Anda di halaman 1dari 35

Asuhan Keperawatan Dengan Distosia

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Reproduksi Ii

Disusun Oleh:

DUDIN HASANUDIN 88150042

PANJI AGUNG 88150035

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BSI BANDUNG

T.A 2017/2018

BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Distosia”. Di samping itu,
makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Reproduksi II.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan


dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca. Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan
terimakasih.

Bandung, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ................................................................................................................ 2
2.2 Etiologi Dan Faktor Resiko................................Error! Bookmark not defined.
2.3 Patofisiologi ........................................................................................................ 4
2.4 Komplikasi .......................................................................................................... 5
2.5 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................... 5
2.6 Penatalaksanaan .................................................................................................. 6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ..........................................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Analisa Data .......................................................Error! Bookmark not defined.
3.3 Diagnosa Keperawatan ......................................Error! Bookmark not defined.
3.4 Intervensi............................................................Error! Bookmark not defined.
3.5 Implementasi dan Evaluasi ................................Error! Bookmark not defined.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................Error! Bookmark not defined.
4.2 Saran ..................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ........................................................Error! Bookmark not defined.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi Distosia
2. Mengetahui etiologi dan faktor resiko Distosia
3. Mengetahui manifestasi klinis Distosia
4. Mengetahui patofisiologi Distosia
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada klien dengan Distosia
6. Mengetahui penatalaksanaan serta pencegahan pada Distosia
7. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan Distosia
8. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Distosia

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari Distosia?
2. Bagaimana klasifikasi Distosia?
3. Apakah etiologi dari Distosia?
4. Bagaimana manifestasi klinis Distosia?
5. Bagaimana patofisiologi Distosia?
6. Apakah pemeriksaan penunjang pada klien dengan Distosia?
7. Bagaimana penatalaksanaan serta pencegahan pada Distosia ?
8. Apa sajakah komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan Distosia?
9. Bagaiman asuhan keperawatan pada klien dengan Distosia?

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan (Rustam Mukhtar,
1994). Persalinan abnormal yang erat kaitannya dengan kelainan pada 4P
(pelvis, passenger, power, dan plasenta) dan ditandai dengan adanya hambatan
kemajuan dalam persalinan.
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul
akibat berbagai kondisi (Bobak, 2004 : 784).
2.2 Etiologi Dan Faktor Resiko
Inersia uteri dapat disebabkan oleh penggunaan analgetik yang terlalu
cepat, kesempitan panggul, letak defleksi, kelainan posisi, rengangan dinding
rahim (hidramnion, kehamilan ganda), dan perasaan takut dari ibu sendiri.
Menurut Rustam Mochtar (1998) sebab-sebab inersia uteri adalah :
1. Kelainan his sering dijumpai pada primipara
2. Faktor herediter, emosi dan ketakutan
3. Salah persalinan dan obat-obatan penenang
4. Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah
rahim, ini dijumpai pada kesalahan-kesalahan letak janin pada CPD.
5. Kelainan uterus, misalnya uterus bikornis unikolis
6. Kehamilan postmatur
7. Penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia
8. Uterus yang terlalu teregang misalnya hidramnion atau kehamilan kembar
atau makrosomia

2
2.3 Manifestasi Klinis

a. Pada Ibu :
· Gelisah
· Letih
· Suhu tubuh meningkat
· Nadi dan pernafasan cepat
· Edem pada vulva dan servik
· Bisa jadi ketuban berbau
b. Pada Janin :
- DJJ cepat dan tidak teratur

3
2.4 Patofisiologi
Kelainan His (Distosia)

Kontraksi pelvic

Kontraksi uterus

Nyeri
perubahan tonus otot

Abnormalitas Resiko tinggi


pelvis ibu cedera maternal

Laten memanjang 14 jam

Persalinan lama

Ansietas Resiko tinggi Kurang energi


cedera pada janin
keletihan

4
2.5 Komplikasi
- Persalinan berlangsung lama yang dapat membahayakan ibu maupun
janin.
- Menimbulkan tingginya risiko infeksi.
- Dapat menimbulkan jejas kelahiran.
- Ibu akan mengalami kelelahan dan dehidrasi .
- Fase laten yang memanjang.
- Serviks kakuatan tidak terjadi pelunakan serviks sehingga dapat
menghambat proses persalinan.
- Kehamilan serotinus.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan laboratorium :

1. Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna , kosentrasi , bau ,
PH nya
2. Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan : air ketuban , urine
atau secret vagina.
3. Secret vagina ibu hamil ph : 4-5 , dengan kertas nitrazin tidak berubah
warna , tetap kuning.
4. Tes lakmus (tes nitrazin) , jika kertas lakmus jika kertas lakmus merah
berubah menjadi biru menunjukan adanya air ketuban (alkalis) . Ph Air
ketuban 7-7,5 , darah dan ineksi vagina dapat menghasilkan tes yang
positif palsu.
5. Mikroskopik (tes pakis) , dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek
dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukan gambaran
daun pakis.

