Anda di halaman 1dari 31

DUNIA PEMBANGKIT LISTRIK, Pengetahuan Dasar Gardu Induk 20 KV - Gardu

induk sisi 20 KV adalah sistem instalasi penyaluran tenaga listrik tegangan menengah
atau 20.000 volt ke pusat-pusat beban.

Pada gardu induk 20 KV terdapat panel kubikel yang terdiri dari :


- Panel in comming
Panel in comming disuplai dari output trafo tenaga atau sisi sekunder yang berfungsi
mentransformasikan dari tegangan tinggi menjadi tegangan menengah. Panel ini
merupakan induk dari out going.
- Out Going
Panel ini berfungsi penghubung dan pemutus sumber ke gardu distribusi
- Kopel
Panel kopel memiliki fungsi sebagai penghubung dua sumber atau tarfo yang berbeda
- Panel pengukuran
Berfungsi untuk mengukur daripada energi listrik yang berisi peralatan ukur serta
suplay trafo tegangan atau VT
- Panel Trafo Pemakaian Sendiri
Biasanya digunakan LBS atau Load Breaker Switch yang berfungsi sebagai
penghubung dan pemutus sumber trafo PS (pemakaian sendiri)

Beranda › Gardu Induk


Pengetahuan Dasar Gardu Induk 20 KV - DUNIA PEMBANGKIT LISTRIK
04 Juni 2019 Tulis Komentar

Pengetahuan Dasar Gardu Induk 20 KV


DUNIA PEMBANGKIT LISTRIK, Pengetahuan Dasar Gardu Induk 20 KV - Gardu
induk sisi 20 KV adalah sistem instalasi penyaluran tenaga listrik tegangan menengah
atau 20.000 volt ke pusat-pusat beban.

Pada gardu induk 20 KV terdapat panel kubikel yang terdiri dari :


- Panel in comming
Panel in comming disuplai dari output trafo tenaga atau sisi sekunder yang berfungsi
mentransformasikan dari tegangan tinggi menjadi tegangan menengah. Panel ini
merupakan induk dari out going.
- Out Going
Panel ini berfungsi penghubung dan pemutus sumber ke gardu distribusi
- Kopel
Panel kopel memiliki fungsi sebagai penghubung dua sumber atau tarfo yang berbeda
- Panel pengukuran
Berfungsi untuk mengukur daripada energi listrik yang berisi peralatan ukur serta
suplay trafo tegangan atau VT
- Panel Trafo Pemakaian Sendiri
Biasanya digunakan LBS atau Load Breaker Switch yang berfungsi sebagai
penghubung dan pemutus sumber trafo PS (pemakaian sendiri)
Tipe cell gardu induk sisi 20 KV yaitu :
1. Tipe konvensional atau open type
Cell kubikel terbuka, konstruksi busbar rell yang terlihat dan biasanya terpasang di
atas. Menggunakan sekat tembok sebagai pembatas antar cel. Cel kubikel ini dapat
memungkinkan binatang bisa masuk sehingga menyebabkan gangguan pada sistem
2. Tipe tertutup atau close type
Cel kubikel tertutup plat panel, busbar rel yang tidak terlihat, dan pemasangannya
diatas dan ada pula yang dibawah. Adanya sekat plat sebagai pembatas antar cel.
Aman dari kemungkinan masuknya binatang namun, tidak menutup kemungkinan
bisa masuk dalam cel bila lupa menutup lubang cable in door

CUBICLE

Cubicle adalah seperangkat panel hubung bagi dengan tegangan 20.000 volt yang
terpasang didalam gardu induk yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus,
penghubung, pengontrol serta proteksi sistem penyaluran tenaga listrik ke pusat
beban.
Bagian - bagian cubicle diantaranya :
- Compartemen rell (dudukan rell)
Fungsinya : sebagai tempat dudukan rell atau busbar yang dilengkapi dengan isolator
penyangga yang memiliki fungsi sebagai penyangga dudukan rell agar kuat
- Compartemen lemari control
Fungsinya : pusat terminal control, sumber dc, dan peralatan pendukung misalnya
ampermeter, relay proteksi, Kwh meter tombol close atau open dan juga pusat wiring
control. Panel ini sering disebut juga dengan lemari LV atau Low Voltage.
- Pemisal rell
Fungsinya : membuka dan menutup aliran listrik tanpa beban kontak penghubung.
Pemisah rell biasanya tidak dilengkapi dengan media peredam busur api
- Pemutus Tenaga atau PMT/CB
Fungsinya : untuk close atau open aliran listrik dalam keadaan berbeban atau tidak
berbeban dan termasuk memutus saat terjadi gangguan hubungan singkat. Kontak
PMT dilengkapi dengan media peredam busur api
- Pemisah kabel
Fungsinya : membuka dan menutup aliran listrik tanpa beban. Kontak penghubung
pada pemisah kabel tidak dilengkapi dengan media peredam busur api
- Compartemen kabel
Fungsinya : tempat dudukan cabel in door
- Trafo Arus atau CT
Adalah alat pendukung yang digunakan didalam instalasi gardu induk sisi 20 KV.
Fungsi alat ini yaitu sebagai pengukuran dan proteksi terhadap arus lebih. Trafo ini
juga berfungsi untuk menurunkan arus yang mengalir yang berdasarkan prinsip
induksi elektromagnet
- Trafo tegangan
Fungsinya : untuk pengukuran tegangan pada Kwhmeter. Trafo ini juga membantu
dalam system proteksi yakni relay UFR atau Under Frekwensi Relay yang mana
untuk mendeteksi frekwensi dari tegangan tersebut
- Pemanas atau Heater
Fungsinya : memanaskan ruang terminal kabel dalam kubikel untuk menjaga
kelembaban udara.
GARDU INDUK SISI 20KV
Gardu Induk sisi 20KV merupakan instalasi system penyaluran tenaga listrik
dengan tegangan menengah (20.000 Volt)  ke pusat - pusat beban. Di dalamnya
terdapat cubicle/panel bagi yaitu panel In comming, Out going, Kopel, Panel
Pengukuran dan panel Trafo Pemakaian Sendiri. Panel In comming disuplay dari out
put  Trafo Tenaga (sisi  Sekunder)  yang berfungsi mentranformasikan tegangan
tinggi menjadi tegangan menengah. Panel In Comming merupakan Induk dari Out
Going. Panel Kopel berfungsi untuk memaralel/menghubungkan dua sumber atau
trafo yang berbeda. Panel Out Going yang berfungsi menghubung dan memutus
sumber ke gardu distribusi/pelanggan. Panel pengukuran berfungsi untuk mengukur
energi listrik yang berisi peralatan ukur serta suplay trafo tegangan (VT). Panel Trafo
Pemakaian Sendiri (PS) biasanya menggunakan LBS/Load Breaker Swicth yang
berfungsi untuk menghubung dan memutus sumber Trafo PS.

Gambar: Wilayah Gardu Induk Sisi 20KV

Type  Cell Gardu Induk sisi 20KV


1.       Open  type/konvensional
Cel kubikel terbuka, konstruksi busbar rell terlihat dan biasa terpasang di
atas .Menggunakan sekat tembok sebagi pembatas cel yang satu dengan cel
lainnya. Cel kubikel terbuka memungkinkan binatang masuk sehingga
menyebabkan gangguan yang mengganggu system.
2.       Close type
Cel kubikel tertutup plat panel,  busbar rell tidak terlihat dan pemasangannya
ada yang di atas dan ada yang dibawah. Sekat plat sebagai pembatas cel yang
satu dengan cel lainnya. Karena semuannya tertutup sehingga binatang tidak
bisa masuk dalam cel kubikel sehingga aman. Namun tidak menutup
kemungkinan binatang dapat masuk dalam cel bila lalai menutup lobang
lobang cable in door.

