HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPANGAN
PANTO LABU
07 Oktober 2020 – 07 November 2020
JUNIWAN GINTING
Nim : 170150109
Mengetahui:
i
HALAMAN PENGESAHAN
oleh :
JUNIWAN GINTING
NIM: 170150109
Mengetahui DosenPembimbing
Ketua Panitia kerja praktek ,
kerja praktek,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya dapat diselesaikannyapenulisan laporan kerja praktek dengan judul
“PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA(PMT) 150 KV di GARDU INDUK
PANTON LABU’’. Pada kesempataninijuga diucapkan terima kasih kepada
semuapihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan suatu tahapan proses pembelajaran yang berguna
untuk kehidupan ini. Adapun tujuan dari pembuatan laporan Kerja Praktek ini
adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah untuk menempuh jenjang S1, pada
Fakultas Teknik dan Jurusan Teknik Elektro Universitas Malikussaleh. Untuk itu,
penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa mendoakan saya dan memberi
dukungan baik secara moral maupun material.
2. BPK Rektor Dr. Herman Fitra,ST.,M.T., IPM.,ASEAN.Eng
3. Andik Bintoro,ST.,M.Eng selaku ketua jurusan Teknik elektro.
4. Bapak T.Iqbal Fardiansyah, S.T.,M.T. selaku Koordinator Kerja Praktek
Teknik Elektro Universitas Malikussaleh.
5. Bapak Muhammad Sadli, S.T.,M.T Selaku dosen pembimbing yang tidak
henti – hentinya memberikan arahan kepada penulis hingga laporan ini
dapat diselesaikan.
6. Bapak julia rahman, Supervisor Gardu Induk panton labu.
7. Para operator Gi panton labu, Bapak harri tri novaldi, Bapak kiki riski,
Bapak kurniawan,
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan, maka dengan rendah hati penulis mengharapkan kepada semua pihak
untuk dapat sudi kiranya memberikan kritik dan saran serta masukan yang
iii
Bukit Indah, November 2020
JUNIWAN GINTING
170150109
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
v
3.2. Bagian-bagian pemutus tenaga dan fungsinya............................................14
3.3. In Service/ Visual Inspection......................................................................18
3.4. Review KEPDIR 114.K/DIR/2010.............................................................20
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................22
4.1. Pemutus Tenaga Sulfur Hexafluoride (SF6)................................................22
4.2. Bagian-bagian Utama Pemutus Tenaga SF6................................................25
4.3. Pemakaian Pemutus Tenaga SF6 Pada Peralatan Hubung...........................28
4.4. Pemutus Tenaga Hampa Udara (Vacuum)..................................................31
4.5. Pemakaian Pemutus Tenaga Hampa Udara Pada Peralatan Hubung..........36
4.6. Perhitungan Short Time Current Pada Pemutus Tenaga Saluran Tegangan
Menengah...........................................................................................................39
4.7. Perhitungan Waktu Hubung Singkat...........................................................40
4.8 Perhitungan Jumlah Angka Pemutusan (Number of Switching)..................40
4.9. Perhitungan Daya........................................................................................41
BAB V PENUTUP...........................................................................................41
5.1.Kesimpulan…………………………………………........…………………42
5.2. Saran............................................................................................................43
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Gelombang 7
Jenis-Jenis PMT 14
Gambar Radiator 15
Sekma 17
Lemari Mekanik/Kontrol 17
Struktur Mekanik 18
Pemeliharaan PMT 19
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada zaman modern ini kebutuhan akan tenaga listrik sudah menjadi
kebutuhan primer baik dikota besar maupun kota kecil, hampir semua peralatan
untuk kehidupan sehari-hari kita membutuhkan energi listrik. karena sebab itu kita
harus menyadari setidaknya secara umum bagaimana listrik itu bekerja dan
penyaluran sistem tenaga listrik dari hulu ke hilir. Sebagai mahasiswa fakultas
Teknik Jurusan Teknik Elektro saya tertarik untuk kerja praktek di Gardu Induk
Panton Labu terutama mengenai uji tahanan isolasi pada PMT dan pemeliharaan
PMT secara umum.
1
1.4. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada laporan kerja praktek ini
adalah :
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3
dibangun lagi Pusat Listrik Tenaga Diesel di Lhokseumawe yang dioperasikan
secara resmi dengan status saat ini sebagai ranting. Pada tahun 1972 dibuka
cabang baru yaitu Perusahaan Listrik Negara Cabang Langsa. Perusahaan Listrik
Negara ranting Lhokseumawe saat ini masuk wilayah kerja Perusahaan Listrik
Negara Cabang Langsa.
