Anda di halaman 1dari 13

PERLENGKAPAN GARDU INDUK Gardu induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa perlengkapan

peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi perimer. Perlengkapan peralatan listrik tersebut antara lain: 1. Busbar atau Rel Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Ada beberapa jenis konfigurasi busbar yang digunakan saat ini, antara lain: - Sistem cincin atau ring, semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama lain dan membentuk seperti ring/cicin.

gambar 1. Sistem Cincin atau ring - Busbar Tunggal atau Single busbar, semua perlengkapan peralatan listrik dihubungkan hanya pada satu / single busbar pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk diujung atau akhir dari suatu transmisi.

Gambar 2. Sistem busbar tunggal atau single busbar - Busbar Ganda atau double busbar, Adalah gardu induk yang mempunyai dua / double busbar . Sistem ini sangat umum, hamper semua gardu induk menggunakan sistem ini karena sangat efektif untuk mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan.

Gambar 3. Sistem Busbar Ganda atau double Busbar. - Busbar satu setengah atau one half busbar, gardu induk dengan konfigurasi seperti ini mempunyai dua busbar juga sama seperti pada busbar ganda, tapi konfigurasi busbar seperti ini dipakai pada Gardu induk Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar, karena sangat efektif dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat melakukan perubahan sistem. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam satu diagonal yang terpasang secara seri.

Gambar 4. Sistem Busbar satu setengah atau one half busbar. 2. Ligthning Arrester biasa disebut dengan Arrester dan berfungsi sebagai pengaman instalasi (peralatan listrik pada instalasi Gardu Induk) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir (ligthning Surge) maupun oleh surja hubung ( Switching Surge ). 3. Transformator instrument atau Transformator ukur Untuk proses pengukuran digardu induk diperlukan tranformator instrumen. Tranformator instrument ini dibagi atas dua kelompok yaitu: - Transformator Tegangan, adalah trafo satu fasa yang menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah yang dapat diukur dengan Voltmeter yang berguna untuk

indikator, relai dan alat sinkronisasi. - Transformator arus, digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika arus yang mengalir pada tegangan rendah dan besarnya dibawah 5 amper, maka pengukuran dapat dilakukan secara langsung sedangkan untuk arus yang mengalir besar, maka harus dilakukan pengukuran secara tidak langsung dengan menggunakan trafo arus (sebutan untuk trafo pengukuran arus yang besar). Disamping itu trafo arus berfungsi juga untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi. - Transformator Bantu (Auxilliary Transformator), trafo yang digunakan untuk membantu beroperasinya secara keseluruhan gardu induk tersebut. Dan merupakan pasokan utama untuk alat-alat bantu seperti motor-motor listrik 3 fasa yang digunakan pada motor pompa sirkulasi minyak trafo beserta motor motor kipas pendingin. Yang paling penting adalah sebagai pemasok utama sumber tenaga cadangan seperti sumber DC, dimana sumber DC ini merupakan sumber utama jika terjadi gangguan dan sebagai pasokan tenaga untuk proteksi sehingga proteksi tetap bekerja walaupun tidak ada pasokan arus AC. Transformator bantu sering disebut sebagai trafo pemakaian sendiri sebab selain fungsi utama diatas, juga digunakan untuk penerangan, sumber untuk sistim sirkulasi pada ruang baterai, sumber pengggerak mesin pendingin (Air Conditioner) karena beberapa proteksi yang menggunakan elektronika/digital diperlukan temperatur ruangan dengan temperatur antara 20C -28C. Untuk mengopimalkan pembagian sumber tenaga dari transformator bantu adalah pembagian beban yang masing-masing mempunyai proteksi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Juga diperlukan pembagi sumber DC untuk kesetiap fungsi dan bay yang menggunakan sumber DC sebagai penggerak utamanya. Untuk itu disetiap gardu induk tersedia panel distribusi AC dan DC. 4. Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS) Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban. Mengenai Sakelar pemisah akan dibahas pada postingan selanjutnya. 5. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB) Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat berbeban (pada kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan). Pada waktu menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas SF6. Mengenai PMT atau CB ini sudah dibahas pada artikel sebelumnya di sini dan sini. 6. Sakelar Pentanahan Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi yang berfungsi untuk menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi pada konduktor pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem. Sakelar Pentanahan ini dibuka dan ditutup hanya apabila sistem dalam keadaan tidak bertegangan (PMS dan PMT sudah membuka)