CUBICLE
Cubicle merupakan seperangkat panel hubung bagi dengan tegangannya
20.000 Volt yang dipasang dalam gardu induk berfungsi sebagai pembagi, pemutus,
penghubung, pengontrol dan proteksi system penyaluran tenaga listrik ke pusat pusat
beban.

Bagian – bagian Cubicle                                                        


Gambar: Peralatan dalam Cubicle close type

Compartemen Rell
Berfungsi sebagai tempat kedudukan busbar/rell. Dilengkapi dengan isolator
penyangga yang berfungsi untuk menyangga kedudukan rell agar kuat.

Compartemen  Lemari Control
Berfungsi sebagai pusat terminal control, sumber dc dan peralatan pendukung seperti
Ampermeter, Relay Proteksi, Kwhmeter tombol close/open dan juga pusat wirring
control. Panel ini sering disebut dengan lemari LV (Low Voltage) karena tegangannya
yang ada adalah tegangan rendah.

Pemisah Rell
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik tanpa beban kontak penghubung
Pemisah Rell tidak  dilengkapi dengan media peredam busur api.

Pemutus Tenaga PMT/CB


Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik dalam keadaan berbeban atau
tidak berbeban, termasuk memutus pada saat terjadi gangguan hubung singkat.
Kontak penghubung PMT dilengkapi dengan media peredam busur api. Closing Coil
berfungsi menggerakkan mekanik untuk menghubung/close kontak utama PMT,
sedangkan tripyng coil berfungsi menggerakkan mekanik untuk membuka/open
kontak utama PMT. Motor berfungsi untuk mengisi pegas/spring charge mekanik
PMT yang siap dieksekusi closing coil/tripyng coil. Motor dalam PMT ada yang
sumber powernya AC 220 V atau ada juga yang menggunakan DC 110 V.

Pemisah Kabel
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik tanpa beban, kontak
penghubung Pemisah cabel  tidak  dilengkapi dengan media peredam busur api.

Compartemen Kabel
Sebagai ruang tempat kedudukan cabel in door.

Trafo Arus
Trafo Arus (CT) merupakan alat pendukung yang digunakan dalam instalasi Gardu
Induk Sisi 20 KV. Alat ini untuk mendukung dalam pengukuran arus yaitu sebagai
pengukuran dan sebagai proteksi terhadap arus lebih. Trafo arus ini berfungsi untuk
menurunkan arus yang bekerja/mengalir berdasarkan prinsip induksi elektromagnet,
yaitu timbulnya arus dalam suatu sirkit listrik (sisi sekunder) akibat dari pengaruh
sirkit yang lain (sisi primer) secara fisik tidak saling berhubungan  dalam rangkaian
tertutup. Peristiwa ini terjadi  karena  adanya perpotongan garis medan magnet
yang  berubah – ubah memotong penghantar tersebut.
Fungsi
1.       Mentransformasikan besaran arus dari nilai arus yang besar ke arus yang kecil
digunakan untuk pengukuran dan proteksi. Arus primer ke arus sekunder yang
digunakan untuk pengukuran yaitu Ampermeter dan KWhmeter serta untuk proteksi
yaitu relay proteksi.
2.       Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur/diproteksi dengan alat ukurnya
atau alat proteksinya.

Trafo Tegangan
Trafo Tegangan merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan dalam instalasi
Gardu Induk Sisi 20kV. Alat ini membantu dalam pengukuran tegangan dan
digunakan untuk pengukuran tegangan pada KWhmeter. Alat ini juga membantu
dalam system proteksi yaitu untuk relay UFR (Under Frekwensi Relay) mendeteksi
frekwensi dari tegangan tersebut.
Fungsi
1.       Mentranformasikan besaran tegangan dari nilai tegangan yang besar ke tegangan
yang kecil digunakan untuk pengukuran dan proteksi.
2.       Sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur/diproteksi dengan alat ukurnya
atau alat proteksinya.

Pemanas (Heater)
Merupakan alat pemanas berfungsi untuk memanaskan ruang terminal kabel dalam
kubikel agar kelembabannya terjaga. Keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek
corona pada terminal kubikel tersebut. Corona  akan menyebabkan turunnya kualitas
isolasi/breakdown peralatan. Sehingga apabila ada kenaikan tegangan/arus akibat
gangguan, maka titik lemah dari isolasi ini akan terancam untuk
rusak/meledak/terbakar.

PROTEKSI GARU INDUK SISI 20KV


Proteksi dalam system Gardu Induk sisi 20KV adalah untuk mengamankan
peralatan/system sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau dikurangi
menjadi sekecil mungkin dengan cara:
1.       Mendeteksi adanya gangguan / keadaan abnoramal lainnya yang dapat
membahayakan peralatan / system.
Contoh :
2.       Melepaskan / memisahkan bagian system yang terganggu atau yang mengalami
keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang dilalui
arus gangguan dapat dibatasi seminimal mungkin dan bagian system lainnya tetap
dapat beroperasi.
Fungsi proteksi
1.       Merasakan dan melokalisir bagian yang terganggu secepatnya.
2.       Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu.
3.       Mengurangi pengaruh gangguan terhadap bagian yang lain tidak terganggu di
dalam system tersebut.
4.       Mencegah meluasnya gangguan untuk menjamin keandalan penjualan tenaga
listrik.
5.       Memperkecil bahaya bagi manusia.
Komponen proteksi
1.       Komponen utama
a.       Relay proteksi
b.      Sumber relay proteksi
2.       Komponen bantu
a.       CT
b.      Relay bantu
c.       Tripyng coil
Syarat alat proteksi
1.       Selektif
Yaitu selektif terhadap mana arus beban dan mana arus gangguan.
2.       Sensitive
Yaitu peka terhadap arus gangguan sesuai seting.
3.       Cepat
Yaitu bekerja cepat sesuai seting sehingga bagian yang terganggu tidak meluas.
4.       Andal
Yaitu dalam keadaan normal tidak boleh bekerja tetapi harus pasti dapat bekerja bila
diperlukan.
5.       Ekonomis
Yaitu persyaratan pokok proteksi dapat terpenuhi sehingga system yang dilindungi
dapat terjamin kelangsungannya beroperasi.

Prinsip kerja relay OCR & GFR

Apabila relay proteksi merasakan arus gangguan maka dengaan segera kontak trip
relay bekerja (yang tadinya NO menjadi NC) sehingga memberi suplay pada tripyng
coil. Tripyng coil bekerja menggerakkan mekanik open PMT sehingga membuka
kontak utama PMT. Proses ini berlangsung sangat cepat (bebepapa detik) tujuannya
segera mengisolasi daerah yang terganggu, namun bila relay proteksi tidak bekerja
maka gangguan akan meluas yang menyebabkan kerugian.

Kegagalan kerja proteksi dapat disebabkan oleh :


1.       Relay rusak
2.       Seting relay tidak benar
3.       Power suplay dc tidak ada/ hilang
4.       Gangguan pada mekanis tripyng/pegas macet
5.       Kegagalam PMT memutus arus gangguan (media pemutus) gas habis
6.       Trafo arus tidak jenuh pada arus gangguan
7.       Kesalahan pengawatan wirring tripyng

TRANSAKSI ENERGI GARDU INDUK SISI 20KV


                Energy Listrik yang di distribusikan ke pelanggan di ukur dengan
menggunakan alat pengukur yaitu KWhmeter, KVarhmeter. KWhmeter berfungsi
untuk mengukur energy aktif/daya aktif sedangkan KVarhmeter mengukur energy
reaktif/daya reaktif. Alat ukur tersebut merupakan meter yang digunakan sebagai alat
transaksi jual beli energy listrik dengan pelanggan.

Jenis KWH :
1.       Elektromekanik
Prinsip kerja yaitu Meter berdasarkan prinsip elektro mekanik. Arus dan tegangan
listrik menimbulkan gaya gerak listrik yang menggerakkan / memutar piringan pada
porosnya. Putaran poros piringan diteruskan melalui roda-roda gigi ke drum register.

