OLEH
YESI TAMARA
TONDANG 1814201048
Jurusan : S1 (S.Kep)
Proposal ini telah diperiksa dan dapat diajukan untuk proses selanjutnya.
Trinita Situmorang,S.Kep.,Ns.,M.Kep
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan berkat
bimbingan, bantuan, dukungan, dan saran dari berbagai pihak sehingga proposal
ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga, sahabat dan teman terdekat atas
perhatian, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga peneliti dapat
besarnya kepada:
1. dr. Fitria Aldy, M.Ked (Oph). SpM, (K) Selaku Ketua STIKes.
Memberikan Dukungan.
5. Seluruh dosen dan staf pegawai di STIKes Flora yang terkait di lingkungan
mereka saya tidak akan mampu mengerjakan proposal ini dengan baik.
proposal penelitian ini. Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang
PENELITI
NIM 1814201048
DAFTAR ISI Hal.
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................ix
DAFTAR SKEMA........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................4
1.4 Hipotesa.........................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................4
1.5.1 Bagi Pelayanan Keperawatan...............................................4
1.5.2 Bagi Pendidikan Keperawatan............................................5
1.5.3 Bagi Peneliti Keperawatan..................................................5
Negeri 12 Medan.............................................................................37
4.2 Pembahasan....................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA 37
INFORMED CONSENT 39
INSTRUMENT PENELITIAN 40
JADWAL TENTATIF PENELITIAN 41
DAFTAR TABEL
4.2 Tabel Intensitas Penggunaan Smartphone oleh Pelajar di SMA Negeri 12 Medan
Medan.................................................................................................................................40
1
BAB I
PENDAHULUAN
kemampuan seperti komputer dan dilengkapi dengan sistem operasi yang canggih
dengan pengguna lain tanpa batas ruang dan waktu melalui fasilitas-fasilitas yang
dimiliki, seperti SMS (Short Message Service), telepon dan fasilitas internet
(Dewi, 2017).
pasarnya berkembang pesat. Pada tahun 2014, diperkirakan sebanyak 6,9 miliar
orang menggunakan gadget (WHO, 2014). Dari total populasi dunia sebanyak
Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 268,2 juta, 150 juta diantaranya
merupakan pengguna internet, jumlah tersebut meningkat 13% dari tahun 2018
bahwa jumlah penggunaan internet di Indonesia berjumlah 143,26 juta orang atau
sekitar 54,68% dari total penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Pengguna internet
terbanyak di pulau Jawa dengan total pengguna 86.34 juta orang atau sekitar 65%
pengguna internet, sedangkan di Sumatera total pengguna internet 20.75 juta orang.
smartphone yang dapat digunakan kapan pun dan dimana pun membuat
dengan gangguan transisi bangun-tidur sebagai jenis gangguan yang paling sering
dengan hasil 81,1% pelajar SMPN 5 tersebut memiliki kuaitas tidur yang buruk.
Salah satu gaya hidup yang sedang popular di kalangan remaja adalah
Hal ini disebabkan oleh paparan cahaya smartphone yang dapat menyebabkan
otak untuk tetap terjaga sehingga seseorang susah untuk tertidur. Perilaku
pelajar SMA Plus Shaffiyatul Amalliyah Medan dengan rincian 9 orang laki-laki
dan 6 orang perempuan, 4 orang sedang duduk dikalas 12, 4 duduk dikelas 11 dan
sisanya 7 orang dari kelas 10. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut,
peneliti menemukan bahwa seluruh pelajar yang peneliti survei memiliki dan
menggunakan smartphone.
pengguna sedang dengan rata-rata penggunaan 2-3 jam/hari dan sisanya pengguna
menyebabkan lupa waktu sehingga tidur larut malam di atas jam 10 malam
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengakaji lebih lanjut tentang
Medan. Sehingga nantinya peneliti bisa merumuskan intervensi serta solusi yang
smartphone sebanyak 64,8% dari tahun 2017 dan tingginya angka penggunaan
1.4 Hipotesa
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan data dasar
smartphone.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
assistant (PDA), seperti fungsi kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator,
dan catatan. Sedangkan menurut Kamus Mac Milland, definisi Smartphone adalah
information and write letters and reports”, yaitu ponsel yang berkerja seperti
merupakan sebuah ponsel pintar yang berjalan pada sistem operasi tertentu yang
yang berjalan dengan sistem operasi android dengan layar sentuh dengan ukuran
berkisar 4-5.5 inci. Hal ini dikarenakan smartphone dengan kriteria tersebut
masyarakat Indonesia.
