Anda di halaman 1dari 10

VOLT

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro


P-ISSN: 2528-5688
Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/VOLT
E-ISSN: 2528-5696 Vol 2, No. 1, April 2017, 35-44

DESAIN DAN APLIKASI INTERNET OF THING (IOT) UNTUK SMART GRID


POWER SYSTEM

Nur Asyik Hidayatullah1, Dirvi Eko Juliando Sudirman2

1Teknik
Listrik, Jurusan Teknik
Politeknik Negeri Madiun, Madiun 63133, Indonesia

Corresponding author e-mail: asyik@pnm.ac.id

2Teknik
Komputer Kontrol, Jurusan Teknik
Politeknik Negeri Madiun, Madiun 63133, Indonesia

Received: 23 March 2017. Received in revised form: 24 April 2017. Accepted: 24 April 2017

Abstrak

Jaringan listrik cerdas atau yang lebih dikenal dengan istilah Smart Grid merupakan salah satu
bentuk transformasi dan reformasi teknologi di industri ketenagalistrikan. Smart Grid adalah
jaringan energi listrik modern yang secara cerdas dapat mengintegrasikan jaringan listrik dengan
perangkat komunikasi yang mendukung pembangkit dan jaringan transmisi distribusi listrik
menjadi lebih atraktif, komunikatif dan berkualitas. Smart Grid juga mampu untuk mencegah dan
mengisolasi gangguan dengan cepat serta menyajikan informasi data kelistrikan secara real time.
Sedangkan Internet of Thing (IoT) adalah sebuah metode yang bertujuan untuk memaksimalkan
manfaat dari konektifitas internet untuk melakukan transfer dan pemrosesan data-data atau
informasi melalui sebuah jaringan internet secara nirkabel, virtual dan otonom. IoT secara teknis
dapat mendorong dalam mengembangkan jaringan smart grid dengan mengintegrasikan
insfrastruktur utama power sistem mulai dari sisi pembangkit sampai dengan konsumen akhir
melalui wireless sensor network secara otomatis. Dengan pemanfaatan IoT diharapkan dapat
meningkatkan keandalan sistem informasi dari jaringan listrik serta meningkatkan efisiensi
terhadap insfrastruktur listrik yang sudah tersedia. Makalah ini akan menyajikan konsep
teknologi smart grid, IoT dan membahas model desain dan aplikasi IoT di jaringan smart grid.

© 2017 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FKIP UNTIRTA


Kata kunci: efisiensi energi, internet of things, smart grid.

PENDAHULUAN Kerusakan lingkungan hidup yang


ditandai dengan meningginya level CO2 atau
N.A. Hidayatullah, et. all / VOLT - Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 2 (1) (2017) 35-44