2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) :

5
a) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban
dalam kavum uteri.

b) Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun
sering terjadi kesalahan pada penderita oligohidramnion.

(Nugroho, Dr. Taufan. 2010)

2.7 Penatalaksanaan
Sebenarnya panggul hanya merupaka salah satu faktor yang menentukan
apakah anak dapat lahir spontan atau tidak, disamping banyak faktor lain
yang memegang peranan dalam prognosa persalinan.
Bila konjugata vera 11 cm, dapat dipastikan partus biasa, dan bila ada
kesulitan persalinan, pasti tidak disebabkan oleh faktor panggul. Untuk
CV kurang dari 8,5 cm dan anak cukup bulan tidak mungkin melewati
panggul tersebut.
a. CV 8,5 - 10 cm dilakukan partus percobaan yang kemungkinan
berakhir dengan partus spontan atau dengan ekstraksi vakum, atau
ditolong dengan secio caesaria sekunder atas indikasi obstetric lainnya.
b. CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer
c. CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak.
Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada:
· His atau tenaga yang mendorong anak
· Besarnya janin, presentasi dan posisi janin
· Bentuk panggul
· Umur ibu dan anak berharga
· Penyakit ibu (Sinopsis Obstetri 1998:328)

6
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Seorang ibu multipara G2P1A0 datang ke rumah sakit dengan keluhan merasa
kenceng-kenceng, dari hasil pengkajian perawat didapatkan data sebagai berikut :
TD 140/100 mmHg, Nadi 80x/menit, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak
keletihan, kurang energi, fase laten memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7 menit,
serviks kaku.

PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : Ny A
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Pondok Bukit Agung AA-4 Sumurboto Banyumanik
Pekerjaan : Guru

1. Riwayat Kesehatan:
a. Kehamilan saat ini
Ibu multipara G2P1A0 dengan usia gestasi 37 minggu, mengalami distosia,
mengeluh kenceng-kenceng, pembukaan 3 cm, klien sudah tampak
keletihan, kurang energi, fase laten memanjang 14 jam, kontraksi setiap 7
menit, serviks kaku, HPHT : 6 Oktober 2013, dan HPL : 13 Agustus 2014
b. Kehamilan dahulu
Klien mengatakan saat ini adalah kehamilan yang kedua, klien belum
pernah mengalami abortus.
c. Keluhan utama
Klien mengeluh kenceng-kenceng di abdomennya.
d. Riwayat Ginekologi
Menarche : 12 th

7
Siklus Haid : 28 hari
Teratur/ tidak teratur : Teratur
Sifat darah : Encer
Banyak : 3x ganti pembalut
Lamanya : 7 hari
Keluhan : Klien mengatakan bahwa ia mengalami
dismenorhoe
e. Riwayat Medis
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti HIV,
diabetes, kanker, ginjal, jantung.
f. Riwayat Medis Keluarga
Saudara kandung klien pernah mengalami kesulitan melahirkan karena
kelainan HIS
g. Riwayat Pekerjaan
Klien merupakan wanita karir yang bekerja sebagai guru dan harus
menjaga toko setelah pulang bekerja.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Umum
1) Tinggi badan : 155 cm
2) Berat badan : Sebelum : 48 Kg, Sekarang : 58 Kg
3) TTV :
a) TD : 140/100 Nadi : 80x/ menit
b) RR : 26x/ menit Suhu : 36,5 C
b. Kepala
1) Bentuk kepala Mesochepal, kepala teampak kurang bersih, tidak
terdapat cloasma gravidarum, dan atau benjolan.
2) Pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar tioroid.
3) Pemeriksaan mata tidak ada pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva anemis, selaput mata pucat (anemia) karena proses
persalinan yang mengalami perdarahan, sklera kuning.

