Anda di halaman 1dari 13

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada

hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi


saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan
penyakit COVID-19.

Apa itu COVID-19?

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang
baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal
sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19
ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh
dunia.

Apa saja gejala COVID-19?

Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan
rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien
meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit
tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau
perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya
bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi
tetapi hanya memiliki gejala ringan.

Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu
perawatan khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi COVID-19 menderita
sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-
orang dengan kondisi medis penyerta seperti tekanan darah tinggi, gangguan
jantung dan paru-paru, diabetes, atau kanker memiliki kemungkinan lebih besar
mengalami sakit lebih serius. Namun, siapa pun dapat terinfeksi COVID-19 dan
mengalami sakit yang serius. Orang dari segala usia yang mengalami demam
dan/atau batuk disertai dengan kesulitan bernapas/sesak napas, nyeri/tekanan
dada, atau kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak harus segera mencari
pertolongan medis. Jika memungkinkan, disarankan untuk menghubungi penyedia
layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat
diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.

Apa yang harus saya lakukan jika saya memiliki gejala COVID-19 dan kapan
saya harus mencari pertolongan medis?

Jika Anda mengalami gejala ringan, seperti batuk ringan atau demam ringan,
secara umum tidak perlu mencari pertolongan medis. Tetap di rumah, isolasi diri,
dan pantau gejala Anda. Ikuti panduan nasional tentang isolasi mandiri.

Namun, jika Anda tinggal di daerah dengan malaria atau demam berdarah, Anda
tidak boleh mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis. Saat
Anda pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga jarak
setidaknya 1 meter dari orang lain, dan jangan menyentuh permukaan benda
dengan tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak untuk mematuhi
nasihat ini.

Segera cari perawatan medis jika Anda mengalami kesulitan bernapas atau
nyeri/tekanan di dada. Jika memungkinkan, hubungi penyedia layanan kesehatan
Anda terlebih dahulu, sehingga Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan yang
tepat.

Bagaimana cara COVID-19 menyebar?

Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terinfeksi virus ini. COVID-
19 dapat menyebar terutama dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari
hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin
atau berbicara. Percikan-percikan ini relatif berat, perjalanannya tidak jauh dan
jatuh ke tanah dengan cepat. Orang dapat terinfeksi COVID-19 jika menghirup
percikan orang yang terinfeksi virus ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain. Percikan-percikan ini dapat
menempel di benda dan permukaan lainnya di sekitar orang seperti meja, gagang
pintu, dan pegangan tangan. Orang dapat terinfeksi dengan menyentuh benda atau
permukaan tersebut, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka.
Inilah sebabnya penting untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air
bersih mengalir, atau membersihkannya dengan cairan antiseptik berbahan dasar
alkohol. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran
COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
Apakah COVID-19 dapat menular dari orang yang tidak menunjukkan gejala?

COVID-19 terutama menyebar melalui percikan saluran pernapasan yang


dikeluarkan oleh seseorang yang batuk atau memiliki gejala lain seperti demam
atau rasa lelah. Banyak orang yang terinfeksi COVID-19 hanya mengalami gejala
ringan terutama pada tahap-tahap awal. Karena itu, COVID-19 dapat menular dari
orang yang hanya bergejala ringan, seperti batuk ringan, tetapi merasa sehat.

Beberapa laporan menunjukkan bahwa orang tanpa gejala dapat menularkan virus
ini namun belum diketahui seberapa sering penularan dengan cara tersebut terjadi.
WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-
19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.

Apa yang dapat saya lakukan untuk melindungi diri saya dan orang lain jika tidak
mengetahui siapa yang terinfeksi COVID-19?

Mempraktikkan kebersihan tangan dan pernapasan setiap saat sangatlah penting,


dan merupakan cara terbaik untuk melindungi orang lain dan diri Anda sendiri.

Apabila memungkinkan, jaga jarak Anda dengan orang lain minimal 1 meter
terutama jika berada di dekat orang yang batuk atau bersin. Karena beberapa
orang yang terinfeksi mungkin belum menunjukkan gejala atau gejalanya masih
ringan, menjaga jarak fisik dengan semua orang adalah upaya terbaik jika Anda
berada di daerah di mana COVID-19 menyebar.

Apa yang sebaiknya saya lakukan jika saya berkontak erat dengan seseorang yang
terinfeksi COVID-19?