Jumlah pelanggan PT PLN Wilayah Aceh secara keseluruhan 726.001
pelanggan dengan jumlah kWh yang terjual 839.232.572 kWh. Beban puncak
pemakaian energi listrik di seluruh wilayah Aceh saat ini mencapai 204,5 MW.
Dari beban puncak tersebut yang dibangkilkan oleh mesin pembangkit PLN
Wilayah Aceh adalah 58,2 MW, sisanya dipasok melalui system transmisi 150
KV dari PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara khususnya untuk daerah
pesisir timur Aceh. Sedangkan pesisir barat masih merupakan system kelistrikan
yang isolated.
Jumlah pegawai PLN di Aceh lebih kurang berjumlah 1.102 orang, dengan
jumlah pegawai laki-laki berjumlah 950 orang dan pegawai wanita 152. PLN
juga menggunakan tenaga Out sourcing berjumlah 945 orang. Pendapatan yang
dihasilkan PLN hampir setiap tahun dibawah target.Kekurangan pendapatan PLN
tertutupi dengan adanya subsidi dari pemerintah.
Adapun tujuan perubahan status dari PT PLN adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan masyarakat dan
kesejahteraan bangsa dan negara.
2. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata serta mendorong kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
3. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan tenaga
listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat umum dimasa yang akan
datang.
4. Merintis kegiatan usaha penyedia tenaga listrik.
5. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang menunjang usaha penyediaan
tenaga listrik, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4
sumbagut diantaranya dari sektor Lueng Bata untuk melayani kebutuhan PLN
wilayah NAD. UPT Banda Aceh terdiri dari dua unit transmisi dan Gardu Induk,
yaitu :
5
identity), identitas tersebut merupakan suatu hal yang memungkinkan perusahaan
dapat dikenal dan memilki perbedaan dengan perusahaan lain.
PT PLN (Persero) mempunyai logo atau lambang yang dijadikan sebagai
identitas perusahaan dengan tujuan agar pelanggan, konsumen atau public pada
umumnya dapat mengenal dan mengingat perusahaan. Adapun logo yang
digunakan oleh PT PLN (Persero) adalah “ Petir ” yang telah lama digunakan PT
PLN (Persero) beserta satuannya.
Elemen-elemen dasar logo adalah sebagai berikut :
1 Elemen Bidang persegi panjang vertikal adalah seperti yang tercantum pada
gambar 2.2 berikut ini :
2 Elemen Petir adalah seperti yang tercantum pada gambar 2.3 berikut ini :
6
Gambar 2.3 Petir atau Kilat
3 Elemen Tiga Gelombang adalah seperti yang tercantum pada gambar 2.4
berikut ini :
Memiki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang
usaha utama yang digeluti oleh perusahaan pembangkit, penyaluran dan distribusi
yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti hanya listrik yang tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimilki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan
terbaik bagi para pelanggannya.
7
2.4. Visi dan Misi PT PLN (Persero) P3B Sumatera
a. Visi PT PLN (Persero)
PT.PLN (Persero) Gardu Induk panton labu tempat saya melakukan kerja
praktek berjarak Km 4 dari pusat Kota panton labu, di Jalan utama Medan Banda
Aceh, Desa Meunasah bujok, kecamatan baktia barat, kabupaten Aceh Utara.
8
Gambar 2.5 Tampak atas GI Panton labu
Gardu induk Langsa sebagai pintu gerbang penyaluran tenaga listrik Aceh,
mempuyai dua Trafo daya dengan kapasitas masing masing 30MVA,TD1
bermerek UNINDO dan TD 2 bermerk PAUWELS. Kemudian gardu induk
langsa memiliki lima penghantar 150KV dan lima penyulang 20KVyaitu :
Penghantar 150KV
9
1. Pangkalan Brandan 1 dan 2 dengan panjang jalur 156.94 Km
2. Penghantar Idi dengan panjang jalur 46.30 Km
3. Penghantar Lhokseumawe dengan panjang jalur 128.49 Km
4. Dan penghantar Tualang Cut dengan panjang jalur 24.7 Km
Penghantar 20KV
1. LS1 untuk industry
2. LS3 untuk GH BireunBayeun
3. LS4 dan LS6 untuk GH kotaLangsa
4. LS5untuk Area Sungai Pauh dan Kuala Langsa
Struktur organinasi adalah bagian atau suatu kerangka yang disusun untuk
mempermudah organisasi dalam mempelajari tujuan. Untuk pencapaian tersebut
PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh pada Gardu Induk Sigli membentuk struktur
organisasi sesuai dengan pembagian kerja sehingga pelaksanaan kegiatan dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Setiap badan usaha dibentuk karena adanya
tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan tersebut menentukan macam – macam
dan luasnya pekerjaan yang dilakukan. Karena itu diperlukan suatu desain
10
organisasi atau struktur organisasi untuk menerangkan diskripsi tugas,
wewenang,dan tanggung jawab setiap elemen dalan organisasi tersebut.