8
4) Telinga simetris, telinga tampak bersih dan tidak ada cairan yang
keluar dari telinga.
5) Pemeriksatidak terdapat polip pada hidung.
c. Kulit
1) Telapak kaki dan tangan tampak kemerahan
2) Jumlah keringat meningkat
3) Kulit berminyak dan berjerawat
4) Terdapat gars-garis putih pada kulit (striae gravidarum)
d. Wajah
1) Pucat
2) Bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada pipi dan dahi (Chloasma
gravidarum).
3) Tidak terlihat adanya oedema
e. Jantung
Murmur jantung sistolik (90% pd wanita hamil) 1/6 atau 2/6 adalah ringan.
Bila murmur sistolik 2/6< harus dilakukan pemeriksaan lanjutan.
f. Dada
1) Letak payudara simetris
2) Hyperpigmentasi areola mamae
3) Puting susu menonjol
4) Terdapat colostrum
5) Bunyi nafas vesikuler, jenis pernapasan thoracoabdominal
g. Abdomen
1) Inspeksi
a) Tidak terdapat bekas luka operasi
b) Terdapat Linea nigra di garis tengah perut
c) Terjadi M. Rectus abdominis terbelah kiri-kanan pada trisemester
ketiga kehamilan
d) Terdapat Striae Gravidarum
e) Bising usus berkurang
2) Palpasi
a) Tonus meningkat dan terdapat nyeri tekan

9
b) Terdapat strie gravidarum (garis yang terlihat pada kulit perut
wanita hamil).
c) Leopold I :-
d) Leopold II : Sering dijumpai kesalahan letak
e) Leopold III : Bagian terbawah janin belum turun, letak
kepala biasanya kepala masih goyang atau terapung(floating) atau
mengolak diatas pintu atas panggul.
f) Leopold IV : Kepala janin belum masuk pintu atas
panggul
3) Perkusi :Reflek lutut +/+
h. Genitalia
1) Tidak terdapat kelainan genetalia, terdapat pengeluaran air ketuban, adanya
kelainan letak anak.
2) Pengkajian genitalia eksterna:warna kemerahan dan peningkatan
vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick ).
3) Pengkajian vagina dan serviks: tidak adanya rabas vagina, servisitis
mukopurulen dan lesi.

i. Dengan inersia sekunder


1) Subjektif : Pada keluhan utama : perut mules bagian bawah dan
menjalar sampai kepinggang disertai pengeluaran lendir campur darah
dari alat kelamin ibu
2) Objektif : perut kenceng-kenceng bagian bawah dan menjalar ke
pinggang serta his tidak teratur dengan frekuensi 1 x dalam 7 menit
dengan lama 32 detik
3) Anemia ringan
a) Subjektif : ibu mengeluh pusing dan badan lemas
b) Objektif : konjungtiva pucat, kuku agak pucat
c) Penunjang : Hb 9,5 gr%
4) Janin tunggal hasil pemeriksaan leopold 1 – IV : teraba 1 bokong, 1
bagian besar di bagian kanan di bagian kanan dan 1 kepala
5) Janin hidup : hasil pemeriksaan DJJ + : 150 x/ menit
6) Presentasi kepala

10
hasil pemeriksaan Leopold I – IV : bagian terbawah janin teraba bulat,
keras dan melenting
j. Anus
Tidak terdapat oedema dan nyeri, tidak ada haemoroid pada rectum.

3. Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia


a. Aktivitas/istrahat
1) Melaporkan keletihan, kurang energi
2) Letargi, penurunan penampilan
b. Sirkulasi
1) Tekanan darah dapat meningkat
2) Mungkin menerima magnesium sulfat untuk hipertensi karena kehamilan
c. Eliminasi
Distensi usus atau kandung kemih
d. Integritas ego
Sangat cemas dan ketakutan
e. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Klien menunjukan persalinan palsu di rumah
2) Kontraksi jarang, dengan intensitas ringan sampai sedang (kontraksi setiap
7 menit sekali)
3) Dapat terjadi sebelum awitan persalinan (diasfungsi fase laten primer) atau
setelah persalinan terjadi (disfungsi fase aktif sekunder)
4) Fase laten persalinan dapat memanjang : pembukaan 3 dalam 14 jam
5) Tonus istrahat miometrial mungkin 8 mm Hg atau kurang dan kontraksi
dapat terukur kurang dari 30 mm Hg atau dapat terjadi masing-masing lebih
dari 5 menit. Sedangkan, tonus istrahat dapat lebih besar dari 15 mm Hg,
pada peningkatan kontraksi 50 sampai 85 mm Hg dengan peningkatan
frekuensi dan penurunan intensitas.
f. Keamanan
1) Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34 minggu dalam upaya
untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala.
2) Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang
dari 2 cm/jam pada multipara (penurunan dengan durasi yang lebih lama
(protracted). Tidak ada kemajuan yang terjadi dalam 1 jam atau lebih untuk
nulipara atau dalam 30 menit pada multipara (penghentian penurunan)