Gambar :  Kwhmeter Mekanik 1 phase


Register atau pencatat berfungsi untuk mencatat atau menghitung energi yang terpakai
oleh pelanggan.
Kumparan tegangan berfungsi untuk membangkitkan fluks tegangan.
Kumparan arus berfungsi untuk membangkitkan fluks arus.
Magnet permanen berfumgsi sebagai pengereman dan menahan putaran ikutan dari
piringan alumunium.
 Piringan alumunium adalah sebagai tempat integrasi fluks tegangan dan fluks arus
serta terjadinya arus foucault sehingga timbul momen putar pada piringan.
Kotak terminal yaitu sebagai tempat penyambungan kabel.
2.       Elektronik
Prinsip kerja yaitu besaran arus maupun tegangan per fasa diubah senilai dengan level
sinyal oleh sensor arus dan tegangan, selanjutnya arus dan tegangan analog per fasa
diubah menjadi sinyal digital dan nantinya akan diproses untuk mendapatkan besaran
seperti arus, tegangan, daya aktif, daya reaktif factor daya selanjutnya nilai besaran
tersebut dapat disimpan dalam memory yang ada dalam Kwh Elektronik tersebut.

Pada relay elektronik ini akan lebih mudah dalam mengecek kesalahan wiring CT dan
VT sehingga kemungkinan kesalahan dalam perhitungan energi yang terpakai tidak
terjadi. Meter jenis ini banyak digunakan karena memang keunggulannya dibanding
dengan meter elektromekanik. Meter elektronik sudah diprogram dengan komputer
menggunakan tiga tarif yaitu WBP/Waktu beban Puncak            (18.00 – 20.00),
LWBP 1/Luar Waktu Beban Puncak 1 (20.00 – 06.00) dan LWBP 2/Luar Waktu
Beban Puncak 2 (06.00– 18.00).
Sistem Pengawatan
Menggunakan system Pengawatan Tak Langsung

Gambar: Pengawatan Kwhmeter

TRAFO PEMAKAIAN SENDIRI


Trafo Pemakaian Sendiri (PS) merupakan trafo step down (penurun tegangan)
yaitu dari tegangan menengah (20.000Volt) menjadi tegangan rendah (380Volt).
Trafo ini di sebut trafo PS karena fungsinya yaitu untuk suplay keperluan Gardu
Induk itu sendiri.               
Fungsi
Sebagai sumber tegangan yang digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk
yaitu untuk suplay power  penerangan, peralatan tenaga/motor penggerak, peralatan
control, rectifier, alat pendingin serta peralatan lain yang membutuhkan sumber
tegangan.
Pengaman Lebur Trafo PS
Pengaman lebur tegangan menengah atau disebut Fuse TM merupakan alat
proteksi yang berfungsi sebagai pengaman pada sistem instalasi Trafo Pemakaian
Sendiri terhadap arus beban lebih/overload dan arus gangguan yang terjadi. Prinsip
kerja yaitu bila arus melewati pengaman lebur melebihi nilai arus rating nominal
maka elemen lebur akan panas dan terus miningkat hingga mencapai titik leburnya.
Nilai arus rating pengaman lebur yang digunakan di sesuaikan dengan arus dari daya
trafo Pemakaian Sendiri.

SUMBER  DC
Sumber pasokan DC 110 volt pada instalasi Gardu Induk digunakan untuk
keperluan peralatan bantu, antara lain :
1.       Rangkaian control ( Close/Open CB,DS )
2.       Sistem Proteksi ( Relay proteksi, rangkaian triping/closing )
3.       Sistem Signaling ( Indikator-indikator )
4.       General ( Umum )
Ada dua sumber DC yang digunakan dalam instalasi Gardu Induk yaitu rectifier dan
aki/baterai. Sumber utama yang digunakan yaitu Rectifier namun apabila Trafo PS
padam maka Baterai langsung memback-up sumber DC, sehingga peralatan bantu
dapat terus bekerja.
Rectifier
Rectifier adalah suatu rangkaian alat listrik untuk mengubah arus listrik bolak –balik
(AC) menjadi arus searah ( dc )yang berfungsi untuk suplai DC dan mengisi batere
agar kapasitasnya tetap terjaga penuh sehingga kehandalan sumber DC pada Gardu
Induk terjamin.Maka Rectifier tersebut harus selalu ON dan selalu tersambung ke
batere.
Aki/Baterai
Batere adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia
yang reversible, artinya di dalam batere dapat berlangsung proses pengubahan kimia
menjadi tenaga listrik dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Dalam suatu pekerjaan yang utama adalah keselamatan kerja, karena
kesalamatan akan memberikan rasa aman, nyaman dan bahagia pada setiap pekerja.
Sehinnga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang maksimal. Lingkungan
kerja dalam Gardu Induk sisi 20kv sangat berbahaya karena berhadapan dengan
tegangan 20.000 volt. Tegangan listrik tidak terlihat dan tidak berbau tetapi dapat
dirasakan. Bahaya akibat tegangan listrik terhadap manusia yaitu kejutan
Bahaya akibat tegangan listrik di dalam lingkungan kerja Gardu Induk sisi 20kv tidak
dapat kita hilangkan tetapi dapat kita kendalikan ,Maka penggunaan alat pelindung
diri sangatlah diperlukan.

Dasar Hukum
Sumber hukum yang paling mendasar tentang keselamatan kerja di Indonesia
ialah undang undang    No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang undang
ini di buat dengan menimbang :
a.       Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b.      Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya.
c.       Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman
dan effisien.
d.      Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk
membina norma-norma perlindungan kerja.
e.      Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-
undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja
yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan
teknologi.
Tujuan
1. Mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera
2. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya
3. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik.
Alat Keselamatan Kerja (Alat Pelindung Diri/APD)
1.       Pakaian kerja/Wearpack
Memberikan perlindungan atau proteksi terhadap anggota badan dari bahaya listrik
dan panas.
2.       Pelindung Kepala (Helm)
Melindungi kepala dari benturan atau kejatuhan benda dari atas.
3.       Pelindung Tangan (Sarung tangan)
Melindungi tangan dan lengan terhadap debu/kotoran dan bahaya benturan benda
keras.
Sarung tangan tahan tegangan
Melindungi tangan dan lengan terhadap bahaya listrik.
4.       Pelindung Kaki (Sepatu)
Melindungi kaki dan sebagai isolasi.
Sepatu tahan tegangan
Melindungi kaki dan sebagai isolasi dari bahaya listrik.

2.1 Gardu Induk Gardu induk adalah alat penghubung listrik dari jaringan transmisi
ke jaringan distribusi primer yang kontruksinya dapat dilihat p. Gardu Induk
merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluaran yang disusun menurut pola tertentu
dengan pertimbangan teknis, ekonomis, serta keindahan.
2.2 Klasifikasi Gardu Induk Klasifikasi Gardu Induk bisa dibedakan menjadi
beberapa bagian yaitu : 2.2.1 Berdasarkan Besaran Tegangannya. Berdasarkan
besaran teganganny, terdiri dari :  Gardu Transmisi adalah gardu induk yang
tegangannya berupa tegangan ekstra tinggi atau tegangan tingggi
Gardu Distribusi adalah gardu induk yang menerima suplai tenaga dari gardu induk
transmisi untuk diturunkan tegangannya melalui trafo daya menjadi tegangan
menengah (20 kV) 2.2.2 Berdasarkan Pemasangan Peralatan. Gardu induk (biasanya
di singkat G.I). Gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu jenis pasangan luar,
jenis pasangan dalam, jenis pasangan setengah luar, jenis bawah tanah, jenis mobil
dan sebagainya, sesuai dengan konstruksinya.  Gardu induk pemasangan luar Gardu
induk jenis pasangan luar terdiri dari peralatan tegangan tinggi pasangan luar
misalnya, transformator utama, peralatan penghubung (switch gear) dan sebagainya
yang mempunyai peralatan kontrol pasangan dalam, seperti meja penghubung (swicth
board) dan baterai. Gardu induk untuk transmisi yang mempunyai kondensator
singkron pasangan dalam pada sisi tersier trafo utama dan trafo pasangan dalam, pada
umumnya disebut juga sebagai pasangan luar. Jenis pasangan luar memerlukan tanah
yang luas, namun biaya konstruksinya murah dan pendinginnya mudah. Karena itu
gardu induk jenis ini biasa dipakai di pinggir kota dimana harga tanah murah. 
Gardu induk pemasangan dalam Dalam gardu induk jenis pasangan dalam ini, baik
peralatan tegangan tinggi, seperti trafo utama, peralatan penghubung dan sebagainya,
maupun peralatan kontrolnya, seperti meja penghubung dan sebagainya terpasang
didalam. Meskipun ada sejumlah kecil peralatan terpasang diluar gardu induk, ini
disebut juga sebagai pasangan dalam. Bila sebagian dari peralatan tegangan tingginya
dipasang dibawah tanah, gardu induk ini dapat disebut jenis pasangan setengah bawah
tanah (semi underground type). Jenis pasangan dalam dipakai dipusat kota dimana
harga tanah mahal dan didaerah pantai dimana ada pengaruh kontaminsi garam.