2.1.2 Fungsi smartphone
b. Sebagai pembantu tugas kantor dan media belajar seperti viewer, editing
a. Dampak positif
mengenai situasi dan kondisi yang terjadi didalam maupun di luar negeri dengan
cepat, memperluas persahabatan, serta dapat di jadikan tempat bisnis bagi yang
b. Dampak negatif
lelah dan susah tidur, sehingga konsentrasi belajar juga menurun. Selain itu
pancarkan secara langsung oleh Liquid Crystal Display (LCD) (Moon., 2016).
(Rahadi & Zainal, 2015). Dampak negatif lain yang diakibatkan oleh penggunaan
kesehatan seperti Nomophobia atau tidak bisa lepas dari smartphone (Hanika,
Sparks, 2015).
sekolah, mall, kafe, bahkan di rumah sekalipun mereka lebih fokus terhadap
Para guru dan orang tua pelajar menganggap anak yang membawa dan
(Syarif, 2015).
menunjukkan radiasi ponsel bisa memicu tumor otak dan insomnia. Gelombang
ruang hampa dan jaringan otak secar tegak lurus yang jika digunkan terus menerus
maka dapat menyebabkan glikoma dan memicu munculnya sel otak akustik
neuroma.
Radiasi ponsel mempercepat pembentukan neoplasma dari sel sel yang tidak
wajar menjadi sel kanker aktif pada otak. Bahaya radiasi hp paling klasik diderita
akibatkan karena sering melihat layar, dalam hal ini termasuk layar smartphone.
3) Kesehatan tangan terganggu Bagi anda yang kerap kali menghabiskan
waktu anda dengan memainkan ponsel, mungkin anda akan merasakan nyeri dan
ponsel saja, akan membuat otot dan persendian yang anda miliki di sekitar lengan
dan pergelangan tangan anda mudah lelah. Meskipun hanya memegang dan
memainkan keypads nya saja, lengan dan pergelangan tangan anda akan terasa
sakit, karena terlalu lama menahan beban ponsel dan melakukan kegiatan
mengetik saja.
apabila anda sudah mulai merasa sakit di area-area tersebut. Berikan gerakan
peregangan untuk meregangkan otot anda yang tegang akibat aktivitas tersebut
mail atau pesan baru yang masuk akan membuat kita penasaran untuk mengintip
isinya. Keasyikan ini bisa terus berlanjut hingga malam hari, sehingga mengurangi
unsur kekerasan yang akan mempengaruhi pola perilaku dan karakter yang dapat
kerja akibat konsentrasi yang terbagi antara pekerjaan dan si ponsel pintar atau
smartphone.
7) Terpapar radiasi Radiasi gelombang radio yang diterima dan dikirimkan
handphone tidak sama dengan radiasi sinar X. Radiasi sinar X sudah dipastikan
pada kesehatan.
dilakukan seseorang melalui ujaran yang dilontarkan melalui pesan singkat dalam
ponsel, internet, maupun media sosial yang marak di segala kalangan sekarang ini.
Hal ini ditandai dengan bullying yang berisi penghinaan, ejekan, intimidasi,
merupakan hal yang kerap kita jumpai di internet maupun media sosial.
Tersedianya kolom komentar yang ada pada semua jenis media sosial, seakan
positif atas konten yang mereka unggah, namun disalahgunakan untuk berkata
ujaran yang tidak pantas untuk dilakukan. Apabila hal ini terjadi secara terus
menerus, pihak yang dibully akan merasa tertekan, stress, hingga depresi berat.
Maka tak jarang kita meihat banyak orang yang melakukan bunuh diri untuk
Tidur merupakan suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat
Potter & Perry (2016) mendefinisikan tidur sebagai suatu keadan normal
yang ditandai dengan adanya perubahan status kesadaran yang terjadi selama
periode tertentu.
yang lebih lama dari waktu terjaga secara berulang-ulang selama periode tertentu
serta mempengaruhi respon perilaku dan fungsi fisiologi (Potter & Perry, 2016).
