DIBUAT OLEH:
RAHMAT HIDAYAT TAVIYUDDIN
32120008
KELAS 3A
SEMESTER 5
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga laporan hasil praktikum
bengkel listrik berjudul “Laporan Praktikum Kubukel 20kV dan
Transformator” Jurusan Teknik Elektro Program Studi D3 Teknik Listrik
Politeknik Negeri Ujung Pandang dapat diselesaikan sebagai mana
mestinya.
Adapun tujuan yang diharapkan penulis pada saat menyusun
laporan ini adalah sebagai salah satu bukti bahwa penulis mengikuti
kegiatan selama di bengkel, yang mana laporan ini merupakan kewajiban
bagi setiap mahasiswa yangtelah melakukan kegiatan di bengkel.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka
dalam praktek maupun penmbuatan laporan ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
terkait, khususnya kepadadosen pembimbing (instruktur).
Dalam laporan ini tentunya masih terdapat banyak kesalahan, baik
dari isi,maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan maaf
dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan pembuatan laporan ke depannya.
Makassar, 5 November
2022
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
Listrik merupakan energi yang paling penting saat ini, karena listrik banyak
digunakan diberbagai aktivitas manusia. Seiring berjalannya waktu dan
berkembangnya dunia teknologi, kebutuhan terhadap energi listrik semakin
meningkat. Saat ini hamper berbagai alat rumah tangga banyak menggunakan alat
elektronik yang menggunakan listrik, baik kebutuhan untuk memasak,
bersenangsenang maupun untuk bekerja atau mencari nafkah. Namun, energi listrik
yang tersedia tidaklah mudah dalam pendistribusiannya. Terkadang dalam
pendistribusian tenaga listrik, tegangan yang dikirim dari gardu induk tidak sama
dengan tegangan yang sampai di bawah. Hal ini banyak disebabkan oleh beberapa
faktor, baik oleh korona maupun oleh faktor usia alat yang digunakan. Permasalahan
energi listrik sangat kompleks, mulai dari sistem yang mencakup pembangkitan,
transmisi dan distribusi, efisiensi, kualitas daya sampai dengan biaya, dan hal ini
semakin menambah keterbatasan energi listrik. Pada system distribusi tenaga listrik,
sebelum listrik dialirkan kepada konsumen, listrik yang berasal dari gardu induk PLN
dialirkan melalui gardu distribusi. Di dalam gardu distribusi terdapat beberapa alat
seperti kubikel, transformator, dan papan hubung bagi. Oleh karena itu pihak PLN
berusaha meminimalisir setiap gangguan yang terjadi dalam suatu gardu. Salah satu
gangguan yang terjadi adalah gangguan korona yang terjadi di dalam kubikel/
perangkat hubung bagi. Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL adalah suatu
perlengkapan untuk mengendalikan, membagi tenaga listrik, melindungi sirkuit
dalam pemanfaatan tenaga listrik. Fungsinya adalah sebagai pengendali, penghubung
dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik. Kubikel dibuat
untuk kelas 3-30 kV, dan dipakai untuk pusat beban atau pusat daya (Power Centre).
Bentuk kubikel berupa lemari dan tertutup pada semua sisinya, sehingga tidak ada
akses untuk kontak dengan bagian yang bertegangan selama
pengoperasian. Karena konstruksinya tertutup pada setiap sisi, maka pemasangan
papan hubung bagi (PHB) jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan
terkunciatau dapat dipasang pada tempat-tempat umum pengoperasian listrik.
Pada praktikum bengkel semester V ini, dititik beratkan pada pengenalan
peralatan sistem control dan distribusi (dalam hal ini adalah kubikel 20 kV dan
transformator) sesuai standar yang diterapkan oleh PLN dengan tujuan untuk
mempermudah dalam mengoperasikan peralatan control di lapangan, serta untuk
mendapatkan pengetahuan tentang cara mengoperasikan/menguji sistem control dan
distribusi. Pada praktikum kali ini yang dilaksanakan pada bengkel adalah praktikum
“Kubikel 20 kV dan Transformator ” yang dimana akan menjadi pembahasan
utama pada laporan kali ini
1.2 Tujuan
TEORI DASAR
2.1 Kubikel 20 kV
Sebagai rel penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, posisi rel
umumnya terletak pada bagian atas kubikel, pada kubikel type RMU (Ring Main
Unit) rel 20 kVterdapat dalam tabung SF 6 vacum bentuk rel ada yang bulat ada
yang pipih. Busbar harus dari bahan tembaga atau aluminium. Busbar aluinium
harus dilapisi timah pada titik sambungan busbar. Bentuk fisik busbar dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2 Busbar
b. PMS (Pemisah)
Berfungsi sebagai membuka dan menutup aliran listrik 20 kV tanpa ada beban,
PMS memiliki kontak penghubung tidak dilengkapi alat peredam busur listrik..