11
3) Serviks kaku/tidak siap.
4) Dilatasi kurang dari 1,2 cm/jam pada primipara atau kurang dari 1,5 cm/jam
untuk multipara, pada (fase aktif protraksi)
g. Seksualitas
1) Dapat primigravida atau grand multipara
2) Uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel,
janin besar, atau grand multriparitis.
3) Dapat mengalami tumor uterus tidak teridentifikasi.
h. Nutrisi dan cairan
Klien mengalami penurunan nafsu makan (1 kali/ hari), frekuensi minum
klien juga mengalami penurunan (3 gelas/ 8 jam). Klien mengalami
pengeluaran air ketuban yang banyak.
i. Nyeri
Gangguan ketidaknyamanan dan nyeri pada daerah pinggang karena
kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10 menit
selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit. Skala nyeri klien adalah
9, durasi dan awitan nyeri yang dialami klien setiap 7 menit sekali saat
kontraksi dan berakhir setelah kontraksi.
j. Personal Hygiene
Klien mandi 1x/ hari, sikat gigi 2x/ hari
k. Seksualitas
Biasanya terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan
seksual atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena keterbatasan
gerak ibu hamil, menurunan libido

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan intensitas kontraksi uterus, kontraksi tidak efektif
2. Cedera, resiko tinggi terhadap maternal (ibu) berhubungan dengan penurunan
tonus otot/pola kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin,
keletihan maternal.
3. Cedera resiko tinggi terhadap janin berhubungan dengan persalinan lama,
malpresentasi janin, hipoksia/ asidosis jaringan, abnormalitas pelvis ibu.

12
4. Keletihan berhubungan dengan faktor fisiologis ; kehamilan
5. Ansietas berhubungan dengan persalinan dan kurang informasi.

ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Keperawatan

1 DS :
- Pasien mengeluh kenceng-kenceng di Nyeri b/d intensitas kontraksi uterus,
abdomennya kontraksi tidak efektif.
- Pasien mengeluh perut mules bagian
bawah dan menjalar ke pinggang
DO :
- Klien mengalami kontraksi intermiten
sampai regular setiap 7 menit sekali
selama 30 detik dengan skala nyeri 9.
- TTV
TD: 140/100
Nadi : 80x/ menit
RR : 26x/ menit
Suhu : 36,5 C
2 DS : Resiko tinggi cedera maternal (ibu)
b/d pola kontraksi otot, keletihan
- Pasien mengeluh merasakan kenceng-
maternal.
kenceng
- Pasien mengeluh keletihan
- Pasien mengeluh pusing
DO :

- Fase laten memanjang sampai 14 jam pada


kala 1
- Kontraksi setiap 7 menit selama 32 detik
- Serviks kaku disertai pengeluaran lendir
campur darah
- Hb rendah 9,5 gr

13
- Konjungtiva pucat, kuku agak pucat
- TD tinggi 140/100 mmHg
3 DS : Cedera resiko tinggi terhadap janin
b/d penekanan kepala pada panggul,
DO : partus lama.
- DJJ + : 150 x/ menit
- Konjungtiva pucat, kuku agak pucat
- TD tinggi 140/100 mmHg
- Fase laten memanjang sampai 14 jam pada
kala 1
- Kontraksi setiap 7 menit selama 32 detik
- Serviks kaku disertai pengeluaran lendir
campur darah
4 DS :
Keletihan berhubungan dengan
- Pasien mengatakan dirinya lemas.
faktor fisiologis ; kehamilan
- Fase laten memanjang 14 jam
DO :

- Pasien tampak keletihan.


- Pasien terlihat kurang energy.
- Pasien terlihat pucat dan lemah.

