Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang

dilakukan terhadap Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus

Anak Kelas II Bandung yang telah dilaksanakan pada tanggal 10

Juli 2019. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 50

orang Andikpas. Penyajian data terdiri atas karakteristik

responden, tingkat kecemasan, dukungan sosial, serta hubungan

dukungan sosial dengan tingkat kecemasan menjelang bebas di

LPKA Bandung.

4.1.1 Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia Andikpas, Jenis Kelamin.

Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin di

Lembaga Pembinaan khusus Anak kelas II Bandung dapat

dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia anak,

Dan Jenis kelamin anak

Karakteristik Frekuensi Persentasi%


Usia
12 0 0%
13 0 0%
14 0 0%
15 3 6%
16 5 10%
17 17 34%
18 25 50%
Total 50 100%
Jenis Kelamin
Laki-laki 50 100%
Perempuan 0 0%
Total 50 100%

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 50 responden,

separuhnya responden yaitu dengan usia 18 tahun (50%), tidak

satupun responden dengan usia 12, 13, 14 tahun (0%), sebagian

kecil yaitu usia 15tahun (6%), dan sebagian kecil 16 tahun

(10%), hampir separuhnya usia 17 tahun (34%). Dilihat dari

karakteristik responden, seluruhnya responden (100%) yaitu

laki-laki, tidak satupun responden (0%) yaitu perempuan.

4.1.2 Gambaran Dukungan Sosial Terhadap Andikpas

Tinggi, Sedang, Rendah

Rincian data dukungan sosial dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Dukungan Sosial Terhadap Anak Didik

Pemasyarakatan

Dukungan sosial Frekuensi Persentasi%

Dukungan Sosial Tinggi 13 26%


Dukungan Sosial Sedang 28 56%
Dukungan Sosial Rendah 9 18%
Total 50 100%
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 50 responden,

sebagian besar 28 responden yaitu dukungan sosial sedang

(56%), sebagian kecil 9 responden dukungan sosial rendah

(18%), dan sebagian kecil 13 responden dukungan sosial tinggi

(26%).

4.1.3 Gambaran Tingkat Kecemasan Terhadap Andikpas

Tinggi, Sedang, Rendah

Rincian data dukungan sosial dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.3 Dukungan Sosial Terhadap Anak Didik

Pemasyarakatan

N
Tingkat kecemasan Frekuensi Persentasi%
o

Tingkat kecemasan
1 6 12%
Tinggi
Tingkat kecemasan
2 27 54%
Sedang
Tingkat kecemasan
3 17 34%
Rendah
Total 50 100%

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 50 responden,

sebagian besar 27 responden yaitu kecemasan sedang (54%),


diketahui dari penelitian ini sebagian kecil 6 responden (12%),

dan hampir separuhnya 17 responden(34%).

4.1.4 Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat

Kecemasan Menjelang Bebas Di LPKA Kelas II

Bandung

Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan

Menjelang Bebas Di LPKA Kelas II Bandung dapat dilihat pada

tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat

Kecemasan Menjelang Bebas Di LPKA Kelas II Bandung

Tingkat Kecemasan uji

statist
Dukungan Total
Tinggi Sedang Rendah
ik
Sosial

N % N % N % N %
12 P=0,0
Rendah 6 00,0 3 6% 9 18%
% 00
Sedang 0 0,0 26 52% 2 4% 28 56%
Tinggi 0 0,0 1 2% 12 24% 13 26%
12
Total 6 27 54% 17 34% 50 100%
%

Dari tabel di atas didapatkan dukungan sosial rendah

dengan tingkat kecemasan tinggi sebanyak 6 (12%) responden,

dukungan sosial rendah dengan tingkat kecemasan sedang 0


(0%) responden, dukungan sosial rendah dengan tingkat

kecemasan rendah 3 (6%) responden, Dan dukungan sosial

sedang dengan tingkat kecemasan tinggi 0 (0%) responden,

dukungan sosial sedang dengan tingkat kecemasan sedang 26

(52%) responden, dukungan sosial sedang dengan tingkat

kecemasan rendah 2 (4%) responden, Dan dukungan sosial

tinggi dengan tingkat kecemasan tinggi 0 (0%) responden,

dukungan sosial tinggi dengan tingkat kecemasan sedang 1

(12%), dukungan sosial tinggi dengan tingkat kecemasan rendah

12(24%) responden.