emisi gas rumah kaca karena penggunaan pembangkit dari energi terbarukan atau
bahan bakar fosil oleh manusia secara microgrid. Sehingga pengenalan teknologi smart
berlebihan sejak 10 tahun terahir merupakan grid merupakan sebuah keharusan untuk
tantangan serius yang harus segera mengurangi dampak pemanasan global
diminimalisir. Salah satu dampak yang paling sekaligus mendorong peningkatan efisiensi,
menonjol adalah rusaknya ekosistem alam keandalan dan tata kelola yang efektif dalam
seperti kebakaran hutan karena suhu panas suplai energi listrik.
yang terlalu tinggi, naiknya permukaan air laut, Smart grid adalah konsep jaringan
banjir bandang, mencairnya pegunungan es di listrik modern yang memiliki tingkat
kutub utara dan selatan serta iklim alam yang fleksibilitas, aksesibilitas dan efisiensi yang
tidak menentu. Dari sektor energi yang paling tinggi. Dalam jaringan smart grid tersebar
ikut berkontribusi terhadap pemanasan global sensor digital, smart meter, online monitoring,
adalah sektor pembangkit listrik. Saat ini masih perlengkapan otomatisasi dan sistem
banyak dijumpai pembangkit listrik yang komunikasi dua arah yang memungkinkan
menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak antara operator dan konsumen saling
bumi dan batu bara sebagai sumber utama berinteraksi sehingga meningkatkan keandalan
penggerak turbin dalam membangkitkan energi dalam pelayanan dibandingkan dengan power
listrik. Hasil pembakaran tersebut tentu system yang ada saat ini. Smart grid merupakan
menghasil gas CO2 yang berkontribusi terhadap sebuah konsep teknologi jaringan listrik yang
meningkatnya level pemanasan global. terintegrasi dan lintas disiplin ilmu yang masih
Menanggapi isu krusial tersebut negara- dalam taraf pengembangan (Potocˇnik, 2006).
negara maju membuat sebuah upaya untuk Namun demikian perkembangan smart grid
mengurangi dampak dari gas rumah kaca sudah harus diantisipasi dari mulai sekarang
dengan melakukan penelitian dan pemanfaatan karena akan menjadi model jaringan listrik
energi terbarukan sebagai sumber energi yang modern yang memiliki manfaat sangat luas.
ramah lingkungan misalnya energi angin dan IoT adalah sebuah jaringan internet
energi surya. Energi terbarukan mampu yang menyediakan, mengolah dan mentransfer
menghasilkan energi listrik tanpa menghasilkan informasi digital yang diperoleh dari peralatan
dan meningkatkan gas rumah kaca. Tren sensor seperti identifikasi radio frekuensi
pemanfaatan energi terbarukan saat ini terus (RFID), sensor infra merah, GPS, scanner dan
meningkat yang ikut mendorong lahirnya smart meter (Momoh, 2009). Sensor yang ada
konsep smart grid. dalam jaringan IoT berfungsi untuk mendeteksi
Jaringan transmisi dan distribusi listrik dan mengidentifikasi parameter-parameter
yang ada saat ini bisa dikategorikan sebagai sebuah peralatan melalui jaringan komunikasi
jaringan listrik yang konvensional karena kabel maupun nirkabel sehingga mampu untuk
belum mampu memberikan pelayanan yang memperoleh data yang akurat serta proses
prima dan menyajikan data-data secara real kontrol secara real time. Smart grid akan sangat
time. Jaringan ini belum mampu memberikan tergantung salah satunya dengan teknologi IoT
keandalan, keamanan dan efisiensi dalam karena dibutuhkan keakuratan informasi dalam
mensuplai energi listrik bahkan belum memiliki sistem kontrol dan tata kelola energi yang
fleksibilitas untuk diintegrasikan dengan efisien. Dalam konteks smart grid maka IoT
36
N.A. Hidayatullah, et. all / VOLT - Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 2 (1) (2017) 35-44