7. Kompensator Kompensator didalam sistem Penyaluran tenaga Listrik disebut pula alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran transmisi atau transformator, dengan mengatur daya reaktif atau dapat pula dipakai untuk menurunkan rugi daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat tersebut ada yang berputar dan ada yang stationer, yang berputar adalah kondensator sinkron dan kondensator asinkron, sedangkan yang stationer adalah kondensator statis atau kapasitor shunt dan reaktor shunt. 7. Peralatan SCADA dan Telekomunikasi Data yang diterima SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) interface dari berbagai masukan (sensor, alat ukur, relay, dan lain lain) baik berupa data digital dan data analog dan dirubah dalam bentuk data frekwensi tinggi (50 kHz sampai dengan 500 kHz) yang kemudian ditransmisikan bersama tenaga listrik tegangan tinggi. Data frekwensi tinggi yang dikirimkan tidak bersifat kontinyu tetapi secara paket per satuan waktu. Dengan kata lain berfungsi sebagai sarana komunikasi suara dan komunikasi data serta tele proteksi dengan memanfaatkan penghantarnya dan bukan tegangan yang terdapat pada penghantar tersebut. Oleh sebab itu bila penghantar tak bertegangan maka Power Line Carrier (PLC) akan tetap berfungsi asalkan penghantar tersebut tidak terputus. Dengan demikian diperlukan peralatan yang berfungsi memasukkan dan mengeluarkan sinyal informasi dari energi listrik di ujung-ujung penghantar. Materi ini akan dibahas lebih lanjut pada artikel selanjutnya. 8. Rele Proteksi dan Papan Alarm (Announciator) Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi. Sedangkan papan alarm atau announciator adalah sederetan nama-nama jenis gangguan yang dilengkapi dengan lampu dan suara sirine pada saat terjadi gangguan, sehingga memudahkan petugas untuk mengetahui rele proteksi yang bekerja dan jenis gangguan yang terjadi.

Perlengkapan Gardu Transmisi 1. Busbar atau Rel, Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafotrafo tenaga, Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. 2. Ligthning Arrester, biasa disebut dengan Arrester dan berfungsi sebagai pengaman instalasi (peralatan listrik pada instalasi Gardu Induk) dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir (ligthning Surge). 3. Transformator instrument atau Transformator ukur, Untuk proses pengukuran. Antara lain : Transmission of Electrical Energy 26 - Transformator Tegangan, adalah trafo satu fasa yang menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan rendah yang dapat diukur dengan Voltmeter yang berguna untuk indikator, relai dan alat sinkronisasi. - Transformator arus, digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Disamping itu trafo arus berfungsi juga untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi. - Transformator Bantu (Auxilliary Transformator), trafo yang digunakan untuk membantu beroperasinya secara keseluruhan gardu induk tersebut. 4. Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS), Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. 5. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB), Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat berbeban (pada kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan). 6. Sakelar Pentanahan, Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi yang berfungsi untuk menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi pada konduktor pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem. 7. Kompensator, alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran transmisi atau transformator. SVC (Static Var Compensator) berfungsi sebagai pemelihara kestabilan