Jika Anda telah berkontak erat dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19 maka
Anda kemungkinan akan terinfeksi.

Kontak erat berarti tinggal atau berada dalam jarak kurang dari 1 meter dari orang
yang terinfeksi COVID-19. Jika demikian, sangat disarankan untuk tidak
meninggalkan rumah.
Namun, jika Anda tinggal di daerah di mana terdapat kasus malaria atau demam
berdarah, maka penting untuk tidak mengabaikan gejala demam. Segera cari
pertolongan medis. Saat Anda pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika
memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain, dan jangan
menyentuh permukaan dengan tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu
anak untuk mematuhi nasihat ini.

Jika Anda tidak tinggal di daerah di mana terdapat kasus malaria atau demam
berdarah, lakukanlah hal-hal berikut:

• Jika Anda sakit, meskipun gejalanya sangat ringan, Anda harus melakukan
isolasi mandiri.
• Meskipun Anda tidak menyadari telah terpajan COVID-19 dan mengalami
gejala, lakukan isolasi mandiri dan pantau diri Anda.
• Anda lebih mungkin menginfeksi orang lain pada tahap awal penyakit meskipun
gejala Anda ringan; oleh karena itu isolasi mandiri sangatlah penting.
• Jika Anda tidak memiliki gejala, tetapi telah terpajan orang yang terinfeksi,
lakukan karantina mandiri selama 14 hari.

Jika Anda terinfeksi COVID-19 (telah dikonfirmasi dengan tes), lakukan isolasi
mandiri selama 14 hari bahkan setelah gejala menghilang sebagai tindakan
pencegahan, meskipun belum diketahui secara pasti berapa lama pasien masih
dapat menularkan setelah dinyatakan sembuh. Ikuti pedoman nasional tentang
isolasi mandiri.

Apa itu isolasi mandiri?

Isolasi mandiri adalah tindakan penting yang dilakukan oleh orang yang memiliki
gejala COVID-19 untuk mencegah penularan ke orang lain di masyarakat,
termasuk anggota keluarga.

Isolasi mandiri adalah ketika seseorang yang mengalami demam, batuk, atau
gejala COVID-19 lainnya tinggal di rumah dan tidak pergi bekerja, sekolah, atau
ke tempat-tempat umum. Hal ini dilakukan secara sukarela atau berdasarkan
rekomendasi dari penyedia layanan kesehatan. Namun, jika Anda tinggal di
daerah dengan kasus malaria atau demam berdarah, Anda tidak boleh
mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis. Saat Anda pergi ke
fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga jarak setidaknya 1
meter dari orang lain dan jangan menyentuh permukaan benda dengan tangan
Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak mematuhi nasihat ini.

Jika Anda tidak tinggal di daerah dengan kasus malaria atau demam berdarah,
lakukanlah hal-hal berikut:

• Jika seseorang melakukan isolasi mandiri, artinya orang tersebut sedang sakit
namun tidak parah (tidak memerlukan pertolongan medis) • Sediakan kamar
sendiri yang besar dengan sirkulasi udara yang baik dan dilengkapi sarana
mencuci tangan dan toilet.
• Jika tidak memungkinkan, pisahkan tempat tidur dengan orang lain dengan jarak
minimal 1 meter.
• Tetap jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain, termasuk anggota keluarga.
• Pantau gejala yang dialami setiap hari.
• Lakukan isolasi mandiri selama 14 hari meskipun Anda merasa sehat.
• Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, segera hubungi penyedia layanan
kesehatan Anda – hubungi terlebih dahulu jika memungkinkan.
• Tetap positif dan semangat dengan cara tetap menjaga silahturahmi dengan
orang-orang tercinta melalui telepon atau media online dan dengan berolahraga di
rumah.

Apa yang sebaiknya saya lakukan jika saya tidak memiliki gejala namun saya
merasa terpajan COVID-19? Apakah perlu melakukan karantina mandiri?

Karantina mandiri berarti memisahkan diri dari orang lain karena Anda telah
terpajan dengan seseorang yang terinfeksi COVID-19 meskipun Anda tidak
memiliki gejala. Selama karantina mandiri, pantau gejala-gejala yang dialami.
Tujuan dari karantina mandiri adalah untuk mencegah penularan. Karena orang
yang terinfeksi COVID-19 dapat menularkan secara cepat ke orang lain, segera
mengarantina diri dapat mencegah orang lain tertular infeksi.