akan bisa digunakan di seluruh domain mengembangkan sistem berbasis IT; (e)
pembangkit, transmisi, distribusi dan memastikan keberhasilan integrasi antara
konsumen. desain sistem yang lama dengan sistem yang
baru. Sampai dengan saat ini, belum ada
PEMBAHASAN kesepakatan bersama tentang definisi dari
smart grid. Masing-masing negara dan lembaga
Smart Grid merupakan konsep jaringan riset dunia mendefinisikan smart grid secara
listrik modern yang perencanaan, pengem- berbeda-beda namun secara umum memiliki
bangan dan penelitiaanya telah dimulai sejak kesamaan framework.
10 tahun yang lalu. Beberapa negara di Amerika Menurut NIST smart grid dapat
dan Eropa sudah sangat intensif untuk didefinisikan sebagai suatu jaringan sistem
merealisasikan teknologi tersebut. Di USA tenaga listrik yang menggunakan teknologi
penerapan smart grid dikoordinasikan oleh informasi dua arah, teknologi komunikasi cyber
Departmen of Energy (DOE) bersama dengan yang aman dan kecerdasan komputasi secara
EPRI (Electric Power Reserach Institute) dengan terintegrasi di seluruh spektrum sistem energi
proyeknya yang bernama “Intelligent Grid”. listrik mulai dari pembangkit sampai dengan
Proyek ini mengembangkan proses komunikasi konsumen. Sedangkan smart grid menurut
antara jaringan listrik dengan komputer untuk Departement Of Energy (DOE) USA adalah power
meningkatkan keandalan power system dan system yang berbasis teknologi penginderaan
pelayanan kepada konsumen. Selain itu DOE (sensing), komunikasi, kontrol digital, teknologi
juga beraviliasi dengan sektor industri melalui informasi (IT) dan peralatan lapangan lainnya
program Gridwise. Fokus program ini adalah yang berfungsi untuk mengkoordinasikan
untuk menentukan desain komunikasi dan proses yang ada dalam jaringan listrik sehingga
standar smart grid, perlengkapan simulasi dan lebih efektif dan dinamis dalam
analisa, smart teknologi, insfrastruktur tes dan pengelolaannya.
demo plant, payung hukum dan market Kelayakan dan keandalan suplai listrik
framework. merupakan salah satu parameter yang vital
Sementara itu Smart Grid European dalam distribusi energi khususnya untuk lintas
Technology Platform (ETP) mempunyai visi aplikasi atau operator. Informasi yang tersedia
bahwa jaringan power system di Eropa harus di masing-masing area pembangkit, transmisi
fleksibel dalam memenuhi kebutuhan dan distribusi biasanya hanya untuk masing-
konsumen, mudah diakses, reliabel dan masing jaringan listrik lokal dan data sistem
ekonomis. Untuk mewujudkan visi tersebut tersebut belum berbasiskan data yang real time.
syarat utamanya meliputi: (a) menciptakan Hal inilah yang menjadi tantangan ke depan
solusi teknis yang langsung dapat diaplikasikan agar jaringan listrik mampu lebih berkualitas
dengan biaya yang efektif sehingga mampu dengan tingkat keandalan yang tinggi serta
menerima integrasi dari semua sumber energi aman dari gangguan. Kurang efisiennya sistem
listrik; (b) mengharmonisasikan regulasi dan yang ada saat ini merupakan salah satu hal
memfasilitasi lintas struktur komersial di Eropa yang mendorong hadirnya paradigma smart
dalam pelayanan energi listrik; (c) menerbitkan grid. Perbandingan umum antara power sistem
peraturan dan standar teknis; (d)
37
N.A. Hidayatullah, et. all / VOLT - Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 2 (1) (2017) 35-44

saat ini dengan smart grid di tunjukkan di Tabel waktu perbaikan jika terjadi gangguan di
1. jaringan listrik.
Tabel 1. Perbedaan Power system saat ini
dengan smart grid b) Self Healing
Power System Saat ini Smart Grid Self healing adalah istilah yang
Pembangkit terpusat Pembangkit tersebar digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan
Komunikasi 1 arah Komunikasi 2 arah jaringan listrik dalam mendeteksi,
Proteksi Smart proteksi memprediksi, mengantisipasi dan merespon
elektromekanikal
gangguan yang terjadi pada sistem dengan
Sedikit sensor Banyak sensor
cepat berdasarkan data atau informasi yang
Manual kontrol Kontrol otomatis
Manual monitoring Auto online monitoring
dikirimkan oleh sensor-sensor yang sudah
Kurang efisien Sangat efisien dipasang. Misalnya, ketika ada gangguan pada
Pemadaman & Gangguan Prediktif & Preventif transformator maka sistem proteksi akan
Terpisah dengan RE Terintegrasi dengan RE secara otomatis mengisolir gangguan tersebut
Alat ukur analog Alat ukur digital tanpa menunggu operator datang ke lokasi
Konsumen pasif Konsumen aktif gangguan sehingga tidak mengganggu jaringan
Komunikasi data Komunikasi data lainnya dan tidak menyebabkan pemadaman di
konvensional via kabel berbasis IT via
jaringan sekitarnya.
FO/Wifi/Radio

