Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN BENGKEL

PANEL TEGANGAN MENENGAH (KUBIKEL 20 Kv) DAN


TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

DIBUAT OLEH:
RAHMAT HIDAYAT TAVIYUDDIN
32120008
KELAS 3A
SEMESTER 5

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga laporan hasil praktikum
bengkel listrik berjudul “Laporan Praktikum Kubukel 20kV dan
Transformator” Jurusan Teknik Elektro Program Studi D3 Teknik Listrik
Politeknik Negeri Ujung Pandang dapat diselesaikan sebagai mana
mestinya.
Adapun tujuan yang diharapkan penulis pada saat menyusun
laporan ini adalah sebagai salah satu bukti bahwa penulis mengikuti
kegiatan selama di bengkel, yang mana laporan ini merupakan kewajiban
bagi setiap mahasiswa yangtelah melakukan kegiatan di bengkel.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka
dalam praktek maupun penmbuatan laporan ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
terkait, khususnya kepadadosen pembimbing (instruktur).
Dalam laporan ini tentunya masih terdapat banyak kesalahan, baik
dari isi,maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan maaf
dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan pembuatan laporan ke depannya.

Makassar, 5 November
2022

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Listrik merupakan energi yang paling penting saat ini, karena listrik banyak
digunakan diberbagai aktivitas manusia. Seiring berjalannya waktu dan
berkembangnya dunia teknologi, kebutuhan terhadap energi listrik semakin
meningkat. Saat ini hamper berbagai alat rumah tangga banyak menggunakan alat
elektronik yang menggunakan listrik, baik kebutuhan untuk memasak,
bersenangsenang maupun untuk bekerja atau mencari nafkah. Namun, energi listrik
yang tersedia tidaklah mudah dalam pendistribusiannya. Terkadang dalam
pendistribusian tenaga listrik, tegangan yang dikirim dari gardu induk tidak sama
dengan tegangan yang sampai di bawah. Hal ini banyak disebabkan oleh beberapa
faktor, baik oleh korona maupun oleh faktor usia alat yang digunakan. Permasalahan
energi listrik sangat kompleks, mulai dari sistem yang mencakup pembangkitan,
transmisi dan distribusi, efisiensi, kualitas daya sampai dengan biaya, dan hal ini
semakin menambah keterbatasan energi listrik. Pada system distribusi tenaga listrik,
sebelum listrik dialirkan kepada konsumen, listrik yang berasal dari gardu induk PLN
dialirkan melalui gardu distribusi. Di dalam gardu distribusi terdapat beberapa alat
seperti kubikel, transformator, dan papan hubung bagi. Oleh karena itu pihak PLN
berusaha meminimalisir setiap gangguan yang terjadi dalam suatu gardu. Salah satu
gangguan yang terjadi adalah gangguan korona yang terjadi di dalam kubikel/
perangkat hubung bagi. Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL adalah suatu
perlengkapan untuk mengendalikan, membagi tenaga listrik, melindungi sirkuit
dalam pemanfaatan tenaga listrik. Fungsinya adalah sebagai pengendali, penghubung
dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik. Kubikel dibuat
untuk kelas 3-30 kV, dan dipakai untuk pusat beban atau pusat daya (Power Centre).
Bentuk kubikel berupa lemari dan tertutup pada semua sisinya, sehingga tidak ada
akses untuk kontak dengan bagian yang bertegangan selama
pengoperasian. Karena konstruksinya tertutup pada setiap sisi, maka pemasangan
papan hubung bagi (PHB) jenis ini tidak harus di tempat yang tertutup dan
terkunciatau dapat dipasang pada tempat-tempat umum pengoperasian listrik.
Pada praktikum bengkel semester V ini, dititik beratkan pada pengenalan
peralatan sistem control dan distribusi (dalam hal ini adalah kubikel 20 kV dan
transformator) sesuai standar yang diterapkan oleh PLN dengan tujuan untuk
mempermudah dalam mengoperasikan peralatan control di lapangan, serta untuk
mendapatkan pengetahuan tentang cara mengoperasikan/menguji sistem control dan
distribusi. Pada praktikum kali ini yang dilaksanakan pada bengkel adalah praktikum
“Kubikel 20 kV dan Transformator ” yang dimana akan menjadi pembahasan
utama pada laporan kali ini

1.2 Tujuan

Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam


pengenalan kubikel / panel tegangan menengah, trafo distribusi dan melakukan
prosedur pengoperasian (menghubungkan ke beban) dan prosedur melepaskan beban,
serta melakukan pengujian dan pengoperasian transformator distribusi dalam rangka
pengoperasian gardu distribusi.
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Kubikel 20 kV

Kubikel 20 kV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu


distribusi yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung pengontrol dan
proteksi sistem penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kV kubikel 20 kV biasa
terpasang pada gardu distribusi atau gardu hubung yang berupa beton maupun kios.