c. Earthing Switch
d. Fuse
Pada kubikel terdapat suatu sekering tegangan menengah yang sering disebut
sebagai solefuse. Rating tegangannya bisa mencapai 34 kV, dan mampu bekerja pada
arus 31.5 kA. Solefuse ini digunakan untuk melindungi Transformator tegangan dari
dalam rangkaian tenaga listrik yang berguna sebagai peralatan ukur yang
batas pengukuran suatu alat ukur. Bagian-bagian utama Transformator arus, yaitu:
1) Kumparan primer
2) Kumparan sekunder
3) Inti besi
gambar berikut
Gambar 4 Current Transformator (CT)
tegangan rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai isolasi antara sisi
tegangan yang diukur atau proteksi dengan alat ukurnya atau proteksinya. Bagian-
1) Kumpuran primer
2) Kumparan sekunder
3) Inti besi
Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik dengan cepat dalam
keadaan normal maupun gangguan kubikel ini disebut juga istilah kubikel pmt
(pemutus tenaga) kubikel ini dilengkapi degan relay peroteksi circuit breaker (PMT
CB) kubikel ini bisa di pasang sebagai alat pembatas, Circuit breaker ini dapat
penyambungan yang tetap sama, sebab factor ini ditentukan oleh struktur mekanisme
h. Lampu Indikator
Fungsi handle kubikel yaitu untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka
atau menutup posisi kontak hubung: PMT, PMS, Pemisah tanah (grounding) atau
pengisian pegas untuk energi membuka/menutup kontak hubung.
i. Lampu indikator
Fungsi lampu indikator yaitu untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada
sisi kabel, baik berasal dari sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai
akibat alat hubung dimasukkan. Lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus
kapasitif yang dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan.
Gambar 8 Lampu Indikator
Pengukuran tahanan isolasi ialah proses pengukuran kebocoran arus yang melalui
isolasi. Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kelemahan isolasi tahanan.
Pengujian isolasi secara rutin dapat dilakukan dengan menggunakan Megaohmmeter,
atau megger Insulation Tester (meger) yang pembacaannya langsung dalam
meghoms, untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi. Untuk instalasi
tegangan menengah digunakan Meger dengan batas ukur Mega sampai Giga Ohm.
Pengukuran tahanan isolasi memiliki standar universal IEEE 43-2000 dan VDE
Catalogue 228/4 yaitu, >1 MΩ/1 kV yang dipakai oleh PLN. Sedangkan pada trafo
dikenal dengan istilah Index Polarisasi (IP), dimana pengukuran IP ini untuk
memastikan peralatan layak dioperasikan. Indeks yang biasa digunakan dalam
menunjukkan pembacaan tahanan isolasi trafo dikenal sebagai dielectric absorption,
yang diperoleh dari pembacaan berkelanjutan untuk periode waktu yang lebih lama
dengan sumber tegangan yang konstan.
Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya. Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan
jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator
diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bias secara terus menerus tanpa
berhenri). Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti itu, maka cara
pemeliharaan juga dituntut sebaik munkin.
3.2 Perlengkapan K3
Tabel 2 Perlengkapan K3
LANGKAH KERJA
1. Posisi standby
2. Posisi Pemeliharaan
3. Posisi Operasi
4.1.1 Posisi Pemeliharaan
Frekuensi 50 Hz
Hubungan Belitan:
Primer 20.000 V
Sekunder 400 V
Arus nominal
Primer 0.72 A
Sekunder 36.08 A
Pendingin Minyak Mineral
Kenaikan suhu
Minyak 50 0
C
Kumparan 55 0
C
Jenis jenis kubikel terdiri dari 3 yaitu kubikel incoming sebagai tempat
masukan dari tegangan sisi sekunder transformator, kubikel metering yang digunakan
sebagai pengukuran dan proteksi, dan kubikel outgoing sebagai tempat keluaran
rangkaian menuju ke jaringan distribusi atau jaringan tegangan menengah.