8. Peralatan SCADA dan Telekomunikasi, (Supervisory Control And Data Acquisition) berfungsi sebagai sarana komunikasi suara dan komunikasi data serta tele proteksi dengan memanfaatkan penghantarnya. 9. Rele Proteksi, alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan Transmission of Electrical Energy 27 Kawat Tanah (Grounding) Kawat Tanah atau Earth Wire (kawat petir/kawat tanah) adalah media untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan yang sekecil mungkin, karena dianggap petir menyambar dari atas kawat. Namun jika petir menyambar dari samping maka akan mengakibatkan kawat fasa tersambar dan menyebabkan gangguan. Kawat pada tower tension dipegang oleh tension clamp, sedangkan pada tower suspension dipegang oleh suspension clamp. Pada tension clamp dipasang kawat jumper yang menghubungkan pada tower agar arus petir dapat terbuang ketanah lewat tower. Umtuk keperluan perbaikan mutu pentanhan maka dari kawat jumper ini ditambahkan kawat lagi menuju ke tanah yang kemudian dihubungkan dengan kawat pentanahan. Bahan Earth Wire terbuat dari steel yang sudah di galvanis, maupun sudah dilapisi dengan alumunium. Jumlah kawat tanah paling tidak ada satu buah diatas kawat fasa, namun umumnua disetiap tower dipasang dua buah. Pemasangan yang hanya satu buah untuk dua penghantar akan membuat sudut perlindungan menjadi besar sehingga kawat fasa mudah tersambar petir. Jarak antara groun wire dengan fasa di tower adalah sebesar jarak antar kawat fasa. Komponen Pengaman - Komponen pengaman (pelindung) pada transmisi tenaga listrik memiliki fungsi sangat penting - Komponen pengaman pada saluran udara transmisi tegangan tinggi, antara lain :

- Kawat tanah, grounding dan perlengkapannya, dipasang di sepanjang jalur SUTT. Berfungsi untuk mengetanahkan arus listrik saat terjadinya gangguan (sambaran) petir secara langsung. Transmission of Electrical Energy 28 - Pentanahan tiang, Untuk menyalurkan arus listrik dari kawat tanah (ground wire) akibat terjadinya sambaran petir. Terdiri dari kawat tembaga atau kawat baja yang di klem pada pipa pentanahan dan ditanam di dekat pondasi tower (tiang) SUTT. - Jaringan pengaman, berfungsi untuk pengaman SUTT dari gangguan yang dapat membahayakan SUTT tersebut dari lalu lintas yang berada di bawahnya yang tingginya melebihi tinggi yang dizinkan - Bola pengaman, dipasang sebagai tanda pada SUTT, untuk pengaman lalu lintas udara

Pengertian & klasifikasi Gardu Induk (Substation)

I. Klasifikasi dan Pengertian Gardu Induk Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang merupakan pusat beban yang diambil dari saluran Transmisi yang secara spesifik berfungsi untuk: 1. Mentransformasi tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan tinggi lainnya atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah. 2. Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan dari pengamanan dari sistem tenaga listrik. Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lainnya melalui tegangan tinggi dan gardugardu induk distribusi melalui feeder tegangan menengah. Gardu induk dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu (petunjuk pengoperasian pemeliharaan peralatan untuk instalasi gardu induk, 1995) : 1. Menurut tegangan a. Gardu induk transmisi, yaitu gardu induk yang mendapat daya dari saluran transmisi untuk kemudian menyalurkannya ke daerah beban (industri, kota, dan sebagainya). Gardu induk transmisi yang ada di PLN adalah tegangan tinggi 150 KV dan tegangan tinggi 30 KV. b. Gardu induk distribusi; yaitu gardu induk yang menerima tenaga dari gardu induk transmisi dengan menurunkan tegangannya melalui transformator tenaga menjadi tegangan menengah (20 KV, 12 KV atau 6 KV) untuk kemudian tegangan tersebut diturunkan kembali menjadi tegangan rendah (127/220 V atau 220/380 V) sesuai dengan kebutuhan. 2. Menurut penempatan peralatan Menurut penempatan peralatannya, gardu listrik dapat dikelompokkan atas beberapa jenis antara lain: a. Gardu induk pasangan dalam (indoor substation) Gardu induk yang semua peralatannya dipasang didalam gedung atau ruang tertutup. Jenis pasangan dalam ini dipakai untuk menjaga keselarasan dengan daerah sekitarnya dan untuk menghindari bahaya kebakaran dan gangguan suara. b. Gardu induk pasangan luar (out door substation) Gardu induk yang semua peralatannya berada diluar gedung atau ruang terbuka. Alat control serta alat ukur berada dalam ruangan atau gedung, ini memerlukan tanah yang begitu luas namun biaya kontruksinya lebih murah dan pendinginannya murah.