Correlations
kecemasa dukung
n an
Kecemas Pearson
1 .668**
an Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
Dukunga Pearson
.668** 1
n Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan

software SPSS 16 rank spearman diperoleh nilai p-value sebesar

0,000. Hasil uji statistik menunjukan bahwa p-value (0,000)

<0,05. Oleh karena itu H0 ditolak dan H1 diterima. Nilai

koefisiensi kolerasi di dapatkan hasil +0,668 termasuk kedalam

nilai koefisien kolerasi (0,60-0,799), yang menunjukan terdapat

hubungan yang kuat antara dukungan sosial dengan tingkat

kecemasan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Dukungan Sosial Pada Andikpas

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar

responden mendapat dukungan sosial pada Andikpas dengan

rata-rata tingkat sedang yaitu 28 (56%) responden dari 50

(100%) responden. Dari hasil penelitian kuesioner yang

mendapatkan dukungan sosial didapatkan bahwa Andikpas

mendapat dukungan sosial dari petugas lapas, teman dekat dan

keluarga dengan tingkat sedang.

Didukung oleh penelitian Amelia (2010) dukungan sosial

merupakan sumber daya sosial yang dapat membantu individu

dalam menghadapi suatu kejadian menekan. Dukungan sosial

juga diartikan sebagai suatu pola interaksi yang positif atau

perilaku menolong yang diberikan pada individu yang

membutuhkan dukungan (Hupcey dalam Amelia, 2010). Corey

(2006) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dukungan


sosial dari orang-orang di sekitar berpengaruh pada tingkat

kecemasan yang dialami narapidana dalam menghadapi masa

pembebasan.

4.2.2 Tingkat Kecemasan Pada Andikpas

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar

responden mengalami tingkat kecemasan pada Andikpas dengan

rata-rata tingkat sedang yaitu 27 (54%) responden dari 50

(100%) responden.

Kecemasan terlihat dari reaksi emosional seperti

kekhawatiran, disatu sisi mereka akan merasa senang dengan

masa pembebasan yang akan mereka terima setelah menjalani

masa tahanan. Akan tetapi di sisi lain ada timbul perasaan

kecemasan yang diakibatkan dari reaksi masyarakat terhadap

kehadiran mereka. Hal ini berkaitan dengan konsep kecemasan

Angyal (dalam Amelia, 2010), yang menyatakan bahwa

penyebab terjadinya kecemasan yaitu suatu kekaburan atau

ketidakjelasan, ketakutan akan dipisahkan dari sumber-sumber

pemenuhan kekuasaan dan kesamaan dengan orang lain.

4.2.3 Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat

Kecemasan Menjelang Bebas Di LPKA Kelas II

Bandung

Berdasarkan dari tabel 4.4 dapat dilihat presentase

responden dengan dukungan sosial baik memiliki tingkat


kecemasan yang baik dibandingkan responden dengan

dukungan sosial yang kurang. Hasil uji statistik menggunakan

software SPSS 16 spearman diperoleh nilai p-value sebesar

(0,000) <0,05. Oleh karena itu H0 ditolak dan H1 diterima.

Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan

sosial dengan tingkat kecemasan di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak Kelas II Bandung. Untuk melihat sejauh mana

keeratan kolerasi atau hubungan yang terjadi antara dukungan

sosial dengan tingkat kecemasan di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak Kelas II Bandung, digunakan perhitungan nilai

koefisiensi kolerasi di dapatkan hasil +0,668 termasuk kedalam

nilai koefisien kolerasi (0,60-0,799), maka kolerasi antara

dukungan sosial dengan tingkat kecemasan di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung termasuk tingkat

hubungan kuat. Maka dari itu semakin tinggi dukungan sosial

maka semakin rendah tingkat kecemasan Andikpas dan

sebaliknya semakin rendah dukungan sosial maka semakin

tinggi tingkat kecemasan pada Andikpas dapat dilihat dalam

penelitian ini bahwa yang dukungan sosial tinggi memiliki

tingkat kecemasan rendah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Salim (2016)

menyatakan bahwa faktor yang paling besar mempengaruhi

kecemasan menjelang masa bebas adalah faktor dukungan

sosial. Dukungan sosial merupakan suatu wujud dukungan atau


dorongan yang berupa perhatian, kasih sayang ataupun berupa

penghargaan yang diberikan kepada individu(Hasym, 2009).