A. Kubikel Incoming
(a)
(b)
Saklar pemisah
Berfungsi untuk memisahkan bagian yang berbeban dan tidak berbeban. Pemisah
hanya bias dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban. Saklar pemisah juga
berfungsi untuk meng-on-kan atau meng-off-kan kubikel incoming.
Lampu Indikator
H21 merupakan lampu tanda jika ada tengangan yang masuk dari sisi sekunder
transformator.
Current Transformer
(a)
(b)
Gambar 14 Current Transformer pada Kubikel incoming (a) nameplate (b) fisik
Kontak pemutar handle
Q1 merupakan Kunci untuk Meng-On (operasi) kan incoming
Q2 merupakan kunci untuk menghubungkan kubikel dengan system pembumian,
hal ini dilakukan jika kubikel dalam pemeliharaan.
B. Kubikel Metering
(a)
(b)
(a) (b)
Gambar 16 Fuse pada kubikel metering (a) Nameplate (b) Fisik
Potential Transformer
(a) (b)
Gambar 17 Potential Transformer pada kubikel metering (a) fisik (b) name plate
Kontak pemutar handle
Q1 merupakan Kunci untuk Meng-On (operasi) kan metering
Q2 merupakan kunci untuk menghubungkan kubikel dengan system pembumian, hal
ini dilakukan jika kubikel dalam pemeliharaan.
C. Kubikel Outgoing
(a)
(b)
Pemisah
Berfungsi untuk memisahkan bagian yang berbeban dan tidak berbeban.
Pemisah hanya bias dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban. Saklar pemisah
juga berfungsi untuk meng-on-kan atau meng-off-kan kubikel incoming.
Pemutus
(a) (b)
Gambar 20 Current Transformer pada Kubikel incoming (a) nameplate (b) fisik
Kontak pemutar Handle kubikel
Q2 merupakan Kunci untuk Meng-On (operasi) kan kubikel outgoing.
Q3 merupakan kunci untuk menghubungkan kubikel dengan system pembumian,
hal ini dilakukan jika kubikel dalam pemeliharaan.
A adalah kunci untuk memastikan kubikel outgoing telah terhubung.
B merupakan Kunci untuk membuka Q2.
C untuk menghubungkan ke pemutus tenaga.
Lampu indikator
H21 merupakan lampu tanda jika outgoing bekerja dan akan menyalurkan tegnagn
menuju ke jaringan distribusi tetangan menegah.
5.2 Transformator Daya
Pada saat melakukan pengukuran tahanan isolasi antara fasa (P) dan netral
(N), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memutus atau membuka semua alat
pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-
lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Sebaliknya semua alat pemutus
seperti :
kontak, penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung secara seri harus
ditutup.
Pada saat mengukur tahanan isolasi transformator terdapat kesalahan pada
alat. Alat yang dipakai tidak sesuai dengan pengukuran transformator yang
mengakibatkan nilai yang ditampilkan terlalu besar hingga mencapai tak terhingga.
Ini dikarenakan alat yang digunakan pada saat praktikum sudah tidak bisa dipakai
untuk mengukur trafo.
Sedangkan untuk pengujian tahanan isolasi antara jaringan instalasi dengan
tanah/ground (G), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memasang semua alat
pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-
lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Semua alat pemutus seperti : kontak,
penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung secara seri harus
ditutup.
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
6.2 Saran
1. Pada saat sebelum praktik praktikan sebaiknya memperhatikan APD dan
K3 guna menghindari kejadian yang tidak yang diinginkan
2. Untuk alat yang digunakan oleh praktikan seperti pada saat pengukuran
tahanan isolasi seharusnya tidak menunjukkan angka yang terlalu tinggi
sehingga tidak bisa diukur. Untuk alatnya perlu dilakukan pergantian alat
dan membeli alat yang sesuai dengan standar pengukuran isolasi
transformator.