c. Gardu induk sebagian pasangan luar (combine out door substation) Sebagian peralatan gardu induk jenis ini dipasang dalam ruang tertutup dan yang lainnya dipasang diluar dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan. d. Gardu induk pasangan bawah tanah (underground substation) Gardu induk jenis ini umumnya berada dipusat kota. Karena tanah yang tidak memadai jadi semua peralatan dipasang dalam bangunan bawah tanah kecuali pendingin e. Gardu induk sebagian pasang dibawah tanah (semi underground substation) Gardu induk jenis ini yang sebagian peralatannya dipasang bawah tanah. Biasanya transformator daya dipasang bawah tanah dan peralatan lainnya dipasang diluar diatas tanah. f. Gardu induk mobil (mobile substation) Peralatan gardu induk jenis ini diletakkan diatas trailler hingga dapat dipindahkan ketempat yang membutuhkan, biasanya di pakai dalam keadaan darurat dan sementara waktu guna pencegahan beban lebih berskala dan guna pemakaian sementara ditempat pembangunan. II. Komponen Utama Gardu Induk Gardu induk dilengkapi komponen utama sebagai fasilitas yang diperlukan sesuai dengan tujuannya serta mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan, komponen tersebut antara lain : 1. Transformator Daya 2. Pemisah 3. Pemutus Tenaga 4. Transformator Tegangan 5. Transformator Arus 6. Arrester 7. panel kontrol. 8. Baterai 9. Busbar 10. Sistem pentanahan titik netral Dari komponen-komponen diatas dapat dijelaskan satu persatu yaitu : 1.1 Transformator Daya Transformator daya atau tenaga merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi (500 KV) ke tegangan menengah (200 KV) atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). 1.2 Pemisah Pemisah (PMS) adalah alat yang dipergunakan untuk menyatakan secara visual bahwa suatu peralatan listrik sudah bebas dari tegangan kerja. Oleh karena itu pemisah tidak boleh dihubungkan atau dikeluarkan dari rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Adapun fungsi pemisah adalah menghubungkan atau memutuskan rangkaian dalam keadaan tidak berbeban.Cara pemasangan PMS dibedakan ataspasangan dalam dan pasangan luar. Tenaga penggerak dari PMS adalah secara