PT PLN (Persero) UPT Banda Aceh Gardu Induk panton labu berdasarkan
fungsi dan struktur organisasinya menganut bentuk struktur organisasi fungsional
atau departementasi. Dengan supervisor sebagai pemimpin tertinggi dari PT PLN
(Persero) UPT Banda Aceh Gardu Indukpanton labu. Secara sistematis struktur
organisasi fungsional atau departemensasi yang ada pada PT PLN (Persero) UPT
Banda Aceh Gardu Induk panton labu, dapat dilihat dalam Gambar .
Dari gambar di bawah dapat diketahui bahwa struktur organisasi PT PLN
(Persero) Gardu Induk (GI)panton labu hanya terdiri 1 orang supervisor dan 3
orang Operator dan diantara operator ada yang berstatus pegawai dan ada yang
berstatus kontrak (Out Sourcing)
Supervisor
Julia rahman
Operator
Pegawai
Out Sourcing ( OS )
1. HARRI TRI NOVALDI
KIKI RISKI
h2.
KURNIAWAN
11
2.7. Tugas Supervisor dan Operator Gardu Induk
Supervisor merupakan pimpinan Gardu Induk yang bertanggung jawab
penuh terhadap kinerja operator dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga serta
melakukan maintance service terhadap peralatan yang ada pada Gardu Induk.
1) Tugas Supervisor Gardu Induk
12
BAB III
LANDASAN TEORI
13
3.1.2 Jenis-jenis PMT
b. PMT Minyak
PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg/cm2, selama terjadi
proses pemisahan kontak - kontak, gas SF6 ditekan (fenomena thermal
overpressure) ke dalam suatu tabung/ cylinder yang menempel pada kontak
bergerak selanjutnya saat terjadi pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle yang
14
menimbulkan tenaga hembus/ tiupan dan tiupan ini yang memadamkan busur api
memadamkan busur api.
15
Resistor/ tahanan dipasang paralel dengan unit pemutus utama (bekerja
hanya pada saat terjadinya penutupan kontak PMT) dan berfungsi untuk: o
Mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul(restriking voltage) o Mengurangi
arus pukulan (chopping current) pada waktu pemutusan o Meredam tegangan
lebih karena mengoperasikan PMT tanpa beban pada penghantar panjang. Lemari
mekanik berfungsi Untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai
tempat scondary equitpment.
1. HV terminal
3. Nozzle
6. Insulating rod
9. Auxiliary contacts
10. Compressor
16
Gambar 3.5 Lemari mekanik/kontrol
Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) adalah prosedur analisa dari model
kegagalan (failure modes) yang dapat terjadi dalam sebuah sistem untuk
diklasifikasikan berdasarkan hubungan sebab - akibat dan penentuan efek dari
kegagalan tersebut terhadap sistem. Tabel FMEA untuk Sistem PMT Terlampir.
17
Struktur
baja / besi
Pondasi
Struktur
beton
18
19
Gambar 3.7 Pemeliharaan PMT
20
b. Pemeriksaan Counter kerja Pompa pada PMT sistem penggerak
hidrolik
c. Pemeriksaan Level minyak Hidrolik pada PMT sistem
penggerak hidrolik
d. Pemeriksaan Kerja motor kompresor pada PMT sistem
penggerak pneumatik
e. Pemeriksaan Level minyak kompresor pada PMT sistem
penggerak pneumatik
f. Pemeriksaan/ Pembuangan Air pada tangki kompresor pada
PMT sistem penggerak pneumatik
g. Pemeriksaan Supply AC/ DC pada Lemari MekaniK
21
a. Pemeriksaan Kopel/ Rod mekanik penggerak pada rod mekanik
penggerakan PMT sistem penggerak pegas
b. Pemeriksaan Kondisi pelumas roda gigi pada PMT sistem
penggerak pegas
c. Pemeriksaan Kondisi ventbelt kompresor pada PMT sistem
penggerak pneumatik
d. Pemeriksaan Tangki kompresor pada PMT sistem penggerak
pneumatik
e. Pemeriksaan terminal wiring
f. Pemeriksaankabel control
g. Pemeriksaankeretakan isolator
h. Pemeriksaan terhadap Terminal Utama, Jumperan dan daerah
bertegangan PMT terhadap benda asing
BAB IV
PEMBAHASAN
22
a. Sifat-sifat fisik
b. Sifat-sifat dielektrik
c. Sifat-sifat kimiawi
Gas ini akan mencair pada temperatur yang rendah, temperatur pencairan
bergantung pada tekanan yang diberikan. Pada temperatur 100C dan tekanan 15
atm, gas akan mencair. Jika tekanan gas ini tinggi, temperatur pencairan tinggi.