Saat matahari terbenam atau hari mulai gelap, pineal diaktifkan oleh SCN
dan mulai mengeluarkan melatonin yang kemudian diedarkan dalam darah. Kadar
Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah Reticular
Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Regional (BSR) yang terletak
pada batang otak (Potter & Perry, 2016). RAS merupakan sistem yang mengatur
seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur.
Selain itu RAS dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan
perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan
emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan
dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter & Perry, 2016)
(EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu nonrapid eye movement (NREM)
1) Tidur NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang pendek karena gelombang
otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek dari pada gelombang
a) Tahap I
Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur. Individu cenderung relaxs,
1. kelopak mata tertutup, diiringi dengan berkurangnya tonus otot serta akan
2. Pada tahap ini individu bisa merasakan adanya 10 sensasi seperti tersentak
atau terjatuh karena adanya kontraksi otot yang timbul secara spontan.
tegangan rendah.
3. frekuensi 3-7 siklus per detik dan pada electroencephalography (EEG) terlihat
gelombang theta.
b) Tahap II
Individu masuk pada tahap tidur, namun masih dapat bangun dengan mudah.
Otot mulai relaksasi. Normalnya, tahap ini berlangsung selama 10-20 menit dan
(rileks), detak jantung menjadi lambat secara perlahan, aktivitas yang dilakukan
oleh otak pun akan menjadi singkat dan cepat namun berirama (Sleep Spindle)
2. terdapat komplek K trifasik pada EEG serta gerakan dari bola mata terhenti.
3. Suhu tubuh pun ikut turun secara perlahan. Individu yang sudah berada
c) Tahap III
Merupakan awal dari tahap tidur nyenyak. Tidur dalam, relaksasi otot
1. aliran darah akan lebih banyak diarahkan menuju otot dengan tujuan agar
energi fisik pada tubuh terisi kembali. Pada rekaman EEG juga terdapat perbedaan
kurang dari 50%, sedangkan pada tahap 4 gelombang delta muncul lebih dari
50%. (Sleepdex, 2014) Selama tahapan Deep Sleep dari fase NREM, tubuh akan
individu tersebut
d) Tahap IV
Tidur semakin dalam atau delta sleep. Individu menjadi sulit dibangunkan
3 tonus otot menurun, tahap ini merupakan 10% dari tahap tidur.
2) Tidur REM
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30
menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi
pada tahap ini. Selama tidur REM, otak cenderung aktif dan metabolismenya
meningkat hingga 20%. Pada tahap ini individu menjadi sulit untuk dibangunkan
atau justru dapat dibangunkan dengan tiba-tiba, tonus otot depresi, sekresi
lambung meningkat, frekuensi jantung dan pernafasan sering kali tidak teratur
(Mubarak, 2017).
Secara normal, pada orang dewasa pola tidur rutin dimulai dengan periode
sebelum tidur, selama seseorang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap
berkembang secara teratur. periode ini secara normal berakhir 10-30 menit, tetapi
untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tertidur akan berlansung satu jam
lebih. ketika seseorang tertidur, biasanya melewati 4 sampai 6 skilus tidur penuh.
Tiap siklus terdiri dari 4 tahap dari tidur NREM dan satu periode tidur REM. Pola
kebalikan tahap 4 ke-3, lalu ke-3, diakhiri dengan periode tidur REM.
2.2.5. Kebutuhan dan Pola Tidur Normal
Kebutuhan dan pola tidur tiap kelompok umur bervariasi. Semakin tinggi
seseorang tidur 8 jam dalam sehari. Jika kurang maka hutang tidur akan bertambah.
Tidur selain merupakan istirahat fisik juga merupakan istirahat mental dan
emosional (Andreas, 2009). Secara umum pada usia remaja seperti ini, kebutuhan
tidur seseorang meningkat 8,5 – 9,25 jam setiap harinya (Reefani, 2014) Pola tidur
berubah seiring bertambahnya usia. Semakin bertambahnya usia maka tubuh mulai
banyak melakukan beragam aktivitas. Itulah sebanya, jam biologis akan berubah-
perubahan ini penting untuk dicermati untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik.
dan pertumbuhannya selain asupan makanan dan vitamin. Hal ini di sebabkan tidur
Anak dengan tidur yang cukup mempunyai prestasi yang lebih baik
dibandingkan anak yang kurang tidur atau gangguan tidur .secara emosional,
intensitas rendah dan 39.8% mahasiswa dengan intensitas tinggi. Sisanya 22,3%
tinggi memiliki skor kecanduan smartphone yant tinggi serta memiliki kualitas
Dara riset Nielsen (2019) menyatakan bahwa lebih dari 80% penguna
adalah usia remaja dan dewasa awal yakni 18% responden 13-19 dan 20 %
responden usia 19-29 tahun. Kebiasan ini tentu akan membuat para pengguna
smartphone kesulitan untuk memulai tidur. Hal ini dikarenakan paparan lampu
diketahui dapat menyebabkan rasa kantuk terhambat (Rosernberg, 2011; Potter &
Perry. 2017).