manual, motor, pneumatic atau angin dan hidrolis. Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya maka pemisah dapat dibagi menjadi: 1. Pemisah peralatan Sebagai pengamanan peralatan atau instalasi yang bertegangan saat dihubungkan dan melepaskan pemutus arus dalam keadaan tanpa beban. 2. Pemisah tanah Berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa tegangan yang timbul sesudah SUTT / SUTM diputuskan. 1.3 Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) Pemutus tenaga (PMT) adalah peralatan atau saklar untuk menghubungkan atau memutuskan suatu rangkaian/jaringan listrik sesuai dengan ratingnya. PMT memutuskan hubungan daya listrik bila terjadi gangguaan, baik dalam keadaan berbeban maupun tidak berbeban dan proses ini di lakukan dengan cepat. Pada saat PMT dalam keadaan gangguan menimbulkan arus yang relatif besar, PMT dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. PMT dengan menggunakan udara sebagai pemadam busur api 2. PMT dengan menggunakan minyak sebagai pemadam busur api 3. PMT dengan menggunakan gas sebagai pemadam busur api 1.4 Trafo Tegangan Trafo tegangan disebut juga potensial transformator adalah trafo yang berfungsi menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan menengah dan tegangan rendah, untuk sumber tegangan alat-alat ukur dan alat-alat proteksi. Fungsi trafo tegangan (potensial transformer) : 1. Memperkecil besaran tegangan pada system tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk system pengukuran atau proteksi. 2. Mengisolasi rangkaian sekunder tehadap rangkaian primer. 3. Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi sekunder. Penggunaan/pemakaian tegangan sekunder potensial transformer antara lain: 1. Matering atau pengukuran a. KV meter, MW meter, MVar meter, KWH meter. 2. Proteksi atau pengaman a. Relai jarak (distance relay). b. Relai sinkron (synchron relay). c. Relai berarah (directional relay). d. Relai frekuensi (frequency relay). e. Relai tegangan (voltage relay). Prinsip kerja trafo tegangan Hampir sama dengan trafo-trafo pada umumnya arus bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit dan apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka kedua ujung tersebut akan tejadi beda tegangan yang membedakan hanya dalam trafo tegangan arus dan daya nya kecil. Klasifikasi transformator tegangan dibedakan menurut tipe kontruksinya yaitu : a. Trafo tegangan induktif (inductive voltage transformer atau electromagnetic voltage

transformer) yang terdiri dari lilitan priemer dan lilitan sekunder, dan tegangan pada lilitan priemer akan mengiduksikannya ke lilitan sekunder. b. Trafo tegangan kapasitif (capacitor voltage transformer) terdiri dari rangkaian kondensator yang berfungsi sebagai pembagi teganganpada sisi tegangan tinggi dari trafo pada tegangan menengah yang menginduksikan tegangan ke lilitan sekunder. c. Trafo tegangan trafo tegangan 1 phasa, 2 phasa dan, 3 phasa. 1.5 Trafo arus atau disebut juga current transformer (CT) berfungsi untuk menurunkan arus besar pada tegangan tinggi menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk keperluan pengukuran dan pengaman. Menurut tipe kontruksinya : a. Tipe Cincin (ring/window tipe) b. Tipe Tangki Minyak c. Tipe cor-coran Cast Resin (mounded cast resin tipe) 1.6 Arrester Berfungsi sebagai alat untuk melindungi isolasi atau mengamankan instalasi (peralatan listrik pada instalasi) dari gangguan tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan rangkaian, alat ini bersifat sebagai by-pass disekitar isolasi yang membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat sistem pentanahan sehingga akan menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidakmerusak isolasi peralatan listrik. By- pass ini harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran daya ke konsumen. Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan surya maka alat ini bersifat konduktor yang tahanannya lebih rendah, sehingga dapat menyalurkan arus yang tinggi ketanah. Setelah surya hilang, arrester harus dapat dengan cepat kembali menjadi isolasi. Sesuai dengan fungsinya, maka arrester dipasang pada setiap ujung saluran udara tegangan tinggi yang memasuki gardu induk. Bentuk umum arrester yang digunakan pada Gardu Induk. 1.7 Panel Kontrol. Jenis-jenis panel kontrol yang ada dalam suatu gardu induk terdiri dari panel kontrol utama, panel relay. a. Panel kontrol utama. Yang terdiri dari panel instrumen dan panel operasi. Pada panel instrument terpasang alat-alat ukur dan indikator gangguan, dari panel ini alat-alat tersebut dapat diawasi dalam keadaan sedang beroperasi. Indikator-indikator yang ada pada rel kontrol antara lain: 1. 400 V AC fault 1. 24 V DC charger 2. 110 V DC charger 3. Low pressure 4. Distance protective trip 5. Isolating switch on load control 6. Auto recloser 7. PLC equipment fault 8. Breaker failure protection trip 9. Motor over run 10. 150 KV apparatus motor fault 11. Busbar protection fault