23
Gambar 4.1 Kurva tekanan uap dari SF6
Kekuatan dielektrik unsur gas ini akan bertambah besar menurut tekanannya.
Di dalam sebuah molekul SF6, atom sulfurnya terdapat pada daerah valensi
tertinggi dari daerah valensi molekulnya. Sedangkan keenam ikatan molekulnya
ialah kovalen, yang mana ini merupakan kelebihan dari molekul ini yang stabil.
Susunan molekul dari SF6 merupakan bidang delapan yang pada keenam sudutnya
ditempati atom fluoride.
SF6 adalah g s yang tidak mempu yai sifat kimia yang aktif sampai di atas
1500C dan tidak akan merusak logam, plastik dan bahan lain yang biasa
digunakan pada komponen pemutus tenaga. Hal ini dapat dibuktikan dengan
memanaskan gas tersebut sampai 5000C tanpa terjadi penguraian. Pada temperatur
24
tinggi yang disebabkan oleh busur api listrik, gas akan terurai dalam beberapa
unsur, yaitu SF2 dan SF4 dalam jumlah yang kecil dan unsur-unsur S2, F2, S, F.
Bila unsur SF2 ini bereaksi dengan air, akan membentuk unsur hydrogen fluoride
yang mempunyai sifat korosif terhadap porcelain.
Pada gambar 4.3 dapat direprese tasikan, yaitu : kestabilan yang tinggi
dari gas ini disebabkan enam ikatan kovalen dari molekul-molekulnya. Di
25
samping itu, ikatan ini berada diantara atom sulfur, sedangkan enam atom
fluoride membentuk suatu bangun octahedron.
Karena unsur SF6 tidak mempunyai sifat kimia yang aktif, maka akan sangat
menguntungkan bila dipakai pada pemutus tenaga tegangan menengah. Bagian-
bagian logam dan kontak-kontak yang dialiri arus dalam unsur SF 6 tidak akan
rusak.
• Kontak-kontak
• Torak tetap (fixed piston), ruangan pemutus tenaga ini terletak di atas
bagian penyangga. Setiap kutub dapat terdiri atas satu ruangan
pemutus tenaga. Fungsi kapasitor pada pemutus tenaga dengan
media gas SF6 adalah untuk mendapatkan pembagian tegangan
(voltage distribution) yang sama pada setiap celah kontak, sehingga
kapasitas pemutusan (breaking capacity) pada setiap celah adalah
sama besarnya.
b. Kontak-kont k, terdiri atas ko tak tetap (fixed contact) dan kontak
bergerak (moving contact). Dapat dijelaskan pada gambar 4.4.
26
K eterangan gambar : 1. Isolator, 2. Bagian penyangga kontak tetap, 3. Jari-jari kontak tetap, 4.
c. Pengatur busur api listrik, pada pemutus tenaga dengan media gas
SF6 ini
27
prinsip kerjanya adalah seperti terlihat pada gambar 4.5.
(c) pada saat ujung busur terpisah dengan batang-batang busur akan terjadi
loncatan, busur api segera dipadamkan oleh hembusan gas SF 6, untuk
membuka dan menutup dari pemutus tenaga adalah dengan menaikkan dan
menurunkan posisi dari kontak bergerak yang terhubung pada batang
penggerak yang digerakkan oleh mekanis penggerak.