2.3.1 Aplikasi penggunaan gadget pada anak usia sekolah
dan sebagai alat pengingat dan bisa memberikan efektifitas terhadap kesulitan
waktu
dalam sehari.
sehari.
dalam sehari.
pola tidur dan pekerjaan di siang hari. Penelitian di Australia menemukan bahwa
71% remaja melaporkan tidur malam yang tidak optimal akibat pemakaian gadget
dapat mempengaruhi pola tidur dan waktu mulainya tidur pada remaja (King,
2018).
susah tidur. Meskipun begitu, hal ini dapat terjadi sebaliknya. Insomnia dan
penundaan pada pola tidur dapat mengakibatkan orang-orang berbaring lebih lama
pada jam tidur tanpa tertidur yang akhirnya mencari media elektronik sebagai
hiburan.
2.4 Pelajar
proses belajar.Sedangkan, dalam arti sempit pelajar adalah peserta didik. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pelajar adalah anak sekolah yang duduk dimeja
pengetahuan dan untuk mencapai pemahaman ilmu yang telah didapat dunia
pendidikan. Rentang usia pelajar secara umum dimulai pada masa sekolah hingga
rentang umur yang cukup krusial. Secara psiokologis, karakteristik yang dapat
terlihat dari rentang usia remaja pertengahan yaitu stabilitas dalam kepribadian
masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu
terhadap pemikiran filosofis dan etis .Maka dari perasaan yang penuh keraguan
pada masa remaja awal maka pada rentang usia ini mulai timbul kemantapan pada
diri sendiri. rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya
untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu
pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirinya (Kartono, 2017).
jati
diri dan identitas diri membuat mereka menjadi kelompok yang aktif
peneliti membatasi pelajar secara khusus sebgai objek penelitian yaitu pelajar
yang sedang memasuki fase remaja pertengahan yakni pelajar yang sedang duduk
di bangku SMA.
Pelajar yang sedang duduk di bangku SMA rata-rata memiliki rentan usia
berkisar 15-18 tahun. Artinya, usia ini dapat digolongkan menjadi masa remaja
pertengahan. Remaja pada fase ini mengalami masa sukar baik untuk dirinya
sendiri maupun orang dewasa yang berinteraksi dengan dirinya. Proses kognitif
remaja pada masa ini lebih rumit. Melalui pemikiran operasional formal, remaja
pertengahan mulai bereksperimen dengan ide, memikirkan apa yang dapat dibuat
Remaja pada fase ini berfokus pada masalah identitas yang tidak terbatas
pada aspek fisik tubuh. Remaja pada fase ini mulai bereksperimen secara seksual,
ikut serta dalam perilaku beresiko, dan mulai mengembangkan pekerjaan diluar
rumah. Sebagai akibat dari eksperimen beresiko, remaja pada fase ini dapat
kendaraan bermotor.
permasalahan yang dengan orang tua, guru, maupun figur yang lain.
2.4.3 Pengukuran Kualitas Tidur Pelajar
Kualitas tidur adalah perasaan segar dan siap menghadapi hidup baru setelah
bangun tidur. Konsep ini meliputi beberapa karakteristik seperti waktu yang
diperlukan untuk memulai tidur, kedalaman tidur dan ketenangan (Septiyadi, 2007).