Dalam hal ini:

• Sediakan kamar sendiri yang besar dengan sirkulasi udara yang baik dan
dilengkapi sarana mencuci tangan dan toilet.
• Jika tidak memungkinkan, pisahkan tempat tidur dengan orang lain dengan jarak
minimal 1 meter.
• Tetap jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain, termasuk anggota keluarga.
• Pantau gejala yang dialami setiap hari.
• Lakukan karantina mandiri selama 14 hari meskipun Anda merasa sehat.
• Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, segera hubungi penyedia layanan
kesehatan Anda – hubungi terlebih dahulu jika memungkinkan.
• Tetap positif dan semangat

Namun, jika Anda tinggal di daerah dengan kasus malaria atau demam berdarah,
Anda tidak boleh mengabaikan gejala demam. Segera cari pertolongan medis.
Saat Anda pergi ke fasilitas kesehatan, kenakan masker jika memungkinkan, jaga
jarak setidaknya 1 meter dari orang lain dan jangan menyentuh permukaan benda
dengan tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak mematuhi nasihat
ini.

Apa perbedaan antara isolasi mandiri, karantina mandiri, dan menjaga jarak fisik?

Karantina berarti membatasi kegiatan atau memisahkan orang yang tidak sakit
tetapi mungkin terpajan COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah
penyebaran penyakit pada saat orang tersebut baru mulai mengalami gejala.

Isolasi berarti memisahkan orang yang sakit dengan gejala COVID-19 dan
mungkin menular guna mencegah penularan.

Menjaga jarak fisik berarti terpisah secara fisik. WHO merekomendasikan untuk
menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain. Jarak ini merupakan ukuran
umum tentang seberapa jauh semua orang harus saling menjaga jarak walaupun
mereka baik-baik saja tanpa diketahui terpajan COVID-19 atau tidak.

Apakah anak-anak atau remaja dapat terinfeksi COVID-19?

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja memiliki risiko terinfeksi


dan menularkan ke orang lain yang sama seperti kelompok usia lainnya.

Sampai saat ini, bukti menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja lebih kecil
kemungkinannya terkena penyakit yang serius, meskipun penyakit yang serius
masih dapat terjadi pada kelompok usia ini.

Anak-anak dan orang dewasa harus mengikuti panduan yang sama tentang
karantina dan isolasi mandiri jika ada kemungkinan bahwa mereka telah terpajan
atau mulai menunjukkan gejala. Sangat penting bagi anak-anak untuk
menghindari kontak dengan orang tua dan orang lain yang berisiko memiliki
penyakit serius.

Apa yang dapat saya lakukan untuk melindungi diri saya dan mencegah
penyebaran penyakit ini?

Tetap ikuti informasi terbaru tentang wabah COVID-19 yang tersedia di situs web
WHO dan melalui kementerian kesehatan dan dinas kesehatan di daerah Anda. Di
banyak negara di seluruh dunia, kasus dan bahkan wabah COVID-19 telah terjadi.
Pemerintah Tiongkok dan pemerintah beberapa negara lain telah berhasil
memperlambat wabah yang terjadi di wilayahnya. Namun, situasi yang ada masih
sulit diprediksi. Karena itu, tetaplah ikuti berita terbaru.

Anda dapat mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan


cara melakukan beberapa langkah kewaspadaan:

• Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau
cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Mengapa? Mencuci tangan dengan air
bersih yang mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol
dapat membunuh virus di tangan Anda.
• Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain. Mengapa? Ketika seseorang
batuk, bersin, atau bicara, orang tersebut mengeluarkan percikan dari hidung atau
mulutnya dan percikan ini dapat membawa virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda
dapat menghirup percikan ini dan juga virus COVID-19 jika orang tersebut
terinfeksi penyakit ini.
• Hindari pergi ke tempat-tempat ramai. Mengapa? Ketika orang-orang berkumpul
bersama dalam kerumunan, Anda memiliki kemungkinan untuk melakukan
kontak erat dengan orang yang terinfeksi COVID-19 dan lebih sulit untuk
menjaga jarak fisik minimal 1 meter.
• Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh
berbagai permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan.
Tangan yang terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata, hidung, atau
mulut, yang dapat menjadi titik masuk virus ini ke tubuh Anda sehingga Anda
menjadi sakit.
• Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda menjalankan etika batuk dan
bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat
batuk atau bersin, segera buang tisu bekas tersebut. Mengapa? Percikan dapat
menyebarkan virus. Dengan mengikuti etika batuk dan bersin, Anda melindungi
orang-orang di sekitar dari virus-virus seperti batuk pilek, flu, dan COVID-19.
• Tetaplah tinggal di rumah dan lakukan isolasi mandiri meskipun hanya memiliki
gejala ringan seperti batuk, sakit kepala, dan demam ringan sampai Anda sembuh.
Minta seseorang untuk membawakan persediaan kebutuhan Anda. Jika Anda
harus meninggalkan rumah, kenakan masker untuk menghindari penularan ke
orang lain. Mengapa? Menghindari kontak dengan orang lain akan melindungi
mereka dari kemungkinan penularan COVID-19 dan virus lainnya.
• Jika Anda demam, batuk, dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan
medis dan tetap memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan dinas
kesehatan setempat Anda.
Mengapa? Kementerian kesehatan dan dinas kesehatan daerah memiliki informasi
terbaru tentang situasi di wilayah Anda. Dengan memberitahukan kondisi Anda
terlebih dahulu, petugas kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera
mengarahkan Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini juga
melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
• Tetap ikuti informasi terbaru dari sumber terpercaya, seperti WHO, dinas
kesehatan daerah, dan kementerian kesehatan. Mengapa? Dinas kesehatan daerah
dan kementerian kesehatan adalah sumber terpercaya dalam memberikan arahan
kepada masyarakat di wilayahnya tentang apa saja yang harus dilakukan untuk
melindungi diri.

Apakah ada vaksin, obat, atau perawatan untuk COVID-19?

Meskipun beberapa pengobatan barat, tradisional, maupun buatan rumahan dapat


meringankan dan mengurangi gejala ringan COVID-19, tidak ada obat yang
terbukti dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19. WHO tidak
merekomendasikan tindakan mengobati diri sendiri dengan obat apa pun,
termasuk antibiotik, untuk mencegah atau menyembuhkan COVID-19. Namun,
beberapa uji klinis sedang berlangsung atas obat-obatan barat maupun tradisional.
WHO sedang mengoordinasikan upaya-upaya pengembangan vaksin dan obat
untuk mencegah dan mengobati COVID-19 dan akan terus memberikan informasi
terbaru seiring tersedianya temuan klinis.

Cara efektif untuk melindungi Anda dan orang lain dari COVID-19 adalah:
• Cuci tangan dengan teratur dan menyeluruh
• Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
• Jalankan etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan
siku terlipat atau tisu. Jika menggunakan tisu, segera buang setelah digunakan dan
cuci tangan.
• Jaga jarak fisik dengan orang lain setidaknya 1 meter
Apakah WHO merekomendasikan penggunaan masker medis dalam mencegah
penularan COVID-19?

Saat ini, tidak ada cukup bukti untuk menyarankan atau mencegah penggunaan
masker (baik masker medis atau jenis lainnya) oleh orang sehat di masyarakat.
Namun, WHO secara aktif terus mengikuti pengetahuan yang terus berubah
mengenai penggunaan masker dan terus memperbarui panduannya.

Masker medis direkomendasikan terutama dalam perawatan kesehatan, tetapi


dapat dipertimbangkan dalam keadaan lain (lihat di bawah). Masker medis harus
dikombinasikan dengan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi utama lain
seperti kebersihan tangan dan menjaga jarak fisik.