5 DS :
- Pasien mengeluh pusing dan badan lemas Ansietas b/d persalinan dan kurang
- Pasien mengatakan cemas dan takut akan informasi.
terjadi hal buruk.
DO :
- Wajah pasien tampak pucat
- Pasien tampak kebingungan

14
INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o
1. Nyeri Setelah dilakukan - Menentuka - Membantu dalam
berhubungan intervensi selama n sifat, mendiagnosa dan
dengan 1x24 jam lokasi, dan memilih tindakan,
intensitas kebutuhan rasa durasi penekanan kepala
kontraksi nyaman pasien nyeri. pada servik yang
uterus, terpenuhi dengan berlangsung lama
kontraksi kriteria hasil : akan menyebabkan
tidak efektif. - Nyeri yang nyeri
dirasakan - Setiap individu
klien menurun mempunyai tingkat
dari 9 menjadi - Kaji ambang nyeri yang
3 intensitas berbeda, denga
- Klien tampak nyeri ibu skala dapat
rileks dengan diketahui intensitas
- Kontraksi skala nyeri nyeri klien.
uterus efektif - Lingkungan yang
- Ada kemajuan nyaman dapat
persalinan mengalihkan rasa
yang baik nyeri yang
- Berikan dirasakan pasien.
lingkungan
yang - Teknik relaksasi
nyaman, dapat mengalihkan
tenang dan perhatian
aktivitas dan mengurangi
untuk rasa nyeri
mengalihkan - Untuk memastikan

15
nyeri keefektifitasan
metode relaksasi
yang telah
- Bantu klien dilakukan.
dalam - Dengan kehadiran
menggunaka keluarga akan
n metode membuat klien
relaksasi dan nyaman, dan dapat
jelaskan mengurangi tingkat
prosedur. kecemasan dalam
melewati persalinan,
- Tinjau klien merasa
kembali diperhatikan dan
penggunaan perhatian terhadap
metode nyeri akan
relaksasi. terhindari
- Pemberian narkotik
atau sedative dapat
- Kuatkan mengurangi nyeri
dukungan hebat
social/
dukungan
keluarga.

16
- Berikan
sedative
sesuai dosis
yang telah
ditetntukan
dokter
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan - Tinjau ulang - Membantu dalam
cedera tindakan riwayat mengidentifikasi
maternal (ibu) keperawatan persalinan,a kemungkinan
berhubungan selama 3 jam witan dan penyebab,
dengan pola diharapkan resiko durasi kebutuhan
kontraksi otot, cereda pada pemeriksaan
keletihan pasien diagnostik dan
maternal. berkurang. intervensi yang
- Catat tepat
waktu/jenis - Sedatif yang
obat, hindari diberikan terlalu
pemberian dini dapat
narkotik dan menghambat atau
anastesi blok menghentikan
epidural persalinan.
sampai
serviks
dilatasi 4 cm - Kelelahan ibu
- Evaluasi yang berlebihan
tingkat menimbulkan
keletihan disfungsi
yang sekunder, atau
menyertai,se mungkin akibat
rta aktifitas dari persalinan
dan istirahat, lama
sebelum - Kelelahan ibu

17
awitan yang berlebihan
persalinan menimbulkan
- Evaluasi disfungsi
tingkat sekunder, atau
keletihan mungkin akibat
yang dari persalinan
menyertai,se lama
rta aktifitas - Disfungsi
dan istirahat, kontraksi dapat
sebelum memperlama
awitan persalinan,mening
persalinan kakan resiko
- Kaji pola komplikasi
kontraksi maternal/ janin
uterus secara - Serviks kaku atau
manual atau tidak siap tidak
secara akan dilatasi,
elektronik menghambat
penurunan
janin/kemajuan
- Catat persalinan. terjadi
kondisi amniositis secara
serviks, langsung
pantau tanda dihubungkan
amnionitis, dengan lamanya
catat persalinan
peningkatan sehingga
suhu atau melahirkan harus
jumlah sel terjadi dalam 24
darah putih, jam setelah pecah
catat bau ketuban
dan rabas - Catat

18
vagina penonjolan,posisi
janin dan
presentase janin
- Kandung kemih
dapat menghambat
aktifitas uterus dan
mempengaruhi
penurunan janin
- Catat
penonjolan, - Ambulasi dapat
posisi janin membantu
dan kekuatan gravitasi
presentase dalam merangsang
janin pola persalinan
normal dan dilatasi
- Anjurkan serviks
klien
berkemih - Melahirkan seksio
setiap1-2 sesari segera
jam, kaji diindifikasikan
terhadap untuk cincin bandl
penuhan untuk distres janin
kandung karena CPD
kemih diatas - Melahirkan secara
simfisis forsep dilakukan
pubis pada ibu yang
- Tempatkan lelah berlebihan
klien pada dan tidak mampu
posisi untuk mengedan
rekumben lagi
lateral dan
anjurkan