Kualitas tidur dapat dinilai dengan menggunakan The Pittsburgh Sleep 13 Quality
Index (PSQI). PSQI menggunakan 7 komponen untuk menilai kualitas tidur dari
– Kualitas tidur
– Gangguan tidur
– Efisiensi tidur
Jadi apabila salah satu dari ketujuh hal tersebut mengalami gangguan, maka akan
waktu waktu tidur dapat dinilai dari waktu tidur yang sebenarnya dialami seseorang
rata-rata kualitas tidurnya. Pada masa laten tidur, akan dilakukan penilaian dimulai
dari berapa menit yang diperlukan seseorang di tempat tidur sebelum akhirnya
tertidur dan apakah orang tersebut tidak dapat tidur selama 30 menit. Pada penilaian
gangguan tidur, dinilai dengan cara apakah seseoran terbangun dari tidurnya pada
saat tengah malam atau bangun pagi yang terlalu cepat, bangun tidur untuk pergi ke
kamar mandi, kesulitan saat bernafas, batuk atau mendengkur, merasa kedinginan,
kepanasan, mengalami mimpi buruk, merasa sakit dan alasan lainnya yang
mengganggu tidur.
Penilaian terhadap efisiensi tidur dinilai ketika seseorang biasanya memulai
tidur pada malam hari dan ketika seseorang biasanya bangun di pagi hari, serta
dinilai juga ketika sesorang tertidur pulas dimalam hari. Selanjutnya 14 penilaian
terhadap disfungsi tidur pada siang hari yang dimulai dengan melihat seberapa
sering timbul masalah yang mengganggu anda terjaga sadar saat mengikuti
pelajaran di sekolah, makan, dan berkativitas sosial, serta dinilai juga seberapa
pekerjaannya serta yang terakhir, pada penilaian terhadap penggunaan obat tidur
memiliki skor 0-3. Total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor komponen
1-7 dengan rentang 0-21. Skor diatas 5 mengindikasikan pola tidur yang buruk.
Kuisioner ini telah diuji validitas dan reabilitas (Cronbach’s alpha) yaitu 0,83
(Smyth, 2012).
2.5. Kerangka Konsep
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
METODOLOGI PENELITIAN
terhadap jalannya penelitian. Burn & Grove (2019) menjelaskan bahwa desain
sectional yang memiliki arti bahwa semua variabel baik variabel dependen dan
peneliti bermaksud mencari tahu seberapa besar hubungan yang diberikan oleh
Medan. Data penelitian yang diperoleh berupa angka- angka dan dianalisis
menggunakan statistik.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2022 sampai dengan Maret 2022
pengolahan data penelitian hingga sidang hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /subjek yang
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Rinaldi dan Mujianto, 2017).
Populasi penelitian ini adalah pelajar kelas 11 SMA Negeri 12 Medan yang aktif
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
𝑛= 𝑁
𝑁. (𝑑2) + 1
Dimana :
n = ukuran sampel
N = Populasi
tidak mungkin hasilnya sempurna 100%, makin besar tingkat kesalahan maka
n= N
N.(d2) +1
n= 233
233.(0,25) +1
N= 233
58,5
n =3 9 , 8
n = 40 (dibulatkan).
pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan keatas, hal ini lebih aman
b. Kriteria eksklusi
dimulai setelah memperoleh surat izin dari kepala Sekolah Sma Negeri 12
Medan Sumatera Utara dan surat izin meneliti dari Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatra Utara.
responden. Hal ini berkenaan dengan regulasi dan SOP (Standart Operational
dilakukan oleh staf pengajar yang ditunjuk kepala sekolah dan telah diberikan
penjelasan mengenai tujuan penelitian dan cara pengisian kuesioner secara detail
oleh peneliti.
inform consent yang akan dijelaskan tujuan penelitian serta cara pengisian
dengan
a. Editing
b. Skoring
c. Coding
d. Tabulating
ditentukan sebelumnya
e. Entry data
Pengukuran
Variabel Defenisi operasional Hasil ukur Skala ukur
Alat
ukur
Cara pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara mengumpulkan data
a. Data demografi
Data sekunder yang menjadi bagian laporan penelitian ini diperoleh yaitu
meliputi karakteristik demografi responden seperti umur dan jenis kelamin. Untuk
Analisa univariat tersebut di tampilkan dalam bentuk nilai frekuensi dan distribusi
gunakan adalah uji korelasi Rank Spearman. Uji korelasi ditampilkan dalam tabel
hasil uji interpretasi yang terdiri dari nilai p-value yang akan dibandingkan
dengan nilai koefisien korelasi (r).. Apabila nilai p<0,05 maka keputusan Ho
ditolak. Bila nila p>0.05 maka keputusan Ho gagal ditolak. Nilai r (koefisien
Nilai r Penafsiran
Di bawah -0.5 Korelasi negative tinggi
norma hukum mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma
moral yang meliputi itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian
Penelitian ini akan dilakukan setelah peneliti lulus uji etik dari komisi etik
apakah ia bersedia menjadi subjek atau tidak dalam penelitian tanpa ada sanksi
apapun, tidak menimbulkan penderitaan dari responden, dalam hal ini peneliti
yang ditandatangani oleh responden sebagai bukti dan kesediaan untuk menjadi
responden.
