MAKALAH
KUBIKEL LISTRIK 20 KV
Oleh:
Dibimbing oleh
MEI 2019
1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah Instalasi Tegangan Menengah ini, membahas mengenai materi kubikel
listrik 20 KV
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Selain itu, saya
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Demikian makalah ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas,
2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Kubikel Incoming berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke
busbar 20 kV
B. Kubikel Outgoing berfungsi sebagai penghubung / penyalur dari busbar ke beban
C. Kubikel Pemakaian sendiri (Trafo PS) berfungsi sebagai penghubung dari busbar
ke beban pemakaian sendiri GI
D. Kubikel Kopel (bus kopling) berfungsi sebagai penghubung antara rel 1 dan rel 2
E. Kubikel PT / LA berfungsi sebagai sarana pengukuran dan proteksi pengaman
terhadap surja.
F. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface) berfungsi sebagai penghubung antar sel.
5
2.4 Bagian-Bagian dari Konstruksi Kubikel
A.Kompartemen
B. Rel / Busbar
C.Kotak Pemutus
D.Pemisah Hubung Tanah
E. Terminal Penghubung
F. Fuse Holder
G.Mekanik Kubikel
H.Lampu Indikator
I.Pemanas (Heater)
J.Handle Kubikel (Tuas Operasi)
6
1. Kompartemen busbar
2. Kompartemen tegangan rendah
3. Pemutus beban dan saklar pentanahan
4. Kompartemen mekanik operasi
5. Kompartemen kabel
Sebagai rel penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, posisi
rel umumnya terletak pada bagian atas kubikel, pada kubikel type RMU (Ring
Main Unit) rel 20 KV terdapat dalam tabung SF 6 vacum bentuk rel ada yang
bulat ada yang pipih. Busbar harus dari bahan tembaga atau aluminium. Busbar
aluinium harus dilapisi timah pada titik sambungan busbar. Busbar dapat dilapis
karet silikon atau bahan EPDM (heat shrink insulation material) untuk memenuhi
ketahanan tingkat isolasinya. Bahan pelapis tersebut yang dipakai tidak bisa
terbakar dan bila dari bahan yang dapat terbakar tetapi api dapat cepat mati
dengan sendirinya (selfextinguishing). Isolator tonggak dapat dibuat dari bahan
porselin atau isolasi lain yang tidak mudah terbakar. Isolator porselin berdasarkan
rekomendasi IEC 168.
7
Jarak rambat tidak boleh kurang dari 320 mm. Isolator sintetis harus bebas dari
cacat permukaan seperti rongga-rongga (fold blow holes) dan
sebagainya, yang dapat mengganggu operasi isolator selanjutnya ( sesuai
rekomendasi IEC 660 )
c. Kotak Pemutus
Sebagai pemutus / penghubung aliran listrik kontak pemutus terdiri dari
dua bagian yaitu kontak gerak (moving contact) dan kontak tetap (fixed contact)
sebagai peredam busur api pada kubikel jenis LBS atau PMT digunakan media
minyak, gas SF6, vacum atau dengan hembusan udara, selain itu memperkecil
terjadinya busur api dilakukan dengan pembukaan dan penutupan kontak pemutus
secara cepat secara mekanis.
Posisi buka atau tutup ke tiga pisau sakelar pembumian harus dapat diperiksa
melaluilubang pengamatan terdapat pada PHB. Sebagai alternatif pisau-pisau
sakelar pembumiandapat dipasang indikator untuk menentukan posisi buka atau
tutup.I ndikator tersebut harussesuai dengan posisi sebenarnya dari pisau-pisau
sakelar pembumian tersebut. Sakelarpembumian dan penghubung singkat harus
mempunyai kapasitas penyambungan 31,5 kA(puncak), nilai ini dapat dikurangi
sehingga 2,5 kA jika rangkaian diamankan denganpengaman beban jenis
HRC. Sakelar pembumian umumnya memeiliki kapasitaspenyambungan
5,8 kA. Sakelar pembumian harus dioperasikan manual secara terpisah.
8
e. Terminal Penghubung
1.3 terminal
Untuk menghubungkan bagian-bagian kubikel yang bertegangan satu dengan
yang lainnya, ada beberapa terminal antara lain :
f. Fuse Holder
9
Untuk menempatkan fuse pengaman trafo pada kubikel PB atau kubikel PT
g. Mekanik kubikel
h. Lampu Indikator
Berfungsi untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada sisi kabel, baik berasal
dari sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung
dimasukkan, lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitip yang
dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan.
i. Pemanas
Berfungsi untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga.
keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek corona pada terminal kubikel
tersebut, besarnya tegangan heater 220 V sumber tegangan berasal dari trafo
distribusi.
j. Tuas Operasi
Berfungsi untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup
posisi kontak hubung : PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau
pengisian pegas untuk energi membuka / menutup kontak hubung, pada satu
kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih.
a. Pemutus Tegangan
Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang digunakan untuk menghubungkan
atau memutuskan arus/daya listrik sesuai ratingnya. Pada saat terjadi
pemutusan maka akan terjadi busur api. Pemadam busur api listrik pada waktu
10
pemutusan dapat dilakukan oleh beberapa macam bahan seperti minyak, udara
atau gas.