Disamping itu jenis ini mungkin dipakai untuk menjaga keselarasan dengan daerah
sekitarnya juga untuk menghindari kebakaran dan gangguan suara. 
Gardu induk setengah pemasangan luar Dalam gardu induk jenis setengah pasangan
luar (semi outdoor substation) sebagian dari peralatan tegangan tingginya terpasang
didalam gedung. Gardu induk jenis ini dipakai bermacam-macam corak dengan
pertimbangan- pertimbangan ekonomis, pencegahan kontaminasi garam, pencegahan
gangguan suara, pencegah kebakaran dan sebagainya. 
Gardu induk pemasangan bawah tanah Dalam gardu induk jenis pasangan bawah
tanah hampir semua peralatan terpasang dalam bangunan bawah tanah. Alat
pendinginnya biasanya terletak diatas tanah. Kadang-kadang ruang kontrolnya juga
terletak diatas tanah. Dipusat kota, dimana tanah sukar didapat, jenis pasangan bawah
tanah ini dapat dipakai, misalnya dibagian kota yang sangat ramai, di jalan-jalan
pertokoan dan di jalan- jalan dengan gedung bertingkat tinggi. Kebanyakan gardu
induk ini dibangun di jalan raya.  Gardu induk jenis mobil Gardu induk jenis mobil
dilengkapi dengan peralatan diatas kereta hela (trailer) atau semacam truck. Gardu
induk jenis mobil ini dipakai dalam keadaan ada gangguan di suatu gardu induk, guna
pencegahan beban lebih berkala dan guna pemakaian sementara ditempat
pembangunan. Gardu induk ini juga banyak dipakai untuk kereta listrik. Untuk
penyediaan tenaga listrik, gardu induk ini tidak dipakai secara luas, melainkan sebagai
tansformator atau peralatan penghubung yang mudah dipindah-pindahdiats kereta hela
atau truck untuk memenuhi kebutuhan dalam keadaan darurat. Selain gardu-gardu
induk yang diatas, ada juga gardu induk yang disebut gardu satuan (unit substation)
dan gardu jenis peti ( box type substation). Gardu satuan adalah gardu pasangan luar
yang dipakai sebagai lawan (ganti)

transformator tiga fasa dan lemari gardu distribusi (yaitu yang disebut gardu hubung
tertutup atau gardu hubung metal clad). Gardu jenis peti adalah gardu distribusi untuk
tegangan dan kapasitas relatif rendah dan sama sekali dijaga. Ini dipakai untuk desa-
desa pertanian atau desa nelayan dimana kebutuhannya kecil dan merupakan beban
yang tidak begitu penting.1 Didalam gardu induk terdapat pengaman yang digunakan
untuk melindungi trafo utama dari tegangan lebih akibat surja, baik surja petir
maupun surja hubung yang disebut arrester.
2 2.3 Fasilitas dan Peralatan Pada Gardu Induk
Gardu induk dilengkapi fasilitas dan peralatan yang diperlukan sesuai dengan
tujuannya, dan mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaannya, sebagai
berikit :
2.3.1 Trafo Utama
Digunakan untuk menurunkan atau menaikkan tegangan. Di gardu induk trafo
menurunkan tegangan, di pusat pembangkit trafo menaikkan tegangan. Ada 2 jenis
transformator 1 fasa dan 3 fasa. Seiring berjalannya waktu kemajuan dalam teknik
pembuatan trafo, dan keandalannya makin baik, trafo 3 fasa banyak dipakai karena
menguntungkan. Demikian pula halnya dengan pengubah penyadap berbeban,
kemampuan makin baik, lebih awet dan pemeliharaannya mudah. Oleh karena itu
makin banyak dipakai pengubah penyadap beban untuk gardu induk tegangan sangat
tinggi. Untuk sistem rangkaian tertutup (loop) kadang-kadang dipakai transformator
dengan pengubag fasa berbeban untuk mengukur aliran daya.

Transformator dapat dibedakan menjadi tiga (3) macam, yaitu :


a. Tansformator Daya
Trafo daya memiliki peran sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Sistem tenaga
listrik harus bertegangan tinggi agar rugi-rugi daya tidak melebihi rugi-rugi yang
diinginkan. Maka, dibutuhkan trafo daya untuk menyalurkan daya dari generator
tegangn menengah ke transmisi bertegangan tinggi, dan untuk menyalurkan daya ke
transmisi bertegangan tinggi ke jaringan distribusi. Kebutuhan trafo daya
bertegangan tinggi dan berkapasitas besar, menimbulkan persoalan dalam
perencanaan isolasi, ukuran dan bobotnya.
Pengujian Trafo Daya Harga suatu trafo daya tegangan tinggi relatif mahal
disbanding dengan harga komponen lain dalam sistem tenaga listrik. Di samping itu,
trafo daya harus memiliki keandalan yang tinggi agar kesinambungan pelayanan
sistem tenaga listrik tetap terjamin. Oleh karena itu, pengujian trafo daya sebelum
terpasang dan sesudah beroperasi mutlak dilakukan. Pengujian trafo daya dibagi atas
jenis, yaitu: 
 Uji rutin 
 Uji jenis 
 Uji tambahan
IEC telah mengeluarkan standar pengujian suatu trafo. Dalam standar ini dapat
ditemukan tentang kondisi pengujian, hal-hal yang perlu diuji dan prosedur
pelaksanaan. Secara umum, pengujian rutin trafo meliputi hal-hal sebagai berikut: 
 Pengukuran resistensi belitan 
 Pengukuran rasio, polaritas dan hubungan fasa 
 Impedansi hubung singkat 
 Rugi-rugi berbeban
 Rugi beban nol dan arus beban nol 
 Resistansi isolasi 
 Pengujian ketahanan tegangan lebih dengan induksi 
 Pengujian ketahanan tegangan lebih dengan sumber terpisah.

b. Tansformator Arus
Transformator arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan ampere
dan arus yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Jika arus yang hendak
diukur mengalir pada jaringan tegangan rendah dan besarnya di bawah 5A, maka
pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan suatu ammeter
yang dihubungkan seri dengan jaringan. Tetapi jika arus yang hendak diukur
mengalir pada jaringan tegangan tinggi, meskipun besarnya di bawah 5A, maka
pengukuran tidak dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan suatu
ammeter, karena cara yang demikian berbahaya bagi operator.
Transformator Tegangan
Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransfortasikan tegangan
sistem ke suatu tegangan rendah yang besarnya sesuai untuk lampu indikator, alat
ukur, relai dan alat singkronisasi. Transformasi tegangan ini dilakukan atas
pertimbangan harga peralatan tegangan tinggi yang mahal, dan bahaya yang dapat
ditimbulkan tegangan tinggi bagi operator. Tegangan perlengkapan seperti indikator,
meter dan relai dirancang samadengan tegangan terminal sekunder trafo tegangan
yang dirancang dalam ratusan volt