Tenaga kesehatan

Mengapa? Masker dan respirator medis seperti N95, FFP2, atau yang setara
direkomendasikan dan harus dikhususkan bagi petugas layanan kesehatan saat
merawat pasien. Kontak erat dengan suspek atau orang yang terkonfirmasi
COVID-19 dan lingkungan sekitarnya adalah cara utama penularan; hal ini berarti
tenaga kesehatan adalah orang-orang yang paling terpajan.
Orang yang sakit dan menunjukkan gejala COVID-19 Mengapa? Setiap orang
yang sakit dengan gejala ringan seperti nyeri otot, batuk ringan, sakit
tenggorokan, atau rasa lelah harus melakukan isolasi di rumah dan menggunakan
masker medis sesuai dengan rekomendasi WHO tentang perawatan di rumah
untuk pasien suspek COVID-19. Batuk, bersin, atau berbicara dapat menghasilkan
percikan yang dapat menjadi sumber penularan. Percikan ini dapat menempel di
wajah orang lain di dekatnya dan lingkungan sekitar. Jika orang yang terinfeksi
batuk, bersin, atau berbicara saat mengenakan masker medis, penggunaan masker
dapat membantu melindungi orang-orang terdekat dari infeksi. Jika orang sakit
perlu pergi ke fasilitas kesehatan, mereka harus memakai masker medis.
Siapa pun yang merawat seseorang di rumah yang terinfeksi COVID-19
Mengapa? Mereka yang merawat orang-orang yang terinfeksi COVID-19 harus
mengenakan masker medis untuk perlindungan. Sekali lagi, sering berkontak erat
dalam waktu lama dengan orang terinfeksi COVID-19 memberikan risiko tinggi
bagi pengasuh. Pengambil kebijakan nasional juga dapat merekomendasikan
penggunaan masker medis untuk individu tertentu berdasarkan pendekatan
berbasis risiko. Pendekatan ini mempertimbangkan tujuan penggunaan masker,
risiko pajanan dan kerentanan pemakainya, tempat, seberapa mungkin masker
digunakan, dan jenis masker yang harus dipertimbangkan.

Bagaimana cara menggunakan masker yang benar?

Jika Anda akan menggunakan masker:


1. Sebelum menyentuh masker, cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih
mengalir, atau bersihkan tangan menggunakan cairan antiseptik berbahan dasar
alkohol.
2. Ambil masker dan periksa apakah ada sobekan atau lubang
3. Tentukan sisi mana yang merupakan sisi atas (tempat pita logam berada)
4. Pastikan sisi masker yang tepat menghadap ke luar (sisi berwarna).
5. Tempatkan masker ke wajah Anda. Jepit pita logam atau bagian tepi masker
yang kaku sehingga bentuknya sesuai hidung Anda.
6. Tarik masker ke bawah sehingga menutupi mulut dan dagu Anda.
7. Jangan menyentuh masker pada saat Anda memakainya sebagai perlindungan.
8. Setelah digunakan, lepas masker dengan tangan bersih, lepaskan tali elastis dari
belakang telinga sambil menjauhkan masker dari wajah dan pakaian Anda, untuk
menghindari menyentuh permukaan masker yang mungkin terkontaminasi.
9. Segera buang masker sekali-pakai di tempat sampah setelah digunakan. Jangan
gunakan kembali masker tersebut.
10. Jaga kebersihan tangan setelah menyentuh atau membuang masker – Gunakan
cairan antiseptik berbahan dasar alkohol atau jika terlihat kotor, cuci tangan Anda
dengan sabun dan air.

Perlu dipahami bahwa terjadi kekurangan ketersediaan masker di seluruh dunia


(baik masker medis maupun masker N95). Masker medis harus dialokasikan
sebanyak mungkin untuk tenaga kesehatan.

Perlu diingat bahwa penggunaan masker bukan pengganti bagi cara-cara lain yang
lebih efektif untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari COVID-19 seperti
sering mencuci tangan, menutup hidung dan mulut dengan lengan yang terlipat
atau tisu ketika batuk, dan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain. Lihat
langkah-langkah perlindungan dasar terhadap coronavirus baru untuk informasi
lebih lanjut.
Tetap ikuti saran dari kementerian kesehatan Anda tentang penggunaan masker.
Berapa lama waktu yang diperlukan bagi gejala COVID-19 untuk muncul setelah
terjadi pajanan?

Pada umumnya, gejala mulai muncul sekitar lima hingga enam hari setelah terjadi
pajanan, tetapi waktu kemunculan gejala ini dapat berkisar dari 1-14 hari.

Apakah ada hubungan antara COVID-19 dan hewan?

COVID-19 ditularkan dari manusia ke manusia.

Kita sudah banyak mengetahui tentang virus lain dalam keluarga coronavirus dan
sebagian besar jenis virus ini berasal dari hewan. Virus COVID-19 (disebut juga
SARS-CoV-2) adalah virus baru pada manusia. Kemungkinan hewan sumber
COVID-19 saat ini belum dipastikan tetapi penelitian sedang berlangsung.

WHO terus memantau penelitian terbaru tentang ini dan topik COVID-19 lainnya
serta akan memberikan pemutakhiran jika temuan baru tersedia.

Apakah saya dapat tertular COVID-19 dari hewan peliharaan saya?

Beberapa anjing dan kucing (kucing rumah tangga dan harimau) yang berkontak
dengan manusia yang terinfeksi dinyatakan positif COVID-19. Selain itu, musang
juga rentan terhadap infeksi. Dalam eksperimen, kucing dan musang dapat
menularkan infeksi ke hewan lain dari spesies yang sama, tetapi tidak ada bukti
bahwa hewan-hewan ini dapat menularkan penyakit ke manusia dan berperan
dalam menyebarkan COVID-19. COVID-19 menyebar terutama melalui percikan
yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.

Orang yang sakit COVID-19 dan orang-orang yang berisiko direkomendasikan


untuk membatasi kontak dengan hewan pendamping dan hewan-hewan lain. Saat
menangani dan merawat hewan, langkah-langkah kebersihan dasar harus selalu
dilaksanakan termasuk mencuci tangan setelah memegang hewan, makanan, atau
persediaan mereka, serta menghindari mencium, menjilat, atau berbagi makanan.

Rekomendasi lainnya tersedia di situs web: https://www.oie.int/en/scientific-


expertise/specific-information-and-recommendations/questions-and-answers-on-
2019novel-coronavirus/
WHO terus memantau penelitian terbaru tentang ini dan topik COVID-19 lainnya
serta akan memberikan pemutakhiran jika temuan baru tersedia.

Berapa lama virus dapat bertahan di permukaan benda?

Hal yang paling penting untuk diketahui tentang coronavirus pada permukaan
benda adalah bahwa coronavirus mudah dibersihkan menggunakan disinfektan
rumah tangga biasa yang dapat membunuh virus tersebut. Penelitian telah
menunjukkan bahwa virus COVID-19 dapat bertahan hingga 72 jam pada plastik
dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga, dan kurang dari 24 jam pada
karton.

Pastikan Anda selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan


menggunakan sabun dan air bersih mengalir, atau cairan antiseptik berbahan dasar
alkohol. Hindari menyentuh mata, mulut, atau hidung Anda.

Bagaimana cara berbelanja secara aman?

Saat berbelanja bahan makanan, jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain dan
tidak menyentuh mata, mulut, dan hidung Anda. Jika memungkinkan, bersihkan
pegangan kereta belanja atau keranjang sebelum berbelanja. Saat tiba di rumah,
cuci tangan Anda sampai bersih dan juga setelah memegang dan menyimpan
produk yang Anda beli.

Saat ini tidak ada kasus konfirmasi COVID-19 yang ditularkan melalui makanan
atau kemasan makanan.

Bagaimana cara mencuci buah dan sayuran?

Buah dan sayuran adalah komponen penting dalam diet sehat. Cuci buah dan
sayuran dengan cara yang sama ketika Anda mencucinya dalam keadaan lain:
sebelum menyentuh buah dan sayuran, cuci tangan Anda dengan sabun dan air
bersih mengalir. Kemudian, cuci buah dan sayuran secara menyeluruh dengan air
bersih, terutama jika Anda memakannya dalam keadaan mentah.

Apakah antibiotik efektif dalam mencegah atau mengobati COVID-19?


Tidak. Antibiotik tidak efektif melawan virus; antibiotik hanya efektif melawan
infeksi bakteri. COVID-19 disebabkan oleh virus, sehingga antibiotik tidak efektif
melawan COVID-19. Antibiotik tidak boleh digunakan sebagai upaya pencegahan
atau pengobatan COVID-19. Di rumah sakit, dokter kadang-kadang akan
menggunakan antibiotik untuk mencegah atau mengobati infeksi bakteri sekunder
yang dapat menjadi komplikasi COVID-19 pada pasien yang sakit serius.
Antibiotik hanya boleh digunakan sesuai dengan anjuran dokter untuk mengobati
infeksi bakteri.

Apakah saya dapat tertular COVID-19 dari kotoran orang yang terinfeksi penyakit
ini?

Saat ini, penyelidikan awal menunjukkan bahwa virus dapat ada pada kotoran
dalam beberapa kasus, tetapi belum ada laporan penularan COVID-19 melalui
kotoran. Selain itu, sampai dengan saat ini tidak ada bukti tentang kelangsungan
hidup virus COVID-19 di air atau selokan.

WHO sedang mengkaji penelitian yang sedang berlangsung terkait cara penularan
COVID-19 dan akan terus menyampaikan temuan baru dalam topik ini.

Anda mungkin juga menyukai