Gambar 1 Bentuk fisik kubikel 20 kV

2.2 Jenis-Kenis Kubikel

Berdasarkan fungsi/penempatannya, kubikel 20 kV di Gardu Induk antara


lain :

a. Kubikel Incoming: berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder


Transformator daya ke busbar 20 kV. Tegangan 20 kV dari sisi
sekunder Transformator masuk ke dalam busbar yang berada di
dalam kubikel 20 kV.
b. Kubikel Outgoing: sebagai penghubung / penyalur dari busbar ke
beban.
c. Kubikel metering : digunakan sebagai kebutuhan pengkuran. Kubikel
jenis ini biasanya dilengkapi dengan voltmeter,ammeter dan
wattmeter.
d. Kubikel Kopel (bus kopling): sebagai penghubung antara rel 1 dan rel
2. Kubikel jenis ini akan dipakai jika kubikel incoming lebih dari 1.
e. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface) : sebagai penghubung
antar sel.

2.3 Komponen Kubikel


a. Busbar

Sebagai rel penghubung antara kubikel yang satu dengan lainnya, posisi rel
umumnya terletak pada bagian atas kubikel, pada kubikel type RMU (Ring Main
Unit) rel 20 kVterdapat dalam tabung SF 6 vacum bentuk rel ada yang bulat ada
yang pipih. Busbar harus dari bahan tembaga atau aluminium. Busbar aluinium
harus dilapisi timah pada titik sambungan busbar. Bentuk fisik busbar dapat
dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2 Busbar
b. PMS (Pemisah)

Berfungsi sebagai membuka dan menutup aliran listrik 20 kV tanpa ada beban,
PMS memiliki kontak penghubung tidak dilengkapi alat peredam busur listrik..

c. Earthing Switch

Untuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan dengan


menghubungkan terminal kabel ketanah (grounding), sehingga bila ada personil yang
bekerja pada kubikel tersebut terhindar terhadap adanya kesalahan operasi yang
menyebabkan kabel terisi tegangan. PMS tanah ini biasanya mempunyai sistem
interlock dengan pintu kubikel dan mekanik LBS pintu tidak bisa dibuka jika PMS
tanah belum masuk, LBS tidak bisa masuk sebelum PMS tanah dibuka.

d. Fuse

Pada kubikel terdapat suatu sekering tegangan menengah yang sering disebut

sebagai solefuse. Rating tegangannya bisa mencapai 34 kV, dan mampu bekerja pada

arus 31.5 kA. Solefuse ini digunakan untuk melindungi Transformator tegangan dari

gangguan. Bentuk dari fise dapat filihat pada gambar dibawah


Gambar 3 Fuse

e. Transformator Arus (Current Transformer)

Current Transformer (CT) adalah suatu peralatan transformator yang diletakkan

dalam rangkaian tenaga listrik yang berguna sebagai peralatan ukur yang

dihubungkan dengan relay pengaman. Dengan transformator arus dapat diperluas

batas pengukuran suatu alat ukur. Bagian-bagian utama Transformator arus, yaitu:

1) Kumparan primer

2) Kumparan sekunder

3) Inti besi

4) Terminal primer dan terminal


sekunder

Bentuk transformator arus / CT yang terdapat di kubikel ditunjukkan pada

gambar berikut
Gambar 4 Current Transformator (CT)

f. Transformator Tegangan (Voltage Transformator)

Transformator Tegangan berfungsi mentransformasikan dari tegangan tinggi ke

tegangan rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai isolasi antara sisi

tegangan yang diukur atau proteksi dengan alat ukurnya atau proteksinya. Bagian-

bagian utama dari transformator tegangan yaitu:

1) Kumpuran primer

2) Kumparan sekunder

3) Inti besi

4) Terminal primer dan terminal sekunder

Bentuk Transformator tegangan / PT yang terdapat di Cubikel ditunjukkan

pada gambar ini.