11
Kontak tabir Konduktor
Pada PMT ini, konduktor metal yang terletak di antara kontak
memotong arc yang muncul sehingga hasil pemotongan arc pada
tiap tabir mengalami pemanjangan lintasan dan pendinginan dan
arc dapat segera dipadamkan. PMT jenis ini dapat digunakan
hingga tegangan beberapa ribu volt dan arus hingga beberapa ribu
ampere.
12
Kelemahannya adalah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak
memperlambat pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk sistem yang
membutuhkan pemutusan arus yang cepat serta dimensi PMT yang terlalu
besar.
13
VCB (Vacum Circuit Breaker)
Pada dasarnya kerja dari CB ini sama dengan jenis lainnya hanya ruang
kontak Diana terjadi busur api merupakan ruang hampa udara yang tinggi
sehingga peralatan dari CB jenis ini dilengkapi dengan seal penyekat
udara
untuk mencegah kebocoran.
3.2VCB
b. Pemisah (PMS)
Disconnectingswitch(DS) atau Pemisah (PMS) adalah peralatan pada sistem
tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah yang dapat memutus dan
menyambung rangkaian dengan arus yang rendah (±5A), biasa dipakai ketika
dilakukan perawatan atau perbaikan. PMS terletak di antara sumber tenaga
listrik dan PMT serta di antara PMT dan beban.
14
3.4 PMS
Keterangan :
SP = Saklar Pemutus
PD = Pemutus Daya
SB = Saklar Bumi
c. Trafo Arus
15
3.5 Rangkaian Trafo Arus
d. Trafo Tegangan
Transformator Tegangan berfungsi mentransformasikan dari tegangan tinggi
ke tegangan rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai isolasi antara
sisi tegangan yang diukur atau proteksi dengan alat ukurnya atau proteksinya.
4.1 Trafo PT
16
e. Relay Arus Lebih
Mudah menyetelnya
f. Saklar Pembuian
Posisi buka atau tutup dari ketiga pisau sakelar harus dapat diperiksa
melalui lubang pengamatan yang terdapat pada PHB TM, sebagai alternatif
pisau-pisau sakelar pembumian dapat dipasang indikator untuk menentukan
posisi buka atau tutup.Indikator tersebut harus sesuai dengan posisi
sebenarnya dari pisau-pisau sakelar pembumian tersebut. Sakelar pembumian
umumnya memiliki kapasitas penyambungan5,8kA.Sakelar pembumian harus
dioperasikan
manual secara terpisah.
17
g. Indikator Gangguan ke Bumi
Perlengkapan ini harus dipasang pada setiap penyulang kabel keluar an terdiri
dari:
Satu kotak untuk rele, batere yang dapat dimuati kembali dan alat
pemberi muatan (Charger) yang dipasang pada dinding didalam gardu.
Satu daya sebesar 220 Volt 50 Hz.
Sistem Interlock
Sistem Interlock pengaman untuk mencegah kemungkinan
kesalahan atau kelalaian operasi dari peralatan dan untuk menjamin
keselamatan operator.
Persyaratan Khusus
18
1. Interlock Pintu
2. Pintu kubikel tidak dapat dibuka jika : sakelar utama dalam
keadaan tertutup.
3. Interlock Sakelar Pembumian
4. Penguncian
1. Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan upaya untuk mempertahankan atau mengembalikan
pada tingkat prestasi awal dan dapat beroprasi dengan keandalan yang tinggi sehingga
kontinuitas pelayanan listrik akan tercapai, Apabila pemeliharaan tidak dilaksanakan
kemudian peralatan menjadi rusak atau terjadi gangguan maka dapat menimbulkan
kerugian yang cukup besar.
2. Tujuan Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaanya adalah untuk mempertahankan kondisi atau menjaga agar
peralatan menjadi tahan lama dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi
sebagai mana mestinya , sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang dapat
menyebabkan kerusakan.
3. Jenis jenis Pemeliharaan
a. Pemeliharaan prentive ; Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah
kerusakan .
b. Pemeliharaan Prediktif : dilakukan dengan cara memprediksi kondisi
peralatan listrik.
c. Pemeliharaan Korektif : Pemeliharaan yang dilakukan secara terencana ketika
peralatan listrik mengalami kelainan .
d. Pemeliharaan Darurat : Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan
mendadak.
19
BAB 3
3.1 PENUTUP
A. Kesimpulan
Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari
sumber tenaga listrik.
Dalam kubikel terdapat berbagai macam peralatan listrik yang perlu
dilakukan adanya pemeliharaan agar fungsinya tetap pada keadaan standart-
nya.
Pemeliharaan adalah upaya untuk mempertahankan kondisi atau menjaga agar
peralatan menjadi tahan lama dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang dapat menyebabkan
kerusakan.
20
21