,5
Valid Sangat Sering 13 32,5 32,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 33 82,5 82,5 82,5
Sering 3 7,5 7,5 90,0
Valid Sangat Sering 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sering 11 27,5 27,5 27,5
Valid Sangat Sering 29 72,5 72,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 27 67,5 67,5 70,0
Valid
Sangat Sering 12 30,0 30,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 3 7,5 7,5 7,5
Sering 8 20,0 20,0 27,5
Valid
Sangat Sering 29 72,5 72,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 31 77,5 77,5 80,0
Valid
Sangat Sering 8 20,0 20,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 28 70,0 70,0 70,0
Sering 4 10,0 10,0 80,0
Valid Sangat Sering 8 20,0 20,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sering 8 20,0 20,0 20,0
Valid Sangat Sering 32 80,0 80,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 3 7,5 7,5 7,5
Sering 7 17,5 17,5 25,0
Valid Sangat Sering 30 75,0 75,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tinggi 40 100,0 100,0 100,0

Kualitas Tidur
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 16 40,0 40,0 40,0
< 1/sebulan 9 22,5 22,5 62,5
Valid > 3x/Bulan 15 37,5 37,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 6 15,0 15,0 15,0
< 1/sebulan 8 20,0 20,0 35,0
Valid 1-2x/Bulan 21 52,5 52,5 87,5
> 3x/Bulan 5 12,5 12,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 6 15,0 15,0 15,0
< 1/sebulan 8 20,0 20,0 35,0
Valid 1-2x/Bulan 21 52,5 52,5 87,5
> 3x/Bulan 5 12,5 12,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 33 82,5 82,5 82,5
Valid < 1/sebulan 7 17,5 17,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 27 67,5 67,5 67,5
Valid < 1/sebulan 13 32,5 32,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 33 82,5 82,5 82,5
Valid < 1/sebulan 7 17,5 17,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 27 67,5 67,5 67,5
Valid < 1/sebulan 13 32,5 32,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 7 17,5 17,5 17,5
< 1/sebulan 19 47,5 47,5 65,0
Valid 1-2x/Bulan 11 27,5 27,5 92,5
> 3x/Bulan 3 7,5 7,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 0/ 1 Bulan 40 100,0 100,0 100,0

P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 28 70,0 70,0 70,0
< 1/sebulan 8 20,0 20,0 90,0
Valid
1-2x/Bulan 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 0/ 1 Bulan 40 100,0 100,0 100,0

P12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Ada masalah 36 90,0 90,0 90,0
Valid Hanya Masalah Kecil 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat Baik 22 55,0 55,0 55,0
Valid Cukup Baik 8 20,0 20,0 75,0
Cukup Buruk 10 25,0 25,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat Buruk 39 97,5 97,5 97,5
Valid Buruk 1 2,5 2,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

Waktu Tidur
Jam Tidur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 4 10,0 10,0 10,0
2 5 12,5 12,5 22,5
3 3 7,5 7,5 30,0
Valid 10 5 12,5 12,5 42,5
11 5 12,5 12,5 55,0
12 18 45,0 45,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

Waktu Untuk tidur


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0 4 10,0 10,0 10,0
1 16 40,0 40,0 50,0
2 5 12,5 12,5 62,5
Valid 10 4 10,0 10,0 72,5
20 4 10,0 10,0 82,5
30 7 17,5 17,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

Waktu Bangun
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
5 18 45,0 45,0 45,0
6 21 52,5 52,5 97,5
Valid
63 1 2,5 2,5 100,0
Total 40 100,0 100,0

Tidur Nyenyak dalam sebulan


Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
140 6 15,0 15,0 15,0
150 6 15,0 15,0 30,0
Valid 160 6 15,0 15,0 45,0
180 22 55,0 55,0 100,0
Total 40 100,0 100,0

Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Kualitas Tidur (Spearman Rho)


Correlations
Intensitas_Penggunaan_Gad Kualitas_Tidur
get
Correlation
1,000 ,003
Intensitas_Penggunaan_Gad Coefficient
get Sig. (2-tailed) . ,003
Spearman's N 40 40
rho Correlation ,003 1,000
Coefficient ,004 .
Kualitas_Tidur
Sig. (2-tailed) 40 40
N

Anda mungkin juga menyukai