material, nama baik dan juga bebas dari tekanan fisik maupun psikologis yang
ukur (Sugiono, 2008). Instrumen yang peneliti gunakan pada penelitian ini terdiri dari
sudah baku serta sering dipakai dalam penelitian sejenis diberbagai negara. Sedangkan
untuk instrument intensitas penggunaan smartphone 、 uji validitas yang peneliti gunakan
adalah uji validitas isi. Uji ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana butir pertanyaan
yang diberikan dapat mengukur variabel (Notoadmojo, 2010). jika koefisien korelasinya
dibawah 0,80 maka item tersebut dinyatakan tidak valid sebaliknya jika koefisien
korelasinya sama atau ditas 0,80 maka item tersebut dinyatakan valid. Pada penelitian ini
diperoleh nilai validitas 0,96, dengan demikian dapat disimpulkan kuesioner penelitian ini
pengukuran dipercaya atau dapat diandalkan (Notoadmojo, 2010). Untuk uji realibilitas
pada penelitian ini dilakukan pada 30 Pelajar yang berbeda yang memiliki kriteria yang
sama dengan kriteria inklusi yang sudah peneliti tetapkan. Uji reliabilitas dilakukan di di
SMA negeri 12 Medan. Setelah dilakukan uji realibilitas, kemudian jawaban dari
responden diolah dengan menggunakan komputerasi. Menurut Pollit & Beck (2012)
sebuah instrument penelitian dikatan reliabel apabila nilai uji reliabilitas >
0,7. Sebalikanya jika hasil uji reliablitas <0,7 maka instrument tersebut
terhadap kualitas tidur Pelajar di SMA Negeri 12 Medan dilaksanakan pada bulan
Juli kepada 40 Responden. Data hasil penelitian dalam bentuk tabel distribusi
(50 %), Laki – laki 20 orang (50%) kemudian mayoritas responden berusia 17
Kelas
1 SMA 12 30,0
2 SMA 12 30,0
3 SMA 16 40,0
4.2.2 Distribusi Intensitas Penggunaan Smartphone oleh Pelajar di SMA
Negeri 12 Medan
Medan
Tinggi 40 100,0
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para pelajar tidur pada pukul 12
malam sebanyak 18 orang (45%), dengan waktu yang dibutuhkan untuk tidur
hanya dalam 1 menit sebanyak 16 orang (40%), waktu bangun pukul 5 pagi
sebanyak 18 orang (45%) dan dapat tidur nyenyak selama sebulan 180 jam 22
orang (55%)
Negeri 12 Medan sebanyak 39 orang sangat buruk (97,5%) dan 1 orang buruk
(2,5%)
Buruk 1 2,5
Sangat Buruk 39 97,5
smartphone terhadap kualitas tidur pelajar di SMA Negeri 12 Medan. Hal ini
dibuktikan dari nilai sig 2 tailed yang < 0,05 yaitu 0,003
4.3 Pembahasan
waktu yang relatif lama dalam menggunakan smartphone yaitu 4-8 jam dalam
remaja jika remaja menggunakan smartphone lebih dari batas durasi penggunaan
smartphone yang normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Putri
pada remaja. Ketika durasi tidur semakin pendek maka resiko untuk terjadi
overweight dan obesitas semakin besar. Menerapkan tidur yang cukup 8-10 jam
pada siswa SMA disekolah SMA Al Falah Ketintang Surabaya, dengan responden
dengan kualitas tidur pada remaja siswa SMA Al Falah Ketintang Surabaya.
didapatkan hasil bahwa responden dengan usia 15 dan 16 tahun memiliki tingkat
dan di waktu tidur dapat sangat mengubah pola tidur remaja. Semua saluran
lokasinya bisa di rumah dan termasuk kamar tidur. Selain itu, smartphone juga
smartphone terhadap kualitas tidur pelajar di SMA Negeri 12 Medan. Hal ini
dibuktikan dari nilai sig 2 tailed yang < 0,05 yaitu 0,003. Intensitas penggunaan
penggunanya. Salah satunya yaitu jam tidur. Pada kebutuhan dasar manusia, tidur
merupakan salah satu faktor yang penting. Pada saat tidur terjadi proses
pemulihan bagi tubuh dan otak untuk pencapaian kesehatan yang optimal.