12. Busbar VT secondary MCB fault 13. Busbar breaker failure protection trip Pada panel operasi terpasang saklar operasi pemutus tenaga, pemisah serta lampu indikator posisi saklar dan diagram rail. Diagram ril (mimic bus), saklar dan lampu indikator diatur letak dan hubungannya sesuai dengan rangkaian yang sesungguhnya sehingga keadaan dapat dilihat dengan mudah. b. Panel relay Pada panel ini terdapat relay pengaman untuk trafo dan sebagainya. Relay pengaman differensual trafo dan sebagainya. Bekerjanya relay dapat diketahui dari penunjukkan pada relay itu sendiri dan pada indikator gangguan dipanel kontrol utama. Pada gardu induk ada yang memanfaatkan sisi depan dari panel dipakai sebagai panel utama dengan instrument dan saklar, kemudian sisi belakangnya dipakai sebagai panel relay. Pada gardu induk yang rangkaiannya rumit, maka panel relay terpasang pada panel tersendiri. 1.8 Baterai Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka batere dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi pada gardu induk. Peranan dari batery sangat penting karena pada saat gangguan terjadi, batery sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi. Bentuk fisik baterai yang digunakan pada gardu induk : Menurut bahan elektrolit yang digunakan maka baterai dapat dibedakan atas dua, yaitu: a. Baterai timah hitam (lead acid storage batery) bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang. Baterai timah hitam ada dua macam yaitu: 1. Lead-antimony 2. Lead-calcium b. Baterai alkali (alkali stroge batery) Bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (patassium hydroxide). Batery alkali ada dua macam yaitu: 1. Nickel-iron-alkaline storage batery (NI-Fe batery). 2. Nickel-cadmium battery (Ni-Cd battery). 1.9 Busbar Busbar atau rel berfungsi sebagai titik pertemuan atau hubungan trafo-trafo tenaga saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga dan daya listrik. Bahan dari rel terbuat dari bahan tembaga (bar copper atau hollow conductor). Pada dasarnya sistem rel/busbar dapat dibagi, yaitu (petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan peralatan instalasi gardu induk PT. PLN. 1995) : 1. Rel tunggal Rel tunggal adalah sistem rel yang paling sederhana, karena hanya memerlukan sedikit peralatan dan ruang, maka dari segi ekonomis sistem ini sangat menuntungkan. Sistem ini dapat dipakai pada gardu induk berskala kecil yang hanya mempunyai

sedikit saluran keluar. Namun jika terjadi gangguan sehingga pelayanan aliran listrik akan terputus sama sekali. 2. Rel ganda Rel ganda adalah tipe gardu induk dengan dua rel pengumpul daya. Biasanya daya yang terkumpul dan daya yang disalurkan lebih besar dari pada sistem rel tunggal. Apabila terjadi gangguan pada salah satu rel, kita dapat memindahkan beban ke rel lain yang tidak terganggu. 3. Rel gelang (ring) Ring gelang memerlukan ruang kecil dan baik untuk pemutusan bagian dari pelayanan dan pemeriksa pemutus beban. Sistem ini jarang dipakai karena mempunyai kerugian disisi operasi dan sistem ini tidak begitu leluasa seperti rel ganda. 1.10 Sistem Pentanahan Titik Netral Pentanahan titik netral atau disebut juga Netral Ground Resistant (NGR) adalah suatu sistem yang melalui kumparan petersen, tahanan (resistor) atau langsung (solldy) yang berfungsi untuk menyalurkan arus gangguan fasa pada sistem. Arus yang melalui pentanahan merupakan besaran ukur alat proteksi. Pada trafo yang sisi primernya ditanahkan dan sisi sekundernya juga ditanahkan, maka gangguan fasa ketanah disisi primer selalu dirasakan pada sisi sekunder dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai