Anda di halaman 1dari 21

INSTALASI TEGANGAN MENENGAH

MAKALAH

KUBIKEL LISTRIK 20 KV

Oleh:

Agung Dwi Saputra / D-IV SKL 2E (1741150002)

Dibimbing oleh

Lukman Hakim, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

MEI 2019

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah Instalasi Tegangan Menengah ini, membahas mengenai materi kubikel
listrik 20 KV

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Selain itu, saya
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Demikian makalah ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas,

Malang, 12 Mei 2019

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------------------- 2

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------------- 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang------------------------------------------------------------------ 4


1.2 Rumusan masalah ------------------------------------------------------------- 4
1.3 Tujuan penulisan --------------------------------------------------------------- 4

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kubikel 20 KV --------------------------------------------------- 5

2.2 Fungsi Kubikel 20 KV -------------------------------------------------------- 5

2.3 Jenis Kubikel ------------------------------------------------------------------- 5

2.4 Bagian-Bagian dari Konstruksi Kubikel ----------------------------------- 6

2.5 Peralatan dalam Kubikel --------------------------------------------------- 10

2.6 Pemeliharaan Kubikel------------------------------------------------------- 19

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ------------------------------------------------------------------ 20

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat, sedangkan


masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah jumlahnya dan menuntut
mutu
serta kualitas pelayanan energi listrik yang lebih baik secara kontinyu. Pada konsumen
besar sering ditemukan suatu perangkat instalasi listrik yang sering disebut kubikel/
perangkat hubung bagi. Fungsinya adalah sebagai pembagi beban serta pengukuran
Kubikel didalamnya mempunyai berbagai alat seperti PMT, PT, CT, Relay, dll. Untuk itu
perlu dilakukan pemeliharaan khusus agar tetap sesuai dengan standart kinerjanya.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini membahas tentang kubikel pada jaringan tegangan


20 kV, yang meliputi tentang pengertian, fungsi dan peralatan yang berada di dalam
Kubikel 20 KV.

1.3 Tujuan penulisan

A. Mengetahui dan memahami peralatan listrik, terutama pada Kubikel 20 kV.

B. Meningkatkan pengetahuan dan mempelajari sistem kerja Kubikel

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kubikel 20 KV

Kubikel 20 KV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu


distribusi yang mempunyai fungsi sebagai pembagi, pemutus,penghubung, pengontrol,
dan proteksi sistem penyaluran tenaga listriktegangan 20 kV. Kubikel biasa terpasang
pada gardu distribusi atau gardu hubung.

2.2 Fungsi Kubikel 20 KV

A. Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama


B. Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh fase/pelebur
C. Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok (busbar)

2.3 Jenis Kubikel

Berdasarkan fungsi/penempatannya, kubikel 20 kV di Gardu Induk antara lain :

A. Kubikel Incoming berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke
busbar 20 kV
B. Kubikel Outgoing berfungsi sebagai penghubung / penyalur dari busbar ke beban
C. Kubikel Pemakaian sendiri (Trafo PS) berfungsi sebagai penghubung dari busbar
ke beban pemakaian sendiri GI
D. Kubikel Kopel (bus kopling) berfungsi sebagai penghubung antara rel 1 dan rel 2
E. Kubikel PT / LA berfungsi sebagai sarana pengukuran dan proteksi pengaman
terhadap surja.
F. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface) berfungsi sebagai penghubung antar sel.

5
2.4 Bagian-Bagian dari Konstruksi Kubikel

A.Kompartemen
B. Rel / Busbar
C.Kotak Pemutus
D.Pemisah Hubung Tanah
E. Terminal Penghubung
F. Fuse Holder
G.Mekanik Kubikel
H.Lampu Indikator
I.Pemanas (Heater)
J.Handle Kubikel (Tuas Operasi)

Penjelasan Bagian-Bagian dari Konstruksi Kubikel:

a. Kompartemen Merupakan rumah dari terminal penghubung, LBS, PMT, PMS,


Fuse, Trafo ukur, (CT, PT) peralatan mekanis dan instalasi tegangan rendah,
sehingga tidak membahayakan operator terhadap adanya sentuhan langsung ke
bagian - bagian yang bertegangan Berupa lemari / kotak terbuat pelat baja, terbagi
menjadi 2 (dua) bagian, bagian atas untuk busbar dan bagian bawah untuk
penyambungan dengan terminasi kabel Komponen bagian bawah, pada bagian
depan berupa pintu yang dapat dibuka tetapi bisa dilakukan apabila tegangan
sudah dibebaskan dan terminasi kabel sudah ditanahkan.

1.1 kompartemen Kubikel

6
1. Kompartemen busbar
2. Kompartemen tegangan rendah
3. Pemutus beban dan saklar pentanahan
4. Kompartemen mekanik operasi
5. Kompartemen kabel

b. Rel / Busbar 20 kV Isolator Tonggak

Sebagai rel penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, posisi
rel umumnya terletak pada bagian atas kubikel, pada kubikel type RMU (Ring
Main Unit) rel 20 KV terdapat dalam tabung SF 6 vacum bentuk rel ada yang
bulat ada yang pipih. Busbar harus dari bahan tembaga atau aluminium. Busbar
aluinium harus dilapisi timah pada titik sambungan busbar. Busbar dapat dilapis
karet silikon atau bahan EPDM (heat shrink insulation material) untuk memenuhi
ketahanan tingkat isolasinya. Bahan pelapis tersebut yang dipakai tidak bisa
terbakar dan bila dari bahan yang dapat terbakar tetapi api dapat cepat mati
dengan sendirinya (selfextinguishing). Isolator tonggak dapat dibuat dari bahan
porselin atau isolasi lain yang tidak mudah terbakar. Isolator porselin berdasarkan
rekomendasi IEC 168.

1.2 Rel busbar

7
Jarak rambat tidak boleh kurang dari 320 mm. Isolator sintetis harus bebas dari
cacat permukaan seperti rongga-rongga (fold blow holes) dan
sebagainya, yang dapat mengganggu operasi isolator selanjutnya ( sesuai
rekomendasi IEC 660 )

c. Kotak Pemutus
Sebagai pemutus / penghubung aliran listrik kontak pemutus terdiri dari
dua bagian yaitu kontak gerak (moving contact) dan kontak tetap (fixed contact)
sebagai peredam busur api pada kubikel jenis LBS atau PMT digunakan media
minyak, gas SF6, vacum atau dengan hembusan udara, selain itu memperkecil
terjadinya busur api dilakukan dengan pembukaan dan penutupan kontak pemutus
secara cepat secara mekanis.

d. Pemisah Hubung Tanah

Untuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan dengan


menghubungkan terminal kabel ketanah (grounding), sehingga bila ada personil
yang bekerja pada kubikel tersebut terhindar terhadap adanya kesalahan operasi
yang menyebabkan kabel terisitegangan. PMS tanah ini biasanya mempunyai
sistem interlock dengan pintu kubikel danmekanik LBS pintu tidak bisa dibuka
jika PMS tanah belum masuk, LBS tidak bisa masuksebelum PMS tanah dibuka.

Posisi buka atau tutup ke tiga pisau sakelar pembumian harus dapat diperiksa
melaluilubang pengamatan terdapat pada PHB. Sebagai alternatif pisau-pisau
sakelar pembumiandapat dipasang indikator untuk menentukan posisi buka atau
tutup.I ndikator tersebut harussesuai dengan posisi sebenarnya dari pisau-pisau
sakelar pembumian tersebut. Sakelarpembumian dan penghubung singkat harus
mempunyai kapasitas penyambungan 31,5 kA(puncak), nilai ini dapat dikurangi
sehingga 2,5 kA jika rangkaian diamankan denganpengaman beban jenis
HRC. Sakelar pembumian umumnya memeiliki kapasitaspenyambungan
5,8 kA. Sakelar pembumian harus dioperasikan manual secara terpisah.