Kebutuhan tidur termasuk dalam kebutuhan primer atau kebutuhan fisiologis yang
hari dan di waktu tidur dapat sangat mengubah pola tidur remaja. Semua saluran
lokasinya bisa di rumah dan termasuk kamar tidur. Selain itu, smartphone juga
bermain game, atau menonton video online. Dengan demikian, smartphone sangat
populasi, terutama pada remaja dan dewasa muda. Hampir setengah dari
sebesar 72% subjek remaja yang masih duduk di bangku sekolah menengah ke
atas tidur dengan smartphone atau tablet yang diletakkan di tempat tidur mereka.
Sedangkan subjek mahasiswa sebesar 86% juga tidur dengan smartphone, tablet,
dan laptop mereka yang diletakkan di tempat tidur mereka. Bahkan ada beberapa
di antara mereka yang mengaku jika mereka sesekali terbangun untuk mengakses
dan merespon pesan yang masuk ke perangkat nirkabel mereka. Hal ini tentunya
dapat mengindikasikan kebiasaan tidur yang tidak sehat yang dapat melahirkan
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Intensitas
terhadap kualitas tidur pelajar di SMA Negeri 12 Medan. Hal ini dibuktikan
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyadari bahwa masih
banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, ada beberapa saran yang dapat dijadikan
1. Bagi Remaja
hanya menggunakan smartphone untuk hal-hal penting seperti belajar dan hiburan
membuat strategi untuk mengurangi penggunaan media elektronik remaja di malam hari
seperti pembatasan penggunaan smartphone tidak melebihi jam yang telah ditentukan.
Irma Puspita Arisanty. 2013. Manajemen efek tidur lama : Konsep dasar. Jakarta
: EGC.
Lampiran 1
LEMBAR
Nama (Inisial) :
Jenis Kelamin :
Umur :
Medan, 2022
Peneliti,
Responden
INSTRUMENT PENELITIAN
Kuisioner
“Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Kualitas Tidur Pelajar
Di Sma Negeri 12 Medan.”
Responden
Nama (Inisial) :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
PERTANYAAN
Pengetahuan Responden :
Jadwal Tentatif Penelitian
NIM 1814201048
3. Menyusun BAB I
4. Menyusun BAB II
Penelitian
9. Ujian Sidang Proposal
LEMBAR BUKTI BIMBINGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Lembar Kuesioner
A. Data demografi
1. Inisial :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Kelas :
5. No telepon :
B. kuesioner Intensitas penggunaan smartphone
No Pernyataan TP KK S SS
C. Kuesioner Kualitas
Tidur Pittsburgh
Instruksi :
paling tepat dari sebagian besar malam dan hari selama satu bulan ini.
di malam hari ?
hari ?
B. Terbangun ditengah
malam atau sangat pagi
C. Terbangun
karena ingin ke
toilet
6. Selama 1 bulan
terakhir seberapa sering
Anda mendapatkan
masalah agar tetap
terjaga saat
berkendaraan, makan,
atau ketika melakukan
aktivitas sosial.