Gamabar 5 Transformator tegangan (VT)

g. Pemutus Tenaga (Circuit Breaker)

Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik dengan cepat dalam

keadaan normal maupun gangguan kubikel ini disebut juga istilah kubikel pmt

(pemutus tenaga) kubikel ini dilengkapi degan relay peroteksi circuit breaker (PMT

CB) kubikel ini bisa di pasang sebagai alat pembatas, Circuit breaker ini dapat

dioperasikan secara otomatis maupun manual dengan waktu pemutus atau

penyambungan yang tetap sama, sebab factor ini ditentukan oleh struktur mekanisme

yang menggunakan pegas.


Gambar 6 Pemutus Tenaga (Circuit breaker)

h. Lampu Indikator
Fungsi handle kubikel yaitu untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka
atau menutup posisi kontak hubung: PMT, PMS, Pemisah tanah (grounding) atau
pengisian pegas untuk energi membuka/menutup kontak hubung.

Gambar 71 Handle Kubikel

i. Lampu indikator
Fungsi lampu indikator yaitu untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada
sisi kabel, baik berasal dari sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai
akibat alat hubung dimasukkan. Lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus
kapasitif yang dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan.
Gambar 8 Lampu Indikator

2.4 Pengukuran Tahanan Isolasi Komponen Kubikel

Pengukuran tahanan isolasi ialah proses pengukuran kebocoran arus yang melalui
isolasi. Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kelemahan isolasi tahanan.
Pengujian isolasi secara rutin dapat dilakukan dengan menggunakan Megaohmmeter,
atau megger Insulation Tester (meger) yang pembacaannya langsung dalam
meghoms, untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi. Untuk instalasi
tegangan menengah digunakan Meger dengan batas ukur Mega sampai Giga Ohm.

Gambar 9 Alat Ukur Tahanan Isolasi


Nilai tahanan isolasi yang rendah dapat menunjukkan lilitan dalam keadaan kotor
atau basah. Moisture atau kelembapan dapat juga terdapat pada permukaan isolasi,
atau pada lilitan atau pada keduanya.

Pengukuran tahanan isolasi memiliki standar universal IEEE 43-2000 dan VDE
Catalogue 228/4 yaitu, >1 MΩ/1 kV yang dipakai oleh PLN. Sedangkan pada trafo
dikenal dengan istilah Index Polarisasi (IP), dimana pengukuran IP ini untuk
memastikan peralatan layak dioperasikan. Indeks yang biasa digunakan dalam
menunjukkan pembacaan tahanan isolasi trafo dikenal sebagai dielectric absorption,
yang diperoleh dari pembacaan berkelanjutan untuk periode waktu yang lebih lama
dengan sumber tegangan yang konstan.

2.7 Transformator Daya

Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya. Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan
jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator
diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bias secara terus menerus tanpa
berhenri). Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti itu, maka cara
pemeliharaan juga dituntut sebaik munkin.

Gambar 10 Transformator daya


BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat dan Bahan

Tabel 1 alat dan bahan yang digunakan

No Nama Alat Jumlah


Alat ukur tahanan isolasi (Insulation
1 1 set
Tester)
2 Kunci Inggris 3 buah
Tongkat pemutar kontak (Handle
3 1 buah
Kubikel)
4 Kubikel SCHENEIDER 20 kV SM 6 1 set
Transformator CENTRADO PRIMA 25
5 1 buah
kVA

3.2 Perlengkapan K3

Tabel 2 Perlengkapan K3

No Nama Perlengkapan K3 Jumlah


1 Helm pengaman 1 buah
2 Sepatu safety 1 pasang
3 Baju bengkel 1 pasang
BAB IV

LANGKAH KERJA

4.1 Langkah Pengoperasian Kubikel

Pengoperasian kubikel dapat dilakukan dengan tiga posisi, yaitu :

1. Posisi standby
2. Posisi Pemeliharaan
3. Posisi Operasi
4.1.1 Posisi Pemeliharaan

Gambar 12 Posisi Pemeliharaan


Posisi pemeliharaan dilakukan ketika sudah koordinasi dengan petugas di
lapangan. Dan juga pihak lain yang terkait dengan pengoperasian. Berikut adalah
langkah pengoperasian kubikel posisi pemeliharaan dengan kondisi awal kubikel
dalam posisi standby:

1. Pada sisi incoming dilakukan degan mengoperasikan melalui Q2 diputar


ke arah 1 menggunakan tongkat (handle kubikel).
2. Pada sisi metering dilakukan degan mengoperasikan melalui Q2 diputar
ke arah 1 menggunakan tongkat (handle kubikel).
3. Pada sisi outgoing dilakukan dengan mengoperasikan melalui Q3 diputar
ke arah 1 menggunakan tongkat (handle kubikel).