28
tenaga. Dalam bagian ini terdapat batang penggerak dari bahan isolasi dari
mekanis penggerak pemutus tenaga. Sedangkan gas SF6 di dalam bagian
penyangga berfungsi untuk mengisolasi antara bagian-bagian yang
bertegangan dan bagian yang bertegangan dengan badan.
a. Mekanis
b. Pneumatic
c. Hidrolis
d. Elektris
Hal utama yang penting dari pemutus tenaga ini di dalam pemakaiannya pada
peralatan hubung jaringan tegangan menengah, yaitu :
c. Pada operasi mekanis, kekuatan dan daya tahan dapat mencapai lebih dari
30 tahun
29
Kontak-kontak pemutus tenaga media SF6 tidak memerlukan perawatan,
karena kontak-kontak tertutup rapat dalam tabung. Pemutus tenaga ini diperlukan
penggantian jika telah memutuskan arus hubung singkat yang besar sebanyak 10
kali.
a. Pada panas yang tinggi yang dihasilkan oleh busur api terjadi
penghamburan gas yang sangat cepat.
Pada gambar 4.6 diberikan grafik tegangan breakdown antara dua elektroda
dengan jarak 1 cm sebagai fungsi pemutus tekanan absolut.
30
G ambar 4.6 G rafik tegangan breakdown dua elektroda
30
Dari gambar 4.6 terlihat bahwa tegangan breakdown akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya tekanan.
Tabel 3.1 Karakteristik listrik pemutus tenaga SF6 pada panel tegangan menengah
Tegangan 24 kv
Arus 630 A
Luas penampang 78,54 mm2
Massa material 0,699 kg / m
Tahanan panas 100 mm2 / km
Spesifik heat 40 cal / gr / detik
Panjang konduktor 0,5 km
Arus gangguan ( I2 ) 325 A
Temperatur tertinggi 500C
Temperatur tertinggi pada material 400C
Panas yang diberikan pada bahan kontak 300C
Panas yang ditimbulkan 200C
Pada umumnya pemutus tenaga media hampa yang digunakan pada tegangan
menengah/distribusi ini mempunyai penampilan yang kompak dan ringan, waktu
hidupnya panjang, operasinya aman dan bebas pencemaran.
31
Bentuk yang kompak dari pemutus tenaga membuat ukuran panel hubung
diperkecil dan mengurangi ruang instalasinya. Bentuk yang ringan dari pemutus
tenaga membuat lebih mudah untuk ditempatkan pada panel (cubicle).
Waktu hidup dari kontak pemutus tenaga adalah panjang, dan penggantian dari
pemutus tenaga hampa udara jarang dilakukan.
Pada waktu pengoperasian, suara yang terdengar sangat rendah. Tidak perlu takut
adanya bahaya ledakan dan api. Operasi mekanis dari pemutus tenaga terlindungi
dari debu dan kotoran, karena tertutup oleh rumah dari bahan pelat baja.
Pada gambar 3.7 dijelaskan konstruksi dari pemutus tenaga hampa udara.
pemutus tenaga hampa udara dikenal memiliki dua hal penting, yaitu :
32
b. Kecepatan pemadaman busur api yang tinggi
Pemutus tenaga hampa ini adalah tipe kedap udara (hermentically sealed),
sehingga tidak memasukkan udara luar.
Dengan sepasang kontak-kontak, yang satu bergerak dan yang satunya diam.
Gerakan diatur dari sistem mekanis luar yang dihubungkan dengan kontak
bergerak pemutus tenaga hampa udara.
Ketika kontak tertutup, rangkaian akan bekerja. Ketika kontak terpisah, busur api
listrik akan terbentuk. Busur api akan diikuti dengan uap yang berasal dari katoda.
Partikel uap ini di dalam ruang hampa udara akan dikondensasikan ke dalam
pelindung (metal vapor condensing shield).
Busur api akan padam dengan sendirinya karena tidak ada zat antara (kehampaan
yang tinggi) dalam tabung pemutus tenaga.
Pada arus nol dari gelombang arus bolak-balik, kebanyakan partikel uap telah
dikondensasikan dan kekuatan dielektrik hampa udara kembali seperti semula.
Permasalahan pada pemutus tenaga hampa udara ini adalah pada bahan kontak-
kontak pemutusnya.
Hal terpenting pada pemutus tenaga hampa udara adalah pemilihan dari bahan
kontak. Bahan kontak pemutus tenaga hampa udara ini harus memenuhi beberapa
syarat tertentu, yaitu :
33
a. Konduktivitas listrik yang tinggi, baik untuk dapat membawa arus beban
d. Titik didih yang tinggi untuk mengurangi pengikisan yang disebabkan oleh
busur api
Bahan yang mempunyai titik lebur dan titik didih tinggi mempunyai tekanan uap
yang rendah pada temperatur yang tinggi, tetapi sebagai konduktor yang jelek.