8
e. Terminal Penghubung

1.3 terminal
Untuk menghubungkan bagian-bagian kubikel yang bertegangan satu dengan
yang lainnya, ada beberapa terminal antara lain :

1. Terminal busbar, tempat dudukan busbar T


2. Terminal kabel, tempat menghubungkan kabel incoming dan out going
3. Terminal PT, tempat menyambung transformator tegangan untuk pengukuran
4. Terminal CT, tempat menyambungkan transformator arus untuk pengukuran

f. Fuse Holder

1.4 Fuse holder

9
Untuk menempatkan fuse pengaman trafo pada kubikel PB atau kubikel PT

g. Mekanik kubikel

Berfungsi untuk menggerakkan dan merubah posisi membuka / menutup kontak


LBS PMT dan PMS maupun pemisah hubung tanah dibuat sedemikian rupa,
sehingga pada waktu membuka dan menutup kontak pemutus berlangsung dengan
cepat.

h. Lampu Indikator
Berfungsi untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada sisi kabel, baik berasal
dari sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung
dimasukkan, lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitip yang
dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan.

i. Pemanas
Berfungsi untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga.
keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek corona pada terminal kubikel
tersebut, besarnya tegangan heater 220 V sumber tegangan berasal dari trafo
distribusi.

j. Tuas Operasi
Berfungsi untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup
posisi kontak hubung : PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau
pengisian pegas untuk energi membuka / menutup kontak hubung, pada satu
kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih.

2.5 Peralatan dalam kubikel

a. Pemutus Tegangan
Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang digunakan untuk menghubungkan
atau memutuskan arus/daya listrik sesuai ratingnya. Pada saat terjadi
pemutusan maka akan terjadi busur api. Pemadam busur api listrik pada waktu

10
pemutusan dapat dilakukan oleh beberapa macam bahan seperti minyak, udara
atau gas.

Berikut macam-macam Pemutus Tegangan :

Pemutus Daya Udara (air circuit breaker)


Bentuknya runcing busur api akan timbul (meloncat) pada bagian runcing terlebih
dulu pada saat kontak-kontak terpisah, PMT jenis ini menggunakan metode yang
paling sederhana, yaitu memperpanjang lintasan arc. Karena efek pemanjangan
lintasan ini diharapkan arc dapat segera dipadamkan

1.5 Air Circuit Breaker

Beberapa bentuk pemajangan lintasan pada kontak PMT :

 Kontak Sela Tanduk


Pada PMT ini arc dihilangkan dengan memperpanjang lintasan arc
hingga ujung terjauh kontak. PMT jenis ini biasa digunakan ada
instalasi listrik AC dan DC tegangan rendah dengan arus
pemutusan hingga ratusanampere.

2.1 Kontak Sela Tanduk

11
 Kontak tabir Konduktor
Pada PMT ini, konduktor metal yang terletak di antara kontak
memotong arc yang muncul sehingga hasil pemotongan arc pada
tiap tabir mengalami pemanjangan lintasan dan pendinginan dan
arc dapat segera dipadamkan. PMT jenis ini dapat digunakan
hingga tegangan beberapa ribu volt dan arus hingga beberapa ribu
ampere.

2.2 Kontak Tabir Konduktor

 Kontak Tabir Isolator


Pada PMT ini, tabir isolator yang terdapat di antara kontak
membuat arc terpaksa menelusuri permukaan tabir untuk
bisamencapai kontak. PMT jenis ini dapat digunakan hingga
tegangan 10kV dan arus hingga 50kA

2.3 Kontak tabir Isolator

 Pemutus Daya dengan Minyak (Oil Circuit Breaker)


Prinsip kerjanya, kontak dipisahkan, busur api akan terjadi direndam
dalam minyak, yang berfungsi sebagai media pemutus buru listrik. Minyak
yang di letakkan dalam tangki sehingga dimensi pemutus tenaga minyak
menjadi besar dan menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur
api.