Pada kondisi pemeliharaan, pintu-pintu panel dapat dibuka dan peralatan


dalam kubikel dapat diakses. Hal ini dikarenakan karena dalam posisi pemeliharaan,
kubikel sudah ditanahkan (grounding) sehingga aman dari keadaan bertegangan.

4.1.2 Posisi Stand by

Gambar 12 Posisi Stand By


Berikut adalah langkah pengoperasian kubikel posisi stand by dengan kondisi
awal kubikel dalam posisi pemeliharaan :

1. Pada sisi incoming dilakukan dengan mengoperasikan melalui Q2 diputar ke


arah 0 menggunakan tongkat (handle kubikel).
2. Pada sisi incoming dilakukan dengan mengoperasikan melalui Q2 diputar ke
arah 0 menggunakan tongkat (handle kubikel).
3. Pada sisi outgoing dilakukan dengan mengoperasikan melalui Q3 diputar ke
arah 0 menggunakan tongkat (handle kubikel).

Berikut adalah langkah pengoperasian kubikel posisi stand by dengan kondisi


awal kubikel dalam posisi operasi :
1. Pada unit PMT dilakukan pembebasan dengan cara menekan tombol OFF
sehingga lampu indicator warna merah pada sisi outgoing ON.
2. Melepaskan kunci pada unit PMT.
3. Pada sisi outgoing, pemisah dilakukan dengan mengoperasikan melalui Q2
diputar ke arah 0 menggunakan tongkat (handle kubikel).
4. Pada sisi incoming dan metering, pemisah dilakukan dengan mengoperasikan
melalui Q1 diputar ke arah 0 menggunakan tongkat (handle kubikel).

4.1.3 Posisi Operasi

Gambar 13 Posisi Operasi


Sebelum melakukan operasi, dipastikan telah berkoordinasi dengan pihak
lapangan baik pada sisi pengirim maupun penerima agar meniadakan aktivitas karena
posisi operasi menandakan bahwa kubikel pada tegangan 20kV. Berikut adalah
langkah pengoperasian kubikel posisi operasi dengan kondisi awal kubikel dalam
posisi standby:

1. Pada sisi incoming dilakukan degan mengoperasikan melalui Q1 diputar


ke arah 1 menggunakan tongkat (handle kubikel).
2. Pada sisi metering dilakukan degan mengoperasikan melalui Q1 diputar
ke arah 1 menggunakan tongkat (handle kubikel).
3. Pada sisi outgoing dilakukan dengan mengoperasikan melalui Q2 diputar
ke arah 1 menggunakan tongkat (handle kubikel).
4. Memasang kunci pada unit PMT untuk mengaktifkan tombol ON dan
OFF pada PMT
5. Menekan tombol ON pada PMT.
6. Lampu indikator hijau akan ON.

4.2 Pengukuran Tahanan Isolasi Transformator

Tempat : Lab. Tegangan Menengah


Jenis Uji/Ukur : Pengujian tahanan isolasi
Alat Uji/Ukur : Isolation tester
Tanggal Pengukuran : 8 November 2022
Cuaca : Cerah
Tabel 1 Data Spesiikasi Nameplate Trafo Daya

Uraian Kapasitas/Ukuran/Simbol Satuan

Merek dagang CV.Centrada Prima

Daya Nominal 25 kVA

Jumlah Phasa 3 Phasa

Frekuensi 50 Hz

Hubungan Belitan:

 Primer 20.000 V

 Sekunder 400 V

Arus nominal
 Primer 0.72 A
 Sekunder 36.08 A
Pendingin Minyak Mineral

Kenaikan suhu
 Minyak 50 0
C
 Kumparan 55 0
C

Tingkat Isolasi Dasar 125 kV

Berat Minyak 125 Liter

Jumlah Berat 320 Kg

Tabel 2 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi Trafo Daya

Sisi Belitan Sisi Tegangan Terminal Nilai Tahanan (MΩ)


Primer Tegangan Rendah R-Body

(220V/380V)
S-Body

T-Body

N-Body

R-N

S-N

T-N

Sekunder R-Body

S-Body

T-Body

Primer- Teg.Rendah- r-R

Sekunder Teg.Menengah
r-S

r-T

s-R

s-S

s-T

t-R

t-S

t-T

4.3 Hasil Pengukuran Tahanan Pentanahan/Pembumian

Tempat : Lab. Tegangan Menengah

Jenis Uji/Ukur : Tahanan Pembumian


Alat Uji/Ukur : Earth Tester
Tanggal Pengukuran : 8 November 2022
Cuaca : Cerah
Percobaan Pengali Nilai Tahanan (Ω)
1 ×10 2
2
2 ×1 1.8
0.8
BAB V
ANALISA
5.1 Kubikel

Jenis jenis kubikel terdiri dari 3 yaitu kubikel incoming sebagai tempat
masukan dari tegangan sisi sekunder transformator, kubikel metering yang digunakan
sebagai pengukuran dan proteksi, dan kubikel outgoing sebagai tempat keluaran
rangkaian menuju ke jaringan distribusi atau jaringan tegangan menengah.

A. Kubikel Incoming

(a)
(b)

Gambar 13 Kubikel incoming (a) nameplate (b) fisik


Pada kubikel incoming terdapat beberapa komponen antara lain ;

 Saklar pemisah
Berfungsi untuk memisahkan bagian yang berbeban dan tidak berbeban. Pemisah
hanya bias dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban. Saklar pemisah juga
berfungsi untuk meng-on-kan atau meng-off-kan kubikel incoming.
 Lampu Indikator
H21 merupakan lampu tanda jika ada tengangan yang masuk dari sisi sekunder
transformator.
 Current Transformer
(a)

(b)
Gambar 14 Current Transformer pada Kubikel incoming (a) nameplate (b) fisik
 Kontak pemutar handle
Q1 merupakan Kunci untuk Meng-On (operasi) kan incoming
Q2 merupakan kunci untuk menghubungkan kubikel dengan system pembumian,
hal ini dilakukan jika kubikel dalam pemeliharaan.
B. Kubikel Metering

(a)

(b)

Gambar 15 Kubikel Metering (a) nameplate (b) fisik

Beberapa komponen yang terdapat pada kubikel meterimg adalah :


 Pemisah
Berfungsi untuk memisahkan bagian yang berbeban dan tidak berbeban.
Pemisah hanya bias dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban. Saklar pemisah
juga berfungsi untuk meng-on-kan atau meng-off-kan kubikel incoming.
 Fuse

(a) (b)
Gambar 16 Fuse pada kubikel metering (a) Nameplate (b) Fisik

 Potential Transformer

(a) (b)
Gambar 17 Potential Transformer pada kubikel metering (a) fisik (b) name plate
 Kontak pemutar handle
Q1 merupakan Kunci untuk Meng-On (operasi) kan metering
Q2 merupakan kunci untuk menghubungkan kubikel dengan system pembumian, hal
ini dilakukan jika kubikel dalam pemeliharaan.

C. Kubikel Outgoing

(a)

(b)

Gambar 18 Kubikel Outgoing (a) namepate (b)


fisik Terdapat beberapa komponen yang ada pada kubikel outgoing :

 Pemisah
Berfungsi untuk memisahkan bagian yang berbeban dan tidak berbeban.
Pemisah hanya bias dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban. Saklar pemisah
juga berfungsi untuk meng-on-kan atau meng-off-kan kubikel incoming.
 Pemutus

Gambar 19 Pemutus (Circuit Breaker)

Pemutus Tenaga berfungsi untuk memutuskan tenaga baik dalam keadaan


berbeban maupun tidak berbeban. Beda halnya dengan dengan pemisah yang
hanya bisa beroperasi dalam keadaan tidak berbeban karena di dalam PMT
terdapat media pemadam busur api. Pada PMT yang terdapat pada kubikel
outgoing pada gambar diatas menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam
busur api yang timbul pada waktu memutus tenaga. Sebagai isolasi, gas SF6
mempunyai kekuatan dielektrik yang lebih tnggi dibnadingkan dengan udara dan
kekuatan dielektrik ini bertambah seiring dengan pertambahan tekanan.
Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe tekanan tunggal, dimana selama operasi
membuka atau menutup PMT, gas SF6 ditekan ke dalam suatu tabung yang
menempel pada kontak bergerak. Pada waktu pemutusan, gas SF6 ditekan melalui
nozzle dan tiupan ini yang mematikan busur api.
Dalam pengoperasiannya, pemisah di-on-kan dahulu kemudian baru PMT karena
alasan PMT memiliki peredam busur api tersebut. Namum untuk meng-off-kan,
PMT di-off-kan terlebih dahulu baru kemudian pemisah.
 Current Transformer

(a) (b)
Gambar 20 Current Transformer pada Kubikel incoming (a) nameplate (b) fisik
 Kontak pemutar Handle kubikel
Q2 merupakan Kunci untuk Meng-On (operasi) kan kubikel outgoing.
Q3 merupakan kunci untuk menghubungkan kubikel dengan system pembumian,
hal ini dilakukan jika kubikel dalam pemeliharaan.
A adalah kunci untuk memastikan kubikel outgoing telah terhubung.
B merupakan Kunci untuk membuka Q2.
C untuk menghubungkan ke pemutus tenaga.
 Lampu indikator
H21 merupakan lampu tanda jika outgoing bekerja dan akan menyalurkan tegnagn
menuju ke jaringan distribusi tetangan menegah.
5.2 Transformator Daya

A. Gambar spesifikasi trafo

Gambar 21 Nameplate Transformator daya


Transformator daya yang digunakan merupakan jenis step-up, yang berfungsi
untuk menaikkan tegangan. Dimana tegangan masukan yang didapatkan dari panel
ATS generator sebesar 220/380 V dinaikkan tegangannya sehingga pada sisi
sekunder menghasilan tegangan 20 kV untuk masuk ke sisi incoming kubikel.
Pada pengkuran tahanan isolasi transformator yang dilakukan menggunakan
isolation tester didapatkan hasil yang cukup besar sehingga dapat dikatakan bahwa
kita tidak tahu bahwa transformatornya masih layak untuk digunakan.

Pada saat melakukan pengukuran tahanan isolasi antara fasa (P) dan netral
(N), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memutus atau membuka semua alat
pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-
lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Sebaliknya semua alat pemutus
seperti :
kontak, penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung secara seri harus
ditutup.
Pada saat mengukur tahanan isolasi transformator terdapat kesalahan pada
alat. Alat yang dipakai tidak sesuai dengan pengukuran transformator yang
mengakibatkan nilai yang ditampilkan terlalu besar hingga mencapai tak terhingga.
Ini dikarenakan alat yang digunakan pada saat praktikum sudah tidak bisa dipakai
untuk mengukur trafo.
Sedangkan untuk pengujian tahanan isolasi antara jaringan instalasi dengan
tanah/ground (G), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memasang semua alat
pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti lampu-
lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Semua alat pemutus seperti : kontak,
penyambung-penyambung, dan sebagainya yang tersambung secara seri harus
ditutup.
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum maka dapat disimpulkan:


1. Kubikel 20 kV adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu
distribusi yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung pengontrol
dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kV kubikel 20 kV
biasa terpasang pada gardu distribusi atau gardu hubung yang berupa beton
maupun kios
2. Pengoperasian kubikel dapat dilakukan dengan tiga posisi, yaitu :
1. Posisi standby
2. Posisi Pemeliharaan
3. Posisi Operasi
3. Transformator Daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau sebaliknya.
4. Pengukuran tahanan isolasi pada kubikel dan transformator menggunakan alat
ukur insulation tester. Dimana pengukuran dilakukan antara fasa ke fasa dan
fasa ke netral.

6.2 Saran
1. Pada saat sebelum praktik praktikan sebaiknya memperhatikan APD dan
K3 guna menghindari kejadian yang tidak yang diinginkan
2. Untuk alat yang digunakan oleh praktikan seperti pada saat pengukuran
tahanan isolasi seharusnya tidak menunjukkan angka yang terlalu tinggi
sehingga tidak bisa diukur. Untuk alatnya perlu dilakukan pergantian alat
dan membeli alat yang sesuai dengan standar pengukuran isolasi
transformator.

Anda mungkin juga menyukai