7. Selama 1 bulan
terakhir, seberapa sering
anda mengonsumsi obat
tidur (resep ataupun dari
toko)
Tidak Hanya Anak
Masalah
menjadi masalah menjadi besar
masalah kecil masalah
8. Selama 1 bulan
terakhir, seberapa
berat bagi anda agar
tetap
antusias/bersemangat
daalam mengerjakan
sesuatu
Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-Laki 20 50,0 50,0 50,0
Valid Perempuan 20 50,0 50,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Kelas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 12 30,0 30,0 30,0
2 12 30,0 30,0 60,0
Valid
3 16 40,0 40,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 2 5,0 5,0 7,5
Valid Sangat Sering 37 92,5 92,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 5 12,5 12,5 12,5
Sering 21 52,5 52,5 65,0
Valid Sangat Sering 14 35,0 35,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 2 5,0 5,0 7,5
Valid Sangat Sering 37 92,5 92,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 4 10,0 10,0 10,0
Sering 27 67,5 67,5 77,5
Valid
Sangat Sering 9 22,5 22,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 25 62,5 62,5 65,0
Valid
Sangat Sering 14 35,0 35,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 31 77,5 77,5 77,5
Sering 5 12,5 12,5 90,0
Valid
Sangat Sering 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sering 8 20,0 20,0 20,0
Valid Sangat Sering 32 80,0 80,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sering 35 87,5 87,5 87,5
Valid Sangat Sering 5 12,5 12,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 5 12,5 12,5 15,0
Valid Sangat Sering 34 85,0 85,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sering 31 77,5 77,5 77,5
Valid Sangat Sering 9 22,5 22,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 4 10,0 10,0 10,0
Valid Sering 7 17,5 17,5 27,5
Sangat Sering 29 72,5 72,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 26 65,0 65,0 67,5
Valid Sangat Sering 13 32,5 32,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 33 82,5 82,5 82,5
Sering 3 7,5 7,5 90,0
Valid Sangat Sering 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sering 11 27,5 27,5 27,5
Valid Sangat Sering 29 72,5 72,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 27 67,5 67,5 70,0
Valid
Sangat Sering 12 30,0 30,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 3 7,5 7,5 7,5
Sering 8 20,0 20,0 27,5
Valid
Sangat Sering 29 72,5 72,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 1 2,5 2,5 2,5
Sering 31 77,5 77,5 80,0
Valid
Sangat Sering 8 20,0 20,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 28 70,0 70,0 70,0
Sering 4 10,0 10,0 80,0
Valid Sangat Sering 8 20,0 20,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sering 8 20,0 20,0 20,0
Valid Sangat Sering 32 80,0 80,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Kadang - Kadang 3 7,5 7,5 7,5
Sering 7 17,5 17,5 25,0
Valid Sangat Sering 30 75,0 75,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Tinggi 40 100,0 100,0 100,0
Kualitas Tidur
P1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 16 40,0 40,0 40,0
< 1/sebulan 9 22,5 22,5 62,5
Valid > 3x/Bulan 15 37,5 37,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 6 15,0 15,0 15,0
< 1/sebulan 8 20,0 20,0 35,0
Valid 1-2x/Bulan 21 52,5 52,5 87,5
> 3x/Bulan 5 12,5 12,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 6 15,0 15,0 15,0
< 1/sebulan 8 20,0 20,0 35,0
Valid 1-2x/Bulan 21 52,5 52,5 87,5
> 3x/Bulan 5 12,5 12,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 33 82,5 82,5 82,5
Valid < 1/sebulan 7 17,5 17,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 27 67,5 67,5 67,5
Valid < 1/sebulan 13 32,5 32,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 33 82,5 82,5 82,5
Valid < 1/sebulan 7 17,5 17,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 27 67,5 67,5 67,5
Valid < 1/sebulan 13 32,5 32,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 7 17,5 17,5 17,5
< 1/sebulan 19 47,5 47,5 65,0
Valid 1-2x/Bulan 11 27,5 27,5 92,5
> 3x/Bulan 3 7,5 7,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
P9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 0/ 1 Bulan 40 100,0 100,0 100,0
P10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0/ 1 Bulan 28 70,0 70,0 70,0
< 1/sebulan 8 20,0 20,0 90,0
Valid
1-2x/Bulan 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 0/ 1 Bulan 40 100,0 100,0 100,0
P12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Ada masalah 36 90,0 90,0 90,0
Valid Hanya Masalah Kecil 4 10,0 10,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
P13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat Baik 22 55,0 55,0 55,0
Valid Cukup Baik 8 20,0 20,0 75,0
Cukup Buruk 10 25,0 25,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat Buruk 39 97,5 97,5 97,5
Valid Buruk 1 2,5 2,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
Waktu Tidur
Jam Tidur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 4 10,0 10,0 10,0
2 5 12,5 12,5 22,5
3 3 7,5 7,5 30,0
Valid 10 5 12,5 12,5 42,5
11 5 12,5 12,5 55,0
12 18 45,0 45,0 100,0
Total 40 100,0 100,0
Waktu Bangun
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
5 18 45,0 45,0 45,0
6 21 52,5 52,5 97,5
Valid
63 1 2,5 2,5 100,0
Total 40 100,0 100,0