12
Kelemahannya adalah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak
memperlambat pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk sistem yang
membutuhkan pemutusan arus yang cepat serta dimensi PMT yang terlalu
besar.

2.5 Oil Circuit Breaker

 Pemutus Daya Udara Tekan


Pemutus daya ini dirancang untuk mengatasi kelemahan pada pemutus
daya minyak, yaitu dengan membuat media isolator kontak dari bahan
yang tidak mudah terbakar dan tidak menghalangi pemisahan kontak,
sehingga
pemisahan kontak dapat dilaksanakan dalam waktu yang sangat cepat.Saat
busur api timbul, udara bertekanan tinggi ditiupkan untuk mendinginkan
busur api dan menyingkirkan partikel bermuatan dari sela kontak.

3.1 Pemutus Daya Udara Tekan

13
 VCB (Vacum Circuit Breaker)
Pada dasarnya kerja dari CB ini sama dengan jenis lainnya hanya ruang
kontak Diana terjadi busur api merupakan ruang hampa udara yang tinggi
sehingga peralatan dari CB jenis ini dilengkapi dengan seal penyekat
udara
untuk mencegah kebocoran.

3.2VCB

3.3 VCB 33kV

b. Pemisah (PMS)
Disconnectingswitch(DS) atau Pemisah (PMS) adalah peralatan pada sistem
tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah yang dapat memutus dan
menyambung rangkaian dengan arus yang rendah (±5A), biasa dipakai ketika
dilakukan perawatan atau perbaikan. PMS terletak di antara sumber tenaga
listrik dan PMT serta di antara PMT dan beban.

14
3.4 PMS

Keterangan :

SP = Saklar Pemutus

PD = Pemutus Daya

SB = Saklar Bumi

Mekanisme interlocking tersebut adalah :

 PMS tidak dapat ditutup ketika PMT dalam posisi tertutup.

 Saklar pembumian (EarthingSwitch) dapat ditutup hanya ketika


PMS dalam keadaan terbuka.

 PMS dapat ditutup hanya ketika PMT dan ES terbuka.

 PMT dapat ditutup hanya ketika PMS dalam kondisi telah


terbuka atau telah tertutup.

c. Trafo Arus

Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk


melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi primer
(TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan melakukan transformasi dari
besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan
teliti untuk keperluan pengukuran dan proteksi.

15
3.5 Rangkaian Trafo Arus

Fungsi dari trafo arus :

 Mengkonversi besaran arus pada sistem tenaga listrik dari besaran


primer menjadi besaran sekunder untuk keperluan pengukuran sistem
metering dan proteksi

 Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, sebagai


pengamanan terhadap manusia atau operator yang melakukan
pengukuran.

 Standarisasi besaran sekunder, untuk arus nominal 1 Amp dan 5 Amp

d. Trafo Tegangan
Transformator Tegangan berfungsi mentransformasikan dari tegangan tinggi
ke tegangan rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai isolasi antara
sisi tegangan yang diukur atau proteksi dengan alat ukurnya atau proteksinya.

4.1 Trafo PT

16
e. Relay Arus Lebih

Rele arus lebih adalah suaturele yang bekerjanya didasarkan adanya


kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengamanantertentudadalam
waktu tertentu, sehingga rele ini dapat dipakai sebagai pola
pengamanan arus lebih.Keutungan dan fungsi rele arus lebih:

 Sederhana dan murah

 Mudah menyetelnya

 Merupakan rele pengaman utama dan cadangan

 Mengamankan gangguan hubung pendek antara fasa maupun


hubung pendek satu fasa ke tanah dan dalam beberapa hal
dapat digunakan sebagai pengaman beban lebih (overload).

 Pengamanan utama pada jaringan distribusi dan subtransmisi


radial

 Pengaman cadanganuntuk generator, trafo tenaga dan saluran


transmisi.

f. Saklar Pembuian

Posisi buka atau tutup dari ketiga pisau sakelar harus dapat diperiksa
melalui lubang pengamatan yang terdapat pada PHB TM, sebagai alternatif
pisau-pisau sakelar pembumian dapat dipasang indikator untuk menentukan
posisi buka atau tutup.Indikator tersebut harus sesuai dengan posisi
sebenarnya dari pisau-pisau sakelar pembumian tersebut. Sakelar pembumian
umumnya memiliki kapasitas penyambungan5,8kA.Sakelar pembumian harus
dioperasikan
manual secara terpisah.

4.2 Saklar Pembumian

17
g. Indikator Gangguan ke Bumi

Perlengkapan ini harus dipasang pada setiap penyulang kabel keluar an terdiri
dari:

 Transformator Arus yang dipasang melingkari kabel.

 Satu kotak untuk rele, batere yang dapat dimuati kembali dan alat
pemberi muatan (Charger) yang dipasang pada dinding didalam gardu.
Satu daya sebesar 220 Volt 50 Hz.

 Satu Indikator Luminous yang tahan cuaca dan dapat ditempatkan


dibagian luar bangunan pada dinding.

 Spesifikasi Indikator Hubung singkat dan Indikator gangguan ke bumi


Currentsensing : 3 Coretype C T or 3 SingleCore.
Kesalahan arus awal : 40, 80, 160 Ampere.
ResettingAutomaticWith LV SupplyRestoration.
Accuracy : ± 10 %.

 Sistem Interlock
Sistem Interlock pengaman untuk mencegah kemungkinan
kesalahan atau kelalaian operasi dari peralatan dan untuk menjamin
keselamatan operator.

4.3 Sistem Interlock dan Pengunci

Persyaratan Khusus

Gawai Interlock harus dari jenis mekanis dengan standar


pembuatan yang tinggi, tidak dapat diganggu gugat dan
mempunyai kekuatan mekanis lebih tinggi dari kontrol
mekanisnya.

18
1. Interlock Pintu
2. Pintu kubikel tidak dapat dibuka jika : sakelar utama dalam
keadaan tertutup.
3. Interlock Sakelar Pembumian
4. Penguncian

2.6 Pemeliharaan Kubikel

1. Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan upaya untuk mempertahankan atau mengembalikan
pada tingkat prestasi awal dan dapat beroprasi dengan keandalan yang tinggi sehingga
kontinuitas pelayanan listrik akan tercapai, Apabila pemeliharaan tidak dilaksanakan
kemudian peralatan menjadi rusak atau terjadi gangguan maka dapat menimbulkan
kerugian yang cukup besar.

2. Tujuan Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaanya adalah untuk mempertahankan kondisi atau menjaga agar
peralatan menjadi tahan lama dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi
sebagai mana mestinya , sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang dapat
menyebabkan kerusakan.
3. Jenis jenis Pemeliharaan
a. Pemeliharaan prentive ; Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah
kerusakan .
b. Pemeliharaan Prediktif : dilakukan dengan cara memprediksi kondisi
peralatan listrik.
c. Pemeliharaan Korektif : Pemeliharaan yang dilakukan secara terencana ketika
peralatan listrik mengalami kelainan .
d. Pemeliharaan Darurat : Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan
mendadak.

19
BAB 3
3.1 PENUTUP

A. Kesimpulan
 Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari
sumber tenaga listrik.
 Dalam kubikel terdapat berbagai macam peralatan listrik yang perlu
dilakukan adanya pemeliharaan agar fungsinya tetap pada keadaan standart-
nya.
 Pemeliharaan adalah upaya untuk mempertahankan kondisi atau menjaga agar
peralatan menjadi tahan lama dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang dapat menyebabkan
kerusakan.

20
21

Anda mungkin juga menyukai