c) Efisien dan Cerdas


Smart grid akan menjadi kunci utama Masing-masing domain di smart grid
dalam proses transformasi di sektor energi yang meliputi pembangkit, transmisi, distribusi
listrik karena beberapa manfaat yang dan konsumen akan dilengkapi dengan
dimilikinya, antara lain : Advanced Sensor Insfrastructures (ASI) yang
a) Aman dan Handal berfungsi untuk memberikan data-data
Keamanan cyber tingkat tinggi menjadi parameter tertentu di jaringan smart grid yang
salah satu parameter terpenting agar smart grid dikehendaki secara real time. Dengan data
aman dan handal. Sistem komunikasi dan tersebut, maka operator bisa meminimalisir
proteksi smart grid yang berbasis IT sangat terjadinya gangguan, misalnya beban berlebih
rawan terhadap serangan hacker dan juga (overload) yang bisa menyebabkan pemadaman
gangguan alam. Namun dengan mengadopsi total (black out).
sistem keamanan enkripsi yang canggih serta
multi layer maka cyber attack dan gangguan d) Akomodatif
lainnya bisa dicegah. Kemungkinan terjadinya Smart grid akan lebih fleksibel untuk
gangguan karena faktor alam juga akan bisa diintegrasikan dengan pembangkit dari energi
terdeteksi lebih dini dengan adanya sensor terbarukan misalnya pembangkit energi surya
cuaca yang bisa memberikan laporan cuaca dan energi angin yang berbentuk mikro grid.
secara real time. Sistem proteksi juga lebih Smart grid juga lebih akomodatatif terhadap
handal karena sudah auto maintenance dan pembangkit listrik skala kecil yang tersebar
auto repair sehingga mengurangi lamanya (distributed generation dan micro grid).

38
N.A. Hidayatullah, et. all / VOLT - Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 2 (1) (2017) 35-44

e) Ramah Lingkungan
Dimungkinkan terintegrasinya pem-
bangkit listrik mikro berbasis energi
terbarukan dalam skala besar membuat smart
grid sangat ramah lingkungan. Pemanfaatan
energi terbarukan akan mengurangi dampak
gas rumah kaca sehingga mendorong
penurunan pemanasan global (global warming).

f) Mengutamakan Kualitas dan Stabilitas


Smart grid akan lebih fokus dalam
Gambar 1. Konsep Smart Grid
mempertahankan kualitas daya (power quality)
dalam suplai energi listrik. Permasalahan-
permasalahan yang merugikan konsumen dan
penyedia energi listrik bisa dikurangi secara
maksimal. Masalah tersebut biasanya terjadi
karena tidak stabilnya tegangan, naik turunnya
frekuensi dan munculnya harmonisa.

Gambar 1 menunjukkan konsep serta


model Smart Grid dari NIST. Pada jaringan
smart grid terdapat beberapa peralatan digital
seperti data kolektor dan recording,
otomatisasi, sensor, smart meter, real time data
Gambar 2. Model dan Skenario Smart Grid oleh
display, data menejemen dan aplikasi EPRI
komunikasi dua arah ditambahkan dalam Gambar 2 merupakan model Intelligrid
jaringan listrik mulai dari pembangkit sampai yang didesain oleh Electrical Power Research
dengan konsumen. Sehingga sistem jaringan Institute’s (EPRI’s). Dalam jaringan tersebut
listrik menjadi lebih komplek khususnya dalam terpasang teknologi smart grid meliputi sistem
hal komunikasi data dan koordinasi antar kontrol dinamis, data managemen, advanced
sensor. Untuk mengatasi hal ini maka sistem metering insfrastruktur (AMI), sistem
membutuhkan pengintegrasian teknologi komunikasi internet, plug-in mobil hybrid,
informasi dan data prosessor yang memadai di energi storage, distributed generation dan portal
seluruh domain jaringan listrik. konsumen untuk menejemen energi serta smart
devices untuk konsumen akhir.
Dari serangkaian insfrastruktur yang
terpasang di seluruh sektor jaringan listrik di
gambar 2, yang menjadi pondasi utamanya
adalah tersedianya berbagai macam sensor
cerdas, teknologi informasi dan komunikasi
yang terintergrasi antara konsumen dan
39
N.A. Hidayatullah, et. all / VOLT - Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 2 (1) (2017) 35-44