19
tirah baring
atau
ambulasi
sesuai
toleransi
- Bantu
dengan
persiapan
seksio
sesaria
sesuai
indikasi
untuk
malposisi,

- Siapkan
untuk
melahirkan
dengan
forsep (bila
perlu)
3. Cedera resiko Setelah dilakukan - Kaji denyut - Bradikardi dan
tinggi intervensi selama jantung janin takikardi pada
terhadap janin 1x24 jam cedera secara janin dapat
berhubungan pada janin dapat manual dan disebabkan oleh
dengan dihindari dengan elektronik,da stres, hipoksia,
penekanan kriteria hasil: n kaji irama asidosis, atau
kepala pada - DJJ dalam jantung janin. sepsis
panggul, batas normal. - Perhatikan - Tekanan dan
partus lama. - Kemajuan tekanan kontraksi yang
persalinan uterus selama besar dapat
baik. istirahat dan menggangu

20
fase oksigenasi dalam
kontraksi ruang intravilos
melalui - Kontraksi yang
kateter terjadi setiap 2
tekanan menit atau kurang
intrauterus tidak
bila tersedia memungkinkan
oksigenasi
- Perhatikan adekuat dari ruang
frekuensi intravilous
kontaksi - Menentukan
uterus. Beri pembaringan
tahu dokter janin,posisi,dan
bila frekuensi persentase dapat
dua menit mengidentifikasi
atau kurang faktor-faktor yang
memperberat
- Kaji disfungsional
malposisi persalinan
dengan - Penurunan jalan
menggunaka lahir merupakan
n manuver tanda CPD atau
Leopold dan malposisi
temuan - Kelebihan cairan
pemeriksaan amnion yang
internal.tinja berlebihan
u ulang hasil menyebabkan
USG distensi uterus
dihubungkan
dengan anomali
- Pantau janin
penurunan - Infeksi asenden

21
janin pada dan sepsis disertai
jalan lahir dengan takikardia
dalam dapat terjadi pada
hubungannya pecah ketuban
dengan lama
kolumna - Mencegah
vertebralis /mengatasi infeksi
iskial asenden dan juga
akan melindungi
janin
- Melahirkan janin
dalam posisi
- Perhatikan posterior
warna dan mengakibatkan
jumlah cairan insiden lebih
amnion bila tinggi dari laserasi
pecah maternal
ketuban - Untuk
menghindari
cedera pada
kolumna
vertebralis bila
- Perhatikan melahirkan
bau dan pervagina dari
perubahan bokong
warna cairan
amnion pada
pecah
ketuban
lama.
Dapatkan
kultur bila

22
temuan
abnormal
- Berikan
antibiotik
pada klien
sesuai
indikasi

- Siapkan
untuk
melahirkan
pada posisi
posterior,bila
janin gagal
memutar dari
oksiput
posterior ke
anterior

- Siapkan
untuk
kelahiran
secara sesaria
bila
presentasi
bokong
terjadi
4. Keletihan Setelah dilakukan - Monitoring - Pemantauan
berhubungan tindakan sumber sumber energy
dengan faktor keperawatan energy yang guna pengukuran
fisiologis ; selama 2 x 24 adekuat. nutrisi yang akan

23
kehamilan. jam maka diberikan
kebutuhan aman - Memperhitungkan
nyaman pada jumlah kalori yang
pasien dapat - Konsultasi akan diberikan
terpenuhi dengan dengan ahli pada pasien.
criteria hasil gizi untuk
- Pasien meningkatka - Pemantauan
tampak n asupan apakah keletihan
lebih segar. makanan ini juga akibat dari
- Pasien yang kurangnya
terlihat berenergi istirahat.
lebih tinggi. - Dapat mengurangi
berenergi. - Monitoring tingkat kelelahan.
pola tidur
dan lamanya
istirahat
pasien.

- Bantu
aktivitas
sehari – hari
sesuai
dengan
kebutuhan.
5. Ansietas Setelah dilakukan - Jelaskan - Pemahaman yang
berhubung tindakan semua baik mengenai
an dengan keperawatan prosedur dan prosedur atau
persalinan selama 2 x 24 apa yang tindakan dapat
dan kurang jam maka akan mengurangi
informasi. kebutuhan aman dirasakan ansietas
nyaman pada selama - Pengungkapan

24
pasien dapat prosedur. perasaan dapat
terpenuhi dengan menugrangi
criteria hasil ansietas
- Pasien - Anjurkan - Dapat
mengata pengungkapa meningkatkan
kan n perasaan rasa kontrol
cemas pasien meskipun
dan takut - Berikan kebanyakan dari
akan kesempatan apa yang terjadi
terjadi kepada diluar kontrolnya
hal pasien untuk - Membantu
buruk. memberi menurunkan
- Pasien masukan ansietas dan
tampak pada proses memungkinkan
kebingun pengambilan pasien untuk
gan. keputusan berpartisipasi
secara aktif
- Instruksikan
pasien
menggunkan
teknik
relaksasi
napas dalam.