Untuk itu dibutuhkan bahan yang dapat memenuhi kriteria di atas.
Karena itu, untuk mendapatkan penggabungan bahan yang berlawanan dalam satu
bahan, harus dikombinasikan dari dua atau lebih logam dan bahan non logam.
Copper, bismuth, copper tellurium, copper thalium, silver bismuth, silver
tellurium adalah beberapa contohnya.
Jika terdapat gas dalam ruangan pemutus tenaga akan terjadi ionisasi yang lebih
banyak karena benturan partikel dengan atom dan molekul.
34
Gambar 3.8 Waktu hidup busur rata-rata dengan arus dari campuran logam
Kontak satu diam dan kontak satunya bergerak dengan jarak yang pendek.
a. Ruangan/kamar (chamber)
b. Operasi mekanis
35
untuk penghembus gerakan batang kontak gerak yang dihubungkan dengan
mekanis penggerak luar.
Pada umumnya operasi mekanis dikenal dalam dua macam, yaitu operasi solenoid
dan operasi mekanis spring. Kedua metode tersebut adalah :
Di bawah ini akan ditunjukkan dua buah gambar, diantaranya gambar 4.9,
adalah contoh potongan media hampa udara dan pada gambar 4.10 menjelaskan
kuat jatuh (breakdown strength) dari variasi beberapa bahan isolasi.
36
G ambar 4.9 Potongan pemutus tenaga hampa udara
37
Gambar 4.10 Tegangan breakdown
Karakteristik listrik pemutus tenaga hampa udara yang digunakan pada panel
tegangan menengah, dijelaskan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Karakteristik listrik pemutus tenaga hampa udara pada panel tegangan
menengah
Tegangan 24 kv
Arus 1250 A
Massa material 1,330 kg / m
Luas penampang 706,9 mm2
Tahanan panas 100 mm2 / km
Spesifik heat 40 cal / gr / detik
Panjang konduktor 0,5 km
Arus gangguan ( I2 ) 325 A
Temperatur tertinggi 500C
Temperatur tertinggi pada material 400C
Panas yang diberikan pada bahan kontak 300C
Panas yang ditimbulkan 200C
38
4.6. Perhitungan Short Time Current Pada Pemutus Tenaga Saluran
Tegangan Menengah
Persamaan untuk menghitung temperatur rise dari material, adalah [2] :
θ=θ2 −θ1
Dan, persamaan untuk menghitung tahanan konduktor atau kontak adalah sebagai
berikut [2] :
R =ρ. l
Dimana :
ρ = tahanan spesifik l =
panjang konduktor A = luas
penampang
Bila dimisalkan :
M θS = 0,24. I 2 . R. t. n
M θS
I=
39
0,24. R.t.n
K 2A2
t =2
I Dimana : t =
lamanya hubung singkat (detik)
K = konstanta (0,0113)
n1 = 300 I2 1,5
I1 Dimana :
I2 = arus gangguan
40
I2 atau arus gangguan daoat diukur pada gardu-gardu distribusi yang dilengkapi
dengan alat antara lain oscillopertubograph.
P=3.V.I
Dimana :
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
41
Dari hasil yang didapat selama praktek kerja di Gardu Induk 150 KV
Panton Labu , maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:
1. Tipe pemutus tenaga dengan media gas SF6 mempunyai sifat pemadaman
yang lebih baik dibandingkan pemutus tenaga lainnya, karena sifatnya
yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah terbakar, dan tidak
beracun.
5.2. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil selama
mengikuti Praktek Kerja adalah sebagai berikut :
42
1. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan perlu di pertahankan sehingga
dapat meningkatkan kualitas pelayanan maupun kualitas penyaluran
tenaga listrik secara keseluruhan.
2. Bila dilihat dari analisis, PMT memang masih mampu melindungi
peralatan dari trip/hubung singkat, tetapi kemungkinan kegagalan
perlindungan masih terjadi, untuk itu disarankan melakukan
pengecekan/pengujian terhadap PMT untuk memastikan umur komponen
lebih lama dan unjuk kerja yang lebih baik, normal sesuai dengan
fungsinya
3. Pemeliharaan PMT 150kv dengan thermovisi sebaiknya juga dilakukan
saat pagi menjelang siang hari, hal ini bertujuan untuk menghindari
meningkatnya temperatur PMT 150KV akibat sinar matahari.
4. Perlu penambahan fasilitas belajar yang mendukung seperti buku-buku
yang ada di perpustakaan.
43