jaringan listrik. Dengan teknologi tersebut kunjungan ke lapangan untuk memantau


maka data-data mentah yang dikirim oleh jaringan yang dihendaki sehingga data yang
sensor baik melalui kabel fiber optic, wireless diperoleh tidak real-time. Pola komunikasi data
dan internet dapat diolah, ditranfer dan antar jaringan juga masih satu arah (one-way
dianalisa ketika sudah berada di pusat data communication) sehingga ketika terjadi
untuk selanjutnya diberikan respon (feedback). gangguan (fault) masa perbaikannya (recovery)
Salah satu teknologi yang akan menjadi lebih lama. Beberapa peralatan seperti
tulang pungung dalam implementasi smart grid transformator masih terisolasi sehingga tidak
adalah teknologi informasi dan komunikasi. bisa dipantau secara online. Perlengkapan
Internet of Things (IoT) adalah sebuah jaringan proteksi yang terpasang pun masih bersifat
yang terdiri dari berbagai macam alat sensor elektromekanikal dan belum terintegrasi
dan penginderaan yang melakukan pengolahan dengan sensor digital sehingga informasi yang
informasi yang terdiri dari radio frequensi bisa diterima oleh operator di ruang kontrol
identification (RFID), sensor infra merah, global sangat terbatas. Dengan demikian tingkat
positioning system (GPS), lasser scanner dan kecerdasan seluruh jaringan listrik yang ada
internet (Momoh, 2009). Teknologi IoT sudah masih sangat rendah dan belum masuk kategori
banyak digunakan untuk monitoring lalu lintas, smart grid.
proses industri, militer dan lingkungan. Untuk menjadikan power system yang
Penggunaan Internet of Things (IoT) ada saat ini menjadi lebih cerdas maka harus
dalam jaringan power system merupakan hasil dilakukan peningkatan (upgrading) infra-
dari berkembangnya teknologi informasi dan struktur seperti penambahan sensor digital,
komunikasi. Saat ini implementasi teknologi sistem auto proteksi, online monitoring, wireless
informasi dan komunikasi di jaringan listrik sensor network, alat ukur, kamera CCTV dan
masih sangat terbatas bahkan di beberapa smart devices lainnya. Peningkatan
tempat masih belum ada sama sekali. Sehingga insfrastruktur tersebut harus mengadopsi
tingkat otomatisasinya tergolong rendah. Hal teknologi smart grid. Namun demikian,
ini berdampak pada lemahnya tata kelola keberadaan alat-alat tersebut tidak akan serta
informasi di jaringan listrik khususnya jaringan merta menjadikan sistem lebih cerdas tanpa
transmisi dan distribusi yang secara simultan adanya aplikasi IoT yang terintegrasi di
juga berdampak terhadap menurunnya jaringan listrik. IoT akan memfasilitasi
pelayanan kepada konsumen. Meskipun dalam peralatan tersebut untuk saling berinteraksi
beberapa aspek tingkat otomatisasi selalu dan bertukar data secara realtime sehingga pola
dilakukan perubahan dan peningkatan komunikaasinya menjadi dua arah (two ways
jumlahnya namun masih belum mampu communication).
memenuhi harapan khusunya dalam konteks Dalam mewujudkan smart grid maka
smart grid. IoT merupakan salah satu kunci utama yang
Jaringan listrik yang ada saat ini masih harus digunakan dalam jaringan listrik. IoT
memiliki banyak celah atau kelemahan dalam terdiri dari 3 lapisan layer yaitu perception
sistem komunikasi data jaringan. Misalnya layer, network layer dan application layer.
dalam memonitor kualitas daya di jaringan Masing-maisng lapisan mempunyai peran dan
distribusi, operator harus melakukan fungsi yang berbeda-beda namun masih dalam
40
N.A. Hidayatullah, et. all / VOLT - Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 2 (1) (2017) 35-44

satu kerangka kerja yang berkesinambungan (application layer) dengan bantuan modul
dan terintegrasi seperti pada Gambar 3. komunikasi baik secara langsung atau melalui
beberapa terminal penghubung.
Lapisan jaringan (network layer) terdiri
dari berbagai jenis jaringan komunikasi
(internet) dan jaringan inti. Lapisan jaringan
komunikasi biasanya dijadikan sebagai jaringan
akses. Sedangkan proses transfer informasi,
pengarahan (routing) dan pengontrolan
informasi dilakukan dan di implementasikan di
jaringan inti. Lapisan jaringan dapat
menggunakan jaringan komunikasi khusus
yang didesain sesuai dengan kebutuhan atau
bisa juga menggunakan jaringan yang sudah
tersedia untuk umum.
Lapisan aplikasi (application layer)
adalah kombinasi dari teknologi IoT dengan
Gambar 3. Struktur IoT di Jaringan Smart Grid peralatan-peralatan industri yang bertujuan
untuk menjadikan sistem sebagai solusi yang
Lapisan persepsi (perception layer) lebih cerdas. Lapisan aplikasi meliputi semua
berfungsi untuk mempersepsikan dan insfrastruktur dan perangkat yang digunakan di
mengidentifikasi sebuah obyek. Selain itu juga industri yang berkaitan dengan proses
berfungsi untuk mengumpulkan dan monitoring dan berbasis IoT. Aplikasi-aplikasi
menangkap informasi. Lapisan persepsi terdiri yang ada di lapisan ini akan menyediakan
dari 2 dimensi kode penanda (code tags) dan proses pengolahan informasi, komputasi dan
kode pembaca (code reader), penanda dan integrasi data. Sehingga keamanan dalam
pembaca RFID, GPS, video camera atau CCTV, proses berbagi data menjadi perihal utama
sensor cerdas, sensor jaringan, terminal atau yang wajib diperhatikan di lapisan aplikasi.
interface untuk mesin ke mesin dan sensor gate Untuk merealisasikan IoT di jaringan
way. Lapisan persepsi biasanya dibagi menjadi power system maka ada beberapa teknologi
2 sub-lapis lagi yaitu sub-lapisan kontrol penting yang wajib digunakan di jaringan
persepsi (perception control sub-layer) dan sub- pembangkit, transmisi, substation, distribusi
lapisan perpanjangan komunikasi dan konsumen akhir. Teknologi tersebut antara
(communication extension sub-layer). Sub- lain:
lapisan kontrol persepsi mewujudkan persepsi a. Smart sensor teknologi
cerdas dari dunia fisik meliputi pengenalan, Sensor merupakan piranti utama yang
perolehan informasi, pemprosesan data dan diletakkan pada insfrastruktur yang akan
kontrol otomatis. Sementara itu sub-lapisan dipantau. Sensor akan menyediakan informasi
perpanjangan komunikasi terhubung ke entitas secara real time berupa signal baik dari analog
fisik yang dapat dihubungkan ke lapisan ke digital atau sebaliknya. Data mentah tersebut
jaringan (network layer) dan lapisan aplikasi akan diproses, dikirim, dianalisa dan kemudian
41
N.A. Hidayatullah, et. all / VOLT - Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 2 (1) (2017) 35-44

diberikan umpan balik (feedback). Contoh matahari, kapasitas daya, data konverter, data
smart sensor antara lain sensor suhu, sensor besar tegangan dan arus serta gangguan sistem
cahaya, sensor tekanan, sensor panas, sensor (fault system). Data-data tersebut akan diterima
daya, sensor arus, sensor gerak dan sebagainya. oleh mikrokontroller yang ada di PV kontroller.
Dengan adanya sensor maka data yang dikirim Komunikasi dalam hal ini masih menggunakan
ke lapisan jaringan dan jaringan aplikasi bisa kabel atau serial port. Data kemudian
lebih akurat dan real time. dikirimkan ke pusat data dengan WSN
b. Teknologi informasi dan komunikasi Melalui WSN pusat pemantauan dan
Data yang telah dikumpulkan oleh penyimpanan data akan menerima informasi
sensor di jaringan lapisan persepsi akan data secara real time dari instrument sensor
dikirimkan ke lapisan jaringan melalui secure yang akan dikirimkan oleh data transmitter.
gate way untuk diteruskan ke lapisan aplikasi. Data tersebut meliputi temperatur panel,
Informasi data tersebut harus dipastikan aman, tingkat radiasi matahari, kapasitas daya, data
tidak bisa diretas atau hilang dalam proses konverter, data besar tegangan dan arus serta
pengiriman sehingga pengaman tingkat tinggi gangguan sistem (fault system). Data yang
wajib terpasang di lapis jaringan. Tipe jaringan terkirim tersebut akan diterima oleh data
yang bisa digunakan antara lain kabel serat receiver yang akan dikirimkan ke server.
optik, jaringan 3G/4G, Wireless Sensor Network
(WSN), Internet berbasis IP dan Bluetooth. KESIMPULAN
IoT dapat digunakan untuk memonitor
pembangkit tenaga surya (Photovoltaic Smart grid merupakan power system
Generation System) khususnya melalui Wireless yang berbasis teknologi penginderaan
Sensor Network (WSN). Topologi sistem (sensing), komunikasi, kontrol digital, teknologi
tersebut bisa dilihat pada gambar 4. informasi (IT) dan peralatan lapangan lainnya
yang berfungsi untuk mengkoordinasikan
proses yang ada dalam jaringan listrik sehingga
lebih efektif dan dinamis dalam
pengelolaannya. IoT dapat digunakan untuk
memonitor pembangkit tenaga surya
(Photovoltaic Generation System) khususnya
melalui Wireless Sensor Network (WSN). Melalui
WSN pusat pemantauan dan penyimpanan data
akan menerima informasi data secara real time
dari instrument sensor yang akan dikirimkan
oleh data transmitter. Data tersebut meliputi
temperatur panel, tingkat radiasi matahari,
Gambar 4. Topologi Monitoring PV System kapasitas daya, data konverter, data besar
tegangan dan arus serta gangguan sistem (fault
PV panel akan menghasilkan data system). Data yang terkirim tersebut akan
meliputi temperatur panel, tingkat radiasi diterima oleh data receiver yang akan
dikirimkan ke server.
42
N.A. Hidayatullah, et. all / VOLT - Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 2 (1) (2017) 35-44

DAFTAR PUSTAKA

Janez Potocˇnik (2006) European SmartGrids


Teknology Platfom
http://www.smartgrids.eu/documents/
vision.pdf
Momoh, JA, 'Smart grid design for efficient and
flexible power networks operation and
control', Power Systems Conference and
Exposition, IEEE/PES, pp. 1-8, 2009
NIST Special Publication 1108 on the January
2010, 'NIST framework and roadmap
for smart grid interoperability standard,
release 1.0', Office of the National Coor-
dinator for Smart Grid Interoperability,
National Institute of Standard and
Technology, U.S Department of Com-
merce.“Smart Grids—European Tech-
nology Platform,” Technical Report.

43
N.A. Hidayatullah, et. all / VOLT - Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 2 (1) (2017) 35-44

44

Anda mungkin juga menyukai