Peralatan Penghubung
Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan gardu induk. Jadi gardu induk
ini merupakan tempat pemutusan dari tenaga yang dibangkitkan dari inter koneksi
dari sistem transmisi dan distribusi kepada para pelanggan. Saluran transmisi dan
distribusi ini di hubungkan dengan ril (bus) melalui transformator uatama, setiap
saluran mempunyai pemutus beban (circuit breaker) dan pemisah (disconnect
switch) pada sisi keluarannya. Pemutus beban ini dipakai untuk menghubungkan
atau melepaskan beban secara otomatis. Jika saluran transmisi dan distribusi,
transformator, pemutus beban, dan sebagainya mengalami perbaikan atau
pemeriksaan dipakai untuk memisahkan saluran dan peralatan tadi. Pemutus beban
dan pemisah dinamakan peralatan penghubung (switchgear)

Peralatan penghubung dapat dibedakan menjadi :


1. Pemutus Beban
Pemutus beban mempunyai beberapa pengenal (rating) dasar sebagai berikut : 
 Arus pemutus dasar 
 Arus pemutusan dasar asimetris 
 Kapasitas pemutusan dasar
Kapasitas pemutusan dasar bersangkutan dengan arus pemutusan dasar komponen
yang simetris. Yang bersangkutan dengan arus pemutusan dasar asimetris adalah
kapasitas pemutusan asimetris. Waktu pemutusan dasar, yaitu jumlah dari waktu buka
kontak dan waktu berlangsungnya busur api. Waktu buka adalah jangka waktu mulai
dari dimuatinya kumparan pembuka sampai terbukanya kontak dari pemutus beban
itu.

2. Pemisah
Pemilihan jenis pemisah ditentukan oleh lokasi, tata bangunan luar dan sebagainya.
Pada umumnya yang sering dipakai untuk tegangan di atas 72 KV adalah jenis
pemutus tunggal mendatar, jenis pemutus tunggal tegak dan jenis pemutus ganda.
3. Saklar beban
Saklar beban tidak dapat memutuskan arus gangguan, tetapi dapat memutuskan arus
beban. Ini menguntungkan apabila pemutus tenaga di pasang pada rangkaian
utamanya dan pada saluran-saluran cabangnya dipasang saklar beban. Saklar beban
dapat berfungsi hamper sama dengan pemutus tenaga. Cara memadamkan dengan
pemutus busur (arc chute) dan cara memadamkan busur dengan gas SF dalam ruang
yang tertutup.

4. Sekring tenaga
Sekring tenaga (power fuse, disebut juga pengaman lumer) banyak dipakai untuk
pengamanan terhadap hubung singkat dan beban lebih. Konstruksinya jauh lebih
sederhana dari pada pemutus beban, tetapi kemampuannya sama dengan gabungan
antara pemutus beban dab relenya. Kerugiannya adalah bahwa ia tidak dapat
memutus ketiga fasa bersama- sama dan harus diganti dengan yang baru setiap kali
ia terputus.

2.3.4 Panel Kontrol dan Kotak Hubung Tertutup 


Panel Kontrol
Jenis-jenis panel kontrol dalam gardu induk adalah panel kontrol utama, panel rele
dan panel pemakaian sendiri. Panel kontrol utama kadangkadang dibagi lebih lanjut
ke dalam panel instrumen dan panel operasi. Pada panel instrumen terpasang dan
penunjuk gangguan, dari sinilah keadaan operasi dapat diawasi. Pada panel operasi
terpasang saklar operasi dari pemutus tenaga dan pemisah serta lampu penunjuk
saklar.
Panel rele terpasang rele pengaman saluran transmisi, rele pengaman differensial
trafo dan sebagainya. Bekerjanya rele dapat diketahui dari penunjukkan pada rele itu
sendiri dan pada penunjuk gangguan di panel kontrol utama pada gardu induk yang
besar dan modern dengan susunan ril yang sudah sangat rumit, mulai banyak dipakai
panel dengan gambar yang bercahaya yang menggambarkan ril, pemutus tenaga,
pemisah trafo dengan simbol bercahaya. Bagian sistem yang bekerja dibuat
bercahaya dan berkedip pada waktu gangguan.

Lemari Hubung
Lemari hubung atau cubicle terbuat dari kelas 3-30 KV, dan dipakai intuk pusat
beban atau pusat daya (power center) karakteristiknya adalah :  Bagian yang
bertegangan tidak boleh terbuka. 
 Gangguan tidak akan meluas sebab rangkaiannya terbagi dalam satuan- satuan.

 Luas instalasi kecil, pemasangan, perluasan dan pemindahan instalasinya mudah,
dan 
 Keandalan tinggi karena pemasangannya yang sempurna di pabrik.
Lemari hubung diklasifikasikan oleh perbedaan-perbedaan sistem rilnya kedalam
jenis-jenis ril tunggal, ril rangkap dan ril penyimpang (by-pass). Untuk rangkaian
pemakain gardu induk sendiri jenis yang sering dipakai adalah yang paling
sederhana yaitu ril tunggal. Ada juga pemasangan luar dan jenis pemasangan dalam.
Pada konstruksi jenis pemkasangan luar, hujan dan angin tidak boleh masuk. Jenis
pasangan luar ini sekarang banyak di pakai karena tidak memerlukan bangunan.

Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik,
atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran
(transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk
merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem
penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam
pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara
keseluruhan.

2    Fungsi Gardu Induk

Mentransformasikan daya listrik :

 Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).


 Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).
 Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV).
 Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).
Untuk  pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem tenaga listrik.
Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi
dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan
melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan menengah yang ada di gardu
induk. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita
kenal dengan istilah SCADA.

3  Jenis Gardu Induk

Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :


 Berdasarkan besaran tegangannya.
 Berdasarkan pemasangan peralatan
 Berdasarkan fungsinya.
 Berdasarkan isolasi yang digunakan.
 Bedasarkan sistem (busbar).
Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET dengan GI
mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan mendasar adalah :

 Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah tranformator


daya masing – masing 1 phasa (bank tranformer) dan dilengkapi peralatan rekator
yang berfungsi mengkompensasikan daya rekatif jaringan.
 Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformator daya 3
phasa dan tidak ada peralatan reaktor.
Berdasarkan besaran tegangannya, terdiri dari :

 Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.
 Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.
 

 1.1  Berdasarkan Pemasangan Peralatan

a. Gardu Induk Pasangan Luar :

 Adalah gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan di luar


gedung, kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali serta
komponen bantu lainnya, ada di dalam gedung.
 Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.
 Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.
 Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau
Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas
Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).
b. Gardu Induk Pasangan Dalam :

 Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar,


isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang di
dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang di luar
gedung.
 Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS).
 GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya
dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan
lahan.
Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI konvensional :

1. Hanya membutuhkan lahan seluas ± 3.000 meter persegi atau ± 6 % dari luas
lahan GI konvensional.
2. Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60 MVA
bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA.
3. Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang (feeder)
dengan tegangan kerja masing-masing 20 KV.
4. Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman.
5. Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain
sesuai kondisi disekitarnya.
c. Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam :

 Adalah gardu induk yang komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam


gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung, misalnya
gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sebelum masuk ke dalam
switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar gedung.

Berdasarkan fungsinya :
1. Gardu induk penaik teganggan
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan
pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan system. Gardu induk ini
berada di lokasi pembangkit tenaga listrik.Karena output voltage yang dihasilkan
pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan
pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau
tegangan tinggi.

2. Gardu induk penurun tegangan :


Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan
ekstre tinggi menjadi tegangan tinggi, dan tegangan tinggi menjadi tegangan
rendah (menegah) atau tegangan distribusi. Gardu induk terletak di daerah pusat-
pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.

3. Gardu induk pengatur tegangan :


Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik.
Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop)
transmisi yang cukup besar.
Oleh kerena itu dibutuhkan alat penaik tegangan seperti bank capasitor, sehingga
tegangan kembali dalam keadaan normal.
4. Gardu induk pengatur beban :
Berfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang
pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi
generator dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban. Dengan
generator berubah menjadi motor yang memompakan air kembali ke kolam utama.
5. Gardu distribusi :
· Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan system ke
tegangan distribusi.
· Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.

Berdasarkan system Rel ( Busbar) :


Ø Rel (Busabar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara
transformator daya, SUTT/SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima
dan menyalurkan tenaga listrik. berdasarkan system rel (busbar) gardu induk dibagi
menjadi beberapa jenis, sebagaimana tersebut di bawah ini :
· Gardu induk system rel busbar :
ü Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring.
ü Pada gardu induk ini, semua busbar yang ada tersambung satu dengan lainnya
dan berbentuk ring (cincin)
· Gardu induk system single busbar :
ü Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.
ü Pada umumnya gardu system ini adalah gardu induk yang berada pada ujung
(akhir) dari suatu sitem transmisi.
ü Single line diagram gardu system single busbar.
· Gardu induk system double busbar :
ü Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.
ü Gardu induk system double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya
pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan system (maneuver
system).
ü Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan
ü Single line diagram gardu induk system double busbar.
· Gardu induk system satu setengah (on half) busbar :
ü Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.
ü Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit
tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar.
ü Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat mengurangi
pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan system ( maneuver system).
ü Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasang secara
deret (seri). Gambar single line diagram.
KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) SIPIL DAN MEKANIKAL GARDU INDUK
1. Komponen sipil dan mekanikal pada switch yard.
Ø Pondasi (tempat dudukan) peralatan :
· Tranformator daya.
· Circuit breaker (CB)
· Disconnecting switch (DS)
· Capasitor voltage transformator (CVT)
· Current transformator (CT)
· Linghtning arrester (LA)
· Potential transformator (PT)
· Potential Device (PD)
Ø Got kabel (cable duct) :
· Adalah tempat peletakan kabel yang menghubungkan antara peralatan di
switch yard, maupun antara peralatan d switch yard dengan peralatan di gedung
control.
· Jenis (dimensi) kabel duct : D-250, D-300, D-400, D-600, D-900, D-120 dan D-
1500, trgantung kebutuhan.

Ø Komponen mekanikal :
· Serandang, terdiri dari : Serandang peralatan, serandang post, serandang
beam.
· Rak kabel dan plat bordes untuk penutup got kabel.
· Pager keliling GI.
Ø Komponen sipil gedung control :
· Ruang peralatan control (kendali) dan ruang cubicle.
· Ruang oprator dan Ruang kantor GI.
· Ruang relay.
· Ruang komunikasi.
· Ruang battery.
· Pondasi peralatan (panel relay, penel control, cubicle, dan lain-lain).
· Got kabel (cable duct).
Ø Komponen mekanikal :
· Air conditioning (AC).
· Rak kabel yang dijadikan sebagai penempatan kabel, yang menghubungkan
antara peralatan yang ada di switch yard dengan komponen yang ada di gedung
control.

KOMPONEN (BAGIAN-BAGIAN) LISTRIK GARDU INDUK


1. SWITCH YARD (SWITCHGEAR) :

Switch yard adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat
peralatan komponen utama gardu induk.Jika komponen utama gardu induk
terpasang di area terbatas dan di dalam gedung maka disebut switchgear.

2. TRANSFORMATOR DAYA :
Transformator berfungsi untuk mentranformasikan daya listrik, dengan merubah
besarnya tegangan sedangkan frequensinya tetap.Transformator daya dilengkapi
dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titiknetral dari trafo
daya. Peralatan ini disebut Neutral Current Transformator (NCT), perlengkapan
lainnya adalah pentanahan trafo yang disebut, Neutral Grounding Resistance
(NGR).

3. NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR) :


Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang antara titik
netral trafo dengan pentanahan. Neutral Grounding Resistance (NGR) berfungsi
untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi.

4. CIRCUIT BREAKER (CB) :

Circuit breaker adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus


rangkaian listrik dalam keadaan berbeban.
Circuit breaker (CB) dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal
maupun pada saat terjadi gangguan. Kerena pada saat bekerja, CB mengeluarkan
(menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam
busur api.
Pemadam busur api berupa:
ü Minyak (OCB)
ü Udara (ACB)
ü Gas (GCB)
5. DISCONNECTING SWITCH (DS) :
Disconnecting switch (DS) adalah perlatan pemisah, yang berfungsi untuk
memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. Kerena DS hanya
dapat dioperasikan pada saat kondisi tdak berbeban, maka yang harus dioperasikan
terlebih dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB, baru DS
dioperasikan. Dalam GI, DS terpasang di :
ü Transformator bay (TR Bay)
ü Transmission Line Bay (TL Bay)
ü Busbar
ü Bus Couple

6. LIGHTNING ARRESTER (LA) :

Lightning arrester (LA) berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di


gardu dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada
kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge). Dalam
keadaan normal (tidak terjadi gangguan) LA bersifat isolatif atau tidak bisa
menyalurkan arus listrik. Dan sebaliknya apabila terjadi gangguan LA akan bersifat
konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.

7. CURRENT TRANSFORMATOR (CT) :

Current transformator (CT) berfungi untuk merubah besaran arus, dari arus yang
besar ke arus yang kecil. Atau memperkecil besaran arus listrik pada system tenaga
listrik, menjadi arus untuk system pengukuran dan proteksi.

8. POTENTIAL TRANSFORMATOR (PT) :

Potential transformator (PT) berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari


tegangan tinggi ke tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan listrik
pada system tenaga listrik, menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan
proteksi.

9. TRANSFORMATOR PEMAKAIAN SENDIRI (TPS) :


Transformator pemakaian sendiri (TPS) berfungsi sebagai sumber tegangan AC 3
Phasa 220/380 Volt. Digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain :
ü Penerangan di switch yard, gedung control, halaman GI, dan sekeliling GI.
ü Alat pendingin (AC) dan Rectifer.
ü Pompa air dan motor-motor listrik.
9. REL BUSBAR :

Rel busbar berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan antara transformator


daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada pada switch yaed.

Komponen Rel Busbar antara lain :


ü Konduktor ( AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC )
ü Insulator string dan fitting ( insulator, tension clamp, suspension clamp, socket
eye,
anchor sagkle, spacer )

11. GEDUNG KONTROL (CONTROL BUILDING) :


Gedung kontrol (control building) berfungsi sebagai pusat aktifitas pengoperasian
gardu induk. Pada gedung control inilah oprator bekerja mengontrol dan
mengoperasikan komponen-komponen yang ada pada gardu induk.

12. PANEL KONTROL :


Panel control berfungsi untuk mengetahui kondisi gardu induk dan merupakan
pusat kendali local gardu induk.
Didalamnya berisi saklar, indicator-indikator, meter-meter, tombol-tombol
komando operasional PMT, PMS dan alat ukur besaran listrik, serta announciator.
Panel control berada satu rungan dengan tempat oprator kerja.
Panel control terdiri dari :
ü Transmission line control panel.
ü Transformator control panel.
ü Fault recorder control panel.
ü KWH meter dan Fault recorder panel.
ü LRT control panel.
ü Bus couple control panel.
ü AC/DC control panel.
ü Syncronizing control panel.
ü Automatic FD switching panel.
ü D/L control panel.

13. PANEL PROTEKSI :


Panel proteksi (protection panel/relay panel) berfungsi untuk memproteksi
(melindungi system jaringan gardu induk) pada saat terjadi gangguan maupun
karena kesalahan operasi.
Didalam panel proteksi berisi peralatan-peralatan elektro dan elektronik, dan lain-
lain yang bersifat presisi. Setiap relay yang terpasang dan panel proteksi, diberi
nama relay sesuai fungsinya. Relay panel proteksi terdiri dari :
ü Transmission line relay panel (relay panel TL)
ü Transformator relay panel (relay panel TR)
ü Busbar protection relay panel.

14. SUMBER DC GARDU INDUK :


Sumber DC (Baterry) berfungsi untuk menggerakkan peralatan control, relay
pengaman, motor penggerak CB, DS, dan lain-lain.Sumber DC ini harus selalu
terhubung dengan rectifier dan harus diperiksa secara rutin kondisi air, kebersihan
dan berat jenisnya.

15. PANEL AC/DC GARDU INDUK :


Panel DC/AC gardu induk adalah alat listrik yang berupa lemari pembagi. Didalam
panel DC/AC terpasang sakelar kecil atau fuse-fuse sebagai pembagi beban dan
pengaman dari instalasi yang terpasang pada gardu induk.
16. CUBICLE 20 KV (HV CELL 20 KV) :
Cubicle adalah switchgear untuk tegangan menengah (20 KV) yang berasal dari
output trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke konsumen melalui penyulang
(feeder) yang tersambung (terhubung) dengan Cubicle tersebut.Komponen dan
rangkaian cubicle antara lain :
ü Panel penghubung (couple).
ü Incoming cubicle.
ü Circuit breaker (CB) dan current transformer (CB).
ü Komponen proteksi dan pengukuran.
ü Bus sections.
ü Feeder atau penyulang.

17. SISTEM PROTEKSI :


Sistem proteksi adalah suatu system pengaman terhadap peralatan listrik, yang
diakibatkan adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan operasional dan
penyebab lainnya. Beberapa peralatan listrik pada gardu induk yang perlu
diamankan (proteksi) antara lain adalah :
ü Transformator daya.
ü Rel busbar.
ü Panghantar :
o Saluran udara tegangan tinggi (SUTT).

SCADA  adalah sebuah singkatan yang memiliki kepanjangan pengawasan


(Supervisory), pengendalian (Control), dan pengambilan data (Data Acquisition). Jadi
SCADA adalah suatu sistem pengolahan data terintegrasi yang berfungsi mensupervisi,
mengendalikan dan mendapatkan data lebih akurat secara real time. Selain pada
jaringan di PT. PLN (Persero) sebenarnya aplikasi SCADA ini telah dipergunakan untuk
kepentingan lainnya seperti : operasional industri, pengaturan kecepatan gas,
pendistribusian air minum, pengaturan lalu lintas kereta api dan penerbangan dari
bandara, dan termasuk monitoring operasional pembangkit listrik serta pengaturan
jaringan listrik pada area yang luas pada Perusahaan Listrik baik swasta atau Negara.
Almond Kalbuadi PT. PLN (Persero) Wilayah NTT Area Flores Bagian Timur are
showing how it works during my visit

SCADA memantau pengukuran yang ada pada gardu induk, jaringan atau pembangkit
secara akurat lalu menampilkan hasil pengukuran pada control center. SCADA juga
memantau status/indikasi peralatan listrik yang ada pada gardu induk, jaringan atau
pembangkit kemudian menampilkannya pada pusat kontrol. Dan fungsi lainnya adalah
SCADA melakukan eksekusi terhadap peralatan sistem tenaga listrik yang ada pada
gardu induk, jaringan atau pembangkit dari control center.
One staff is showing me how to draw and calculate through a plan of new grid
development in East Flores

PT. PLN (Persero) adalah salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di
bidang kelistrikan. Perusahaan ini membutuhkan dukungan sistem telekomunikasi yang
handal, efisien, aman dan mampu mencakup seluruh wilayah operasinya. SCADA
(Supervisory Control and Data Acquisition) merupakan sistem pendukung utama dalam
sistem pengendalian tenaga listrik. Beberapa kelebihan sistem SCADA yaitu
memudahkan dispatcher untuk memantau keseluruhan jaringan distribusi tanpa harus
melihat langsung ke lapangan. Pengontrolan dan pengawasan seluruh sistem pada
kawasan ini dapat dilakukan secara terintegrasi pada suatu tempat. Sistem SCADA
sangat bermanfaat terutama pada saat pemeliharaan dan penormalan jika terjadi
gangguan. Suatu sistem SCADA modern terdiri beberapa komponen yaitu sejumlah RTU
(Remote Terminal Unit), satu unit MTU (Master Terminal Unit), media jaringan
telekomunikasi data, perangkat-perangkat di lapangan dan perangkat lunak atau HMI
(Human Machine Interface). Tujuan dari sistem SCADA ini adalah mengumpulkan data
dari plant yang lokasinya berada di tempat yang jauh dari MTU, mengirimkan data
tersebut ke RTU, menampilkan data pada monitor atau master computer di ruang
kontrol, menyimpan data ke hard drive dari master computer dan melakukan kontrol
serta monitoring terhadap plant dari ruang kontrol melalui HMI.

Tidak hanya untuk instalasi listrik pada umumnya namun ada juga fungsi lainnya dar grounding yang
mungkin belum begitu dipahami oleh sebagian orang.
Lalu, apa saja fungsi dari grounding ini? Simak berikut ini beberapa manfaatnya!
1. Fungsi Grounding Untuk Keselamatan
Salah satu fungsi dari grounding adalah untuk faktor keselamatan. Hal ini karena groundng menjadi
penghantar arus listrik yang akan langsung menuju ke tanah atau bumi.
Ini akan bekerja pada saat terjadi korsleting, percikan api dari kabel atau terjadi kebocoran listrik.

2. Sebagai Penangkal Petir


Grounding juga kerap kali digunakan sebagai salah satu penangkal petir.
Jika penggunaan grounding untuk penangkal petir tentu saja pemasangannya harus terpisah antara
grounding untuk penangkal petir dan instalasi rumah.
3. Untuk Proteksi Barang Elektronik
Bahkan grounding juga memiliki fungsi lainnya yang tak kalah penting. Disini grounding bisa menjadi
salah satu komponen proteksi barang elektronik.

Tentu saja fungsi pentingnya untuk mencegah kerusakan barang elektronik jika ada kebocoran listrik
di dalam peralatan tersebut.
Ada parameter yang menentukan kualitas dari grounding tersebut yaitu nilai tahan pada satuan ohm
atau disebut sebagai resistans.

Jika nilai groundingnya semakin kecil maka akan semakin bagus kualitas grounding tersebut.
Pada instalasi listrik rumahan tentu saja memiliki nilai tahan untuk maksimal 5 Ohm. Sedangkan untuk
instalasi petir makja hanya 2 Oham saja.

Hal ini tentu saja sudah sangat sesuai dengan apa yang menjadi fungsi dari grounding untuk skala
listrik rumahan.

Dalam hal ini ada yang tidak boleh diabaikan mengenai grounding adalah koneksinya harus tetap
terjaga dan harus dipastikan tidak terputus menuju pada peralatan listrik yang digunakan setiap
harinya.

Misalnya mulai dari KWH Meter atau MCB box serta kabel grounding dengan warna hijau kuning.
Semua itu akan melewati instalasi listrik.
Fungsi grounding listrik tentu saja sangat penting dan bahkan peranannya sangat dibutuhkan sekali.
Dengan adanya grounding ini tentu saja akan menjadi salah satu faktor keselamatan dalam jaringan
aliran listrik di rumah rumah.

Secara tidak langsung grounding ini menjadi salah satu komponen untuk mengantisipasi jika terjadi
masalah pada arus listrik.

Nah, sudah paham bukan mengenai fungsi dan kegunaan grounding listrik?