Bagi narapidana, adanya perhatian dari keluarga dan teman

sangat membantu mereka ketika akan berinteraksi kembali

dengan dunia luar, penerimaan terhadap kehadiran narapidana

yang ditunjukan oleh keluarga dan masyarakat sangat

membantu dalam mengurangi tingkat kecemasan narapidana

(Amelia, 2010).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Salim (2016) warga binaan pemasyarakatan

berjumlah 49 orang yang dinyatakan akan bebas tahun 2014,

hampir seluruhnya responden menyatakan dukungan sosial

sangat mempengaruhi tingkat kecemasan, dukungan sosial yang

paling tinggi yaitu dari kategori dukungan kognitif 42,25 yakni

86%, sedangkan untuk kategori dukungan emosional sebanyak

39,83 yakni 81% dan kategori dukungan material keluarga

32,50 yakni 66%. Amelia (2010) menyebutkan bahwa

berdasarkan analisis data memperlihatkan adanya sumbangan

efektif variabel dukungan sosial terhadap kecemasan sebesar

33,3% (r determinan = 0,333). Hal ini menunjukkan bahwa

dukungan sosial mempunyai pengaruh 33,3% terhadap

penurunan kecemasan dalam menghadapi masa pembebasan

pada narapidana.
4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang

dapat mempengaruhi hasil penelitian, beberapa keterbatasan

dalam penelitian ini yaitu.

1. Terbatasnya waktu untuk melakukan pengambilan data

karena berhubung dengan waktu kunjungan di LPKA

sangat sebentar dan Andikpas mempunyai kegiatan yang

lain.

2. Instrumen penelitian memiliki pertanyaan yang cukup

banyak yaitu 99 pertanyaan dengan dua variabel

sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dalam

proses mengisi lembar kuesioner sehingga Andikpas

kebanyakan merasa jenuh pada saat pengambilan data.

3. Metode pengambilan data yang digunakan pada

penelitian ini adalah melalui pemberian kuesioner

sehingga hasil yang diperoleh bersifat subjektif, dimana

jawaban responden sangat ditentukan oleh mood atau

perasaan responden.

4.4 Implikasi untuk keperawatan

Peran perawat sebagai konselor sangat penting dalam

penurunan tingkat kecemasan dan memberi pengertian

serta penyuluhan terhadap dukungan sosial dengan

tingkat kecemasan terhadap Andikpas.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Sebagian besar responden (56%) yaitu 28 responden

mendapatkan dukungan sosial pada Andikpas dengan

kategori sedang. Hal ini menunjukan bahwa sebagian

besar Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak

Kelas II Bandung termasuk dalam kategori dukungan

sosial dengan tingkat sedang.

2. Sebagian besar responden (54%) yaitu 27 responden

termasuk tingkat kecemasan pada Andikpas dengan

kategori sedang. Hal ini menunjukan bahwa sebagian

besar Andikpas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak

Kelas II Bandung termasuk tingkat kecemasan dalam

kategori sedang.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan

sosial dengan tingkat kecemasan di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak Kelas II Bandung dengan hasil uji statistik

nilai p-value (0,000)<0,05. Nilai koefisiensi kolerasi di

dapatkan hasil +0,668 termasuk kedalam nilai koefisien

kolerasi (0,60-0,799), maka kolerasi termasuk tingkat

hubungan kuat. Maka dari itu semakin tinggi dukungan


sosial maka semakin rendah tingkat kecemasan

Andikpas dan sebaliknya semakin rendah dukungan

sosial maka semakin tinggi tingkat kecemasan pada

Andikpas.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, peneliti

memiliki beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu.

1. Bagi Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II

Bandung

a. Membuat Program asimilasi di jalankan, oleh

Lembaga pemasyarakatan Khusus Anak Kelas II

Bandung.

b. Membangun/menyediakan sarana dan prasarana

yang di diperlukan bagi anak pidana khusus untuk

yang berasimilasi.

c. Peningkatan kerjasama dengan Lembaga lain dalam

pola pembinaan anak khususnya dalam tahap

asimilasi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi

data awal untuk melakukan penelitian pada

Andikpas dan dapat menindak lanjuti mengenai


faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial

dengan tingkat kecemasan menjelang bebas.

Anda mungkin juga menyukai