- Minta orang
tua atau
suami untuk
menemani
pasien untuk
mengurangi
rasa cemas.

25
IMPLEMENTASI
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Ttd
1. Nyeri b/d intensitas 1. Menentukan sifat, lokasi, dan durasi
kontraksi uterus, nyeri
kontraksi tidak 2. Mengkaji intensitas nyeri ibu dengan
efektif. skala nyeri
3. Memberikan lingkungan yang nyaman,
tenang dan aktivitas untuk mengalihkan
nyeri
4. Membantu klien dalam menggunakan
metode relaksasi dan jelaskan prosedur.
5. Meninjau kembali penggunaan metode
relaksasi.
6. Menguatkan dukungan social/ dukungan
keluarga.
7. Memberikan sedative sesuai dosis yang
telah ditetntukan dokter.

2. Cedera,resiko tinggi 1. Meninjau ulang riwayat


terhadap persalinan,awitan dan durasi
maternal(ibu) b/d 2. Mencatat waktu/jenis obat, hindari
penurunan tonus pemberian narkotik dan anastesi blok
otot/poa kontraksi epidural sampai serviks dilatasi 4 cm
3. Mengevaluasi tingkat keletihan yang
menyertai,serta aktifitas dan istirahat,
sebelum awitan persalinan
4. Mengkaji pola kontraksi uterus secara
manual atau secara elektronik
5. Mencatat kondisi serviks, pantau tanda
amnionitis, catat peningkatan suhu atau
jumlah sel darah putih, catat bau dan
rabas vagina

26
6. Mencatat penonjolan,posisi janin dan
presentase janin
7. Menganjurkan klien berkemih setiap1-2
jam, kaji terhadap penuhan kandung
kemih diatas simfisis pubis
8. Menempatkan klien pada posisi
rekumben lateral dan anjurkan tirah
baring atau ambulasi sesuai toleransi
9. Membantu dengan persiapan seksio
sesaria sesuai indikasi untuk malposisi.
10. Menyiapkan untuk melahirkan dengan
forsep (bila perlu)
3. . Cedera resiko tinggi 1. Mengkaji denyut jantung janin secara
terhadap janin b/d manual dan elektronik,dan kaji irama
penekanan kepala jantung janin.
pada panggul, partus 2. Memperhatikan tekanan uterus selama
lama istirahat dan fase kontraksi melalui
kateter tekanan intrauterus bila tersedia
3. Memperhatikan frekuensi kontaksi
uterus. Beri tahu dokter bila frekuensi
dua menit atau kurang
4. Mengkaji malposisi dengan
menggunakan manuver Leopold dan
temuan pemeriksaan internal.tinjau ulang
hasil USG
5. Memantau penurunan janin pada jalan
lahir dalam hubungannya dengan
kolumna vertebralis iskial
6. Memperhatikan warna dan jumlah cairan
amnion bila pecah ketuban
7. Memperhatikan bau dan perubahan
warna cairan amnion pada pecah ketuban

27
lama. Dapatkan kultur bila temuan
abnormal
8. Memberikan antibiotik pada klien sesuai
indikasi
9. Menyiapkan untuk melahirkan pada
posisi posterior,bila janin gagal memutar
dari oksiput posterior ke anterior
10. Menyiapkan untuk kelahiran secara
sesaria bila presentasi bokong terjadi
4. Keletihan b/d faktor 1. Memonitoring sumber energy yang
fisiologis, adekuat.
kehamilan. 2. Mengkonsultasikan kepada ahli gizi
untuk meningkatkan asupan makanan
yang berenergi tinggi.
3. Memperhatikan pola tidur dan lamanya
istirahat pasien.
4. Membantu atau meminta orang terdekat
pasien untuk membantu aktivitas sehari-
hari sesuai dengan kebutuhan.
5. Ansietas b/d 1. Menjelaskan semua prosedur dan apa
persalinan dan yang akan dirasakan selama prosedur.
kurang informasi. 2. Menganjurkan pengungkapan perasaan
3. Memberikan kesempatan kepada pasien
untuk memberi masukan pada proses
pengambilan keputusan
4. Menginstruksikan pasien menggunkan
teknik relaksasi napas dalam.
5. Meminta orang tua atau suami untuk
menemani pasien untuk mengurangi rasa
cemas.