Grounding atau Pentanahan adalah sistem pentanahan yang terpasang pada suatu instalasi listrik
yang bekerja untuk meniadakan beda potensial dengan mengalirkan arus sisa dari kebocoran
tegangan atau arus dari sambaran petir ke bumi. Cara pemasangan grounding ini dapat menggunakan
sebuah elektroda khusus untuk pembumian yang ditanam di bawah tanah. Contoh pemasangan
grounding atau pentanahan seperti pada gambar berikut ini.
Fungsi Grounding
Sistem grounding pada peralatan kelistrikan dan elektronika adalah untuk memberikan perlindungan
pada seluruh sistem. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa fungsi dari grounding:

Untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah
saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting, misalnya kabel grounding yang
terpasang pada badan/sasis alat elektronik seperti setrika listrik akan mencegah kita tersengat listrik
saat rangkaian di dalam setrika bocor dan menempel ke badan setrika.
Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang
besar langsung ke bumi. meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel grounding untuk instalasi
rumah dan grounding untuk pernangkal petir pemasangannya harus terpisah.
Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan akibat
adanya bocor tegangan.
Grounding di dunia eletronika berfungsi untuk menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh
daya yang kurang baik, ataupun kualitas komponen yang tidak standar.
https://infopromodiskon.com/news/detail/188/fungsi-grounding-pada-instalasi-listrik-dan-
elektronik.html

Arti dan Fungsi Arde atau Grounding


Grounding atau pertanahan adalah bagian dari Peralatan Listrik rumah. Namun kebanyakan dari
masyatrakat Indonesia sudah terbiasa menyebut pertanahan atau gruonding ini dengan kata arde.
Grounding atau arde pada instalasi listrik berguna sebagai pencegah terjadinya kontak antara
makhluk hidup dengan tegangan listrik yang terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi. Grounding
dalam rumah Anda terpasang dengan dua macam, yaitu untuk instalasi listrik rumah dan instalasi
penangkal petir.
Dua sistem grounding ini memang harus dipisahkan pemasangannya dan berjarak paling tidak 10
meter. Koneksi grounding untuk instalasi listrik rumah terpasang di kWh meter PLN.
Pengertian Grounding
Menurut Wikipedia - Grounding adalah suatu jalur langsung dari arus listrik menuju bumi atau koneksi
fisik langsung ke bumi. Dipasangnya koneksi grounding pada instalasi listrik adalah sebagai
pencegahan terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan tegangan listrik berbahaya yang
terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi.
Menurut PUIL 2000 (PUIL : Persyaratan Umum Instalasi Listrik) - dipakai istilah pembumian yang
artinya penghubungan suatu titik sirkit listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit
listrik, dengan bumi menurut cara tertentu. PUIL adalah ketentuan atau persyaratan teknis yang
diterapkan di Indonesia, dengan mengacu kepada standard internasional, dan dibuat sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik.
Fungsi Grounding
1. Untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau
tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting, misalnya kabel grounding yang
terpasang pada badan/sasis alat elektronik seperti setrika listrik akan mencegah kita tersengat listrik
saat rangkaian di dalam setrika bocor dan menempel ke badan setrika.
2. Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang
besar langsung ke bumi. meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel grounding untuk instalasi
rumah dan grounding untuk pernangkal petir pemasangannya harus terpisah.
3. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan
akibat adanya bocor tegangan.
Pemasangan
Secara umum Kabel grounding terkoneksi di KWH meter PLN. Pada saat pemasangan listrik oleh
petugas PLN maka kabel grounding akan dipasang ke KWH bahkan sampai penanaman pipa yang
terpasang ke dalam tanah. Namun ada pula pemasangan grounding dilaksanakan oleh pekerja proyek
perumahan, sehingga saat akan dipasang listrik oleh pihak PLN petugasnya tinggal menyambungkan
kabel dari pipa yang telah terpasang ke bumi menuju KWH.
Sumber FB
Pengertian dari grounding listrik adalah suatu sistem instalasi listrik yang bisa meniadakan beda
potensial sebagai pelepasan muatan listrik berlebih pada suatu instalasi listrik dengan cara
mengalirkannya ke tanah sehingga istilah sehari hari yang sering digunakan yaitu pentanahan atau
arde. Yang dimaksud dengan beda potensial bisa berupa adanya kebocoran arus listrik dan yang
utamanya adalah sambaran petir.

Kenapa grounding dialirkan ke tanah ?


Bumi atau tanah tentunya memiliki masa dan volume yang sangat besar sehingga bisa menetralkan
adanya muatan listrik sekalipun itu petir yang menurut windpowerengineering.com membawa
muatan listrik dengan arus berkisar 5000 sampai 200.000 A dan tegangan 40.000 hingga 120.000 Volt.
Implementasi di lapangan untuk pemasangan grounding ini adalah dengan cara menanam sebuah
elektroda penghantar yang baik ke dalam tanah. Seberapa handal grounding yang dipasang
tergantung pada banyak hal seperti jenis penghantar listrik yang digunakan, jenis kabel penghantar
dan seberapa lembab tanah yang ditancapi elektroda tersebut
Fungsi Grounding Listrik
Sebenarnya fungsi grounding listrik adalah sangat penting dalam suatu instalasi listrik namun
sayangnya sebagian besar masyarakat kita masih belum memahami pentingnya instalasi sebuah
grounding listrik. Adapun masyarakat yang memasang grounding di kelistrikan rumah namun tidak
tahu parameter nya apa saja apakah grounding tersebut efektif atau layak digunakan atau tidak.

Grounding sangat diperlukan baik itu pada instalasi listrik rumah, kantor, pabrik sekalipun, terlebih
pada instalasi tegangan ekstra tinggi PLN wajib terdapat instalasi grounding. Tujuan penggunaan
grounding adalah memberikan perlindungan terhadap pengguna peralatan listrik pada saat terjadi
beberapa hal berikut :

 Kebocoran arus listrik yang terlalu besar


 Terjadinya induksi tegangan listrik
 Isolasi yang kurang baik
 Melindungi dari listrik statis
 Melindungi dari tegangan tinggi khususnya petir
 Sebagai acuan pengukuran tegangan
Seperti yang kita ketahui bahwa arus listrik akan selalu mencari aliran listrik yang mudah untuk
dilewati, dan pada arus yang sangat besar, bumi adalah sarana yang tepat untuk membuang
kelebihan muatan tadi.
Pengertian listrik statis sesuai dengan penamaan nya yang berarti diam, elektron positif dan negatif
bergerak mengelilingi inti atom dan secara tiba tiba dapat terjadi loncatan pada saat terdapat
penghantar listrik yang mendekatinya bisa berupa logam, kabel listrik maupun manusia. Loncatan
listrik statis dengan muatan besar bisa menimbulkan percikan api sehingga bisa menyebabkan
kebakaran. Beberapa contoh mudah misalnya pada pengisian tangki SPBU truk harus sebelumnya
dihubungkan dengan kabel grounding yang sudah disediakan.
Tahanan jenis tanah bervariasi menurut jenis tanahnya karena perbedaan
konduktivitas dari masing-masing unsur penyusun tanah [3, 4, 9]. Tanah dengan
kelembaban tinggi akan memiliki tahanan jenis tanah yang rendah. Membasahi
tanah (meningkatkan kelembaban tanah) adalah metode konvensional untuk
menurunkan tahanan jenis tanah. Harga tahanan jenis tanah pada kedalaman yang
terbatas sangat bergantung dengan keadaan cuaca. Untuk mendapatkan tahanan
jenis rata-rata untuk perencanaan maka diperlukan penyelidikan atau pengukuran
dalam jangka waktu tertentu. Biasanya tahanan tanah juga bergantung dari
tingginya permukaan tanah dari permukaan air konstan. Metode untuk mengurangi
tahanan jenis tanah akibat pengaruh musim, dilakukan dengan menanamkan
elektroda pentanahan sampai mencapai kedalaman di mana terdapat air tanah yang
konstan.

Anda mungkin juga menyukai