28
EVALUASI
No Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi Ttd
1. Nyeri b/d intensitas S :klien mengatakan bahwa nyerinya
kontraksi uterus, berkurang setelah diberikan tindakan
kontraksi tidak untuk mengupayakan rasa nyaman
efektif. dengan relaksasi.
O : pasien masih pucat
A : masalah sebagian teratasi
P :mengajak pasien terus melakukan
teknik relaksasi yang telah diajarkan
bila nyeri terasa

2. Cedera,resiko tinggi S : pasien mengatakan lemas dan tidak


terhadap mempu mengejan dengan tenaga penuh
maternal(ibu) b/d O : pasien terlihat pucat
penurunan tonus A : masalah belum teratasi
otot/poa kontraksi P : akan dilakukan tindakan secio caesaria
atau persalinan dengan forsep
3. . Cedera resiko tinggi S : pasien mengatakan lemas dan tidak
terhadap janin b/d mempu mengejan dengan tenaga penuh
penekanan kepala O : pasien terlihat pucat
pada panggul, partus A : masalah belum teratasi
lama P : apabila status janin meragukan
dilakukan sesaria
4. Keletihan b/d faktor S :Pasien mengatakan keadaannya makin
fisiologis, membaik.
kehamilan. O :Pasien terlihat tidak pucat dan mampu
melakukan aktivitas ringan.
A :Intervensi terlaksana namun masih
sebagian.
P :Lanjutkan intervensi dalam masalah
keletihan.

29
5. Ansietas b/d S :Pasien mengatakan masih sedikit
persalinan dan khawatir.
kurang informasi. O :Pasien sudah mampu mengurangi
kekhawatirannya dengan teknik
relaksasi.
A :Intervensi terlaksana sebagian.
P :Lanjutkan intervensi pengurangan
ansietas.

BAB IV
PENUTUP
·
A. Kesimpulan

Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan


kesulitan yang merupakan distosia. Salah satu penyebab distosia itu adalah
kelainan pada jalan lahir. Kelainan jalan lahir dapat terjadi karena kelainan ukuran
jalan lahir keras atau panggul. Peran bidan dalam mengangani kasus ini adalah
dengan kolaborasi dan rujukan ke tempat pelayanan kesehatan yang memilki
fasilitas yang lengkap untuk dapat dilakukan asuhan yang sesuai.
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan menerapkan
7 langkah varnay meliputi pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial,
antisipasi, rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi. Beberapa hal yang
terdapat pada landasan teori di temukan dan diterapkan pada kasus Ny. A,
sehingga perawatan yang dilakukan pada Ny.A tidak mengalami hambatan sampai
tempat rujukan, karena ibu dengan kesempitan PAP sangat rentan terhadap
komplikasi apabila tidak mendapat tindakan sebaik-baiknya.

B. Saran

30
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disimpulkan beberapa saran :

Bagi tenaga kesehatan


Peran bidan dalam menangani kelainan jalan lahir hendaknya dapat dideteksi
secara dini melalui ANC yang berkualitas sehingga tidak ada keterlambatan dalam
merujuk. Dengan adanya ketepatan penanganan bidan yang segera dan sesuai
dengan kewenangan bidan, diharapkan akan menurunkan angka kematian ibu dan
bayi.
Bagi pasien
Tindakan yang cepat dan tepat bisa dilakukan apabila ibu bersalin yang
mengalami kesempitan PAP segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
terdekat atau rumah sakit.

31
DAFTAR PUSTAKA
1. HK, Joseph dan S, Nugroho. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan
Obstetri. Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Ralph C. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Ed. 9. Jakarta : EGC.
3. Sastrawinata, Sulaiman. 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi Obstetri
Patologi Ed. 2. Jakarta : EGC.
4. Mochlar, Rustam. 1990. Synopsis Obstetric. Jakarta : EGC
5. FKUI Universitas Padjajaran. 1983. Uji Diri Obstetric dan Ginekologi.
Bandung : Eleman
6. Wiknojosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
Sarwono Prawihardjo
7. Chandranita, Ida Ayu, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetric untuk
Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:EGC
8. Farrer, Helen. 2001. Perawatan Meternitas Edisi II. Jakarta: EGC

32

Anda mungkin juga menyukai